Anda di halaman 1dari 18

7/26/2019 Caudografi caudography Ema

BAB I

PENDAHULUAN

A.  TUJUAN PEMERIKSAAN


1.  Untuk memperlihatkan penekanan syaraf tulang belakang yang
disebabkan oleh sendi herniasi fragmen-fragmen tulang atau tumor, yang
disebabkan dari luka traumatic.
2.  Untuk mengidentifikasi penyempitan tulang sub arachnoid dengan
mengevaluasi pola aliran dinamik LCS (Liquor Caudo Spinalis).

B.  DASAR TEORI


1.  Pengertian Pemeriksaan Caudografi
Caudografi atau Radiculografi adalah pemeriksaan radiografi dari
Caudo Equina dan serabut saraf lumbal dan sacral dengan pemasukan
kontras media positif ke dalam ruang sub arachnoid secara punksi lumbal
dengan di bawah control fluoroscopy.
a.  Menurut Glenda J. Bryan (1979)
Pemeriksaan caoudografi adalah satu jenis pemeriksaan yang
mampu memberikan diagnose yang akurat pada tulang belakang
dengan kontras media untuk menguji system syaraf yang berada dalam
saluran columna vertebralis.
 b.  Menurut Plate XLI
Pemeriksaan radiculografi adalah pemeriksaan radiografi dari
caudo equinina dan serabut syaraf lumbal dan sacrum dengan
 penyuntikan kontras media larut dalam air ke dalam ruang
subarachnoid lumbal.

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 1/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

2.  Anatomi dan Fisiologi


Anatomi dan fisiologi (Evelyn C. Pearce, 2006) :
a.  Columna Vertebralis
Columna Vertebralis atau disebut dengan tulang belakang
adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang
disebut vertebra atau ruas tulang belakang.
Di antara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat
 bantalan tulang rawan atau diskus. Panjang rangkaian tulang belakang
 pada orang dewasa mencapai 57 cm sampai 67 cm. Columna

vertebralis dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang


ditempatinya. Tujuh ruas columna vertebralis cervicalis atau ruas
tulang bagian leher membentuk bagian tengkuk. Dua belas vertebra
torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang
thorax atau dada. Lima columna vertebralis lumbalis atau ruas tulang
 pinggang membentuk daerah lumbal atau pinggang. Lima vertebra
sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk sakrum atau tulang
kelangkang. Empat vertebra coccygeus atau ruas tulang tungging.
Pada tulang leher, punggung, dan pinggang ruas-ruasnya tetap terlihat
 jelas terpisah dan columna vertebralis membentuk pusat sumbu
kerangka tubuh tepatnya medial sagital plane.

Fungsi Columna Vertebralis adalah :


1)  Sebagai pendukung tubuh dengan perantara yang berbentuk
cakram intervertebralis dan lengkungan dimana memungkinkan

untuk membengkok tanpa patah.


2)  Sebagai penyearah getaran dimana tubuh batang otak dan sumsum
tulang belakang terlindungi dari getaran atau goncangan.

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 2/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

3)  Menyediakan permukaan untuk kaitan otot dan memberi kaitan


 pada iga serta memberikan tapal batas posterior yang kokoh untuk
rongga badan.
4)  Memikul berat badan
Columna vertebralis bekerja sebagai pendukung badan yang
kokoh dan sekaligus bekerja sebagai penyangga dengan tulang rawan
cakram intervetebralis yang lengkungannya memberi fleksibilitas dan
memungkinkan membungkuk tanpa patah. Cakramnya juga berguna
untuk menyerap goncangan yang terjadi bila menggerakkan berat

 badan seperti waktu berlari dan melompat. Columna vertebralis juga


memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk kaitan otot dan
membentuk tapal batas posterior yang kokoh untuk rongga-rongga
 badan dan memberi kaitan pada tulang iga.
 b.  Medula Spinalis

Gambar 1.1 medula spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 3/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

Medulla spinalis adalah bagian dari sistem saraf pusat yang


 bermula pada medulla oblongata menjulur ke arah caudal melalui
foramen magnum dan berakhir di antara vertebrae lumbalis satu dan
lumbalis dua, kemudian meruncing sebagai conus medularis. Canalis
columna vertebralis mempunyai bentuk menyerupai segitiga, relative
membesar pada cervical dan mengecil pada daerah thoracal.
Penyebabnya adalah pada daerah columna vertebralis cervicalis
terdapat syaraf-syaraf untuk tungkai atas dan di daerah lumbal terdapat
 persyarafan untuk tungkai bawah. Medula spinalis dikelilingi oleh

 beberapa membran seperti : piameter, arachnoid, dan durameter.


Piameter adalah lapisan yang paling dalam dan merupakan
serabut halus, lapisannya lebih tebal dan kasar dibandingkan dengan
lapisan otak manusia. Arachnoid adalah lapisan bagian tengah berupa
serabut-serabut halus yang mampu memisahkan piameter dengan
durameter. Durameter adalah lapisan terluar yang berupa serabut kasar
dengan bentuk menyerupai tabung yang didalamnya terdapat radiks
anterior dan posterior serat syaraf-syaraf spinalis yang keluar melalui
canalis intervertebralis.
Di antara membran terdapat ruangan yang memisahkan
keduanya seperti ruang sub arachnoid yang yang memisahkan
 piameter dan arachnois sedangkan sub dural memisahkan antara
arachnoid dan durameter.
Fungsi Medulla Spinalis adalah :
1)  Mengadakan interaksi antara otak dengan seluruh bagian tubuh

2)  Sebagai pusat gerak pada otot seluruh tubuh


3)  Mengantarkan rangsangan dari otot dan sendi ke cerebral
4)  Menghubungkan antara segmen dan medulla spinalis
5)  Pusat reflex spinal

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 4/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

c.  Cairan Cerebro Spinal (Liquor Cerebro Spinal)


Hasil sekresi plexus choroid pada otak bersifat alkali bening
mirip plasma, tekanannya 60-140 ml, air bekerja sebagai buffer,
melindungi otak dan tulang belakang, mengantarkan makanan menuju
 jaringan sistem syaraf pusat.
Fungsi cairan cerebro spinalis adalah untuk menjaga
kelembapan dalam otak dan medulla spinalis, selain itu untuk
melindungi medulla spinalis dan otak dari tekanan, dan sebagai
 pelumas medulla spinalis dan otak.

d.  Cauda Equina


Cauda Equina adalah serabut syaraf spinalis yang berbentuk
seperti ekor kuda yang terletak di ujung medula spinalis serta biasanya
ada di sekitar lumbal I sampai sacrum I.

3.  Indikasi
a.  Kelainan di daerah Cauda Equina
 b.  Adanya massa/tumor di sekitar sub arachnoid
c.  Paralise (Kelumpuhan tungkai bawah)
d.  Kista miningen dan radik
e.  Arachnoiditis dan Meningitis
f.  HNP (Hernia Nukleo Purpose)
g.  Spondilosis
h.  Kelainan-kelainan congenital

4.  Kontraindikasi
a.  Hipertensi
 b.  KU jelek
c.  Alergi bahan kontras
d.  Peradangan pada daerah lumbal punksi

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 5/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

5.  Alat dan Bahan


Persiapan alat-alat dan bahan pada pemeriksaan caudografi ini
dapat dibedakan menjadi dua yaitu, alat-alat steril dan alat-alat tidak steril 
(Glenda J. Bryan, 1974).
a.  Alat-alat steril
1)  Sarung tangan
2)  Jarum pungsi lumbal no. 18 (2 set)
3)  Spuit 2 cc dan 10 cc masing-masing 1 buah
4)  Kain kasa

5)  Korentang
6)  Gallipot
7)  Handuk
8)  Bengkok

Gambar 1.2 caudografi tray


 b.  Alat alat tidak steril
1)  Pesawat sinar x siap pakai  dilengkapi dengan flouroscopy
2)  Kaset/IP dan film
3)  Skin cleanser ( Hibitance 0,5 % dalam 70 % industrial spirit, blue
stain)
4)  Jarum disposable

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 6/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

5)  Anastesi local(Lignocaine 2%)


6)  Kontras media dalam ampul
7)  Botol specimen (tabung laborat) untuk cairan cerebro spinal
8)  Plester
9)  Masker
10) Obat  – obat emergensi

6.  Teknik Pemeriksaan Caudografi


a.  Premedikasi (Glenda J. Bryan, 1974)

Premedikasi adalah obat-obatan yang diberikan kepada pasien


sebelum pemeriksaan dilakukan. Setiap pemeriksaan radiologi
memiliki premedikasi yang berbeda-beda. Akan tetapi, tidak semua
 pemeriksaan radiologi memerlukan premedikasi. Dalam pemeriksaan
Caudografi ini, diperlukan premedikasi sebagai berikut :
1)  Untuk pasien dewasa biasanya tidak diperlukan
2)  Untuk pasien anak-anak diberikan obat-obat sedatif (Omnopon
Scopalamine)
3)  Pemeriksaan ini tidak dilakukan pada anak dibawah umur 12 tahun
 b.  Kontras media
Kontras media yang digunakan dalam pemeriksaan Caudografi
adalah kontras media positif yaitu Meglumin iocarmate dengan dosis
maksimal 5ml.
Penggunaan kontras media pada pemeriksaan Caudografi akan
menggambarkan serabut syaraf secara baik. Agar serabut syaraf dapat

tervisualisasi secara jelas, maka diupayakan kontras media hanya


mengisi canalis spinalis sampai dengan lumbal I dan volume maksimal
5cc.
Penggunaan kontras media bersifat air memiliki alasan
tersendiri. hal ini dilakukan karena kontras media yang bersifat air

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 7/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

akan terserap jaringan sekitar 6-12 jam. Sedangkan apabila


menggunakan kontras media yang bersifat minyak akan berada di
dalam canalis spinalis sampai bertahun-tahun. (Glenda J. Bryan, 1974)
c.  Persiapan Pasien (Glenda J. Bryan, 1974)
Dalam beberapa pemeriksaan radiologi yang menggunakan
 bahan kontras, biasanya pasien di minta untuk melakukan beberapa
 persiapan. untuk pemeriksaan Caudografi, persiapan pasien adalah
sebagai berikut :
1)  Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan

2)  Miksi sebelum pemeriksaan


3)  Jelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien dan keluarga pasien
4)  Pasien diminta untuk mengganti baju pasien
5)  Dibuat foto polos lumbal AP dan Lateral
d.  Prosedur pemeriksaan
Pasien diposisikan lateral recumbent atau duduk membungkuk
diatas meja pemeriksaan dengan kaki ditekuk yang bertujuan agar
ruang intervertebralis melebar sehingga memudahkan dalam
memasukkan lumbal punksi. Lakukan disinfektan pada daerah C.V
Lumbalis III-IV untuk lumbal punksi. (Glenda J. Bryan,1974)
Teknik lumbal pungsi (KC. Klarck, 1974) :
1)  Pasien diposisikan duduk atau tiduran dengan posisi lateral
decubitus kiri atau kanan.
2)  Dengan menggunakan kapas alkohol atau betadine daerah yang
akan dipungsi dibersihkan.

3)  Setelah semua pemeriksaan dipersiapkan, lumbal pungsi dapat


dilakukan dengan jarum pungsi lumbal setinggi C.V lumbalis III-
IV langsung dimasukkan ke daerah sub arachnoid.

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 8/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

4)  Indikator jarum telah memasuki ruang sub arachnoid adalah


dengan keluarnya LCS. Apabila cairan LCS belum keluar maka,
 jarum ditusukkan ke arah yang lebih dalam.
5)  Pada saat jarum pungsi berada dalam ruang sub arachnoid, cairan
LCS yang keluar di tampung ke dalam sebuah botol laborat  
(specimen)  untuk diteliti dan dianalisa di laboratorium   kemudian

kontras media disuntikan sebanyak LCS yang keluar.


6)  Setelah pemeriksaan selesai, jarum pungsi dicabut.

Gambar 1.3 cara pemasukkan spinal needle


Kontras media dicampurkan dengan 2 ml LCS, kemudian di
suntikkan secara perlahan (sekitar 20 detik) ke dalam ruang sub

arachnoid menggunakan jarum punksi melewati ruang inter spinosus


 bagian bawah. Jarum kemudian dicabut dan pasien diposisikan prone
dengan posisi meja pemeriksaan 15° lebih rendah dari pada kepala
(anti trend).

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 9/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

Setelah pemasukan kontras media selesai dilakukan oleh


dokter ahli syaraf, kemudian perjalanan kontras di observasi dengan
fluoroscopy pada daerah-daerah yang diinginkan. Setelah itu proses
 pengambilan gambar dilakukan. Oleh karena bisa terjadi toksis
terhadap susunan syaraf pusat, maka kontras media tidak boleh
memasuki canalis spinalis melebihi C.V Lumbali I dan penyuntikan
kontras media tidak boleh melebihi 5 ml (Gonsette, 1971). Kontras
media yang dimasukkan akan terserap sekitar 6 jam. Mulai dari punksi
lumbal hingga penyuntikkan kontras media, harus di kontrol dengan

fluoroskopi.

e.  Teknik pengambilan gambar


1)  Proyeksi AP
Posisi pasien : Supine di meja pemeriksaan dan tangan
 berada di atas tubuh
Posisi objek : MSP pasien pada pertengahan meja
 pemeriksaan
Central ray : Vertikal tegak lurus kaset
Central point : Pada MSP setinggi patologi yang diperiksa
FFD : min 100 cm
Kaset : 24 x 30 cm
Meja : Anti trend 0°-45°
Batas :Batas atas dan bawah menyesuaikan
kebutuhan, batas samping kanan dan kiri

 prosesus spinosus

2)  Proyeksi RPO dan LPO


Posisi pasien : Pasien oblik supine ke kanan atau kiri,  tangan
yang dekat dengan meja dibuat bantal

10

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 10/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

sedangkan yang jauh memegang meja


 pemeriksaan untuk fiksasi
Posisi objek : Tubuh pasien oblik 45° atau menyesuaikan
 patologis
Central ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Central point :  Antara MCP dan MSP setinggi patologi yang
diperiksa
FFD : Min 100 cm
Kaset : 24 x 30

Meja : Anti trend 0°-45°


Batas : Batas atas dan bawah menyesuaikan
kebutuhan, batas samping kanan dan kiri
 prosesus spinosus

3)  Proyeksi Lateral kanan atau kiri (salah satu)


Posisi pasien : Recumbent ke kanan atau kiri  pemeriksaan,
tangan yang dekat dengan meja dibuat bantal
sedangkan yang jauh memegang meja
 pemeriksaan untuk fiksasi, kedua kaki ditekuk
90°.
Posisi objek : MCP pasien tegak lurus dengan meja
Central ray : Horizontal tegak lurus kaset
Central point : Pada MCP setinggi patologi yang diperiksa
FFD : Min 100 cm

Kaset : 24 x 30 cm
Meja : Anti trend 0°-45°
Batas : Batas atas dan bawah menyesuaikan
kebutuhan, Batas samping kanan dan kiri
 prosesus spinosus

11

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 11/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

Posisi AP dan Oblique dibuat dengan menggunakan Under


Couch Tube. Kaset yang digunakan adalah kaset berukuran 24x30cm.
Marker R atau L diletakkan pada kaset atau sisi pasien (tanpa
overlapping dengan objek). Posisi lateral dibuat dengan posisi tube
horizontal (pasien dalam posisi tegak atau duduk). Meja pemeriksaan
diatur 0-45 dengan letak kepala lebih tinggi daripada kaki untuk
menggambarkan keseluruhan lumbal. (Glenda J. Bryan)
f.  Perawatan Pasien Post Lumbal Pungsi (Glenda J. Bryan)

Selama 8 jam setelah penyuntikan kontras media, pasien tidak


 boleh tiduran terlentang. Pasien harus tidur dengan posisi pinggang
lebih tinggi dan diganjal dengan kurang lebih dua bantal sampai rasa
 pegal di daerah lumbal hilang.
Setelah pemeriksaan selesai, pasien kembali ke ruangan rawat
inap (masih dengan diganjal bantal). instruksikan kepada perawat
 bahwa pasien tidak boleh tidur terlentang selama kurang lebih 8 jam.
Pasien harus bed rest selama kurang lebih 24 jam setelah pemeriksaan.
Selama 24 jam, keadaan umum pasien dikontrol selama 15 menit
sekali selama 4 jam pertama dan selanjutnya setiap 4 jam sekali.
Keadaan tubuh pasien akan kembali normal dalam 2-3 hari.

12

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 12/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK

Hasil praktikum teknik pemeriksaan caudography yang telah kami


lakukan meliputi persiapan alat dan bahan, teknik pemasukkan media kontras,
 persiapan pasien, teknik radiografi, dan perawatan pasien setelah pemeriksaan.

A.  ALAT DAN BAHAN


1.  Alat-alat steril
a.  Sarung tangan
 
 b. Jarum pungsi
c.  Spuit 2 cc dan 10 cc masing-masing 1 buah
d.  Kain kasa
e.  Korentang
f.  Bengkok dan gallipot
g.  Masker dan handskun
h.  Spine needle

2.  Alat alat tidak steril


a.  Pesawat sinar x siap pakai dilengkapi dengan fluoroscopy
 b.  Kaset/IP dan film
c.  Alcohol dan betadine
d.  Jarum disposable
e.  Anastesi local(Lignocaine 2%)
f.  Kontras media dalam ampul

g.  Obat anti histamin


h.  Botol specimen (tabung laborat) untuk cairan cerebro spinal

B.  PERSIAPAN PASIEN


1.  Pasien diminta puasa 5 jam sebelum pemeriksaan

13

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 13/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

2.  Pasien wajib diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan,
 pemotretan dilakukan berulang-ulang dan posisi pasien pada pemeriksaan
ini berubah-ubah.
3.  Pasien diinstruksikan untuk mengganti pakaian dengan baju pemeriksaan
yang telah disediakan.
4.  Pasien diminta untuk buang air kecil
5.  Dibuat foto polos lumbal AP dan lateral

C.  TEKNIK PEMASUKKAN MEDIA KONTRAS

1.  Pasien diposisikan recumbent ke kiri atau kanan dengan posisi kaki knee
chest.
2.  Bersihkan bagian yang akan dilumbal pungsi dengan alcohol dan
 betadine.
3.  Setelah dibersihkan, anastesi sekitar bagian yang akan dilumbal pungsi.
4.  Berikan tekanan pada daerah lumbal pungsi, ulangi anastesi bila tekanan
masih terasa
5.  Beri tanda dengan spidol pada lumbal III-IV setinggi crista iliaca
6.  Tempelkan korentang pada tanda spidol dan fluoroscopy. Apabila tanda
kurang tepat ulangi proses penandaan dan fluoroscopy.
7.  Setelah penandaan tepat tusukkan jarum pungsi dengan sudut
 penginjeksian sesuai anatomi dari proc. spinosus pada lumbal III-IV
setinggi crista iliaca sampai ke daerah subarachnoid.
8.  Indikator jarum telah memasuki ruang sub arachnoid adalah dengan
keluarnya CSF. Apabila cairan CSF belum keluar maka, jarum

ditusukkan ke arah yang lebih dalam.


9.  Cairan CSF yang keluar di tampung ke dalam sebuah botol laborat  
(specimen)  untuk diteliti dan dianalisa di laboratorium   kemudian

campuran 5 ml kontras media dan 2 ml CSF disuntikan sebanyak CSF


yang keluar.

14

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 14/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

10. Setelah lumbal pungsi selesai, jarum pungsi dicabut dan berikan kain
kasaa yang telah diberikan betadine dan ekspose sesuai kebutuhan.

D.  TEKNIK RADIOGRAFI


1.  Proyeksi AP
Sebelum dilakukkannya eksposi, dilakukan fluoroscopy terlebih
dahulu untuk melihat jalannya media kontras dan patologi yang ada.
Posisi pasien : Supine di meja pemeriksaan dan tangan berada di
atas tubuh

Posisi objek : MSP pasien pada pertengahan meja pemeriksaan


Central ray : Vertikal tegak lurus kaset
Central point : Pada MSP setinggi patologi yang diperiksa
FFD : Min 100 cm
Kaset : 24 x 30 cm
Meja : Diatur 0°-45° anti trend
Batas : Batas atas dan bawah menyesuaikan kebutuhan, batas
samping kanan dan kiri prosesus spinosus

2.  Proyeksi Lateral kanan atau kiri (salah satu)


Sebelum dilakukkannya eksposi, dilakukan fluoroscopy terlebih dahulu
untuk melihat jalannya media kontras dan patologi yang ada.
Posisi pasien : Recumbent ke kanan atau kiri
Posisi objek : MCP pasien tegak lurus dengan meja pemeriksaan,
tangan yang dekat dengan meja dibuat bantal

sedangkan yang jauh memegang meja pemeriksaan


untuk fiksasi, kedua kaki ditekuk 90°.
Central ray : Vertikal tegak lurus kaset
Central point : Pada MCP setinggi patologi yang diperiksa
FFD : Min 100 cm

15

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 15/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

Kaset : 24 x 30 cm
Meja : Diatur 0°-45° anti trend
Batas : Batas atas dan bawah menyesuaikan kebutuhan, Batas
samping kanan dan kiri prosesus spinosus

E.  PERAWATAN PASIEN SETELAH PEMERIKSAAN


Setelah pemeriksaan, pasien diposisikan tidur setengah duduk
selama 8-12 jam agar cairan bahan kontras tidak mengalir ke daerah
kepala atau otak dan pasien diberikan obat anti nyeri.

16

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 16/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

BAB III

PEMBAHASAN

A.  TEKNIK PEMERIKSAAN


Pada teknik pemeriksaan caudografi yang kami lakukan hanya
menggunakan proyeksi AP dan lateral sedangkan pada literatur yang ada
menggunakan tambahan proyeksi oblik kanan atau kiri. Hal ini dikarenakan
dengan proyeksi AP dan Lateral sudah mampu menegakkan diagnosa dengan
tepat. Dan juga dengan hanya menggunakan proyeksi tersebut dapat

mengurangi durasi pemeriksaan dan dosis radiasi pada pasien.

B.  KENDALA PEMASUKKAN KONTRAS


1.  Pada saat spinal needle ditusukkan pada lumbal ditakutkan terjadi
kesalahan penginjeksian atau sudut yang dipakai tidak sesuai anatomi
yang ada
2.  Pada saat penginjeksian pada daerah subarachnoid spinal needle masuk
terlalu dalam.
3.  Pada pengambilan CSF jumlah cairan yang keluar terlalu banyak
4.  Jumlah media kontras yang dimasukkan terlalu banyak
5.  Ditakutkan media kontras masuk ke dalam otak

C.  PREMEDIKASI
Dalam pemeriksaan Caudografi ini, diperlukan premedikasi sebagai berikut :
1.  Untuk pasien dewasa biasanya tidak diperlukan

2.  Untuk pasien anak-anak diberikan obat-obat sedatif (Omnopon


Scopalamine)
3.  Pemeriksaan ini tidak dilakukan pada anak dibawah umur 12 tahun

17

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 17/18
7/26/2019 Caudografi caudography Ema

DAFTAR PUSTAKA

Bryan, Glenda J., D.S.R., S.R.R. Second Edition, Diagnostic Radiography A


Consic Practical Manual.Edinburgh and London. 1974. Churchill
Livingstone.
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan kedua puluh
Sembilan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006
Clark, K.C., Volume 2, Positioning Radiography. Landon. 1974. Churchill

Livingstone.

18

http://slidepdf.com/reader/full/caudografi-caudography-ema 18/18

Anda mungkin juga menyukai