Anda di halaman 1dari 5

Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol. 7, No.

2 STUDI LITERATUR

PERAN MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI

Sri Ramayanti* Idral Purnakarya

ABSTRAK

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa hampir separuh penduduk Indonesia
mengalami karies gigi. Makanan kariogenik merupakan faktor penyebab utama terjadinya karies gigi bersama-
sama dengan faktor mikroorganisme, gigi (host) dan waktu. Karbohidrat adalah bahan yang sangat kariogenik.
Gula yang terolah seperti glukosa dan terutama sekali sukrosa sangat efektif menimbulkan karies karena akan
menyebabkan turunnya pH saliva dibawah 5.5 secara drastis dan akan memudahkan terjadinya demineralisasi.
Gula sukrosa mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme asidogenik
dibandingjenis karbohidrat lain. Selain itu, defisiensi beberapa vitamin dan mineral juga mendorong terjadinya
karies pada gigi seperti defisiensi vitamin A, B, C, dan D, kalsium, fosfor fluor dan zinc. Oleh karena itu, tindakan
pencegahan diperlukan melalui tahapanprimer, sekunder dan tersier.

Kata Kunci :Makanan kariogenik, karbohidrat, karies gigi

ABSTRACT

Basic Health Research (Riskesdas) 2007 showed that almost of a half the population of Indonesia were
experience dental caries. Cariogenic foods sourced carbohydrate is the major factor, together with the factors of
microorganisms, tooth (host) and time. Carbohydrates are very cariogenic material. The processed sugars such as
glucose and sucrose is very effective resulted in caries because it will a decrease in saliva pH with 5.5 or under and
will drastically facilitate the demineralization. Sucrose sugar has a greater ability to the growth of microorganism
asidogenic than any other carbohydrates. In addition, deficiency of some vitamins and minerals are also
encouraged to dental caries such as deficiency of vitamin A, B, C, and D, deficiency of mineral calcium, phosfor,
fluor andzinc. Therefore, the precautionsrequired through the stages of primary,secondary and tertiary.

Keywords: cariogenic food, carbohydrate, dentalcaries

Pendahuluan penjumlahan dari indeks D-T, M-T, dan F-T yang


Gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah menunjukkan banyaknya kerusakan gigi yang
sekali mengalami kerusakan. Hasil Rikesdas (Riset pernah dialami seseorang baik berupa Decay/D (gigi
Kesehatan Dasar) 2007 menunjukkan prevalensi karies atau gigi berlubang), Missing/M (gigi
karies gigi di Indoneisa masih tinggi. Prevalensi dicabut), dan Filling/F(gigi ditambal).
karies aktif di Indonesia adalah 43,4% dengan Makanan merupakan salah satu faktor utama
indeks DMF-T secara nasional adalah sebesar 4,85. penyebab karies gigi selain mikroorganisme, gigi
Ini berarti rata-rata kerusakan gigi pada penduduk dan waktu.
Indonesia 5 buah gigi per orang. Komponen yang
terbesar adalah gigi dicabut/M-T sebesar 3,86. Pembahasan
Angka ini menunjukan bahwa rata-rata penduduk Karies Gigi
Indonesia mempunyai 4 gigi yang sudah dicabut Karies gigi atau gigi berlubang adalah suatu
atau indikasi pencabutan. Indeks DMF-T sebagai penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai oleh
indikator status kesehatan gigi, merupakan rusaknya email dan dentin disebabkan oleh aktivitas

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas (ii_84@yahoo.com) Jl. Perintis Kemerdekaan No. 77 Padang
**Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

89
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol. 7, No. 2

metabolisme bakteri dalam plak yang menyebabkan dalam mulut (karbohidrat) merupakan substrat yag
terjadinya demineralisasi akibat interaksi antar difermentasikan oleh bakteri untuk mendapatkan
produk-produk mikroorganisme, ludah dan bagian- energi. Sukrosa dan gluosa di metabolismekan
bagianyang berasaldari makanan dan email.' sedemikian rupa sehingga terbentuk polisakarida
intrasel dan ekstrasel sehingga bakteri melekat pada
Faktor Penyebab Karies Gigi permukaan gigi. Selain itu sukrosa juga
Proses terjadinya karies pada gigi melibatkan menyediakan cadangan energi bagi metabolisme
beberapa faktor yang tidak berdiri sendiri tetapi kariogenik. Sukrosa oleh bakteri kariogenik dipecah
salingbekerjasama. Ada 4 faktor penting yang saling menjadi glukosa dan fruktosa, lebih lanjut glukosa
berinteraksi dalam pernbentukan karies gigi,yaitu :2 ini dimetabolismekan menjadi asam laktat, asam
format, asam sitrat dan dekstran.
a. Mikroorganisme
Mikroorganisme sangat berperan d. Waktu
menyebabkan karies. Streptococcus mutcins dan Karies merupakan penyakit yang
Lactobacillus merupakan 2 dari 500 bakteri yang berkembangnya lambat dan keaktifannya berjalan
terdapat pada plak gigi dan merupakan bakteri bertahap serta merupakan proses dinamis yang
utama penyebab terjadinya karies. Plak adalah suatu ditandai oleh periode demineralisasi dan
massa padat yang merupakan kumpulan bakteri remineralisasi.2 Kecepatan karies anak-anak lebih
yang tidak terkalsifikasi, melekat erat pada tinggi dibandingkan dengan kecepatan kerusakan
permukaan gigi, tahan terhadap pelepasan dengan gigi orang dewasa.
berkumur atau gerakan fisiologis jaringan lunak.'
Plak akan terbentuk pada semua permukaan gigi dan Mekanisme Terjadinya Karies
tambalan, perkembangannya paling baik pada Mekanisme terjadinya karies terdiri dari 3
daerah yang sulit untuk dibersihkan, seperti daerah teori, yaitu teori protheolysis, proteolitic-chelation
tepi gingival, pada permukaan proksimal, dan di dan chemoparasitic atau disebut juga dengan teori
dalam fisur. asidogenik. Teori asidogenik menjelaskan bahwa
Bakteri yang kariogenik tersebut akan pernbentukan karies gigi disebabkan oleh asam yang
memfermentasi sukrosa menjadi asam laktat yang dihasilkan oleh aksi mikroorganisme terhadap
sangat kuat sehingga mampu menyebabkan karbohidrat. Reaksi ini ditandai dengan
demineralisasi.2 dekalsifikasi komponen inorganik dilanjutkan oleh
disintegrasi substansi organik yang berasal dari gigi.
b. Gigi (Host)
Morfologi setiap gigi manusia berbeda-beda, Makanan Kariogenik
permukaan oklusal gigi memiliki lekuk dan fisur Makanan kariogenik adalah makanan yang
yang bermacam-macam dengan kedalaman yang mengandung fermentasi karbohidrat sehingga
berbeda pula. Gigi dengan lekukan yang dalam menyebabkan penurunan pH plak menjadi 5,5 atau
merupakan daerah yang sulit dibersihkan dari sisa- kurang dan menstimulasi terjadinya proses karies.
sisa makanan yang melekat sehingga plak akan Karbohidrat yang dapat difermentasikan adalah
mudah berkembang dan dapat menyebabkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim
terjadinya karies gigi. 2 amilase pada saliva sebagai tahap awal dari
Karies gigi sering terjadi pada permukaan penguraian karbohidrat dan kemudian
gigi yang spesifik baik pada gigi susu maupun gigi difermentasikan olehbakteri.
permanen. Gigi susu akan mudah mengalami karies Karbohidrat merupakan bahan yang paling
pada permukaan yang halus sedangkan karies pada berhubungan dengan karies gigi. Karbohidrat adalah
gigi permanen ditemukan di permukaanpit dan fisur. bahan yang sangat kariogenik. Gula yang terolah
seperti glukosa dan terutama sekali sukrosa sangat
c. Makanan efektif menimbulkan karies karena akan
Peran makanan dalam menyebabkan karies menyebabkan turunnya pH saliva secara drastis dan
bersifat lokal, derajat kariogenik makanan akan memudahkan terjadinya demineralisasi.13
tergantung dari komponennya. Sisa-sisa makanan Seringnya mengkonsumsi gula sangat

90
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol. 7, No. 2

berpengaruh dalarn meningkatnya kejadian karies. padat dan bersifat lengket. Konsumsi permen dan
Gula yang dikonsumsi akan dimetabolisme lolipop menyebabkan paparan gula dalam mulut
sedemikian rupa sehingga terbentuk polisakarida lebih lama.5"
yang rnemungkinkan bakteri melekat pada Konsistensi juga mempengaruhi lamaya
permukaan gigi, selain itu juga akan menyediakan perlekatan makanan dalarn mulut. Makanan yang
cadangan energi bagi metabolisme karies dikunyah seperti permen karet dan marshmellows
selanjutnya serta bagi perkembangbiakan bakteri walaupun mengandung kadar gula yang tinggi tetapi
kariogenik.3 dapat menstimulasi saliva dan berpotensi rendah
Karbohidrat yang terdapat pada makanan untuk terjadinya perlekatan makanan lebih lama
dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu dibandingkan makanan dengan konsistensi padat
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. atau lengket. Makanan yang tinggi serat yang
mengandung sedikit karbohidrat terfermentasi
a. Karbohidrat Kompleks seperti pop com dan sayuran mentah bersifat
Merupakan karbohidrat yang terdiri atas kariostatik (tidak menyebabkan karies),13
dua ikatan monosakarida yang disebut polisakarida.
Polisakarida yang penting adalah pati, dekstrin, 2) Urutan dan frekuensi mengonsumsi makanan
glikogen, danpolisakarida non pati. Pati merupakan selingan
simpanan karbohidrat utama yang dikonsumsi Urutan dan kombinasi makanan juga
manusia diseluruh dunia dan terdapat pada padi- mempengaruhi potensi karies dari suatu makanan.
padian, umbi-umbian, dan biji-bijian.14 Pisang, merupakan makanan kariogenik karena
mengandung karbohidrat terfermentasi dan
b.Karbohidrat Sederhana kemampuan yang tinggi untuk menempel pada gigi
Merupakan karbohidrat yang hanya terdiri dan menyebabkan karies. Namun, apabila pisang
dari satu atau dua ikatan molekul sakarida yaitu dikonsumsi dengan sereal dan susu niaka berpotensi
monosakarida dan disakarida, contoh sukrosa (gula rendah dalam menyebabkan karies karena susu
tebu), dan laktosa (gula susu). Makanan yang berbentuk makanan cair yang dapat mengurangi
banyak mengandung karbohidrat sederhana adalah kemampuan perlekatan dari buah-buhan. Biskuit
es krim, manisan, permen, dan biskuit yang crackers dikonsumsi bersamaan dengan keju
mengandung gula.14 mempunyai daya kariogenik yang rendah jika
Sukrosa merupakan gula yang paling dibandingkan dengan mengkonsumsi tanpa keju.
kariogenik, namun demikian gula lainnya tetap Kemampuan penetralan asam oleh keju dan susu
berbahaya. Hai ini disebabkan karena sintesis menyebabkan makanan tersebut dianjurkan untuk
polisakarida ekstra sel sukrosa lebih cepat dikonsumsi bersamaan dengan makanan
dibandingkan glukosa, fruktosa, dan laktosa. Selain karbohidrat yang terfermentasi untuk mengurangi
itu sukrosa mempunyai kemampuan yang lebih
potensi kariogenik pada makanan.5"
efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme Frekuensi mengkonsumsi makanan
asidogenik dibanding karbohidrat lain.8
kariogenik yang sering menyebabkan meningkatnya
Peran makanan dalam menyebabkan karies
produksi asarnpada mulut. Setiap kali mengonsumsi
tergantung dari komponen kriogenik makanan
makanan karbohidrat yang terfermentasi
tersebut. Kariogenik makanan ditentukan oleh
menyebabkan turunya pH saliva yang dimulai 5-15
beberapa hal diantaranya :5 menit setelah mengkonsumsi makanan tersebut.
Snack yang dikonsusmsi dalam jumlah sedikit tapi
1) Bentuk dan konsistensi makanan
frekuensi sering berpotensi tinggi untuk
Bentuk dan konsistensi makanan
menyebabkan karies dibandingkan dengan makan
merupakan faktor potensial penurunan pH. Bentuk
tiga kali dan sedikit snack. 13 Selain itu,
makanan menentukan lamanya makanan berada di
mengonsumsi makanan selingan yang mengandung
dalam mulut sehingga berdampak pada seberapa
karbohidrat 20 menit sebelum atau setelah waktu
lamanya penurunan pH atau aktifitas pembentukan makanan utama berpeluang menyebabkan bakteri
asam. Makanan yang cair lebih mudah dibersihkan
berkembang biak dan memproduksi asam dalam
di dalam mulut dibandingkan dengan makanan
rongga mulut.5

91
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol. 7, No. 2

3) Leinak dan protein pada makanan akan dikonsumsi sebelum memakan makanan yang
membentuk suatu lapisan yang melindungi gigi manis. Protein meningkatkan urea saliva yang dapat
dari gula yang dikonsurasi.5 menetralisir asam. Mengkonsumsi makanan tinggi
4) Mengkosumsi produk susu dan olahannya dapat protein setelah makan karbohidrat dapat
meningkat saliva yang kaya kalsium dan fosfat mengembalikan pH menjadi 7 dengan cepat. Fiuor
dan bermanfaat dalam proses remineralisasi.5 dapat rnencegah terjadinya karies. Fluor secara
5) Mengonsumsi keju setelah mengonsumsi gula alami terdapat dalam jumlah yang kecil pada teh
dapat rnencegah tuninnya pH saliva dibawah5 dan makanan laut. Fluor dari makanan, air atau
minuman melindungi gigi dari serangan asam. Fluor
Defisiensi Vitamin dan Mineral mempunyai efek antibakteri dan antiplak.5
Vitamin dan mineral berpengaruh pada proses
terjadinya karies gigi, terutama pada pembentukan b) Menggantigula
gigi, vitamin-vitamin yang beipengaruh adalah Gula sintetik seperti saccharine dan aspartam
vitamin A, B, C, dan D sedangkan mineral yaitu serta gula alkohol banyak digunakan pada makanan
kalsium, fosfor dan fluor dan zinc. untuk mengurangi karies. Gula sintetik dan gula
Kekurangan vitamin A akan merusak alkohol bersifat noncariogenic. Contoh dari gula
pembentukan email dan dentin, kekurangan vitamin alkohol adalah xylitol, sorbitol dan maltitol .
B, menyebabkan karies meninggi, kekurangan Xylitol merupakan bentuk alkohol dari xylose
vitamin C menyebabkan degenerasi odontoblast, dan merupakan pengganti gula yang paling baik
dan kekurangan vitamin D akan mengakibatkan karenabakteri plak tidak bisa memetabolisme xylitol
hipoplasia enamel dan dentin. Kekurangan mineral dan dapat mengurangi Streptococcus mutans pada
kalsium dan fosfor dapat berakibat terjadinya rriuiut. Peneliti dari Universitas Michigan
hipoplasia enamel, kekurangan flour dan zinc meneinukan bahwa anak sekolah yang mengunyah
meningkatkan resiko karies.15 permen karet xylitol selama 5 menit, 3-5 kali sehari
dapat mengurangi karies dan remineralisasi lesi
Pencegahan Karies Gigi awal karies.5
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan Sorbitol merupakan bentuk alkohol dari
dalam tiga tahap yaitu tahap pencegahan primer, sukrosa yang dibuat dengan menambahkan hidrogen
sekunder dan tersier. Pencegahan primer bertujuan pada glukosa. Penelitian menyimpulkan bahwa
untuk rnencegah terjadinya penyakit dan mengunyah permen karet sorbitol setelah makan
mempertahankan keseimbangan fisiologis. dapat mengurangi terjadinya karies gigi secara
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mendeteksi signifikan. Sorbitol secara alami terdapat pada buah-
karies secara dim dan intervensi untuk rnencegah buahandan say ur- sayuran.5
berlanjutnya penyakit. Pencegahan tersier ditujukan Maltitol merupakan bentuk alkohol dari
untuk rnencegah meiuasnya penyakit yang akan mannose. Secara alami terdapat pada nenas,
menyebabkan hilangnya fungsi pengunyahan dan asparagus, kentang dan wortel.5
gigi-
c) Mengurangi mengkonsumsi makanan yang manis
dan asam.
a. Pencegahan primer (Drummond)
d) Mengurangi konsurnsi snack yang mengandung
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu :10 karbohidrat sebelurn tidur.
e) Mengkombinasikan makanan, seperti memakan
ljModifikasidiet makanan manis setelah makan protein dan lemak
atau setelah konsurnsi keju setelah memakan
Untuk rnencegah terjadinya karies gigi maka
perlu dilakukan modifikasi diet melalui berbagai makanan yang manis.
5 t) Kombinasikan makanan mentah dan renyah yang
cara, yaitu :
dapat menstimulasi saliva dengan makanan yang
a) Memperbanyak memakan makanan kariostatik
dimasak.
seperti lemak, protein dan fluor.
g) Buah-buahan yang asam dapat menstimulasi
Lemak dapat meningkatkan pH saliva setelah
produksi saliva.
mengkonsumsi karbohidrat. Lemak harus
h) Membatasi meminum minuman yang manis.

92
Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol. 7, No. 2 .

2) Pemakaian fluor b,Tahap pencegahan sekunder


Fluor berfungsi menghambat enzim b. Tahap pencegahan sekunder
pembentukan asam oleh bakteri, menghambat Pencegahan sekunder dilakukan dengan
kerusakan email lebih lanjut, serta membantu melakukan pengobatan dan perawatan gigi dan
remineralisasi pada lesi awal karies. Fluor dapat mulut serta penambalanpada gigi berlubang.16
diberikan dalam bentuk fluoridasi air minum, pasta
gigi, obat kumur, dan tablet fluor.16 c. Tahap pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilakukan dengan cara
3) Pit danfissure sealant perawatan pulpa (akar gigi) atau melakukan
Pit dan fissure sealant yaitu penutupan pit dan pencabutan gigiue
fissure yang dalam yang beresiko terhadap karies.5
Kesimpulan dan Saran
4) Pengendalianplak Makanan kariogenik merupakan makanan
Pengendalian plak dapat dilakukan dengan bersumber karbohidrat yang terfermentasi dan
tindakan secara mekanis yaitu dengan penyikatan berperan sebagai pencetus utama terjadinya karies
gigi dan penggunaan alat-alat bantu lain seperti gigi bersama-sama dengan faktor mikroorganisme,
benang gigi, tusuk gigi dan sikat interdental serta gigi (host) dan waktu. Berdasarkan hasil survey
tindakan secara kimiawi yaitu dengan menggunakan menunjukkan angka prevalensi karies gigi di
antibiotik dan senyawa-senyawa antibakteri lain Indonesia masih tinggi. Untuk itu diperlukan upaya
selain antibiotik.4 pencegahan terjadinya karies, baik pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
DAI IAR PUSTAKA

1. Litbangkes Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar Dentistry. London : Mosby Int Ltd; 1998.
(RISKESDAS) 2007. Jakarta : Depkes RI; 2008. 11. Schuurs AHB, Moorer WR. Patologi Gigi Geligi
2. Brown JP and Dodds MWJ. Dental Caries and : Kelainan-kelainan Jaringan Karies Gigi.
Associated Risk Factors. In : Cappelli DP and Terjemahan oleh Suryo S & Abyono R Edisi ke-
Mobley CC. Prevention and Clinical Oral Health 2. Yogyakarta :UGMUniversity Press; 1993 .
Care. Missuori : Mosby Elsevier; 2008. 12.McDonald RE,Avery DR. Dentistry for the Child
3. Ford PJR. Restorasi Gigi Edisi 2. Alih Bahasa : and Adolescent, 6th ed. St Louis : Mosby-Year
SumawinataN. Jakarta : EGC; 1993. Book Inc;1994.
4. Houwink B, et al. Preventive Tandheelkunde atau 13.Radler DR, Touger-Decker R. Nutrition for Oral
IlmuKedokteran Gigi Pencegahan. Terjemahan : and Dental Health. In : Mahan LK, Escott-Stump
Suryo S. Yogyakarta : UGM; 1993 S. Krause's Food & Nutrition Teraphy, St Louis :
5. Sroda R. Nutrition for a Healthy Mouth 2nd Ed. Saunders Elsevier; 2008.
Baltimore : Lippincots Williams and Wilkins, ; 14.Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :
2010. PT. Garamedia Pustaka Utama; 2006.
6. Rosen S. Dental Caries. Philadelphia : Prentice 15.Vernetti-Callahan D. Nutrition & Oral Health:
HallInternational Inc; 1991. Eating Well for a Healthy Mouth. Download
7. Lindhe J. Textbook of Clinical periodontology from : http://www.ada.org/
2nd Ed. Copenhagen : Munksgaard; 1990. prof/ed/ce/cerp/index .asp .
8. Suwelo SI. Karies pada Anak dengan Pelbagai 16. Brown JP and Dodds MWJ. Prevention
FaktorEtiologi. Jakarta : EGC; 1992. Strategies for dental Caries. In : Cappelli DP
9. Reich E. Caries Risk Assessment. Int. Den.J ; and Mobley CC. Prevention and Clinical Oral
1999,49: 15-2.
Health Care. Missuori : Mosby Elsevier; 2008.
10. Drummond B, et al. Dental Caries and Restoratif
Paediatric Dentistry. In ; Cameron AC and
Widmer RP (Eds). Handbook of Paediatric

93

Anda mungkin juga menyukai