0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan1 halaman
Karl Barth (1886-1968) adalah teolog Reformasi Swiss yang paling terkenal yang menulis karya multivolume Church Dogmatics. Ia menjelaskan bahwa dogmatika bukan merupakan ajaran yang berwibawa karena dijamin oleh gereja, tetapi merupakan usaha kritis yang tidak pernah selesai untuk menyusun "dogma-dogma" mengenai Allah dan sejarah keselamatan berdasarkan Kitab Suci.
Karl Barth (1886-1968) adalah teolog Reformasi Swiss yang paling terkenal yang menulis karya multivolume Church Dogmatics. Ia menjelaskan bahwa dogmatika bukan merupakan ajaran yang berwibawa karena dijamin oleh gereja, tetapi merupakan usaha kritis yang tidak pernah selesai untuk menyusun "dogma-dogma" mengenai Allah dan sejarah keselamatan berdasarkan Kitab Suci.
Karl Barth (1886-1968) adalah teolog Reformasi Swiss yang paling terkenal yang menulis karya multivolume Church Dogmatics. Ia menjelaskan bahwa dogmatika bukan merupakan ajaran yang berwibawa karena dijamin oleh gereja, tetapi merupakan usaha kritis yang tidak pernah selesai untuk menyusun "dogma-dogma" mengenai Allah dan sejarah keselamatan berdasarkan Kitab Suci.
Karl Barth adalah seorang teolog Reformasi Swiss yang paling terkenal dan
berpengaruh yang lahir di kota Basel, Swiss, pada tanggal 10 Mei 1886. Pada tahun-tahun berikutnya dia pernah menerbitkan bagian pertama dari Church Dogmatics atau Dogmatik Gerejanya. Dari tahun 1932 sampai 1967 ia mengerjakan Dogmatik Gerejanya, namun karya multivolume tersebut belum selesai ketika ia meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 1968. Dalam tulisannya tersebut, Karl Barth mengemukakan bahwa dogmatika bukanlah suatu ajaran yang berwibawa karena dapat dijamin oleh pimpinan gereja yang sewenang- wenang. Barth menjelaskan bahwa keberadaan dan kehendak Allah, karya Allah dan sejarah keselamatan yang tidak tidak diserahkan kepada manusia hendaknya dapat disusun dalam bentuk “dogma-dogma”. Baginya teologi dogmatika harus senantiasa dapat dan harus ditinjau ulang karena hal tersebut merupakan suatu usaha pemikiran yang kritis terhadap dogmatika itu sendiri dan senantiasa bergumul untuk memberikan hasil yang sesuai dengan pokoknya. Memang benar bahwa dalam sejarah gereja terdapat sebuah konsili oukumenis yang seperti halnya Konsili di Nicea dan Chalcedon yang merumuskan dogma-dogma dan pengakuan iman yang kewibawaannya diterima oleh angkatan-angkatan yang selanjutnya. Tetapi Karl Barth memandang bahwa dogmatika sebagai pengertian “eskatologis” karena dalam dogmatika diharapakan terjadi sebuah keserasian antara pemberitaan gerejawi dan pernyataan Allah yang disaksikan didalam Kitab Suci. Bertentangan dengan istilah “dogmatis” dalam bahasa Barat, Barth memahami dogmatika sebagai usaha kritis yang tidak pernah selesai dan bukan sebagai keputusan berwibawa yang harus selalu diterima.1
DAFTAR PUSTAKA
Green, Clifford. 2003. Karl Barth: Teolog Kemerdekaan (Cuplikan Karya Karl Barth). Jakarta: BPK Gunung Mulia.
1 Clifford Green, Karl Barth: Teolog Kemerdekaan (Cuplikan Karya Karl Barth), (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), hlm. 17.