Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

PRESBIAKUSIS
DI RUANG…………………..
RS …………………………………………..

PERIODE TANGGAL …………..……….. - ……………… 2021

Oleh :

NAMA : _____________________________
NIM : _____________________________

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN
(Hari Pertama Praktik)

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


A. Definisi
Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat proses degenerasi organ
pendengaran, simetris (terjadi pada kedua sisi telinga) yang terjadi secara progresif
lambat, dapat dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak ada kelainan yang
mendasari selain proses menua secara umum(M. soesilorini, 2011).

Presbikusis berasal dari bahasa Yunani yaitu prébys artinya usia, dan ákousis yaitu
pendengaran. Presbikusis adalah penurunan pendengaran yang mengiringi proses
penuaan. Pada pemeriksaan audiometri nada murni terlihat gambaran penurunan
pendengaran bilateral simetris yang mulai terjadi pada nada tinggi dan bersifat
sensorineural dengan tidak ada kelainan yang mendasari selain proses penuaan secara
umum (Fatmawati dan Dewi, 2016)

B. Gejala klinis

Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara


perlahan-lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga. Kapan berkurangnya
pendengaran tidak diketahui pasti (Suwento dan Hendarmin, 2012). Keluhan lainnya
adalah telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien
dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila
diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail party
deafness). Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini
disebabkan oleh faktor kelelahan saraf (recruitment) (Soetirto et al, 2012).

Biasanya pasien yang datang, mengeluh kesulitan dalam memahami


pembicaraan daripada mengeluh tidak bisa mendengar (Howarth,2005).
Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara
perlahan-lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga. Kapan berkurangnya
pendengaran tidak diketahui pasti (Suwento dan Hendarmin, 2012).

Keluhan lainnya adalah telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien dapat
mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila
diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail party
deafness). Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini
disebabkan oleh faktor kelelahan saraf (recruitment) (Soetirto et al, 2012). Biasanya
pasien yang datang, mengeluh kesulitan dalam memahami pembicaraan daripada
mengeluh tidak bisa mendengar (Howarth, 2005)

C. Etiologi
Schuknecht menerangkan bahwa penyebab kurang pendengaran akibat
degenerasi ini dimulai terjadinya atrofi di bagian epitel dan saraf pada organ corti.
Lambat laun secara progresif terjadi degenerasi sel ganglion spiral pada daerah basal
hingga ke daerah apeks yang pada akhirnya terjadi degenerasi sel-sel pada jaraingan
saraf pusat dengan manifestasi gangguan pemahaman bicara. Kejadian presbikusis
diduga mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, metabolisme,
aterosklerosis, bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor
D. Faktor Yang Mempengaruhi
Presbikusis diduga berhubungan dengan faktor risiko sebagai berikut:

a. Usia dan Jenis Kelamin

Presbikusis rata-rata terjadi pada usia 60-65 tahun ke atas. Pengaruh usia
terhadap gangguan pendengaran berbeda antara laki-laki dan perempuan. Lak-laki
lebih banyak mengalami penurunan pendengaran pada frekuensi tinggi dan hanya
sedikit penurunan pada frekuensi rendah bila dibandingkan dengan perempuan.
Perbedaan jenis kelamin pada ambang dengar frekuensi tinggi ini disebabkan laki-laki
umumnya lebih sering terpapar bising di tempat kerja dibandingkan perempuan.
Sunghee et al. menyatakan bahwa perbedaan pengaruh jenis kelamin pada presbikusis
tidak seluruhnya disebabkan perubahan di koklea.

Perempuan memiliki bentuk daun dan liang telinga yang lebih kecil sehingga
dapat menimbulkan efek masking noise pada frekuensi rendah. Pearson menyatakan
sensitivitas pendengaran lebih baik pada perempuan daripada laki-laki (Muyassaroh,
2012).

b. Hipertensi

Hipertensi yang berlangsung lama dapat memperberat resistensi vaskuler yang


mengakibatkan disfungsi sel endotel pembuluh darah disertai peningkatan viskositas
darah, penurunan aliran darah kapiler dan transpor oksigen. Hal tersebut
mengakibatkan kerusakan sel-sel auditori sehingga proses transmisi sinyal mengalami
gangguan yang menimbulkan gangguan komunikasi. Kurang pendengaran sensori
neural dapat terjadi akibat insufisiensi mikrosirkuler pembuluh darah seperti emboli,
perdarahan, atau vasospasme (Muyassaroh, 2012).

c. Diabetes melitus

Pada pasien dengan diabetes melitus (DM), glukosa yang terikat pada
protein dalam proses glikosilasi akan membentuk advanced glicosilation end
product (AGEP) yang tertimbun dalam jaringan dan mengurangi elastisitas dinding
pembuluh darah (arteriosklerosis). Proses selanjutnya adalah dinding

pembuluh darah semakin menebal dan lumen menyempit yang disebut mikroangiopati.
Mikroangiopati pada organ koklea akan menyebabkan atrofi dan berkurangnya sel
rambut, bila keadaan ini terjadi pada vasa nervus VIII,
ligamentum dan ganglion spiral pada sel Schwann, degenerasi myelin, dan
kerusakan axon maka akan menimbulkan neuropati. National Health Survey USA
melaporkan bahwa 21% penderita diabetik menderita presbikusis terutama pada usia
60-69 tahun. Hasil audiometri penderita DM menunjukkan bahwa frekuensi derajat
penurunan pendengaran pada kelompok ini lebih tinggi bila dibandingkan penderita
tanpa DM (Muyassaroh, 2012).

d. Merokok

Rokok mengandung nikotin dan karbon monoksida yang mempunyai efek


mengganggu peredaran darah, bersifat ototoksik secara langsung, dan merusak sel
saraf organ koklea. Karbon monoksida menyebabkan iskemia melalui produksi
karboksi-hemoglobin (ikatan antara CO dan haemoglobin) sehingga hemoglobin
menjadi tidak efisien mengikat oksigen. Ikatan antara hemoglobin dengan CO jauh
lebih kuat ratusan kali dibanding dengan oksigen. Akibatnya, terjadi gangguan suplai
oksigen ke organ korti di koklea dan menimbulkan efek iskemia. Selain itu, efek
karbon monoksida lainnya adalah spasme pembuluh darah, kekentalan darah, dan
arteriosklerotik. Insufisiensi sistem sirkulasi darah koklea yang diakibatkan oleh
merokok menjadi penyebab gangguan pendengaran pada frekuensi tinggi yang
progresif. Pembuluh darah yang menyuplai darah ke koklea tidak mempunyai
kolateral sehingga tidak memberikan alternatif suplai darah melalui jalur lain
(Muyassaroh, 2012).Pada penelitian yang dilakukan Dawes et al (2014), perokok aktif
dan perokok pasif memiliki hubungan dengan peningkatan kehilangan pendengaran.

Penelitian Cruichksanks melaporkan bahwa non perokok yang tinggal dengan perokok
lebih beresiko mengalami gangguan pendengaran dibanding mereka yang tinggal
dengan anggota keluarga yang tidak merokok (Dawes et al., 2014).

Mizoue et al. meneliti pengaruh merokok dan bising terhadap gangguan


pendengaran melalui data pemeriksaan kesehatan 624 pekerja pabrik baja di
Jepang. Hasilnya memperlihatkan gambaran yang signifikan terganggunya fungsi
pendengaran pada frekuensi tinggi akibat merokok dengan risiko tiga kali lebih besar
(Muyassaroh, 2012).

e. Riwayat Bising

Gangguan pendengaran akibat bising adalah penurunan pendengaran tipe


sensorineural yang awalnya tidak disadari karena belum mengganggu percakapan
sehari-hari. Faktor risiko yang berpengaruh pada derajat parahnya ketulian ialah
intensitas bising, frekuensi, lama pajanan per hari, lama masa kerja dengan paparan
bising, kepekaan individu, umur, dan faktor lain yang dapat berpengaruh.

Berdasarkan hal tersebut dapat dimengerti bahwa jumlah pajanan energi


bising yang diterima akan sebanding dengan kerusakan yang didapat. Hal tersebut
dikarenakan paparan terus menerus dapat merusak sel-sel rambut koklea (Muyassaroh,
2012).

E. Klasifikasi
Schuknecht membagi klasifikasi presbikusis menjadi 4 jenis : Sensori (outer hair-cell),
neural (ganglion-cell), metabolik (strial atrophy), dan koklea
konduktif (stiffness of the basilar membrane). Schuknecht menambahkan
duaSchuknecht membagi klasifikasi presbikusis menjadi 4 jenis : Sensori (outer hair-
cell), neural (ganglion-cell), metabolik (strial atrophy), dan koklea konduktif (stiffness
of the basilar membrane). Schuknecht menambahkan duakategori : mixed dan
indeterminate, terdapat 25% kasus, dimana terjadi akibat

perubahan patologi yang bermacama-macam. Prevalensi terbanyak menurut

penelitian adalah jenis metabolik 34,6%, jenis lainnya neural 30,7%, mekanik

22,8% dan sensorik 11,9%.6

1. Sensori
Tipe ini menunjukkan atrofi epitel disertai hilangnya sel-sel rambut dan sel
penyokong organ corti. Proses berasal dari bagian basal koklea dan perlahan-lahan
menjalar ke daerah apeks. Perubahan ini berhubungan dengan penurunan ambang
frekuensi tinggi, yang dimulai setelah usia pertengahan. Secara histologi, atrofi dapat
terbatas hanya beberapa millimeter awal dari basal koklea dan proses berjalan dengan
lambat. Beberapa teori mengatakan perubahan ini terjadi akibat akumulasi dari granul
pigmen lipofusin. Ciri khas dari tipe sensory presbyacusis ini adalah terjadi penurunan
pendengaran secara tiba-tiba pada frekuensi tinggi (slooping).(Gambar 5a.) Gambaran
konfigurasi menurut Schuknecht, jenis sensori adalah tipe noise-induced hearing loss
(NIHL). Banyak terdapat pada laki-laki dengan riwayat bising.

Gambar

2. Neural

Tipe ini memperlihatkan atrofi sel-sel saraf di koklea dan jalur saraf pusat.
Atrofi terjadi mulai dari koklea, dengan bagian basilarnya sedikit lebih banyak
terkena dibanding sisa dari bagian koklea lainnya. Tidak didapati adanya
penurunan ambang terhadap frekuensi tinggi bunyi. Keparahan tipe ini
menyebabkan penurunan diskriminasi kata-kata yang secara klinik
berhubungandengan presbikusis neural dan dapat dijumpai sebelum terjadinya
gangguan pendengaran. Efeknya tidak disadari sampai seseorang berumur lanjut sebab
gejala tidak akan timbul sampai 90% neuron akhirnya hilang. Pengurangan jumlah sel-
sel neuron ini sesuai dengan normal speech discrimination. Bila jumlah neuron ini
berkurang di bawah yang dibutuhkan untuk tranmisi getaran, terjadilah neural
presbyacusis. Menurunnya jumlah. neuron pada koklea lebih parah terjadi pada basal
koklea. Gambaran klasik : speech discrimination sangat berkurang dan atrofi yang luas
pada ganglion spiralis (cookie-bite).(Gambar 5b.)

3. Metabolik (Strial presbyacusis)

Tipe presbikusis yang sering didapati dengan ciri khas kurang pendengaran yang
mulai timbul pada dekade ke-6 dan berlangsung perlahan-lahan. Kondisi ini
diakibatkan atrofi stria vaskularis. Histologi : Atrofi pada stria vaskularis, lebih parah
pada separuh dari apeks koklea. Stria vaskularis normalnya berfungsi menjaga
keseimbangan bioelektrik, kimiawi dan metabolik koklea.

Proses ini berlangsung pada seseorang yang berusia 30-60 tahun. Berkembang dengan
lambat dan mungkin bersifat familial. Dibedakan dari tipe presbikusis lain yaitu pada
strial presbyacusis ini gambaran audiogramnya rata, dapat mulai frekuensi rendah,
speech discrimination bagus sampai batas minimum pendengarannya melebihi 50 dB
(flat). Penderita dengan kasus kardiovaskular (heart attacks, stroke, intermittent
claudication) dapat mengalami prebikusis tipe ini serta menyerang pada semua jenis
kelamin namun lebih nyata pada perempuan .(Gambar 5c.)

4. Koklea konduktif

Tipe kekurangan pendengaran ini disebabkan gangguan gerakan mekanis


di membran basalis. Gambaran khas audiogram yang menurun dan simetris (ski-
sloop). Histologi : Tidak ada perubahan morpologi pada struktur koklea ini. Perubahan
atas respon fisik khusus dari membran basalis lebih besar di bagian basal karena lebih
tebal dan jauh lebih kurang di apikal, di mana di sini lebih lebar dan lebih tipis.
Kondisi ini disebabkan oleh penebalan dan kekakuan sekunder membran basilaris
koklea. Terjadi perubahan gerakan mekanik dari duktus koklearis dan atrofi dari
ligamentum spiralis. Berhubungan dengan tuli sensorineural yang berkembang sangat
lambat.(Gambar 5d.)22

F. Penatalaksanaan

Presbikusis tidak dapat disembuhkan. Rehabilitasi sebagai upaya mengembalikan


fungsi pendengaran dilakukan dengan pemasangan alat bantu dengar (hearing aid)
(Suwento dan Hendarmin, 2012). Adakalanya pemasangan alat bantu dengar perlu
dikombinasikan dengan latihan membaca ujaran (speech reading) dan latihan
mendengar (audiotory training), prosedur pelatihan tersebut dilakukan bersama ahli
terapi wicara (speech therapist) (Suwento dan Hendarmin, 2012). Untuk pencegahan
terhadap kehilangan pendengaran bisa dengan asupan vitamin yang cukup. Asupan
vitamin penting untuk fungsi pendengaran normal.
Sebuah survei terhadap populasi umum di USA berusia 20-69 tahun menemukan
bahwa diet tinggi vitamin C, beta karoten, dan magnesium berkorelasi dengan
pendengaran yang lebih baik (Yang et al, 2015). Meskipun presbikusis sulit dicegah
karena merupakan perubahan degeneratif, pencegahan terhadap faktor pemberat
dapat menjadi faktor penting dalam mengurangi kejadian presbikusis. Misalnya,
dengan menghindari penggunaan obat ototoksik (antibiotik seperti aminoglikosida
atau obat kemoterapi) (Zhang et al, 2013). Berhenti atau mengurangi merokok dan
menghindari paparan rokok secara pasif juga membantu mencegah kehilangan
pendengaran lebih lanjut Presbikusis tidak dapat disembuhkan. Rehabilitasi sebagai
upaya mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan dengan pemasangan alat bantu
dengar (hearing aid) (Suwento dan Hendarmin, 2012).
Adakalanya pemasangan alat bantu dengar perlu dikombinasikan dengan latihan
membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar (audiotory training),
prosedur pelatihan tersebut dilakukan bersama ahli terapi wicara (speech therapist)
(Suwento dan Hendarmin, 2012). Untuk pencegahan terhadap kehilangan
pendengaran bisa dengan asupan vitamin yang cukup. Asupan vitamin penting untuk
fungsi pendengaran normal. Sebuah survei terhadap populasi umum di USA berusia
20-69 tahun menemukan bahwa diet tinggi vitamin C, beta karoten, dan magnesium
berkorelasi dengan pendengaran yang lebih baik (Yang et al, 2015). Meskipun
presbikusis sulit dicegah karena merupakan perubahan degeneratif, pencegahan
terhadap faktor pemberat dapat menjadi faktor penting dalam mengurangi kejadian
presbikusis. Misalnya, dengan menghindari penggunaan obat ototoksik (antibiotik
seperti aminoglikosida atau obat kemoterapi) (Zhang et al, 2013). Berhenti atau
mengurangi merokok dan menghindari paparan rokok secara pasif juga membantu
mencegah kehilangan pendengaran lebih lanjut (Dawes et al, 2014).(Dawes et al,
2014).

G. Pathway atau patofisiologi

Penurunan sensitivitas ambang suara pada frekuensi tinggi merupakan tanda utama
presbikusis. Perubahan dapat terjadi pada dewasa muda, tetapi terutama terjadi pada
usia 60 tahun keatas. Terjadi perluasan ambang suara
dengan bertambahnya waktu terutama pada frekuensi rendah. Kasus yang banyak
terjadi adalah kehilangan sel rambut luar pada basal koklea. Presbikusis sensori
memiliki kelainan spesifik, seperti akibat trauma bising. Pola konfigurasi audiometri
presbikusis sensori adalah penurunan frekuensi tinggi yang curam, seringkali terdapat
notch (takik) pada frekuensi 4kHz (4000 Hz).

Faktor lain seperti genetik, usia, ototoksis dapat memperberat penurunan pendengaran.
Perubahan usia yang akan mempercepat proses kurang pendengaran dapat dicegah
apabila paparan bising dapat dicegah. Goycoolea dkk, menemukan kurang
pendengaran ringan pada kelompok penduduk yang tinggal di daerah sepi (Easter
Island) lebih sedikit jika dibandingkan kelompok penduduk yang tinggal di tempat
ramai dalam jangka waktu 3 5 tahun.17 Kesulitan mengontrol efek bising pada
manusia yang memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan mamalia, Mills dkk,
menyatakan bahwa terdapat kurang pendengaran lebih banyak akibat usia pada
kelompok hewan yang tinggal di tempat bising. Interaksi efek bising dan usia belum
dapat dimengerti sepenuhnya, oleh karena kedua faktor awalnya mempengaruhi
frekuensi tinggi pada koklea. Bagaimanapun, kerusakan akibat bising ditandai
kenaikan ambang suara pada frekuensi 3 6 kHz, walaupun awalnya dimulai pada
frekuensi tinggi (biasanya 8 kHz).

II. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Dasar


A. Pengkajian
1. Anamnesa
Gejala yang timbul adalah penurunan ketajaman pendengaran pada usia
lanjut, bersifat sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat. Umumnya
terutama terhadap suara atau nada yang tinggi. Tidak terdapat kelainan pada
pemeriksaan telinga hidung tenggorok, seringkali merupakan kelainan yang tidak
disadari. Penderita menjadi depresi dan lebih sensitif. Kadang-kadang disertai dengan
tinitus yaitu persepsi munculnya suara baik di telinga atau di kepala.

Faktor risiko presbikusis adalah :


1. Paparan bising ,
2. merokok,
3. obat-obatan,
4. hipertensi, dan
5. riwayat keluarga.
6. Orang dengan riwayat bekerja di tempat bising, tempat rekreasi yang bising, dan
penembak (tentara) akan mengalami kehilangan pendengaran pada frekuensi
tinggi.
7. Penggunaan obat-obatan antibiotik golongan aminoglikosid, cisplatin, diuretik,
atau anti inflamasi dapat berpengaruh terhadap terjadinya presbikusis.

Skrining pendengaran dilakukan pada pemeriksaan fisik rutin atau pada


penderita dengan usia diatas 60 tahun. Pertanyaan adakah
masalah dengan pendengaran ?sensitif untuk mendeteksi presbikusis. Sepuluh item
dari Hearing handicap inventory for the elderly-short (HHIE-S) banyak digunakan
untuk skrining.

Penilaian klinis seperti, tes bisik dan isyarat seringkali tidak jelas dan tidak efektif
dalam skrining. Audiometri yang dilakukan oleh perawat atau seorang asisten
merupakan pemeriksaan praktis untuk mendeteksi kurang pendengaran yang
signifikan. Pemeriksaan yang dibutuhkan untuk skrining audiometri harus jelas, biaya
murah dan dapat diterima oleh penderita.

Standar tes skrining audiometri pada level frekuensi 1 kHz, 2 kHz, dan 3
kHz dan level intensitas 25 dB, 40 dB, dan 60 dB. Kelainan pada frekuensi
25 dB bagi penderita dewasa muda atau 40 dB bagi usia lanjut merupakan
penilaian yang tepat. Indikasi pemeriksaan metabolik dilakukan pada penderita

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada telinga biasanya normal setelah pengambilan serumen, yang
merupakan problem pada penderita usia lanjut dan penyebab kurang pendengaran
terbanyak. Pemberian sodium bicarbonat solusi topikal
10%, sebagai serumenolitik. Pada membran timpani normal tampak transparan

3. Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rontgent, USG, dll)

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan misalnya pemeriksaan


audiometri nada murni, menunjukkan tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris.
Penurunan yang tajam ( slooping ) pada tahap awal setelah frekuensi 2000 Hz.
Gambaran ini khas pada presbikusis sensorik dan neural. Kedua jenis presbikusis ini
sering ditemukan. Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik
lebih mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan.
Semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih
rendah. Audiometri tutur menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara ( speech
discrimination ) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis jenis neural
dan koklear.

Variasi nilai ambang audiogram antara telinga satu dengan lainnya pada presbikusis
ini dapat terjadi sekitar 5-10 dB. Manusia sebenarnya sudah mempunyai strain DNA
yang menyandi terjadinya presbikusis. Sehingga dengan adanya penyebab multifaktor
risiko akan memperberat atau mempercepat presbikusis terjadi lebih awal.

Pemeriksaan audiometri tutur pada kasus presbikusis sentral didapatkan pemahaman


bicara normal sampai tingkat phonetically balanced words dan akan memburuk seiring
dengan terjadinya overstimulasi pada koklea ditandai dengan adanya roll over.
Penderita presbikusis sentral pada intensitas tinggi menunjukkan penurunan dalam
nilai ambang tutur sebesar 20% atau lebih

B. Diagnosa Keperawatan Utama


1. Definisi/Pengertian
GANGGUAN KOMUNIKASI VERBAL
DEFINISI

Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses,


mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol.

2. Tanda dan Gejala

GEJALA & TANDA MAYOR

Subjektif
(tidak tersedia)

Objektif

 Tidak mampu berbicara atau mendengar


 Menunjukkan respon tidak sesuai

GEJALA & TANDA MINOR

Subjektif
(tidak tersedia)

Objektif

 Afasia
 Disfasia
 Apraksia
 Disleksia
 Disartria
 Afonia
 Dislalia
 Pelo
 Gagap
 Tidak ada kontak mata
 Sulit memahami komunikasi
 Sulit mempertahankan komunikasi
 SuJit menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
 Tidak mampu menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
 Sulit menyusun kalimat
 Verbalisasi tidak tepat
 Sulit mengungkapkan kata-kata Disorientasi orang, ruang, waktu Defisit
penglihatan
 Delusi

3. Faktor Yang Berhubungan

PENYEBAB

a. Penurunan sirkulasi serebral


b. Gangguan neuromuskuler
c. Gangguan pendengaran
d. Gangguan muskuloskeletal
e. Kelainan palatum
f. Hambatan fisik (mis. terpasang trakheostomi, intubasi, krikotiroidektomi)
g. Hambatan individu (mis. ketakutan, kecemasan, merasa malu, emosional,
kurang privasi)
h. Hambatan psikologis (miss gangguan psikotik, gangguan konsep diri, harga
diri rendah, gangguan emosi).
i. Hambatan lingkungan (mis. ketidakcukupan informasi, ketiadaan orang
terdekat, ketidaksesuaian budaya, bahasa asing).

KONDISI KLINIS TERKAIT

o Stroke
o Cedera kepala
o Trauma wajah
o Peningkatan tekanan intrakranial
o Hipoksia kronis
o Tumor
o Miastenia gravis
o Sklerosis multipel
o Distropi muskuler
o Penyakit Alzheimer
o Kuadriplegia
o Labiopalatoskizis
o Infeksi laring
o Fraktur rahang
o Skizofrenia
o Delusi
o Paranoid
o Autisme

C. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan dan Kriteria hasil
…………………………………………………………………………………………
…………
2. Intervensi dan Rasional
...........................................................................................................................................
...............

D. Masalah Keperawatan Lain Yang Bisa Terjadi (Disertai Rencana Tindakan


Keperawatan sampai intervensi lengkap untuk 1 diagnosa keperawatan
tambahan)

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

DEFINISI

Evaluasi atau perrasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai
respon terhadap situasi saat ini

PENYEBAB

1. Perubahan pada citra tubuh


2. Perubahan peran sosial
3. Ketidakadekuatan pemahaman
4. Perilaku tidak konsisten dengan nilai
5. Kegagalan hidup berulang
6. Riwayat kehilangan
7. Riwayat penolakan
8. Transisi perkembangan

GEJALA & TANDA MAYOR

Subjektif
1. Menilai diri negatif (mis. Tidak berguna, tidak tertolong)
2. Merasa malu/bersalah
3. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
4. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri

Objektif
 Berbicara pelan dan lirih
 Menolak berinteraksi dengan orang lain
 Berjalan menunduk
 Postur tubuh menunduk

GEJALA & TANDA MINOR

Subjektif

Sulit berkonsentrasi

Objektif
1. Kontak mata kurang
2. Lesu dan tidak bergairah
3. Pasif
4. Tidak mampu membuat keputusan

KONDISI KLINIS TERKAIT

 Cedera traumatis
 Pembedahan
 Kehamilan
 Stroke
 Penyalahgunaan zat
 Demensia
 Penyakit kronis
 Pengalaman tidak menyenangkan

DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………………………………
…………………..

…………………………………………………………………………………………
……………………..

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN……......... DENGAN………..………….……….
DI RUANG…………………..
RS …………………………………………..

PERIODE TANGGAL …………..……….. - ……………… 2019


Oleh :

NAMA : _____________________________
NIM : _____________________________

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA


TANGGAL ................................. 2019

PEMBIMBING KLINIK MAHASISWA

....................................................... ..................................................
NIP. .............................................. NIM. .....................

PEMBIMBING AKADEMI

.......................................................
NIP. ..............................................
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA MAHASISWA : ..........................................................................................................


NIM : ..........................................................................................................
TINGKAT / SEMESTER : ..........................................................................................................
TANGGAL PRAKTIK : ..........................................................................................................
: ..........................................................................................................
TEMPAT PRAKTIK

I. PENGKAJIAN :
A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA :
Inisial Klien : ................................................................................................
Umur : ................................................................................................
Jenis Kelamin : ................................................................................................
Agama : ................................................................................................
Pendidikan : ................................................................................................
Pekerjaan :.................................................................................................
Status : ................................................................................................
Golongan Darah : ................................................................................................
Inisial Informan : ................................................................................................
Hubungan Keluarga : ................................................................................................
Umur : ................................................................................................
Alamat : ................................................................................................
Pekerjaan : ................................................................................................
Tanggal MRS / Pukul : ................................................................................................
TanggalPengkajian / Pukul : ................................................................................................

B. RIWAYAT KEPERAWATAN KELUARGA


1. Keluhan Utama
Keluhan saat MRS
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
.......................
Keluhan saat ini
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
...........................................................
2. Riwayat Penyakit Sekarang
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.............................................................................
I. PENGKAJIAN :
A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA :
Inisial Klien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status :
Golongan Darah :
Inisial Informan :
Hubungan Keluarga :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Tanggal MRS / Pukul :
TanggalPengkajian / Pukul :

B. RIWAYAT KEPERAWATAN KELUARGA


1. Keluhan Utama
Keluhan saat MRS
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
.......................
Keluhan saat ini
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
...........................................................
2. Riwayat Penyakit Sekarang
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.............................................................................

3. Riwayat Penyakit Masa Lalu


..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
.......................
4. Riwayat Penyakit Keluarga
..........................................................................................................................................................................
..................
..........................................................................................................................................................................
.......................
5. Pola Fungsi Kesehatan :
a. Pola Persepsi dan Tata Laksana Kesehatan
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Persepsi klien/keluarga
terhadap konsep sehat sakit
Pengetahuan, sikap dan
perilaku yang menjadi gaya
hidup klien/keluarga untuk
mempertahankan kondisi sehat.
Miskonsepsi tentang
sehat/sakit

b. Pola Nutrisi dan Metabolik (makan dan minum)


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi makan
Minum
Jenis makanan

Jenisminuman

Porsi makan

Porsi minum

Total konsumsi makan

Total konsumsi minum

Keluhan saat makan/minum

c. Pola Eliminasi
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi BAK
Pancaran
Jumlah setiap BAK
Bau, Warna
Perasaan setelah BAK
Total produksi urine

Frekuensi BAB
Konsistensi
Bau, Warna
d. Pola Istirahat Tidur
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Waktu dan jumlah jam tidur
siang
Waktu dan jumlah jam tidur
malam
Pengantar Tidur
Gangguan Tidur
Perasaan saat bangun
e. Pola Aktifitas dan Kebersihan diri
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Mobilitas/aktivitas rutin
Jenis aktivitas di waktu
senggang
Mandi
Berpakaian dan berhias
Toileting
Makan minum
Tingkat ketergantungan

f. Pola pengetahuan dan persepsi sensori


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Kemampuan klien
berkomunikasi (berbicara dan
mengerti pembicaraan)
Status mental dan orientasi

Kemampuan penginderaan:
- Penglihatan

- Pendengaran

- Penciuman

- Pengecapan

- Perabaan

g. Pola hubungan interpersonal dan peran


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Hubungan klien dengan
anggota keluarga

Hubungan klien dengan


masyarakat pada umumnya
Hubungan klien dengan
perawatdan tim kesehatan
yang lain
Pola komunikasi yang
digunakan klien dalam
berhubungan dengan orang
lain

h. Pola konsep diri


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Gambaran diri

Ideal diri
Harga diri

Peran diri

Identitas diri

i. Pola reproduksi dan seksual


KETERANGAN KETERANGAN
Wanita:
- Menarche umur
- Menstruasi teratur/tidak
- Keluhan selama menstruasi
- Penggunaan alat kontrasepsi (jenis, lama,
keluhan)
- Keluhan fase pra menopause/ menopause
- Orientasi seks
- Keluhan dalam hubungan seksual

Laki-laki:
- Sirkumsisi
- Mimpi basah
- Penggunaan alat kontrasepsi (jenis, lama,
keluhan)
- Orientasi seks
- Keluhan dalam hubungan seksual

j. Pola penanggulangan stress/mekanisme koping


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Mekanisme koping yang biasa
digunakan klien saat menghadapi
masalah/konflik/stress/kecemasan
Pengambilan keputusan
(sendiri/dibantu)
Adakah perubahan dalam 6 bulan
terakhir

k. Pola tata nilai dan kepercayaan


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Nilai khusus

Praktik Ibadah

Pengetahuan tentang praktik


ibadah selama sakit

A. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan / penampilan / kesan / umum klien :
...........................................................................................................................................................
.............
...........................................................................................................................................................
...............
.....................

2. Tanda-tanda vital :
- Suhu Tubuh : ..................oC
- Denyut Nadi : ..................kali / menit
- Tekanan Darah : ..................mmHg
- Respirasi : ..................kali / menit
- TB / BB : ..........cm / ........... kg

3. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala Dan Leher :
Kepala :
……………………………………………………………
……………….………….
……………………………………………………………
…….……………………. ……
Rambut :
……………………………………………………………
……………….………….
……………………………………………………………
…….……………………. ……
Wajah :
……………………………………………………………
……………….………….
……………………………………………………………
…….……………………. ……
Mata
Palpebra : …………………..…….………………………………
Conjungtiva : …………………..…….………………………………
Sclera : …………………..…….………………………………
Cornea&refleks kornea : …………………..…….………………………………
Pupil & refleks cahaya : …………………..…….………………………………
Fungsi otot : …………………..…….………………………………
TIO, visus : …………………..…….………………………………

Hidung
Warna, kesimetrisan, :
deformitas ……………………………………………………………………
Pernafasan cuping hidung ……….………….
………………………………………………………………….
Obstruksi, sekret
…………………….
Perubahan suara, afasia, ……………………………………………………….
dysfonia ……………………………….…
………………………………………………
Telinga
Inspeksi : …………………..…….………………………………
Telingaluar, MAE : …………………..…….………………………………
Sekret : …………………..…….………………………………
Palpasi : …………………..…….………………………………
Nyeritekan telinga dan : …………………..…….………………………………
tulang mastoid : …………………..…….………………………………
Mulut : …………………..…….………………………………
Gigi Geligi : …………………..…….………………………………
Faring : …………………..…….………………………………
Tonsil : …………………..…….………………………………

Leher
JVP : …………………..…….………………………………
Thyroid : …………………..…….………………………………
Trachea : …………………..…….………………………………

b. Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku :


Inspeksi : warna, edema, eritema
........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Palpasi : CRT, perubahan akral, turgor, nyeri tekan, clubbing finger
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

c. PemeriksaanPayudaradanKetiak :
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

d. Pemeriksaan Paru :
Inspeksi
Bentuk thoraks, : …………….…….……………………………………
struktur, : …………….…….……………………………………
Pergerakan dinding dada, :……..…….……………………………………………
Stridor
Palpasi
Nyeri tekan, tactilefremitus ...............................................................................................
...........................
Perkusi
Suaraperkusi : ...........................................................................................
Batas paru hepar : ..........................................................................................
Auskultasi
Vocal fremitus, Suaranafas : ……………..…….………………………………………
(trakeal, bronkhial,
bronkovesikular) : ……………..…….………………………………………
Suaratambahan (rhonci,
wheezing, rales)

e. Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi
Ictus cordis ........................................................................................
Palpasi
Ictus cordis : …………….……………………………………………
Heart rate (bandingkan : …………….……………………………………………
dg nadi)
Thrill (+) / (-) : …………..………………………………………………

Perkusi
Batasatas : …………….……………………………………………
Bataskanan : …………….……………………………………………
Bataskiri : …………..………………………………………………
Batas bawah : …………..………………………………………………
Auskultasi
A S1: tunggal/split, S2: tunggal/split, S3 .... S4 .... Murmur ....
P S1: tunggal/split, S2: tunggal/split, S3 .... S4 .... Murmur ....
T S1: tunggal/split, S2: tunggal/split, S3 .... S4 .... Murmur ....
M S1: tunggal/split, S2: tunggal/split, S3 .... S4 .... Murmur ....

f. Pemeriksaan Abdomen  :
Inspeksi
Bentuk : …….…….……………………………………………
Bayanganvena : …….…….……………………………………………
Benjolan / massa : …..…….………………………………………………

Auskultasi
Peristaltik usus : …….…….……………………………………………
Bruit aorta/a renal/a : …….…….……………………………………………
femoralis
Perkusi
Suaraperkusi abdomen : ...........................................................................................
Perkusiginjal : ..........................................................................................
Ascites (+)/(-)
Palpasi
Tanda nyeri : .......................................................................................
Massa : ........................................................................................
Hidrasi kulit : ........................................................................................
Hepar : ........................................................................................
Lien : ........................................................................................

g. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya (Bila Diperlukan) :


1) Pemeriksaan Genitalia
Inspeksi : kebersihan, perubahan warna, sekret
………………………………………………………………………………………………
………
………………………………………………………………………………………………

2) Pemeriksaan Anus
………………………………………………………………………………………………
………
………………………………………………………………………………………………
h. PemeriksaanMuskuloskeletal (EkstremitasAtas Dan Bawah) :
Inspeksi : Perubahan bentuk tulang
............................................................................................
.........................................................................................................................................
Palpasi : atropi, nyeri tekan, krepitasi
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Edema : Pittingoedem / Non pittingoedem / Tidak ada oedem


Rentanggerak : Bebas / Terbatas / DisertaiNyeri

KekuatanOtot :
KIRI KANAN
O/1/2/3/4/5 O/1/2/3/4/5
O/1/2/3/4/5 O/1/2/3/4/5
i. PemeriksaanNeurologi  :
G.C.S
Orientasi : …………….…….……………………………………
Memori : …………….…….…………………………………………
Bicara : ……….……………………………………………………
Nervus I ..................................................................................................
..........
Nervus II ..................................................................................................
..........
Nervus III ..................................................................................................
..........
Nervus IV ..................................................................................................
..........
Nervus V ..................................................................................................
..........
Nervus VI ..................................................................................................
..........
Nervus VII ..................................................................................................
.........
Nervus VIII ..................................................................................................
..........
Nervus IX ..................................................................................................
..........
Nervus X ..................................................................................................
..........
Nervus XI ..................................................................................................
..........
Nervus XII .....................................................................................................
.......
FungsiSerebral&Sensor .....................................................................................................
is .......

Tes Refleks :
Fisiologis
- Patella : ………….…...….………………………………………
- Biceps : ……..……..…………………………………………….
- Triseps : …….……...…………………………………………….
- Brachioradialis : …………...….………………………………………….
- Tendon Achilles : ………..…..…………………………………………….
Patologis
- Babinski : ……...……….………………………………………….
- Chadock : ………………………………………………………….
- Openheim : ………………………………………………………….
: …….…………………………………………………….
- Gonda
: …….…………………………………………………….
- Shneffer : …….…………………………………………………….
- MeningealSign

B. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Radiologi
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

C. PROGRAM DAN RENCANA PENGOBATAN


.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

D. DIAGNOSA MEDIS
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS :

DO :
NO DATA PENYEBAB MASALAH

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. ...........................................................................................................................................................................
2. ............................................................................................................................................................................

3. ..............................................................................................................................................................................

4. ............................................................................................................................................................................

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Ditemukan Teratasi
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tgl Paraf Tgl Paraf
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA KEPERAWA


KEPERAWATAN (NOC) (NIC)
No. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA KEPERAWA
KEPERAWATAN (NOC) (NIC)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI PARAF


KEPERAWATAN
Tgl DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI PARAF
KEPERAWATAN
Tgl DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI PARAF
KEPERAWATAN
Tgl DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI PARAF
KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN

NO DX HARI / TANGGAL
KEP
NO DX HARI / TANGGAL
KEP

EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl DIAGNOSA EVALUASI Paraf


KEPERAWATAN
1. S : ………………………………………..

O : ……………………………………….

A: …………………………………………

P : ………………………………………..

2. S : ………………………………………..

O : ……………………………………….

A: …………………………………………

P : ………………………………………..

Tgl DIAGNOSA EVALUASI Paraf


KEPERAWATAN
3. S : ………………………………………..

O : ……………………………………….

A: …………………………………………

P : ………………………………………..

4. S : ………………………………………..

O : ……………………………………….

A: …………………………………………

P : ………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai