Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“STANDAR AUDITING AAOIFI DAN IAFI”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliau

Dosen : Bpk. Arif Fauzan, S.H.I., M.E.I

Disusun Oleh :

Helmi Septian ( 18191032036 )

FAKUKTAS ILMU KEISLAMAN


PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN

Jalan Mayasih No.11, Cigugur, Kec. Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa


Barat 45552
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang penulis panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Standar Auditing AAOIFI Dan IAFI ini untuk
mata kuliah Sistem Audit Perbankan Syariah.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Kuningan, 18 Maret 2021

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3 Tujuan.................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..........................................................................................................................4
2.1 Pengertian AAOIFI dan IAPI...............................................................................................4
2.1.1 AAOIFI dan IAPI...............................................................................................................4
2.1.2 Kontribusi AAOIFI dan IAPI Terhadap Kemajuan Akuntansi Syariah..........................5
2.1.3 Perbedaan Standar AAOIFI Dengan Standar PSAK Syariah........................................6
2.1.3.1 Perbedaan Standar AAOIFI Dengan Standai PSAK Syariah.....................................7
2.1.3.2 Penerapan Pada Perbankan Syariah..........................................................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan syariah lain,seperti obligasi syariah, pasar modal syariah, reksadana
syariah, pegadaian syariah, lembaga keuangan mikro syariah,seperti BMT (Baitul Maal wa
Tamwil),Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ), dan Badan Wakaf juga turut
mewarnai perkembangan praktik lembaga keuangan syariah di Indonesia. Hampir semua
lembaga keuangan tersebut membutuhkan informasi keuangan dalam menjalankan usahanya
untuk pengambilan keputusan sertamembandingkan kinerja satu lembaga keuangan syariah
dengan lembaga keuangan syariah yang lain. Informasi keuangan diperoleh dari suatu proses
akuntansi yang berdasarkan standar tertentu dan prosedur-prosedur baku yang diatur agar
proses akuntansi tersebut menghasilkan informasi keuangan yang valid dan dapat diandalkan.

Sampai saat ini, baru perbankan syariah saja memiliki standar akuntansi maupun pedoman
akuntansi yang cukup lengkap dan baik. Lembaga keuangan syariah lain belum memiliki
standar yang baku serta sebagian besar masih mengadopsi standar akuntansi yang dipraktikkan
oleh lembaga keuangan konvensional yang sejenis, padahal praktik lembaga keuangan syariah
dan lembaga keuangan konvensionalmemiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hasilnya,
informasi keuangan yang dihasilkan kurang dapatdiandalkan dalam menggambarkan kondisi
lembaga keuangan syariah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana fungsi AAOIFI dan IAFI ?

2. Apa kontribusi AAOIFI dan IAPI terhadap kemajuan Akuntansi Syariah ?

3. Apakah perbedaan standar antara AAOIFI dengan standar PSAK syariah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui fungsi dari AAOIFI.

2. Mengetahui kontribusi AAOIFI terhadap kemajuan Akuntansi Syariah.

3. Mengetahui perbedaan standar antara AAOIFU dengan AIFI.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian AAOIFI Dan IAPI

2.1.1 Pengertian AAOIFI Dan IAPI

 The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutiions


(AAOIFI) adalah organisasi nirlaba skala internasional yang memiliki kompetensi
untuk menyusun standar-standar akuntansi keuangan dan auditing untuk Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah di dunia.
 IAPI yang berarti adalah Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) merupakan
Asosiasi Profesi Akuntan Publik Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan
Akuntan Publik yang berintegritas, berkualitas dan berkompetensi berstandar
internasional, mendorong pertumbuhan dan independensi profesi yang sehat dan
kondusif bagi profesi Akuntan Publik.

4
2.1.2 Kontribusi AAOIFI dan IAPI terhadap kemajuan Akuntansi Syariah?

 AAOIFI

Di tengah rentannya kondisi keuangan global, sejauh ini perbankan syariah telah mencatatkan
kinerja yang cukup bagus, baik secara kualitas maupun kuantitas. Karena setiap tahunnya
perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah cukup fantastis dan signifikan.

Bank syariah memiliki tanggung jawab kepada stakeholder untuk menjelaskan dan meyakinkan
bahwa produk, jasa & operasional kegiatannya telah sesuai dengan prinsip syariah.Tidak
terpenuhinya prinsip sharia complience akan menghadapkan bank syariah pada risiko reputasi
(Sharing, 2012). Oleh karena itu proses pengawasan syariah sangatlah penting untuk menilai
apakah kinerja industri perbankan syariah sudah sesuai atau belum dengan standar yang berlaku
umum.

Proses pengawasan yang dilakukan seperti melakukan penilaian, perbandingan, dan koreksi
atau perbaikan terhadap kinerja dari aktivitas yang diawasi (Al Amin, 2006). Menurut Al Amin
(2006) proses pengawasan harus melalui 4 tahap, yaitu: menentukan standar, pengukuran hasil
kinerja, melakukan perbandingan, dan perbaikan serta koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan.

Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) menjadi sangat urgent keberadaannya karena memiliki
tanggung jawab untuk menjamin pemenuhan prinsip syariah. Alasan penting kenapa DPS
memiliki peran dalam mengembangkan bank syariah karena untuk menentukan tingkat
kredibilitas bank syariah dalam menciptakan jaminan sharia compliance dan juga sebagai
bentuk implementasi salah satu pilar Good Corporate Governance (GCG) Bank syariah.
Mayoritas Perbankan Syariah mengadopsi standar AAOIFI sebagai acuan kepatuhan terhadap
prinsip syariah dan tujuan dari AAOIFI salah satunya adalah untuk menyebarluaskan standar
akuntansi dan audit yang relevan dalam Lembaga keuangan Islam yang penerapannya melalui
pelatihan, seminar, penerbitan surat kabar berkala, melaksanakan penelitian dan sarana
lainnya.

 IAPI

IAPI guna kemajuan akuntansi syariah berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi para
anggotanya terkait standar akudit dan standar akuntansi untuk laporan keuangan. Salah satu
upayanya dengan menyelenggarakan program Pendidikan professional berkelanjutan.
Harapanya program tersebut dapat meningkatkan kompetensi, skill, dan profesionalisme
akuntan publik.

Peran IAPI dalam dalam perkembangan standar akuntansi keuangan PSAK adalah IAPI sebagai
asosiasiyang menciptakan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Dari kemunculan standar

5
akuntansi keuangan pada tahun 1973 ketika Indonesia akan menerapkan pasar modal aktif.
Sejak saat itu IAPI berperan aktif dalam menyesuaikan standar akuntansi keuangan berdasarkan
kondisi Indonesia hingga saat ini.

Didalam tujuan pendirian IAPI, disebutkan bahwa IAPI membimbing perkembangan akuntansi
serta mempertinggi mutu Pendidikan akuntan. Sasarannya adalah peningkatan kualitas riset
akuntansi, peningkatan kualitas pendidik akuntansi, dan pengembangan pendidikan akuntansi
yang dapat menghasilkan akuntan professional yang berkualitas, beretika, dan kompetitif
secara global.

Peran IAPI dalam pengembangan profesi akuntan adalah menjamin profesionalisme akuntan
Indonesia melalui sertifikasi akuntan yang berkualitas, menjaga integritas para akuntan
professional melalui kode etik, mempunyai standar mutu pekerjaan akuntan.

2.1.3 Perbedaan Standar AAOIFI Dengan Standar PSAK Syariah.

2.1.3.1. Perbedaan standar AAOIFI dengan standar PSAK Syariah

PSAK Syari’ah yang ada saat ini merupakan pengembangan lebih lanjut atas PSAK No. 59
yang mengatur tentang Akuntansi Perbankan Syari’ah karena dirasa kurang cukup memenuhi
perkembangan produk perbankan syari’ah yang semakin banyak bentuknya. PSAK No 59 ini
pada awalnya terbentuk berdasarkan standar yang diterbitkan oleh AAOIFI yang khusus
mengatur tentang standar akuntansi dan auditing bagi institusi keuangan Islam.

PSAK No 59 yang menjadi tonggak awal munculnya PSAK Syari’ah berikutnya juga berawal
dari Fatwa yang telah diterbitkan oleh DSN MUI terkait dengan Transaksi dalam Perbankan
Syari’ah, tercatat hingga saat ini sudah 84 fatwa yang dikeluarkan DSN MUI terkait Lembaga
Keuangan Syari’ah. Maka, dari fatwa-fatwa DSN dan standar AAOIFI tadi lah PSAK No 59
terbentuk sehingga menjadi pedoman awal perbankan syari’ah dalam menjalani kegiatannya.
Namun, sejak 1992-2002 atau 10 tahun Bank (Entitas) Syariah tidak memiliki PSAK khusus
yang ada hanyalah PSAK No 59 tadi.

Kemunculan PSAK No 59 sebagai produk DSAK – IAI perlu diacungi jempol dan merupakan
awal dari pengakuan dan eksistensi Akuntansi Syariah di Indonesia. PSAK ini disahkan tgl 1
Mei 2002, berlaku mulai 1 Januari 2003 atau pembukuan yang berakhir tahun 2003. Berlaku
hanya dalam tempo 5 tahun.

Standar AAOIFI menjadi rujukan utama dalam pembentukan PSAK Syari’ah yang ada saat ini
karena lembaga tersebut menyediakan standar yang tidak diatur dalam IFRS sehingga dapat
membuat aktifitas perbankan syari’ah berjalan lancar.

6
Adapun PSAK Syari’ah yang telah dikeluarkan oleh IAI ialah:

Ø Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Ø PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Ø PSAK 102: Akuntansi Murabahah

Ø PSAK 103: Akuntansi Salam

Ø PSAK 104: Akuntansi Istishna’

Ø PSAK 105: Akuntansi Mudharabah

Ø PSAK 106: Akuntansi Musyarakah

Ø PSAK 107: Akuntansi Ijarah

Ø PSAK 108: Akuntansi Penyelesaian Utang Murabahah Bermasalah

Ø PSAK 109: Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah

Ø PSAK 110: Akuntansi Hawalah

Ø PSAK 111: Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

PSAK 101-106 disahkan tangal 27 Juni 2007 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008 atau
pembukuan tahun yang berakhir tahun 2008. PSAK 59 vs PSAK 101-106. Ada beberapa
perbedaan antara PSAK No 59 dan PSAK 101-106 yaitu:

 PSAK 59 (khusus perbankan syariah)

 PSAK 101-106 (entitas syariah & non-syariah)

 Pendahuluan:

1. - Tujuan

2. - Ruang Lingkup

Kerangka Dasar Penyusunan Pelaporan Lap Keuangan Syariah

7
 Pengakuan/Pengukuran

PSAK 101 Penyajian Lap Keu Syariah

 Mudh, Musy, Murab, salam, istishna, ijarah, wadiah, qardh, sharf

PSAK 102 Ak Murabahah

 Penyajian LK

PSAK 103 Akuntansi Salam

 Neraca, L/R, AK, Dana Inv Terikat, ZIS, Lap Qard

PSAK 104 Akuntansi Istishna

 Pengungkapan LK

PSAK 105 Ak Mudharabah & PSAK 106 Ak Musyarakah

Hanya untuk entitas bank syariah (Umum, BPRS) Berlaku untuk entitas syariah &
konvensional.

2.1.3.2. Penerapan pada Perbankan Syari’ah.

Dalam praktiknya, perbankan syari’ah menggunakan semua standar tersebut dalam


kegiatan operasionalnya. Bila diteliti lebih lanjut, maka akan dapat ditemukan beberapa
poin yang menarik dari penerapan ketiga standar yang ada saat ini yaitu:

Ø Standar AAOIFI.

Standar AAOIFI ini sebenarnya telah diadopsi oleh IAI khususnya DSAK IAI dan
sudah diterbitkan dalam PSAK 101-111, namun dalam beberapa kasus dimana fakta di
lapangan belum diatur dalam PSAK yang ada maka perbankan syari’ah bisa
mengadopsi standar AAOIFI dengan syarat berkonsultasi dahulu dengan pihak Dewan
Syari’ah Nasional DSN MUI sebagai lembaga yang berwenang memberi fatwa atas
kegiatan transaksi yang belum diatur dalam PSAK.

Ø PSAK Syari’ah.

PSAK Syari’ah yang ada saat ini diterapkan sebagai pedoman perbankan syari’ah dalam
membuat laporan keuangan dan menentukan tindakan atas berbagai aktifitas yang
berkaitan dengan produk & jasa perbankan syari’ah sehingga bisa dilihat sharia
compliance nya dan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para stakeholders.

8
BAB III

PENUTUP

9
3.1 Kesimpulan

The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutiions(AAOIFI)


bertugas untuk menyusun standar-standar akuntansi keuangan dan auditing untuk Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah di dunia. Struktur organisasi AAOIFI saat ini terdiri dari General
Assembly (Majelis Umum), Board of Trustees, Accounting and Auditing Standards Board
(Dewan Standar Akuntansi dan Auditing), Shari’a Board (Dewan Syariah), Executive
Committee (Komite Eksekutif), dan General Secretary (Sekretaris Jenderal).Tujuan dari
akuntansi keuangan adalah menentukan model dan bentuk informasi yang seharusnya
tercantum dalam laporan keuangan, dengan tujuan untuk mendorong pengguna laporan
keuangan menggunakan laporan-laporan tersebut dalam pembuatan keputusan.

Namun demikian, akuntansi keuangan dalam Islam seharusnya fokus pada upaya menampilkan
penyajian wajar posisi keuangan suatu entitas dan hasil kegiatan usahanya, dalam hal
menggambarkan tentang mana yang halal dan mana yang haram. Akuntansi keuangan
memainkan peran penting dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna
laporan keuangan Perbankan Syariah serta penilaian terhadap kepatuhan terhadap prinsip-
prinsip Syariah. Oleh karena itu, melalui SFA Nomor 1 AAOIFI (2002) menjelaskan tujuan
laporan-laporan keuanganyang seharusnya dipenuhi oleh Lembaga Keuangan Syariah. Selain
itu, laporan keuangan yang lain yang meliputi sumber dan penggunaan dana zakat, dana non
halal, pertanggungjawaban sosial dan peningkatan SDM hendaknya juga dibuat sebagai bentuk
pertanggungjawaban akan kesesesuaian dengan prinsip syariah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Azkiyatur Rizka. 2016. Standar AAOIFI sebagai harmonisasi kepatuhan Bank Syariah.

(https://www.kompasiana.com/azkiyaturriska/580bf792c6afbd2b48f72605/standar-aaoifi-
sebagai-harmonisasi-kepatuhan-bank-syariah?page=all di akses pada tanggal 18 September
2019)

Jago Akuntansi. 2017. AAOIFI

(https://jagoakuntansi.com/2017/04/06/aaoifi-accounting-and-auditing-organizations-for-
islamic-financial-institutions/ di akses pada tanggal 18 September 2019)

Muh. Ulil. 2013. Perbandingan IFRS, PSAK Syari'ah dan Standar AAOIFI terhadap
Penerapannya pada Perbankan Syari'ah

(https://www.academia.edu/5520986/Perbandingan_IFRS_PSAK_Syariah_dan_Standar_AAOI
FI_terhadap_Penerapannya_pada_Perbankan_Syariah?auto=download di akses pada tanggal 18
September 2019)

Rifqi Muhammad. Akuntansi Keuangan Syariah (http://repository.ut.ac.id/4576/1/EKMA4482-


M1.pdf di akses pada tanggal 18 September 2019)

Sherly Jihan. 2018. Penulisan Makalah


(http://sherlyjihanadina.blogspot.com/2018/12/penulisan-makalah.html di akses pada tanggal 18
September

2019).https://www.coursehero.com/file/67894178/ahdk8d0ck/

11

Anda mungkin juga menyukai