BAB. 5. ASESMEN
A. Konsep Asesmen
B. Prosedur Asesmen
C. Laporan Hasil Belajar
BAB. 6. PENUTUP
LATAR BELAKANG
Pembelajaran dikenal juga dengan istilah instruksional,
merupakan suatu rangkaian kegiatan yg terencana “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan
untuk menghasilkan perubahan perilaku seperti yg zamannya”, kutipan dari Ki Hajar
diharapkan secara relatif tetap pada peserta didik Dewantara ini adalah kondisi yang
(Atwi Suparman, 2011). Di dalam pembelajaran guru merupakan salah satu alasan mengapa
memiliki peran sebagai desainer dan pengembang
pembelajaran. Guru mendesain pelaksanaan guru perlu terus mengembangkan
pembelajaran, menjelaskan secara sistematis tahap kompetensinya sesuai perkembangan
demi tahap aktivitas pembelajaran kemudian zaman dan teknologi.
mengembangkan bahan ajar yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana pembelajaran tersebut.
Desain pembelajaran merupakan proses sistematis Perkembangan dunia yang begitu cepat,
untuk membawa tujuan pembelajaran yang relevan ke menuntut penguasaan kompetensi-kompetensi
dalam aktivitas pembelajaran yang efektif (Hamreus, baru. Untuk merespon perubahan yang terjadi,
1971), meningkatkan kualitas pembelajaran (Gustafson, maka desain pembelajaran dan asesmen perlu
1971) dan meningkatkan kondisi belajar peserta didik terus dilakukan evaluasi dan pengembangan
(Buhl,1975).
secara berkala.
BAB 1: PENDAHULUAN
Kurikulum
Tujuan
Pembelajaran
Antara kurikulum,
pembelajaran dan asesmen,
ketiganya harus selaras untuk Kurikulum
memastikan pencapaian dan
kompetensi yang diharapkan, Pembelajaran
Asesmen Pembelajaran
keselarasan inilah yang akan
menggerakan kurikulum dan Proses Proses
Asesmen Pembelajaran
pembelajaran.
Setiap guru memiliki kemampuan yang berbeda, begitu juga peserta didik dan satuan pendidikan,
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Jika dalam kondisi yang berbeda ini kita hanya
mengacu pada satu modul ajar, satu sumber belajar, pembelajaran masih bisa dilaksanakan, namun
dampaknya belum tentu pembelajaran tersebut bermakna dan bisa membantu peserta didik mencapai
kompetensi yang diharapkan. Merupakan hal yang ideal jika sekolah dan guru dapat mengembangkan
modul ajar sendiri, dengan begitu keselarasan antara 3 komponen pembelajaran dapat dipastikan,
pembelajaran dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan sekolah sehingga pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan bermakna.
Mendesain pembelajaran lebih dari sekadar membuat instrumen, hal ini terkait dengan konsep yang lebih luas
dalam menganalisis masalah kinerja manusia secara sistematis, mengidentifikasi akar penyebab masalah
tersebut, mempertimbangkan berbagai solusi untuk mengatasi akar penyebab, dan menerapkan solusi dengan
cara yang dirancang untuk meminimalkan konsekuensi yang tidak diinginkan dari tindakan korektif (Rothwel and
Kazanas. 2004). Dari penjelasan ini kita dapat memahami bahwa proses mendesain pembelajaran merupakan
proses yang kompleks serta memerlukan waktu cukup lama, oleh sebab itu buku panduan pembelajaran dan
asesmen ini dibuat dengan tujuan sebagai petunjuk bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen
dan sebagai referensi bagi pemangku kepentingan lain dalam menentukan kebijakan, program dan atau
kegiatan yang terkait dengan pembelajaran.
BAB 1: PENDAHULUAN DRAFT 9 MEI 2021
MERDEKA BELAJAR
Anak-anak hidup dan tumbuh Merdeka belajar merupakan sebuah gagasan untuk mengembalikan hakikat
sesuai kodratnya sendiri. Pendidik belajar kepada fitrahnya. Skema pembelajaran yang mekanistik selama ini telah
menjadikan proses belajar hanya dimaknai sebagai sebuah prosedur semata.
hanya dapat merawat dan
Ruang eksplorasi guru dan sekolah terbatasi oleh beragam peraturan, sementara
menuntun tumbuhnya kodrat itu.
ruang eksplorasi murid terbatasi oleh standarisasi kurikulum. Hal tersebut perlu
ditransformasi. Melalui Merdeka Belajar, murid, guru, dan sekolah diberikan
(Ki Hadjar Dewantara) ruang yang besar untuk menumbuhkan kembali daya belajarnya dengan memilih
dan mengembangkan skema pembelajarannya secara mandiri.
Merdeka belajar diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dengan
gaya belajar, potensi, serta minatnya yang Dalam kerangka pembelajaran yang merdeka, pemerintah hanya mengatur rumusan
beragam. Dalam hal ini kreativitas guru dan Capaian Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila sebagai tujuan utama dari
proses pembelajaran. Selebihnya, guru dan sekolah diberi keleluasaan dalam
sekolah untuk melaksanakan pembelajaran
mengembangkan berbagai strategi untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
dan asesmen yang kontekstual.
Merdeka belajar pada setiap peserta didik berwujud dalam kemandirian untuk mengatur proses belajarnya sendiri (self-regulated learner).
Untuk mendukungnya guru perlu mengintegrasikan asesmen yang berkesinambungan dalam proses pembelajaran.
Dalam kerangka pembelajaran yang merdeka, asesmen tidak hanya dilakukan di akhir sebagai cara untuk mengukur atau menilai hasil belajar.
Lebih dari itu, asesmen juga perlu dilakukan oleh guru di awal untuk mendiagnosa kebutuhan dan di tengah proses untuk mengoptimalkan
kegiatan belajar.
DRAFT 9 MEI 2021
MERDEKA BELAJAR
Belajar yang melibatkan pelajar dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar.
Belajar yang menuju pada perubahan perilaku sebagai indikasi bertambahnya pemahaman dan kemampuan atau penguasaan kompetensi.
Belajar yang melibatkan pelajar dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan
melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar.
Belajar yang menuju pada perubahan perilaku sebagai indikasi bertambahnya pemahaman dan
kemampuan atau penguasaan kompetensi.
Paradigma Pembelajaran DRAFT 9 MEI 2021
PRINSIP PEMBELAJARAN
No Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang perlu diperhatikan Hal-hal yang perlu dihindari
1 Pembelajaran dirancang dengan ● Melakukan analisis terhadap kondisi, latar ● Langsung menerapkan modul ajar tanpa
belakang, tahap perkembangan dan pencapaian melihat kebutuhan peserta didik.
mempertimbangkan tahap
peserta didik sebelumnya dan melakukan ● Mengabaikan tahap perkembangan maupun
perkembangan dan tingkat pemetaan. pengetahuan yang dimiliki peserta didik
pencapaian peserta didik saat ini, ● Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum sebelumnya.
sesuai kebutuhan belajar, serta yang berkelanjutan sebagai dasar merancang ● Menyamaratakan metode pembelajaran.
pembelajaran dan asesmen. ● Melihat segala sesuatu dari kepentingan
mencerminkan karakteristik dan
● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan pejabat sekolah atau guru.
perkembangan yang beragam prasarana yang dimiliki peserta didik, guru dan ● Pembelajaran terlalu sulit sehingga
sehingga pembelajaran menjadi sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran. menurunkan motivasi peserta didik.
bermakna dan menyenangkan. ● Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai ● Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak
dengan tahap perkembangan peserta didik. menantang dan membosankan.
● Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta
didik.
2 Pembelajaran dirancang dan Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa Guru hanya selalu memberikan pemaparan
dilaksanakan untuk membangun digunakan dalam pembelajaran. dalam bentuk ceramah dan instruksi tugas.
kapasitas untuk menjadi Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk
pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman soal dan dinilai benar atau salah, tanpa umpan
pembelajar sepanjang hayat.
bermakna. balik.
Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari Memberikan porsi paling banyak pada asesmen
guru dan peserta didik ke peserta didik. sumatif atau ujian/ tes akhir.
Pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan
menggunakan kekuatan bertanya, dengan
memberikan pertanyaan yang membangun
pemahaman bermakna.
DRAFT 9 MEI 2021
BAB 2: PEMBELAJARAN
No Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang perlu diperhatikan Hal-hal yang perlu dihindari
3 Proses pembelajaran mendukung Menggunakan berbagai metode pembelajaran mutakhir yang Menggunakan satu metode yang itu-itu saja tanpa
perkembangan kompetensi dan karakter mendukung terjadinya perkembangan kompetensi seperti belajar melakukan evaluasi terhadap metode yang
peserta didik secara holistik. berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, berbasis digunakan.
tantangan, dan metode pembelajaran diferensiasi. Menggunakan hanya satu perspektif misalnya hanya
Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, sosial melihat kemampuan kognitif peserta didik, tanpa
emosi, dan spiritual. melihat faktor lain seperti sosial emosi atau spiritual.
Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada peserta Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang harus
didik. diajarkan dan dihafal.
4 Pembelajaran yang relevan, yaitu Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia nyata Pembelajaran dengan konteks yang tidak relevan dan
pembelajaran yang dirancang sesuai dan menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar. tidak menarik untuk peserta didik.
konteks, lingkungan dan budaya peserta Melibatkan orang-tua dalam proses belajar dengan komunikasi Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan
dua arah dan saling memberikan umpan balik. hanya menagih tugas.
didik, serta melibatkan orang tua dan
Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber primer Interaksi dengan murid hanya memberikan dan
masyarakat sebagai mitra. maupun sekunder dalam proses pembelajaran. menagih tugas.
peserta didik tidak punya akses langsung untuk
terlibat ataupun melibatkan masyarakat setempat.
5 Pembelajaran berorientasi pada masa Umpan balik yang terus menerus dari guru untuk peserta didik Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir.
depan yang berkelanjutan. maupun dari peserta didik untuk peserta didik. Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari tahun
Pembelajaran yang membangun pemahaman bermakna dengan ke tahun dengan soal tes dan ujian yang sama.
memberi dukungan lebih banyak di awal untuk kemudian Hanya mengetes atau menilai keterampilan abad 21
perlahan melepas sedikit demi sedikit dukungan tersebut untuk tanpa mengajarkan keterampilannya.
akhirnya menjadi pelajar yang mandiri dan merdeka.
Guru melakukan berbagai inovasi terhadap metode dan strategi
pengajarannya.
Mengajarkan keterampilan abad 21.
DRAFT 9 MEI 2021
PRINSIP ASESMEN
1 Asesmen merupakan bagian Asesmen dilakukan berdasarkan tujuan Asesmen pada ranah sikap, pengetahuan dan
terpadu dari proses pembelajaran, pembelajaran keterampilan dilakukan secara terpisah-pisah.
memfasilitasi pembelajaran, dan
menyediakan informasi yang
holistik sebagai umpan balik untuk Melibatkan peserta didik dalam melakukan Asesmen hanya dilakukan oleh Guru
asesmen, melalui penilaian diri (self
guru, peserta didik, dan orang tua,
assessment), penilaian antar teman (peer
agar dapat memandu mereka assessment), refleksi diri, dan pemberian
dalam menentukan strategi umpan balik antar teman (peer feedback).
pembelajaran selanjutnya.
Pemberian umpan balik dilakukan dengan Umpan balik berupa kalimat pujian yang
mendeskripsikan usaha terbaik untuk pendek, misal bagus, keren, pintar, pandai,
menstimulasi pola pikir bertumbuh, dan cerdas, dan sebagainya.
memotivasi peserta didik Pemberian kritik tanpa penjelasan untuk
perbaikan
2 Asesmen dirancang dan dilakukan Membangun komitmen dan menyusun Menitikberatkan pada asesmen sumatif
sesuai dengan fungsi asesmen perencanaan asesmen yang menitikberatkan
tersebut, dengan keleluasaan pada asesmen formatif
untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar Menggunakan beragam jenis, teknik dan Tidak menggunakan instrumen penilaian atau
efektif mencapai tujuan instrumen penilaian formatif sesuai dengan hanya menggunakan 1-2 instrumen.
tujuan pembelajaran Menggunakan instrumen asesmen, namun tidak
pembelajaran.
sejalan dengan tujuan pembelajaran
Menggunakan jenis, teknik, dan instrumen Menggunakan jenis, teknik, dan instrumen asesmen
asesmen yang bervariasi dan relevan yang sama secara berulang
Menitikberatkan pada penggunaan teknik penilaian
berupa tes.
Mengkomunikasikan kepada peserta didik Jenis, teknik, dan instrumen asesmen hanya dipahami
tentang jenis, teknik, dan instrumen penilaian oleh Guru.
yang akan digunakan. Harapannya, peserta Peserta didik tidak memahami jenis, teknik, instrumen
didik akan berusaha mencapai kriteria yang asesmen yang digunakan, sehingga tidak memiliki
terbaik sesuai dengan kemampuannya gambaran kriteria terbaik yang dapat dicapai
KKTP diturunkan dari indikator penilaian KKTP disusun berdasarkan acuan yang tidak jelas.
suatu tujuan pembelajaran
KKTP dijadikan sumber informasi atau data KKTP digunakan sebagai penentu ketuntasan hasil
bagi Guru untuk menentukan tindak lanjut belajar, tanpa disertai tindak lanjut.
pembelajaran sesuai pencapaian peserta didik.
No Prinsip Asesmen Hal-hal yang perlu diperhatikan Hal-hal yang perlu dihindari
3 Asesmen dirancang secara adil, Asesmen dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan tanpa Asesmen lebih menguntungkan peserta didik karena latar
dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik belakang tertentu.
proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar dan Menerapkan moderasi asesmen, yaitu Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen
menentukan keputusan tentang berkoordinasi antar Guru untuk menyamakan
langkah selanjutnya. persepsi kriteria, sehingga tercapai prinsip
keadilan
Menggunakan instrumen asesmen yang mampu Menggunakan instrumen asesmen yang tidak
mengukur capaian kompetensi dengan tepat sesuai dengan tujuan dan aktivitas
pembelajaran
4 Laporan kemajuan belajar dan Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak. Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah.
pencapaian peserta didik bersifat Penggunaan kata atau kalimat negatif.
sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang Menyertakan kriteria pencapaian dalam bentuk Menilai dengan skor atau angka tanpa
bermanfaat tentang karakter dan kalimat deskriptif. deskripsi kriteria.
kompetensi yang dicapai serta
strategi tindak lanjutnya. Laporan hasil belajar hendaknya menyertakan Merekayasa hasil tanpa adanya bukti
bukti dari pembelajaran, yaitu portofolio peserta perkembangan pembelajaran.
didik dan bentuk pelaporan selain tertulis seperti
diskusi atau konferensi tiga arah.
5 Hasil asesmen digunakan oleh Hasil asesmen digunakan sebagai dasar Hasil asesmen hanya digunakan dalam bentuk
peserta didik, pendidik, tenaga pemberian perlakuan terhadap peserta didik kumpulan data tanpa adanya tindak lanjut
kependidikan, dan orang tua (remedial maupun pengayaan)
sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran Hasil asesmen digunakan untuk perbaikan Hasil asesmen hanya digunakan sebagai
pembelajaran berkesinambungan pada seluruh umpan balik bagi peserta didik dan guru
aspek dalam pengelolaan satuan pendidikan
Kenaikan Kelas
Guru diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Guru diharapkan mampu menjalankan fungsi asesmen secara optimal sehingga mampu mendiagnostik perkembangan
siswa. Hasil diagnostik digunakan sebagai rujukan untuk melakukan tindak lanjut pembelajaran. Harapannya, pada akhir
fase, semua siswa naik kelas karena telah mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
- Diri sisi psikologis siswa, keputusan tidak naik kelas, berdampak negatif dan mempengaruhi motivasi serta kepercayaan
diri siswa.
- Keputusan tidak naik kelas masih dimungkinkan, namun hal ini harus diposisikan sebagai keputusan paling sulit yang
terpaksa harus diambil ketika seluruh upaya maksimal dan adil telah dilakukan, namun belum membuahkan hasil.
- Siswa yang diidentifikasi memiliki kesulitan belajar atau kebutuhan khusus berdasarkan rekomendasi para ahli, dapat
dibuatkan rencana pencapaian tujuan pembelajaran atau lingkup materi yang bersifat individual.
- Guru dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan
mempertimbangkan:
● Pencapaian Profil Pelajar Pancasila
● Pencapaian tujuan pembelajaran dalam pembelajaran intrakurikuler
● Portofolio siswa
● Ekstrakurikuler/Prestasi/penghargaan siswa
● Bentuk kegiatan asesmen lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
- Kenaikan kelas dilakukan pada setiap akhir fase.
BAB 2: PARADIGMA BARU PEMBELAJARAN DAN ASESMEN
DRAFT 9 MEI 2021
Literasi saat ini tidak lagi bermakna sebagai pemberantasan buta aksara namun sebuah praktik sosial
yang melibatkan kegiatan berbicara, menulis, membaca, menyimak dalam proses memproduksi ide, dan
mengkonstruksi makna yang terjadi dalam konteks budaya yang spesifik (Gee, 1996; Heath, 1983).
Sementara numerasi menuntut peserta didik untuk mengenali dan memahami peran matematika di
dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika
dalam memecahkan masalah di kehidupan nyata.
DRAFT 9 MEI 2021
Literasi dan numerasi erat kaitannya dengan asesmen yang akan dilakukan di sekolah, dimana
keduanya merupakan komponen mendasar yang akan dijadikan tolak ukur dalam asesmen
kompetensi minimum (AKM). komponen yang dinilai mencakup keterampilan berpikir
logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah
dipelajari, keterampilan memilih serta mengolah informasi.
Selain terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, literasi dan numerasi juga terhubung dengan
kegiatan penilaian pembelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, diharapkan akan
mendorong guru semua mata pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi
membaca dan berpikir logis sistematis. Selain itu, pengukuran literasi dan numerasi mendorong
guru untuk lebih berfokus pada pengembangan daya nalar daripada pengetahuan konten yang
luas tapi dangkal.
Capaian Pembelajaran dituliskan dalam bentuk satu paragraf yang menggambarkan rangkaian pembelajaran utuh, saling
berkaitan, berorientasi pada kompetensi. Capaian Pembelajaran dipetakan dalam setiap Fase (per 2 atau 3 tahun) dengan
tujuan agar peserta didik memiliki waktu yang cukup atau lebih leluasa untuk belajar suatu konsep secara mendalam.
Capaian pembelajaran menjabarkan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik pada akhir suatu fase, untuk
melaksanakan pembelajaran, guru perlu menurunkan Capaian Pembelajaran ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran yang
merupakan peta jalan atau peta kompetensi menuju kompetensi di akhir fase pada Capaian Pembelajaran.
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik di akhir fase. CP
terdiri dari 6 fase (A-F) atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP,
SMA). Fase tersebut adalah: Fase A (kelas 1 – 2), Fase B (kelas 3 – 4), Fase C (5 - 6), Fase D (kelas 7- 9), Fase E
(10) dan Fase F (kelas 11 – 12).
Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta didik dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun
secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju CP.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
di dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun
secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk mengukur CP.
Modul Ajar (MA) merupakan perencanaan pembelajaran yang disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran. Modul
ajar dilengkapi dengan berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas peserta didik, dan instrumen asesmen untuk
mengidentifikasi apakah tujuan pembelajaran telah dicapai peserta didik. Modul ajar diharapkan membantu guru
untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan metode terdiferensiasi
Contoh Menurunkan CP ke dalam TP dan ATP
Capaian
Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
1. Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan. Ada
enam fase CP, yaitu.
Dalam menyusun Tujuan Pembelajaran perlu
a. Fase A untuk kelas I dan II
diperhatikan tiga komponen berikut
b. Fase B untuk kelas III dan IV
c. Fase C untuk kelas V dan VI ● Kompetensi adalah kemampuan yang
d. Fase D untuk kelas VII, VIII, dan IX mencakup sikap, pengetahuan, dan
e. Fase E untuk kelas X keterampilan yang dapat
f. Fase F untuk kelas XI dan XII didemonstrasikan oleh peserta didik
yang menunjukkan peserta didik telah
2. Identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi-kompetensi
berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
sebelumnya yang perlu dikuasai peserta didik sebelum mencapai kompetensi
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti
di akhir fase.
atau konsep utama yang perlu
3. Melakukan identifikasi elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
dipahami di akhir satu unit
yang sesuai dengan mata pelajaran dan CP pada Fase yang akan dipetakan. pembelajaran.
4. Rumuskan TP dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai, ● Variasi Keterampilan Berpikir apa
konten yang akan dipelajari dan variasi keterampilan berpikir apa yang saja yang perlu dikuasai peserta didik
perlu dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. untuk dapat mencapai tujuan
5. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran pembelajaran.
menjadi ATP.
Strategi dalam Merumuskan Alur Tujuan pembelajaran
Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang
dirancang secara sistematis dan menarik. Modul ajar merupakan implementasi dari ATP yang
dikembangkan dari CP dengan P3 sebagai sasaran. Guru perlu memahami konsep mengenai
modul ajar agar proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
Modul ajar merupakan perencanaan yang disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan
pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang. Modul ajar dikembangkan
berdasarkan Alur dan Tujuan Pembelajaran.
DRAFT 9 MEI 2021
BAB 4: MODUL AJAR
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh guru. Guru di satuan
pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan
kebutuhan belajar peserta didik.
BAB 4: MODUL AJAR DRAFT 9 MEI 2021
Menganalisis kondisi dan kebutuhan peserta didik, guru, serta satuan pendidikan.
● Apakah kondisi peserta didik, guru dan satuan pendidikan memungkinkan untuk melakukan pembelajaran yang hendak di
rancang?
Melakukan asesmen diagnostik terhadap kondisi dan kebutuhan peserta didik.
● Bagaimana kondisi kognitif dan non-kognitif peserta didik saat itu?
● Apa saja kebutuhan yang perlu diakomodir pada modul ajar?
Mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan dicapai.
● Elemen atau sub-elemen dari Profil Pelajar Pancasila mana yang bisa dicapai oleh modul ajar yang akan dirancang?
● Apakah dengan modul ajar ini bisa mencapai PPP yang dituju?
● Apakah tujuan pembelajaran yang dipilih sesuai dengan elemen PPP?
● Bagaimana tujuan pembelajaran yang dipilih bisa menunjang elemen PPP?
Memilih TP dari ATP berdasarkan CP yang akan dikembangkan menjadi modul ajar.
● Bagaimana keselarasan semua TP apabila dipetakan dalam satu tahun ajaran?
● Mana sajakah TP yang bisa diintegrasi ke dalam satu modul ajar?
● Asesmen sumatif seperti apakah yang akan menunjukkan pemahaman bermakna dari beberapa TP tersebut?
Merencanakan jenis, teknik dan instrumen asesmen.
● Apakah kegiatan asesmen yang dilakukan memberikan data yang otentik dari peserta didik?
● Apakah jenis, teknik dan instrumen asesmen yang digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai?
BAB 4: MODUL AJAR
STRATEGI MENGEMBANGKAN MODUL AJAR
A. Konsep Asesmen
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui perkembangan dan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Proses pengumpulan dan pengolahan informasi dalam asesmen menggunakan instrumen yang
dapat menggambarkan profil menyeluruh dari peserta didik. Hasil dari asesmen digunakan sebagai dasar oleh guru
untuk memfasilitasi, menyusun, dan mengevaluasi program pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Guru melakukan asesmen secara berkesinambungan pada awal, proses, dan akhir pembelajaran, sehingga dapat
menampilkan proses dan pencapaian belajar peserta didik secara utuh.
Terpadu
Asesmen sebagai bagian dari pembelajaran mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang saling terkait. Rumusan CP telah mengakomodasi tiga ranah tersebut. Pada saat Guru melakukan asesmen
berdasarkan TP yang merupakan turunan dari CP, , maka secara langsung keterpaduan ini terpenuhi. Dengan
demikian, Guru tidak perlu memilah-memilih asesmen berdasarkan ketiga ranah tersebut.
a. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan
jalan keluar, belajar dari kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta
didik.
Penerapan Pola Pikir Bertumbuh (Growth b. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran,
penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.
Mindset) dalam Asesmen
c. Ekspektasi Guru yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat
mempengaruhi performa peserta didik.
Penerapan pola pikir bertumbuh (growth mindset) d. Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak
dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran perlu dibandingkan dengan teman-temannya.
e. Lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah yang kondusif
bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang optimal.
lebih penting daripada sebatas hasil akhir. Guru f. Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan penilaian diri (self
diharapkan mampu menerapkan ide-ide dalam assessment), penilaian antar teman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian
umpan balik antar teman (peer feedback).
pola pikir bertumbuh dalam asesmen, antara lain: g. Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar
peserta didik. Pemberian umpan balik dilakukan dengan mendeskripsikan usaha
terbaik untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh, memotivasi peserta didik, dan
membangun kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan
DRAFT 9 MEI 2021 pembelajaran lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir
Salah satu acuan dalam memberikan umpan balik dapat menggunakan BENTUK UMPAN BALIK ASESMEN
tangga umpan balik (Ladder of Feedback) di bawah ini:
Sumber:
1. Daniel Wilson (Wilson et al., 2005)
2. David Perkins, 2003. King Arthur’s Round Table: How Collaborative
Conversations Create Smart Organizations. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.
Fungsi Asesmen
ASESMEN ASESMEN
SEBAGAI TERHADAP
UNTUK UNTUK
TERHADAP SEBAGAI
Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup penilaian formatif dan sumatif, dengan penekanan porsi asesmen formatif lebih besar
daripada asesmen sumatif. Teknik penilaian berupa observasi, praktik/performa, produk, projek, portofolio, dan tes. Guru
diharapkan mampu menggunakan teknik penilaian yang bervariasi dan relevan serta menghindari asesmen hanya sebatas
melakukan tes tertulis atau lisan.
Teknik Asesmen Instrumen Asesmen
Observasi Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara Rubrik Kriteria pencapaian untuk menilai tingkat di berbagai
keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan area. Deskripsi dari tingkat kriteria membantu penilai
dalam tugas atau aktivitas rutin/harian. untuk mencari karakteristik atau tanda yang dicari dari
suatu tugas peserta didik dan menilai tingkat kinerja dari
Performa Asesmen performa menyediakan tantangan dan masalah skala yang sudah ditentukan. Rubrik bisa dikembangkan
otentik. Dalam bentuk asesmen performa menggunakan oleh peserta didik maupun guru.
berbagai pendekatan yang bervariasi. Asesmen performa
bisa melakukan praktik, menghasilkan produk, melakukan Eksemplar Hasil karya para peserta didik yang secara konkrit
projek, dan membuat portofolio.
dijadikan standar pencapaian dibandingkan dengan hasil
karya peserta didik lain. Umumnya ada satu contoh untuk
Tes Tertulis/ Satu aktivitas, satu dimensi latihan. Bentuk tes dan kuis setiap tingkat pencapaian untuk memberikan nilai.
Lisan adalah bentuk yang paling dikenal dari teknik asesmen ini. Sekolah dianjurkan mencari contoh (benchmark) yang
semestinya dan bisa digunakan dalam konteks sekolah
Studi Kasus Situasi yang diberikan dengan stimulus dan diminta untuk tertentu.
mempresentasikan tugas. Jawaban bisa dalam bentuk
penyelesaian masalah. Borang Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen
yang dituju. Skema pencatatan bisa dengan
menggunakan tanda cek.
diagnostik, refleksi pembelajaran, berbagai teknik asesmen (Praktik, produk, proyek, 1. Produk hasil belajar.
Formatif (as and for learning) portofolio, tertulis) 2. Jurnal refleksi peserta didik.
pencapaian tujuan pembelajaran Catatan : beragam teknik ini terintegrasi dengan 3. Dokumentasi performa yang menonjol
strategi/metode pembelajaran 4. Rencana tIndak lanjut atas hasil asesmen
konfirmasi pencapaian tujuan pembelajaran semua TP berbagai teknik asesmen (Praktik, produk, 1. Produk hasil belajar.
Sumatif di akhir lingkup materi dalam 1 lingkup materi, refleksi pembelajaran semua TP
proyek, portofolio, tertulis) 2. dokumen performa
(for and of learning) dalam 1 lingkup materi, dan untuk remedial
konfirmasi pencapaian kompetensi esensial pada TP Praktik, produk, proyek, portofolio, tertulis, 1. Produk hasil belajar.
Sumatif semester (of learning) dalam satu semester 2. Dokumen performa
Observasi ✔ ✔ ✔ ✔
Performa ✔ ✔ ✔ ✔
Pilihan Jawaban ✔ ✔ ✔
Catatan: pemilihan teknik dan instrumen asesmen disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan masing-masing kegiatan..
Khusus SMK, terdapat juga bentuk asesmen
khas yang membedakan dengan jenjang
yang lain, yaitu:
Penilaian Praktik Kerja Lapangan Uji Kompetensi Keahlian
• Penilaian/pengukuran terhadap capaian pembelajaran • Penilaian terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2
siswa selama melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di
meliputi subtansi kompetensi maupun budaya kerja akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
• Penilaian dilakukan oleh pembimbing/instruktur dari (LSP-P1/LSP-2/LSP-3) atau satuan pendidikan
dunia kerja. terakreditasi bersama DUDI
• Hasil penilaian disampaikan pada rapor dengan • Dapat memperhitungkan paspor keterampilan (Skills
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja siswa Passport) yang diperoleh siswa pada tahap
secara keseluruhan berdasarkan jurnal PKL, sertifikat, pembelajaran sebelumnya
atau surat keterangan PKL dari dunia kerja • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes
• Mendorong siswa berkinerja baik saat melakukan tulis, dan/atau portofolio
pembelajaran di dunia kerja serta memberikan • Membekali siswa sertifikat keahlian untuk menghadapi
kebanggaan pada siswa dunia kerja
Ujian Unit Kompetensi
• penilaian terhadap pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk 1 (satu) Skema
Sertifikasi Profesi, dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan terakreditasi. Unit Kompetensi terdiri atas 1
(satu) atau beberapa Kompetensi (Capaian Kompetensi) untuk mencapai kemampuan melaksanakan satu bidang
pekerjaan spesifik
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, dan/atau portofolio
• Mendorong guru melaksanakan pembelajaran tuntas (mastery learning) pada materi kejuruan
• Membekali siswa skill passport sebelum menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di akhir masa pembelajaran
DRAFT 9 MEI 2021
Keleluasaan dalam menentukan Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) Keleluasaan dalam menentukan Kriteria
laporan hasil belajar
KKTP menggambarkan tahapan penguasaan
kompetensi pada suatu tujuan pembelajaran,
berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran Kriteria laporan kemajuan belajar merupakan acuan untuk
dan mendiagnostik tingkat penguasaan kompetensi mengolah hasil asesmen dan menentukan deskripsi dalam
peserta didik agar guru dapat memperbaiki proses laporan kemajuan belajar sebagai hasil dan refleksi dari
pembelajaran dan atau memberikan intervensi pelaksanaan pembelajaran intrakurikuler. Guru diberikan
pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik. keleluasaan untuk menentukan kriteria laporan kemajuan
belajar merujuk kepada tujuan pembelajaran.
Peserta didik mendeskripsikan Peserta didik dapat menyebutkan Peserta didik dapat mendeskripsikan Peserta didik dapat menganalisis
pengaruh siklus air dalam faktor-faktor yang mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan dari faktor-faktor yang
kehidupan sehari-hari. siklus air. siklus air dalam kehidupan mempengaruhi siklus air dalam
sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
Peserta didik Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat
mendeskripsikan menyebutkan salah satu menyebutkan faktor-faktor mendeskripsikan menganalisis hubungan dari
pengaruh siklus air dalam faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi siklus faktor-faktor yang faktor-faktor yang
siklus air. air. mempengaruhi siklus air mempengaruhi siklus air
kehidupan sehari-hari.
dalam kehidupan sehari-hari. dalam kehidupan sehari-hari.
Kriteria laporan hasil belajar merupakan acuan untuk mengolah hasil asesmen dan menentukan deskripsi
dalam laporan kemajuan belajar sebagai hasil dan refleksi dari pelaksanaan pembelajaran intrakurikuler.
Guru diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria laporan kemajuan belajar merujuk kepada tujuan
pembelajaran.
Laporan hasil belajar dapat menggunakan deskripsi, capaian kompetensi esensial, atau capaian setiap
tujuan pembelajaran sesuai dengan kriterianya. Penyampaian kemajuan yang menggunakan pola deskriptif
cukup menuangkan kompetensi esensial atau setiap tujuan pembelajaran.
Hasil asesmen secara formatif maupun sumatif dapat digunakan sebagai dasar pemberian intervensi
peserta didik diberikan intervensi sesuai dengan tingkat kompetensinya. Pemberian intervensi dapat
dilakukan sebelum pemberian laporan kemajuan belajar maupun saat pelaksanaan pembelajaran di tingkat
selanjutnya.
Kriteria laporan hasil belajar, dapat menggunakan 3, 4 atau 5 kriteria, sebagaimana contoh di bawah ini:
Deskripsi Laporan Hasil Belajar dengan 3 Kriteria
Memperlihatkan penguasaan kompetensi yang Memperlihatkan penguasaan kompetensi yang Memperlihatkan penguasaan kompetensi yang
masih kurang dari tujuan pembelajaran yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sangat baik melebihi dari tujuan pembelajaran
ditetapkan namun telah menunjukan sedikit ditetapkan. yang ditetapkan.
perkembangan.
Memperlihatkan penguasaan Memperlihatkan penguasaan Memperlihatkan penguasaan Memperlihatkan penguasaan Memperlihatkan penguasaan
kompetensi yang masih kurang kompetensi yang masih kurang kompetensi yang berkembang kompetensi yang baik sesuai kompetensi yang sangat baik
dari tujuan pembelajaran yang dari tujuan pembelajaran yang dengan cukup baik dan hampir dengan tujuan pembelajaran yang melebihi dari tujuan pembelajaran
telah ditetapkan. ditetapkan namun telah mencapai tujuan pembelajaran ditetapkan. yang ditetapkan.
menunjukan perkembangan. yang ditetapkan.
ALTERNATIF KRITERIA KKTP DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR (RAPOR)
Kelebihan dan Kekurangan Jumlah Kriteria Pencapaian pada Laporan Hasil Belajar
Tiga Kriteria Penyusun rubrik asesmen tidak perlu Jarak antara kriteria pencapaian satu dengan
membuat banyak deskripsi untuk kriteria. kriteria lainnya terlalu sempit.
Empat Kriteria Kriteria pencapaian mencakup lebih banyak Empat kriteria agak lebih susah untuk
deskripsi, sehingga pilihan tingkat pencapaian menentukan tingkat pencapaian, terutama
bisa lebih luas. untuk yang tingkat pencapaiannya di tengah.
Lima Kriteria Kriteria pencapaian mencakup lebih banyak Penyusun rubrik asesmen harus membuat
deskripsi. lebih banyak deskripsi agar kriteria jelas dan
Akan lebih mudah apabila sekolah tepat sasaran.
memutuskan untuk mengkonversi dalam
bentuk angka atau prosentase.
Sekolah berhak menentukan jumlah kriteria pencapaian sesuai dengan kebutuhan, fungsi, nilai dan
budaya sekolah masing-masing. Mohon untuk memperhatikan hal-hal yang perlu diperhatikan dan
yang harus di hindari di halaman sebelumnya.
Pemanfaatan Hasil Asesmen untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran
Pemanfaatan Hasil asesmen, dapat digunakan untuk menelusuri proses belajar, mengecek pencapaian,
mendeteksi kelemahan, hingga menyimpulkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil asesmen diharapkan
mampu mencerminkan kualitas pembelajaran, sekaligus memberi manfaat bagi seluruh warga sekolah,
sebagaimana tabel di bawah ini.
Peserta didik Sarana refleksi dan motivasi diri bagi peserta didik untuk mengubah dan
mengembangkan perilaku serta cara belajar agar senantiasa mencapai target
kompetensi yang diharapkan.
Pendidik Mengukur tingkat kemajuan dan ketercapaian kompetensi dari setiap peserta
didik dalam kurun waktu tertentu, serta menetapkan langkah berikutnya untuk
perbaikan kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan
Tenaga Kependidikan Sebagai bahan evaluasi dan penentu kebijakan dalam merencanakan,
mengembangkan instrumen dan memberikan dukungan kepada pendidik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
Orang Tua Memantau perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik, memberikan
dukungan dan perhatian yang intensif untuk meningkatkan pencapaian
kompetensi peserta didik.
PROSEDUR ASESMEN DRAFT 9 MEI 2021
Prosedur asesmen mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, pelaporan dan umpan balik. Secara lebih
rinci diuraikan sebagai berikut:
● Perencanaan asesmen dilaksanakan bersamaan dengan proses pemetaan ATP dan pengembangan modul ajar.
Perencanaan ● Memetakan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan dalam kurun waktu tertentu
● Menentukan indikator penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran
● Menentukan waktu pelaksanaan asesmen formatif, sumatif akhir lingkup materi dan sumatif semester
● Hasil asesmen formatif, sumatif lingkup materi, dan sumatif semester menjadi pertimbangan dalam pengisian
Pengolahan laporan hasil belajar
● Jika terjadi kesenjangan/perbedaan antara formatif dengan sumatif, guru menggunakan pendapat profesionalnya
untuk menentukan ketercapaian hasil belajar, dengan memperhatikan kinerja peserta didik selama proses
pembelajaran.
● Satuan pendidikan dapat menentukan kriteria pencapaian hasil belajar yang akan dituangkan dalam rapor. Disarankan untuk
Pelaporan dan menggunakan 4 kriteria. Namun demikian, dimungkinkan jika satuan pendidikan akan menggunakan 5 kriteria, atau 3 kriteria
Umpan Balik ●
karena berbagai pertimbangan.
Umpan balik dapat dituliskan pada catatan rapor dengan mengacu pada capaian hasil belajar yang otentik dan menggunakan
bahasa yang positif.
● Rapor disusun pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran.
PERENCANAAN
Tentukan hasil pencapaian yang Menentukan bukti dari hasil Merencanakan kegiatan
diinginkan pencapaian. pembelajaran.
Pada tahap inilah saatnya melihat Bagaimana kita tahu apakah peserta didik telah Dengan jelasnya perencanaan hasil dan
tujuan-tujuan pembelajaran, mencapai tujuan pembelajaran? Apa yang bisa bukti dari awal, dilanjutkan dengan
memeriksa kembali konten-konten kita jadikan bukti dari pemahaman dan kompetensi memikirkan kegiatan pembelajaran
yang selama ini menjadi standar peserta didik? Dengan orientasi design mundur, kita yang bisa menunjang bukti-bukti
nasional, dan meninjau ulang bisa memikirkan dari awal bukti-bukti dari asesmen
asesmen yang diinginkan.
yang dibutuhkan sebagai dokumen dan sebagai
ekspektasi kurikulum. Di tahap ini
validasi dari pencapaian pembelajaran, dan bukan
adalah waktunya untuk memeriksa hanya memikirkan konten yang harus dituntaskan
kembali banyaknya konten yang dalam rangkaian kegiatan. Pendekatan proses
diajarkan dengan periode waktu desain mundur ini mendukung guru dan sekolah
tertentu. untuk berpikir sebagai ‘asesor’ sebelum merancang
proses pembelajaran, dan sudah memikirkan dari
awal asesmen dan bukti pembelajaran peserta didik.
Berikut pertanyaan yang bisa menjadi panduan dalam merancang pembelajaran dan asesmen dengan menggunakan proses desain mundur.
- Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk bisa menunjukkan dengan efektif dan mencapai tujuan yang
diinginkan?
- Aktivitas seperti apa yang bisa melengkapi kebutuhan pengetahuan dan keterampilan?
- Apa yang harus diajarkan, dilatih, dan bagaimana semua itu harus diajarkan untuk mencapai tujuan performa?
- Materi atau sumber belajar apa yang cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
DRAFT 9 MEI 2021
PERENCANAAN
Capaian
Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
Di akhir fase ini peserta didik mampu menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai bagian dari anggota keluarga dan warga sekolah serta mendeskripsikan
bagaimana interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan keterkaitannya dengan
profesi masyarakat. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat ia tinggal pada peta
konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya pelestariannya.
I
Alur Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran
Awal Tujuan Tujuan Tujuan Akhir
Fase B Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Fase B
3.8 3.9 3.10
Kelas 3 Kelas 3
Capaian
Alur tersebut dilakukan hingga Akhir
Pembelajaran
Fase E Fase B
5 Guru membuka kegiatan dengan menyanyikan lagu Hujan. Guru bertanya kira-kira kita
belajar apa dari lagu tersebut? Guru menyampaikan bahwa tujuan belajar sesi ini adalah
Ilmu Pengetahuan Alam Sosial belajar tentang proses daur air.
5 Guru menyampaikan bahwa kelas akan menonton film, dan murid dipersilahkan
Fase B mengamati. Film Youtube berjudul: Bagaimana awan bisa terbentuk?
Kok Bisa Youtube Channel
Kelas 4
10 Diskusi setelah menonton film, guru melontarkan pertanyaan: apa yang kalian lihat di film
tersebut? Hal menarik apa yang kalian ingat dari film tersebut? Apa yang bisa terjadi
ketika kita berhenti minum? (see - think - wonder).
Tujuan Pembelajaran 20 Guru memperagakan percobaan dengan air panas (baru mendidih, yang tutup dengan
tutup kaca transparan, agar murid bisa melihat terbentuknya uap air. Pastikan air panas di
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh gelas kaca transparan terlihat dengan kamera, agar murid bisa melihat jelas. Tanyakan
siklus air dalam kehidupan sehari-hari. kepada murid, bagaimana bisa terjadi uap? Apa yang menyebabkan adanya uap di kaca
gelas? Apa hubungan percobaan ini dengan video yang tadi ditonton? Pastikan guru
menyebut kata evaporasi, transpirasi, kondensasi, presipitasi dan infiltrasi ketika
Indikator asesmen memperagakan percobaan.
20 Guru menugaskan murid untuk membuat ilustrasi dalam bentuk gambar infografis. Guru
bisa memberikan contoh apa yang dimaksud dengan infografis, yaitu ilustrasi gambar
dengan sedikit tulisan sebagai keterangan.
Pengayaan: membuat ilustrasi dalam bentuk komik dengan cerita dengan dialog daur air.
Asesmen
Indikator Asesmen
● mampu membuat deskripsi detail melalui gambar/narasi.
● mampu membuat interpretasi berdasarkan bukti dari hasil observasi.
● mampu membuat pertanyaan yang membutuhkan respon faktual.
PELAKSANAAN
PENGOLAHAN
Rekapitulasi Hasil Asesmen dalam TP 4.7
Nama Peserta Didik TP 1 TP 1 Sumatif Capaian Hasil
Formatif 1 Formatif 2 Pembelajaran
Murid 1 4 5 5 5
Murid 2 3 4 4 4
Rapor menyajikan tujuan pembelajaran yang Contoh Laporan Hasil Belajar dengan lima kriteria pencapaian sesuai kriteria di modul ajar
memuat kompetensi esensial pada semester
tersebut disertai kriteria capaian pada
kompetensi tersebut. Pemberian umpan balik disampaikan pada catatan rapor mengacu capaian
hasil belajar peserta didik dengan menggunakan bahasa yang positif
Satuan pendidikan diberi keleluasaan untuk dengan mengacu konsep pola pikir bertumbuh.
memilih kriteria capaian hasil belajar peserta
didik (3, 4, ataupun 5 kriteria). ( lihat halaman Rapor hasil belajar peserta didik disusun pada tiap akhir akhir semester.
..)
DRAFT 9 MEI 2021
BENTUK PELAPORAN ASESMEN
Berbagai bentuk pelaporan yang bisa menjadi pilihan lain selain raport adalah sebagai berikut:
Diskusi/Konferensi
Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara guru, peserta didik dan orang-tua. Sekolah harus menentukan
fungsi dari suatu diskusi untuk dapat mengembangkan struktur, dan kegiatannya melibatkan menentukan
target belajar. Diskusi atau konferensi bisa dalam struktur formal maupun informal. Struktur yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut:
Guru - peserta didik Guru - orang-tua murid Diskusi Tiga Arah Peserta didik sebagai
Bertujuan untuk memberikan Melibatkan guru, peserta didik dan
Bertujuan untuk memberikan
orang-tua. peserta didik mendiskusikan
pemimpin diskusi
umpan balik langsung kepada informasi kepada orang-tua (Student-led)
pembelajaran dan pemahamannya
peserta didik agar dapat mengenai perkembangan dan kepada orang-tua dan guru, yang Melibatkan peserta didik dan
merefleksikan tugas-tugas kebutuhan peserta didik, dan berperan mendukung proses diskusi ini. orang-tua. peserta didik berperan
yang sudah dikerjakan dan mengenai program sekolah. Guru peserta didik melakukan refleksi dari dalam memimpin diskusi, dan
beberapa contoh tugas yang dipilihnya membagikan pengalaman
melakukan perbaikan untuk bisa mempergunakan diskusi ini atau menunjukkan portfolionya. peserta belajarnya kepada orang-tua. Dalam
kedepannya. Penting sekali untuk mencari tahu latar didik, orang-tua dan guru bersama-sama kegiatan ini peserta didik melakukan
diadakan berkala agar terjadi belakang kondisi keluarga, mengidentifikasi kekuatan dan area yang demonstrasi atau unjuk pemahaman
percakapan bermakna untuk menjawab pertanyaan orang-tua, bisa dikembangkan. Kegiatan bisa melalui berbagai situasi belajar.
mengarah kepada penentuan target
mendukung pembelajaran untuk membicarakan masalah Dalam saat yang bersamaan, bisa
belajar selanjutnya, dan bagaimana cara
peserta didik dan yang menjadi perhatian, dan ada kegiatan diskusi oleh beberapa
mencapai target belajar tersebut. Peran
perencanaan mengajar peserta didik kepada orang-tuanya.
membantu mendefinisikan peran guru dapat menjadi notulen diskusi,
dimana catatan notulen bisa menjadi Format dari aktivitas ini bisa
maupun pemetaan oleh guru. orang-tua dalam proses belajar berbeda tergantung usia peserta
bahan untuk raport tertulis. Semua pihak
peserta didik. yang terlibat dalam diskusi tiga arah didik. peserta didik dari kelas 4
perlu memahami format dan perannya keatas sudah bisa mulai melakukan
masing-masing dalam diskusi ini. student-led ini.
DRAFT 9 MEI 2021
BENTUK PELAPORAN ASESMEN
Portofolio
Tujuan dari portofolio adalah sebagai dokumentasi dari
hasil karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya
peserta didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan
hasil diskusi dengan guru. Portfolio bisa berupa foto,
video, infografis, poster atau karya apapun yang bukan
berupa lembar soal - jawaban.
Pameran Karya
Tujuan dari pameran karya adalah sebagai perayaan
proses belajar peserta didik dan juga sebagai asesmen
sumatif. Pameran karya berisi proses dari pembelajaran
hingga produk dari sebuah projek belajar. Pameran karya
bisa mengundang orang-tua murid, komunitas sekolah
maupun mengundang peserta didik dan guru dari sekolah
lain untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik
dari audiens yang lebih luas selain guru kelas.
PELAPORAN HASIL BELAJAR (RAPOR)
Laporan hasil belajar merupakan laporan keseluruhan dari proses dan akhir pembelajaran. Laporan hasil belajar
merupakan hasil dari analisis guru terhadap perkembangan belajar peserta didiknya. Laporan hasil belajar
biasanya diberikan di akhir semester dan akhir tahun ajaran. Sekolah menentukan format laporan hasil belajar
sesuai dengan kebutuhan, fungsi, nilai dan budaya masing-masing sekolah.
Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Eksplorasi keragaman hayati ✔
Mengelompokan perubahan energy ✔
yang terjadi pada sebuah
alat/peristiwa
Menunjukkan letak/provinsi tempat ✔
tinggalnya pada peta Indonesia
Catatan Guru: → dijelaskan, melihat dari rubrik, kompetensi yang menonjol, yang perlu ditingkatkan, tindak lanjut dan pola
pikir bertumbuh