Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HAEMORROID

I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama :Ny.ANama suami :Tn.A
Umur :26 thn Umur :32 thn
Suku/Kebangsaan :Aceh/Indonesia Suku/Kebangsaan :Jawa/Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Wiraswasta

Alamat rumah :Jl. Karya Jaya Alamat rumah :Jl.Karya Jaya

B. Anamnese (Data Subjektif)


Pada tanggal : 11 September 2020 Pukul : 20.00 Oleh : Bidan
● Alasan kunjungan saat ini : Ibu mengatakan ingin mengetahui
penyakitnya
● Keluhan-keluhan : Ibu mengatakan nyeri pada dubur
● Riwayat menstruasi
❖ Haid pertama : Umur 16 tahun
❖ Siklus :28 hari
❖ Banyaknya :2x ganti duk
❖ Dismenorrhoe :Tidak ada
❖ Teratur/tidak teratur :Teratur
❖ Lamanya :5 hari
❖ Sifat darah :Encer
● Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1 P0 A0
N Tgl Usia Jenis Tmpt Komplikasi Penolong Bbl Nifas
Ibu Bayi Bb Keadaan Laktasi Kelainan
o lahir/ kehamilan persalinan persalinan
lahir
Umur
1 Hami
l ini

1
● Riwayat kehamilan ini
● Hari Pertama Haid Terakhir : 20-02-2020
● TTP : 27-10-2020
● Keluhan pada : Trimester I :Mual muntah,gatal gatal pada perut
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : 1x BAB berdarah
● Pergerakan anak pertama sekali : 19 mg
● Pergerakan anak 24 jam terakhir
< 10 kali 🗹 10-20 kali / > 20 kali
Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi :
> 15 detik
● Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)
- Rasa lelah : Tidak ada
- Mual muntah yang lama : Tidak ada
- Nyeri perut : Tidak ada
- Panas, menggigil : Tidak ada
- Sakit kepala berat/terus menerus : Tidak ada
- Penglihatan kabur : Tidak ada
- Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
- Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : Tidak ada
- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- Lain-lain (jelaskan) : Tidak ada

● Obat-obat yang dikonsumsi : Trimester I : Tablet Fe


: Trimester II : Tablet Fe, Promavit
: Trimester III : Tablet Fe, Promavit

● Kekhawatiran khusus : Cemas karena keluar air air dari jalan lahir
● Pola eliminasi :

2
- BAK : frekuensi 4 kali/hari, warna : Jernih
Keluhan BAK : Tidak ada
- BAB : frekuensi 1 kali/hari, warna :Kecoklatan konsistensi : Padat
Keluhan BAB : BAB bercampur darah

● Pola aktivitas sehari-hari


- Pola istirahat dan tidur : Siang 2 jam, malam 6 jam
- Seksual : 2x seminggu
● Imunisasi TT 1 tanggal : 29-03-2020 TT 2 tanggal : 20-04-2020
● Kontrasepsi yang pernah digunakan : Kondom

● Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita


Jantung : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Asma/TB Paru : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
DM : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Epilepsi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
● Riwayat penyakit keluarga
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Gemelli : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
● Riwayat ekonomi
● Status perkawinan : Sah
● Respon ibu dan keluarga kehamilan :
Direncanakan dan diterima
● Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan :
Ada dukungan
● Pengambil keputusan dalam keluarga
Suami

3
● Pola makan/minum
- Makanan sehari-hari, frekuensi : 3 kali / hari, banyaknya : 2 porsi
- Jenis makanan yang dimakan : MB
- Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) : Peningkatan nafsu makan
- Minum : 6 gelas/hari
Kebiasaan merokok : Tidak
Minuman keras :Tidak
Mengkonsumsi obat terlarang :Tidak
● Kegiatan sehari-hari (bebas kerja) : Melakukan pekerjaan rumah
● Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan membantu persalinan : Klinik Bersalin

C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)


● Status emosional : Baik
● Pemeriksaan fisik umum : BB : 69 kg TB : 159 cm, Lila : 32 cm
BB sebelum hamil : 59 kg

● Tanda vital TD : 120/90 mmHg, Nadi : 79


x/menit
Pernapasan : 22 x/menit, Temp. : 36,7 ° C

● Kepala : Kulit kepala : Bersih,


Distribusi rambut : Merata
Warna rambut : Kemerahan

● Wajah : Oedema : Tidak ada


Gloasma gravidarum : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
● Mata : Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Tidak ikterus
Odem palpebral : Tidak
● Hidung : Polip : Tidak ada

4
Pengeluaran : Tidak ada

● Mulut : Lidah : Bersih


Stomatitis : Tidak ada

Gigi : Caries : Tidak ada


Berlobang : Tidak berlobang
Epulis pada gusi : Tidak ada
Tonsil : Tidak meradang
Pharynx : Tidak meradang
● Telinga : Serumen : Ada
Pengeluaran : Tidak ada,
● Leher : Luka bekas operasi : Tidak ada
Kelenjar thyroid : Tidak membesar
Pembuluh limfe : Tidak membesar
● Dada
Mammae : Tidak simetris
Areola Mammae : Menghitam
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran dari puting susu : Ada, berupa kolostrum
● Aksila : Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
● Abdomen
- Pembesaran : Simetris
: Memanjang
- Linea : Nigra
- Striae :Livide
- Bekas luka operasi : Tidak ada
- Pergerakan janin : Terlihat
Teraba

5
Pemeriksaan khusus kebidanan
- Kontraksi : Tidak ada
- Tinggi fundus uteri : 30 cm
o Palpasi :
⬧ Leopold I :Teraba satu bagian lunak dan melebar
⬧ Leopold II :Teraba satu bagian panjang dan memapan pada sisi kiri abdomen ibu
Teraba bagian kosong dan kecil kecil pada sisi kanan abdomen ibu
⬧ Leopold III :Teraba satu bagian keras dan melenting
⬧ Leopold IV :Bagian terbawah belum masuk PAP
o Bagian janin yang terdapat di fundus uteri :Bokong
o Bagian tegang/memapan : Kiri ; Bagian kecil : Kanan
o Presentase : Kepala
o Penurunan bagian terbawah : Konvergen
o Auskultasi : DJJ : Ada, Punctum maksimum : Kuadran kiri bawah umbilicus ibu
Frekuensi : 148 x/menit, reguler

Pemeriksaan panggul luar :


● Distancia Spinarum : 24 cm ▪ Conjung gata eksterna : 19 cm
● Distancia Kristarum : 28 cm ▪ Lingkar panggul : 81 cm
● Genitalia
- Vulva : Pengeluaran : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Kemerahan/lesi: Tidak ada
- Perineum Bekas luka/luka parut : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

● Pinggang (periksa ketuk : Coste-Vertebre-Angel-Tendernes = CVAT)


Nyeri : Tidak ada,

● Ekstremitas :
Oedem pada tangan/jari : Tidak ada,
Oedem ekstremitas bawah : Tidak ada,

6
Varices : Tidak ada,
Refleks patella : (+)

D. Pemeriksaan Laboratorium
● Hb : 11,5 gr%
● Protein urine : Tidak dilakukan
● Glukose urine : Tidak dilakukan
● Lain-lain :-

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Usg : Tidak dilakukan
2. Rontgen : Tidak dilakukan
3. Lain – lain : -

II. INTERPRETASI DATA


A. DIAGNOSA : Ibu primigravida (G1P0A0) usia kehamilan 32 minggu 1 hari, puki,
janin tunggal, janin hidup, intra uteri, presentasi kepala, belum memasuki PAP.
Data Dasar :
● Ibu multigravida (G1P0A0)
DS :Ibu mengatakan belum pernah melahirkan
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
Ibu mengatakan belum pernah keguguran
DO :Pada saat pemeriksaan terlihatperut tegang ,linea nigrae dan striae livide
● Usia kehamilan 32 minggu 1 hari
DS :Ibu mengatakan usia kehamilannya 8 bulan
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir 20 -01-2020
DO : TK 11-09-2020
HPHT 20-02-2020 -
21 06 x 4 = 24 mg
06 x 2 = 12 hr + 21 hr = 33 hr ( 8 mg I hr)
UK= 32 minggu I hari
● Puki

7
DS :Ibu mengatakan sering merasakan gerakan disebelah kanan
DO :Pada saat melakukan leopold II teraba satu bagain panjang dan memapan pada
sisi kiri abdomen ibu
● Janin tunggal
DS :Ibu mengatakan merasakan gerakan pada satu sisi saja
DO :Pada saat pemeriksaan leopold hanya ditemukan satu bagain yang panjang
memapan, satu bagian bulat melenting, satu bagain lunak melebar dan satu
bagian kecil kecil
● Janin hidup
DS :Ibu mengatakan gerakan janin masih aktif
DO :Terdengar denyut jantung janin 148 x/i
● Intrauteri
DS :Ibu mengatakan tidak ada masalah selama kehamilan
DO :TTV normal
TD 120/90 MmHg HR 79x/i RR 22x/I T 36,7C
B. DIAGNOSA MASALAH
Ibu hamil 32 minggu 1 hari G1P0A0 dengan hemoroid
DS :Ibu mengatakan nyeri pada dubur ketika BAB dan BAB berdarah
DO :Inspeksi anus terlihat hemoroid

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Tidak ada
V. PERENCANAAN
● Beritahu ibu hasil pemeriksaan
● Beritahu ibu pengertia tentang henoroid
● Beritahu ibu penyebab hemoroid
● Beritahu ibu gejala dan tanda-tanda hemoroid
● Baeritahu ibu cara penanganan hemoroid
● Anjurkan ibu periksa seminggu sekali untuk mengetahui perkembangan penyakit atau
memriksakan kehamilannya
VI. PELAKSANAAN
● Memberitahu ibu hasil peemriksaan bahwa ibu terkena hemoroid

8
TD 120/90 MmHg HR 79x/I RR 22x/I T 36,7 C
● Memberitahu ibu pengertian tentang hemoroid yang lazim terjadi pada trimester ke 3 akibat
penekanan dari uterus yang makin membesar
● Memberitahu ibu penyebab hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah karena ibu sering
konstipasi
● Memberitahu ibu gejala dan tanda hemoroid seperti konstipasi, BAB berdarah dan nyeri pada
dubur
● Memberitahu ibu cara penanganan hemoroid dengan kompres hangat atau es pada dubur dan
konsumsi makanan berserat seperti papaya,alpukat,pisang,apel dan brokoli serta perbanyak
minum air putih
● Memberitahu ibu salep antinyeri,salep topical dengan anastesi setelah BAB
● Menganjurkan ibu untuk periksa seminggu sekali untuk mengetahui perkembangan penyakit atau
memriksakan kehamilannya
VII. EVALUASI
● Ibu sudah mengetahui hasil peemriksaan bahwa ibu terkena hemoroid
● Ibu sudah mengerti tentang hemoroid yang lazim terjadi pada trimester ke 3 akibat penekanan
dari uterus yang makin membesar
● Ibu sudah mengetahui penyebab hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah karena ibu sering
konstipasi
● Ibu sudah mengetahui gejala dan tanda hemoroid seperti konstipasi, BAB berdarah dan nyeri
pada dubur
● Ibu sudah mengetahui cara penanganan hemoroid dengan kompres hangat atau es pada dubur dan
konsumsi makanan berserat seperti papaya,alpukat,pisang,apel dan brokoli serta perbanyak
minum air putih
● Ibu sudah mengetahui salep antinyeri,salep topical dengan anastesi setelah BAB
● Ibu bersedia untuk periksa seminggu sekali untuk mengetahui perkembangan penyakit atau
memeriksakan kehamilannya

Review Jurnal

PENDAHULUAN

9
Identitas Jurnal
a. Judul : Hubungan Hipertensi Kehamilan Dengan Derajat Oedema Di Ruang
Poli Kandungan Rsud Raa Soewondo Pati
b. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
c. Edisi Terbit : 2019
d. Penulis Artikel : Rusnoto , Noor Hidayah ,Ika Wahyuni
e. Penerbit : Universitas Muhammadiyah Kudus
f. Kota Terbit : Kudus
g. No ISSN : 173-181
h. Alamat Link : noorhidayah@umkudus.ac.if

RINGKASAN ISI ARTIKEL


Deskripsi Isi
Jurnal ini membahas tentang terdapat hubungan hipertensi kehamilan dengan derajat oedema dimana
hipertensi kehamilan merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan
proteinuria yang muncul ditrimester kedua kehamilan yang selalu pulih diperiode postnatal. Hipertensi
kehamilan seharusnya dapat teratasi dengan saat trimester ke II sehingga mengurangi dampak oedema
(Robson dan Jason, 2012). Oedema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh penimbunan cairan
didalam tubuh. Setengah dari wanita hamil mengalami bengkak pada kaki selama kehamilannya, oedema
disebabkan oleh volume darah ekstra yang berlebih selama hamil. Oedema selama kehamilan biasanya
terletak di kaki dan disertai dengan hipertensi kehamilan (Morgan, 2009).

PEMBAHASAN
Pembahasan Abstrak

10
Latar Belakang : Ibu hamil yang menjalani pemeriksaan rawat jalan di Poli Kandungan selama tahun
2016 di RSUD RAA Soewondo Pati sebanyak 984 ibu. Data 3 bulan terakhir ibu yang menjalani
pemeriksaan kandungan di ruang Poli Kandungan bulan Januari 2018 sebanyak 72 ibu, bulan Februari
2018 sebanyak 64 ibu dan bulan Maret 2017 sebanyak 81 ibu. Rata-rata ibu menjalani pemeriksaan
kandungan di Poli kandungan setiap bulannya sebanyak 73 ibu. Ibu yang menjalani pemeriksaan
kandungan dengan adanya hipertensi rata-rata mengalami oedema pada kaki. Tujuan : Mengetahui
hubungan hipertensi kehamilan dengan derajat oedema di Ruang Poli Kandungan RSUD RAA Soewondo
Pati. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 62 responden yang dipilih secara Purposive Sampling. Untuk
menganalisis data menggunakan korelasi Rank Spearman. Hasil : Hasil penelitian berdasarkan hipertensi
kehamilan diperoleh paling banyak mengalami hipertensi kehamilan ringan sebanyak 36 responden
(58,1%). Hasil penelitian berdasarkan derajat oedema diperoleh paling banyak mengalami derajat oedema
I sebanyak 40 responden (64,5%). Hasil uji analisis didapatkan nilai ρ value 0,000 kurang dari 0,05 dan r
hitung sebesar 0,758 (kuat). Kesimpulan : Ada hubungan yang kuat antara hubungan hipertensi kehamilan
dengan derajat oedema di Ruang Poli Kandungan RSUD RAA Soewondo Pati.
Pembahasan Isi Jurnal
Hipertensi kehamilan merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan
proteinuria yang muncul ditrimester kedua kehamilan yang selalu pulih diperiode postnatal. Hipertensi
kehamilan seharusnya dapat teratasi dengan saat trimester ke II sehingga mengurangi dampak oedema
(Robson dan Jason, 2012). Oedema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh penimbunan cairan
didalam tubuh. Setengah dari wanita hamil mengalami bengkak pada kaki selama kehamilannya, oedema
disebabkan oleh volume darah ekstra yang berlebih selama hamil. Oedema selama kehamilan biasanya
terletak di kaki dan disertai dengan hipertensi kehamilan (Morgan, 2009).Rata rata ibu menjalani
pemeriksaan kandungan di Poli kandungan setiap bulannya sebanyak 73 ibu. Ibu yang menjalani
pemeriksaan kandungan dengan adanya hipertensi ratarata mengalami oedema pada kaki (Rekam Medik
RSUD RAA Soewondo Pati, 2018). Ibu yang mengalami hipertensi mempunyai tekanan darah diastole
lebih dari 90 MmHg. Sedangkan 7 ibu tidak mengalami hipertensi dan tidak ada oedema pada kaki.
Menurut peneliti, hipertensi yang dialami responden dikarenakan banyak ibu yang baru pertama kali
mengalami kehamilan sehingga perlu adaptasi dari intravaskuler antara ibu dan janin. Hasil tersebut juga
sesuai dengan teori Wiknjosastro (2009) bahwa terjadinya hipertensi kehamilan salah satunya karena
adaptasi yang kurang maksimal inflamasi intravaskuler ibu dan janin.Hipertensi kehamilan mempunyai
faktor resiko sebesar 1,174 kali terkena oedema kehamilan dengan nilai rata-rata terendah derajat
kesalahan sebesar 0,018 dan rata-rata paling tinggi derajat kesalahan sebesar 0,026.
Pembahasan Metode

11
Metode peneitian menggunakan metode deskriptif korelasi. Metode deskriptif korelasi merupakan
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi
(Notoatmodjo, 2010)
Pembahasan Teknik
Teknik penelitin ini menggunakan teknik penelitian kualitatid dengan cara observasi langsung ke Ruang
Poli Kandungan Rsud Raa Suowando Pati.
Pembahasan Sampel
Jumlah sampel 62 responden yang dipilih secara Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu salah
satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian (Sugiyono, 2009).
Pembahasan Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu-ibu yang melaksanakan pemeriksaan kandungan di Ruang Poli
Kandungan pada bulan Februari-Maret 2018 dengan rata-rata jumlah pasien yang menjalani pemeriksaan
kandungan setiap bulannya sebanyak 73 pasien.
Pembahasan Desain
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan cross
sectional.
Pembahasan Hasil
Hasil uji analisis didapatkan nilai ρ value 0,000 kurang dari 0,05 dan r hitung sebesar 0,758 (kuat) maka
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara hubungan hipertensi kehamilan
dengan derajat oedema di Ruang Poli Kandungan RSUD RAA Soewondo Pati.
Pembahasan Latar Belakang
Kejadian ibu hamil meninggal akibat hipertensi dalam kehamilan ini terjadi di seluruh dunia. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Asia Tenggara berjumlah 35 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil laporan WHO
bahwa di Indonesia AKI tergolong tinggi dengan 420 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2012).
Hipertensi kehamilan merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan
proteinuria yang muncul ditrimester kedua kehamilan yang selalu pulih diperiode postnatal. Oedema
adalah pembengkakan yang disebabkan oleh penimbunan cairan didalam tubuh. Setengah dari wanita
hamil mengalami bengkak pada kaki selama kehamilannya, oedema disebabkan oleh volume darah ekstra
yang berlebih selama hamil.
Data 3 bulan terakhir ibu yang menjalani pemeriksaan kandungan di ruang Poli Kandungan bulan Januari
2018 sebanyak 72 ibu, bulan Februari 2018 sebanyak 64 ibu dan bulan Maret 2017 sebanyak 81 ibu.
Ratarata ibu menjalani pemeriksaan kandungan di Poli kandungan setiap bulannya sebanyak 73 ibu. Ibu

12
yang menjalani pemeriksaan kandungan dengan adanya hipertensi ratarata mengalami oedema pada kaki
(Rekam Medik RSUD RAA Soewondo Pati, 2018).
Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4-11 April 2018 di Ruang
Poli Kandungan RSUD RAA Soewondo Pati melalui observasi dimana 2 dari 10 ibu yang akan menjalani
pemeriksaan kandungan mengalami oedema pada kaki. Derajat yang dialami 2 ibu yang mengalami
oedema tersebut derajat 1 sebanyak 1 ibu dan derajat 2 sebanyak 1 ibu. Derajat 1 kedalamannya 1- 3 mm
dengan waktu kembali 3 detik dan derajat 2 kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik.
Sebanyak 3 ibu mengalami hipertensi kehamilan dan hal tersebut termasuk semua ibu yang mengalami
oedema. Ibu yang mengalami hipertensi mempunyai tekanan darah diastole lebih dari 90 MmHg.
Sedangkan 7 ibu tidak mengalami hipertensi dan tidak ada oedema pada kaki.
Pembahasan Jenis
Jenis penelitian menggunakan studi analitik cross-sectional
KELEBIHAN
Aspek Isi
Berdasarkan aspek isi kedua jurnal ini membahas tentang hubungan hipertensi terhadap derajat oedem
pada ibu hamil yang dapat meningkatkan pengetahuan mengenai tanda gejala hipertensi kehamilan
sehingga bidan dapat memberikan intervensi sedini mungkin bila terdapat tanda gejala yang sama yang
berkaitan dengan hipertensi kehamilan.
Aspek bahasa
Berdasarkan aspek bahasa kedua jurnal ini menggunakan bahasa yang biasa digunakan sehari sehari dan
memuat sedikit saja bahasa medis sehingga dapat mempermudah pemahaman isi jurnal bagi semua
kalangan baik anak-anak,remaja,dewasa serta lansia terutama para bidan dan mahasiswa kebidanan.

PENDAHULUAN

13
Identitas Jurnal
i. Judul : Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Di Kelurahan Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur Tahun
2014
j. Nama Jurnal : E-Jurnal Medika
k. Edisi Terbit : 2017
l. Penulis Artikel : Anthony Widyanata Lebuan1, Agus Somia2
m. Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
n. Kota Terbit : Denpasar
o. No ISSN : 2303-1395
p. Alamat Link : ttp://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

RINGKASAN ISI ARTIKEL


Deskripsi Isi
Jurnal ini membahas tentang factor faktor yang berhubungan dengan ISPA. Prevalensi ISPA pada siswa
taman kanak-kanak yang cukup tinggi (63%) dan memang penyakit infeksi dapat dipengaruhi status gizi,
paparan asap rokok, pola pemberian ASI, dan kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada siswa taman
kanak-kanak. Dan terdapat perbedaan antara anak yang diberi ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan
terhadap paparan penyakit infeksi khusunya ISPA.

PEMBAHASAN
Pembahasan Abstrak
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi pada saluran pernapasan baik saluran
pernapasan atas atau bawah, dan dapat menyebabkan berbagai spektrum penyakit dari infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan. ISPA sering dijumpai di negara-negara berkembang. Di
Bali, ISPA merupakan penyakit tersering dan menempati posisi pertama sepuluh besar penyakit terbanyak
yang tercatat di puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk melihat faktorfaktor yang berhubungan dengan
ISPA. Penelitian ini menggunakan studi analitik cross-sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 165
orang yang diambil secara konsekutif pada lima taman kanak-kanak di Kelurahan Dangin Puri Kecamatan
Denpasar Timur. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara status gizi ( p < 0,0001; RP = 1,593; IK 95% 1,314; 1,930), paparan terhadap asap rokok (p <
0,0001; RP = 1,758; IK 95% 1,359; 2,274), pola pemberian ASI (p < 0,0001; RP = 1,592; IK 95% 1,184;
2,141) dan kepadatan hunian (p < 0,0001; RP = 1,708; IK 95% 1,379; 2,116) dengan kejadian ISPA.
Sedangkan status imunisasi dasar, berat, dan tingkat pendidikan ibu tidak terdapat hubungan yang

14
bermakna dengan kejadian ISPA. Prevalensi ISPA pada siswa taman kanak-kanak cukup tinggi (63%)
dan terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi, paparan asap rokok, pola pemberian ASI, dan
kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada siswa taman kanak-kanak. Rekomendasi dalam upaya
penurunan angka kejadian ISPA berupa peningkatan sikap dan pengetahuan masyarakat tentang faktor-
faktor pencetus terjadinya suatu penyakit khususnya ISPA dengan cara penyuluhan kesehatan.
Pembahasan Isi Jurnal
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi pada saluran pernapasan baik saluran
pernapasan atas atau bawah, dan dapat menyebabkan berbagai spektrum penyakit dari infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan. ISPA sering dijumpai di negara-negara berkembang.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas dan menimbulkan reaksi
inflamasi. Virus yang paling sering menyebabkan ISPA pada balita adalah influenza-A, adenovirus,
parainfluenza virus. Proses patogenesis terkait dengan tiga faktor utama, yaitu keadaan imunitas inang,
jenis mikroorganisme yang menyerang pasien, dan bernagai faktor yang berinteraksi satu sama lain. ISPA
termasuk golongan Air Borne Disease yang penularan penyakitnya melalui udara. Patogen yang masuk
dan menginfeksi saluran pernafasan dan menyebabkan inflamasi.
Beberapa aspek yang dapat mempengaruhi ISPA pada balita adalah status gizi, paparan asap rokok, pola
pemberian ASI, dan kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada siswa taman kanak-kanak. Air Susu
Ibu merupakan minuman alami bagi bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupan yang memiliki banyak
manfaat dalam masa pertumbuhan. Komposisi ASI sangat tepat dalam masa pertumbuhan bayi untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang berubah-ubah sesuai dengan usianya. Air Susu Ibu juga dapat
memberikan kekebalan pada tubuh anak karena kandungan yang terkandung didalamnya. Karena
kandungannya yang melimpah, sudah jelas pemberian ASI dapat memberikan banyak manfaat, salah
satunya dapat mencegah penularan penyakit ISPA. Anak yang diberikan ASI ekslusif dibandingkan
dengan non- ekslusif, lebih baik ASI ekslusif karena mempunyai pengaruh yang baik dalam pencegahan
Kejadian ISPA di bandingkan non-ekslusif, sehingga mendapatkan anti-body dari ASI tersebut terhadap
kejadian ISPA pada anak. Pemberian ASI terbukti efektif dalam mencegah infeksi pada pernafasan dan
pencernaan.

Pembahasan Metode

15
Metode penelitian menggunakan studi analitik cross-sectional
Pembahasan Teknik
Dengan wawancara terstruktur yang dipandu dengan kuesioner(kualitatif dan kuantitatif)
Pembahasan Sampel
Sampel sebanyak 165 orang yang diambil secara konsekutif pada lima taman kanak-kanak di Kelurahan
Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Pembahasan Populasi
Populasi adalah siswa taman kanak-kanak di kelurahan dangin puri kecamatan denpasar
Pembahasan Desain
Rancangan penelitian ini menggunakan komparatif
Pembahasan Hasil
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujiati Abbas dan Aprillia Sri Haryati
pada bayi di Rumah Susun di Kota Semarang dengan hasil uji chi-square yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pola pemberian ASI terhadap kejadian ISPA dengan nilai p<0,0001 (p <
α). Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Yunita Elfia dkk dengan uji chi
square dan didapatkan nilai P=0,024, tingkat kekuatan hubungan sebesar 0,346,yang menyatakan bahwa
Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI non Eksklusif dengan kejadian ISPA pada bayi
usia 0-6 bulan di Puskesmas Ngesrep Semarang dengan tingkat kekuatan hubungan sedang.
Pembahasan Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi pada saluran pernapasan baik saluran
pernapasan atas atau bawah, dan dapat menyebabkan berbagai spektrum penyakit dari infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan. ISPA sering dijumpai di negara-negara berkembang. Di
Bali, ISPA merupakan penyakit tersering dan menempati posisi pertama sepuluh besar penyakit terbanyak
yang tercatat di puskesmas.
Prevalensi ISPA pada siswa taman kanak-kanak cukup tinggi (63%) dan terdapat hubungan yang
bermakna antara status gizi, paparan asap rokok, pola pemberian ASI, dan kepadatan hunian dengan
kejadian ISPA pada siswa taman kanak-kanak. Rekomendasi dalam upaya penurunan angka kejadian
ISPA berupa peningkatan sikap dan pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor pencetus terjadinya
suatu penyakit khususnya ISPA dengan cara penyuluhan kesehatan.Kandungan ASI yang melimpah,
sudah jelas pemberian ASI dapat memberikan banyak manfaat, salah satunya dapat mencegah penularan
penyakit ISPA.

Pembahasan Jenis
Jenis penelitian menggunakan studi analitik cross-sectional

16
KELEBIHAN
Aspek Isi
Berdasarkan aspek isi jurnal ini membahas tentang manfaat ASI yang dapat meminimalisir angka
kejadian infeksi khususnya pada balita dan disertakan juga kandungan dalam ASI yang dapat mencegah
penyakit I nfeksi yang menyerang balita sehingga dapat meningkatkan pengetahuan khsusnya para
mahasiswa kebidanan dan juga meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian ASI
eksklusi sebagai pencegahan penyakit infeksi dan guna menurunkan angka kematian anak di Indonesia.
Aspek bahasa
Berdasarkan aspek bahasa jurnal ini menggunakan bahasa yang biasa digunakan sehari sehari dan
memuat sedikit saja bahasa medis sehingga dapat mempermudah pemahaman isi jurnal bagi semua
kalangan baik anak-anak,remaja,dewasa serta lansia.

PENDAHULUAN
Identitas Jurnal

17
a. Judul : Pengaruh Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Ekslusif Terhadap Kejadian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Rab Rsu Dr. Soekarjdo
Kota Tasikmalaya.
b. Nama Jurnal : Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan,
Analis Kesehatan dan Farmasi
c. Edisi Terbit : 2019
d. Penulis Artikel : Soni Hersoni
e. Penerbit : STIKes BTH Tasikmalaya
f. Kota Terbit : Tasikmalaya
g. No ISSN : 3662-7384
h. Alamat Link : sonihersoni@yahoo.co.id

RINGKASAN ISI ARTIKEL


Deskripsi Isi
Jurnal ini membahas tentang kekuatan hubungan pemberian ASI ekslusif (independen) terhadap kejadian
infeksipada balita dimana zat kekebalan pada ASI dapat melindungi bayi dari penyakit mencret atau
diare, penyakit infeksi, telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi. Bayi yang diberi ASI eksklusif akan
lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
(Depkes RI, 2001). Kolustrum mengandung kadar protein yang tinggi terutama globulin dan zat antibodi
sehingga dapat mmemberikan perlindungan pada bayi terhadap infeksi sampai usia 6 bulan (Kristiyansari,
2009) .
PEMBAHASAN
Pembahasan Abstrak
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah suatu penyakit yang banyak dialami anak-anak dan
menjadi penyebab kematian yang paling umum di negara berkembang. WHO (2003) memperkirakan
sekitar 4 juta dari 15 juta anak berusia di bawah 5 tahun mengalami kematian karena ISPA setiap
tahunnya dan sebanyak dua pertiga dari kematian tersebut terjadi pada bayi. Sebanyak 40% - 60% dari
angka kunjungan di Puskesmas adalah penyakit ISPA. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh
pemberiaAASI eksklusif terhadap kejadian ISPA pada bayi usia 6-12 bulan di RAB RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Untuk melihat kekuatan
hubungan pemberian ASI ekslusif (independen) terhadap kejadian ISPA. Populasi pada penelitian ini
adalah bayi yang berumur 6 sampai dengan 12 bulan yang berada di RAB RSU Kota Tasikmalaya
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dengan proporsi antara kasus dengan
control adalah 1:1 dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat, bivariat dan uji regresi logistic.

18
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 62 bayi yang mengalami ISPA terdapat 55(82,1 %) bayi usia 6-12
bulan yang tidak ada pemberian ASI ekslusif dan 7 (12,3 %) bayi usia 6-12 bulan ada pemberian ASI
ekslusif . Hasil uji statistik yang diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara
pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian obesitas. Nilai OR 32,738. (95% CI : 11,951-89,684) artinya
bayi usia 6-12 bulan yang tidak diberikan ASI Ekslusif risikonya 32,738 kali lebih besar akan mengalami
Kejadian ISPA dibandingkan kelompok Tidak ISPA.Dari 9 extraneous determinan yang dianalisis,
ternyata hanya 4 variable yang memiliki kemaknaan statistic, yang memiliki nilai P< 0,05 yaitu (1)
pendidikan ibu (2) Status ekonomi (3) status gizi,(4) ventilasi rumah. Sebagai tindakan pencegahan,
diharapkan masyarakat bisa bekerja samamenciptakan lingkungan dan perilaku hidup sehat (tidak
merokok di dalam ruangan, pemberian ASI Eksklusif pada balita, kebiasaan membuka jendela pada pagi
dan siang hari, dan menjaga jarak dengan balita apabila menderita ISPA baik dalam keluarga maupun
kehidupan bermasyarakat).
Pembahasan Isi Jurnal
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah suatu penyakit yang banyak dialami anak-anak dan
menjadi penyebab kematian yang paling umum di negara berkembang.
Istilah ISPA yang merupakan singkatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut mulai diperkenalkan
pada tahun 1984 setelah dibahas dalam Lokakarya Nasional ISPA di Cipanas. Istilah ini merupakan
padanan istilah Inggris Accute Respiratory Infections disingkat ARI. Usaha yang dapat dilakukan agar
bayi mempunyai gizi baik antara lain: memberikan ASI sampai usia dua tahun, memberikan makanan
padat sesuai dengan umurnya, memberikan makanan yang mengandung gizi, menimbangkan bayi secara
teratur tiap bulan ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan pemeriksaan kesehatan (Depkes RI, 2002).
Kolustrum mengandung kadar protein yang tinggi terutama globulin dan zat antibodi sehingga dapat
mmemberikan perlindungan pada bayi terhadap infeksi sampai usia 6 bulan (Kristiyansari, 2009).
Pemberian ASI eksklusif akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga bayi tidak mudah terserang
penyakit (Sidi, 2004). Bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan
dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (Depkes RI, 2001). ASI mengandung semua zat gizi
dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi dan cairan pada enam bulan pertama
kehidupan. ASI mengandung zat protektif atau zat kekebalan (Sulistiyoningsih, 2011). Zat kekebalan
pada ASI dapat melindungi bayi dari penyakit mencret atau diare, penyakit infeksi, telinga, batuk,
pilek, dan penyakit alergi.

Pembahasan Metode
Metode penelitian menggunakan cross sectional

19
Pembahasan Teknik
Dilakukan dengan cara wawancara(kualitatif)
Pembahasan Sampel
Sampel sebanyak 55 sampel. Responden adalah responden dari sampel. Penentuan sampel dengan cara
acak sederhana (simple random sampling) yaitu setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dijadikan sampel penelitian (Sugiyono),
Pembahasan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang berumur 6-12 bulan di RSUD dr. Soekarjo 2015 sebanyak
65 bayi. Dalam kurun waktu 3 bulan
Pembahasan Desain
Rancangan penelitian adalah Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko
dan variabel terikat atau akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005).
Pembahasan Hasil
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi. ASI adalah
makan terbaik untuk bayi. ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan dan
perkembangan bayi secara optimal. Bayi yang diberi ASI eksklusif akan memperoleh seluruh kelebihan
ASI serta terpenuhi kebutuhan gizinya secara maksimal sehingga dia akan lebih sehat, lebih tahan
terhadap infeksi, tidak mudah terkena alergi dan lebih jarang sakit (Sulistiyoningsih, 2011). Hasil
penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariefudin, dkk (2009) tentang hubungan
pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada bayi 0-12 bulan
di Ruang Anak Bawah RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya yang menunjukkan menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan
akut pada bayi 0-12 bulan p value = 0,000 (p < 0,05).
Pembahasan Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah suatu penyakit yang banyak dialami anak-anak dan
menjadi penyebab kematian yang paling umum di negara berkembang. WHO (2003) memperkirakan
sekitar 4 juta dari 15 juta anak berusia di bawah 5 tahun mengalami kematian karena ISPA setiap
tahunnya dan sebanyak dua pertiga dari kematian tersebut terjadi pada bayi. Sebanyak 40% - 60% dari
angka kunjungan di Puskesmas adalah penyakit ISPA. Salah satu cara pencegahan ISPA adalah dengan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif yaitu pemberian (ASI) pada bayi baru lahir sampai usia enam
bulan. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan
gizi dan cairan pada enam bulan pertama kehidupan. ASI mengandung zat protektif atau zat kekebalan
(Sulistiyoningsih, 2011).
Pembahasan Jenis

20
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research) yaitu menjelaskan
kaitan antar variabel penelitian serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Mahfoedz
dkk, 2005).

KELEBIHAN
Aspek Isi
Berdasarkan aspek isi, jurnal ini membahas tentang manfaat ASI yang dapat meminimalisir angka
kejadian infeksi khususnya pada balita dan disertakan juga kandungan dalam ASI yang dapat mencegah
penyakit I nfeksi yang menyerang balita sehingga dapat meningkatkan pengetahuan khsusnya para
mahasiswa kebidanan dan juga meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian ASI
eksklusi sebagai pencegahan penyakit infeksi dan guna menurunkan angka kematian anak di Indonesia.
Aspek bahasa
Berdasarkan aspek bahasa ,jurnal ini menggunakan bahasa yang biasa digunakan sehari sehari dan
memuat sedikit saja bahasa medis sehingga dapat mempermudah pemahaman isi jurnal bagi semua
kalangan baik anak-anak,remaja,dewasa serta lansia.

PENDAHULUAN
Identitas Jurnal

21
q. Judul : EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP
PENURUNAN GEJALA POST PARTUM BLUES
r. Edisi Terbit : 2015
s. Penulis Artikel : Ike Dwi Permatasari 1, Misrawati 2, Oswati Hasanah 3
t. Penerbit : Ilmu Keperawatan Universitas Riau
u. Kota Terbit : Riau
v. Alamat Link : ikedwipermata@gmail.com

RINGKASAN ISI ARTIKEL


Deskripsi Isi
Jurnal ini membahas tentang penanganan yang dapat dilakukan pada ibu post partum blues adalah
dengan memberikan terapi relaksasi yaitu terapi musik. Terapi musik berperan sebagai salah satu teknik
relaksasi untuk memperbaiki, memelihara, mengem bangkan mental, fisik, dan kesehatan
emosi/psikologis (Djohan, 2006).
Terapi musik sering digunakan karena sangat mudah dilakukan dan terjangkau, tetapi efeknya
menunjukkan betapa besar musik dalam mempengaruhi ketegangan atau kondisi rileks pada diri
seseorang (Mucci & Mucci, 2002). Musik tersebut akan merangsang pengeluaran gelombang otak yang
dikenal sebagai gelombang α yang memiliki frekuensi 8-12 cps (cycles per second). Pada saat gelombang
α dikeluarkan otak memproduksi serotonin yang membantu menjaga perasaan bahagia dan membantu
dalam menjaga mood, dengan cara membantu tidur, perasaan tenang serta melepaskan depresi dan
endorphin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman, tenang, dan euphoria (Mc Cann & Stewart,
2006).
PEMBAHASAN
Pembahasan Abstrak
Latar Belakang : Periode Post partum atau pasca melahirkan adalah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, Lowdermilk, &
Jensen, 2005). Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologis yang normal terjadi pada ibu yang
baru melahirkan, namun hanya sebagian ibu post partum yang dapat menyesuaikan diri dengan baik,
sedangkan sebagian lagi tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis
sehingga perasaan-perasaan itulah yang membuat seorang ibu tidak mau mengurus bayinya yang disebut
dengan post partum blues (Marshall, 2009). Penanganan yang dapat dilakukan pada ibu post partum blues
adalah dengan memberikan terapi relaksasi yaitu terapi musik. Terapi musik berperan sebagai salah satu
teknik relaksasi untuk memperbaiki, memelihara, mengem bangkan mental, fisik, dan kesehatan
emosi/psikologis (Djohan, 2006).

22
Pembahasan Isi Jurnal
Perubahan psikologis normal terjadi pada ibu yang baru melahirkan, namun hanya sebagian ibu post
partum yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak berhasil menyesuaikan
diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis sehingga perasaan-perasaan itulah yang membuat
seorang ibu tidak mau mengurus bayinya yang disebut dengan post partum blues (Marshall, 2009). Post
partum blues sering disebut dengan maternity blues atau baby blues syndrome, yaitu suatu sindroma
gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak pada
hari ke tiga sampai ke lima dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan
(Arfian, 2012). alami post partum blues. Penyebab post partum blues belum diketahui secara pasti, namun
hasil beberapa penelitian mengatakan faktor penyebab terjadinya post partum blues adalah faktor
hormonal, demografik, pengalaman dalam proses kehamilan/persalinan, latar belakang psikososial wanita
yang bersangkutan, dukungan keluarga, kecemasan pada kehamilan dan persalinan, serta persalinan
dengan operasi caesar (Verkerk, et al., 2005; Gonidakis, et al., 2007). Akibat dari beberapa faktor tersebut
maka ibu post partum blues akan mengalami gejala-gejala seperti: reaksi depresi / sedih / disforia, mudah
menangis (tearfulness), mudah tersinggung (irritable), cemas, bingung, gelisah, nyeri kepala (headache),
labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, merasa tidak mampu, gangguan tidur dan
gangguan nafsu makan (appetite). Cara mencegah agar depresi post partum ataupun psikosis post partum
ini tidak terjadi maka perlu penanganan yang baik pada saat ibu pasca melahirkan mengalami post partum
blues. Salah satu penanganan yang dapat dilakukan pada ibu post partum blues adalah dengan
memberikan terapi relaksasi yaitu terapi musik. Terapi musik berperan sebagai salah satu teknik relaksasi
untuk memperbaiki, memelihara, mengem bangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi/psikologis
(Djohan, 2006). Terapi musik membantu orang-orang yang memiliki masalah emosional dalam
mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu
memecahkan masalah, dan memperbaiki konflik (Djohan, 2005). Menurut penelitian Kemper dan
Danhauer (2005), bahwa musik secara luas digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan, mengurangi
stres, dan mengalihkan perhatian pasien dari gejala yang tidak menyenangkan, sehingga dengan demikian
jelas bahwa terapi musik berpengaruh terhadap kondisi emosional seseorang.
Pembahasan Metode
Metode peneitian menggunakan metode penelitian quasy eksperiment dengan pendekatan non-equivalent
control group yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Pembahasan Teknik

23
Teknik penelitin ini menggunakan teknik penelitian kualitatid dengan cara observasi langsung ke
Puskesmas Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru, dengan menggunakan Earphone dan MP3
Player selama 30 menit untuk mendengarkan music.
Pembahasan Sampel
Jumlah sampel adalah 30 responden menggunakan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi.
Pembahasan Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu-ibu post partum hari ke 7 dengan persalinan normal, mengalami
post partum blues (skor EPDS 914), tidak mengalami gangguan pendengaran, serta bersedia untuk
dijadikan responden penelitian.
Pembahasan Desain
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan cross
sectional.
Pembahasan Hasil
Hasil uji analisis didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi musik
klasik Mozart efektif terhadap penurunan gejala post partum blues.
Pembahasan Latar Belakang
Post partum blues sering disebut dengan maternity blues atau baby blues syndrome, yaitu suatu sindroma
gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak pada
hari ke tiga sampai ke lima dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan
(Arfian, 2012). alami post partum blues. Penyebab post partum blues belum diketahui secara pasti, namun
hasil beberapa penelitian mengatakan faktor penyebab terjadinya post partum blues adalah faktor
hormonal, demografik, pengalaman dalam proses kehamilan/persalinan, latar belakang psikososial wanita
yang bersangkutan, dukungan keluarga, kecemasan pada kehamilan dan persalinan, serta persalinan
dengan operasi caesar (Verkerk, et al., 2005; Gonidakis, et al., 2007). Akibat dari beberapa faktor tersebut
maka ibu post partum blues akan mengalami gejala-gejala seperti: reaksi depresi / sedih / disforia, mudah
menangis (tearfulness), mudah tersinggung (irritable), cemas, bingung, gelisah, nyeri kepala (headache),
labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, merasa tidak mampu, gangguan tidur dan
gangguan nafsu makan (appetite). Salah satu penanganan yang dapat dilakukan pada ibu post partum
blues adalah dengan memberikan terapi relaksasi yaitu terapi musik. Dari beberapa penelitian tentang
pengaruh berbagai jenis musik klasik, akhirnya banyak dari peneliti tersebut menganjurkan musik klasik
Mozart karena aplikasi medis musik Mozart telah membuktikan hasil yang menakjubkan bagi
perkembangan ilmu kesehatan (Campbell, 2001). Menurut Campbell (2000), musikmusik klasik Mozart
memiliki keunggulan akan kemurnian dan kesederhanaan bunyibunyi yang dimunculkannya. Irama,

24
melodi, dan frekuensi-frekuensi tinggi pada musik klasik Mozart merangsang dan memberi daya pada
daerah-daerah kreatif dan motivasi dalam otak serta sesuai dengan pola sel otak manusia.
Pembahasan Jenis
Jenis penelitian menggunakan studi analitik cross-sectional
KELEBIHAN
Aspek Isi
Berdasarkan aspek isi kedua jurnal ini membahas tentang pengaruh music klasik mozzart terhadap ibu
nifas yang mengalami postpartum blues sehingga dapat memberikan perasaan tenang kepada ibu nifas
dan mengurangi gejala postpartum bleus.
Aspek bahasa
Berdasarkan aspek bahasa jurnal ini menggunakan bahasa yang biasa digunakan sehari sehari dan
memuat sedikit saja bahasa medis sehingga dapat mempermudah pemahaman isi jurnal bagi semua
kalangan baik remaja,dewasa serta lansia terutama para bidan dan mahasiswa kebidanan.

25
PENDAHULUAN
Identitas Jurnal
a. Judul : PENURUNAN GEJALA BABY BLUES MELALUI TERAPI MUSIK
KLASIK MOZART PADA IBU POST PARTUM
b. Nama Jurnal : Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung
c. Edisi Terbit : 2019
d. Penulis Artikel : Fitri Nuriya Santy , Siti Noviana Wahid
e. Penerbit : Akademi Keperawatan Panca Bhakti Bandar Lampung
f. Kota Terbit : Bandar Lampung
g. Alamat Link : fitri@pancabhakti.ac.id

RINGKASAN ISI ARTIKEL


Deskripsi Isi
Jurnal ini membahas tentang pengaruh music mozzart yang dapat menurunkan gejala baby blues pada ibu
post partum. Masalah psiokologis yang sering muncul pada ibu Post partum Secara umum ada tiga
gangguan psikologis utama pasca persalinan, dari yang ringan sampai berat yaitu Post partum Blues atau
lebih sering dikenal Baby blues, depresi Post partum dan Post partum Psikosis (Marmi, S. 2012). Baby
blues merupakan suatu gangguan perasaan yang dialami ibu Post partum, baby blues ini merupakan
depresi yang paling ringan dan hampir setiap ibu Post partum mengalami baby blues, oleh sebab itu
sering tidak diperdulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak di tatalaksanai sebagaimana seharusnya,
akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan.Musik mozzart tersebut akan merangsang pengeluaran
gelombang otak yang dikenal sebagai gelombang a yang memiliki frekuensi 8-12 cps (cycles per second).
Pada saat gelombang a dikeluarkan otak memproduksi serotonin yang membantu menjaga perasaan
bahagia dan membantu dalam menjaga mood, dengan cara membantu tidur, perasaan tenang serta
melepaskan depresi dan endorphin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman tenang dan euphoria
(Asih dan Risneni, 2016).

PEMBAHASAN
Pembahasan Abstrak
Latar Belakang : Satu dari dua ibu yang melahirkan (50%) pernah mengalami Baby blues, dan sekitar
10% akan berlanjut menjadi Postnatal Depression. Sekitar 70% dari semua ibu yang melahirkan pernah
mengalami Baby blues, dan sekitar 10%-20% dari ibu-ibu yang baru melahirkan mengalami Postpartum
Depression.Sekitar 10%-22% ibu-ibu yang baru pertama melahirkan menderita Postpartum Psychosis,
satu dari dua ibu yang melahirkan dalam beberapa menit atau beberapa jam pertama setelah melahirkan,

26
merasa bahagia, kemudia secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. (Susanti dan Sulistiyanti, 2017). . Oleh
karna itu perlu penanganan yang baik untuk menurunkan gejala baby blues pada ibu
postpartum.Penanganan yang dapat dilakukan untuk ibu yang menalami baby blues adalah dengan
emebrikan terapi music klasik berupa music Mozart yang diperdengarkan selama 30 menit.
Pembahasan Isi Jurnal
Masalah psiokologis yang sering muncul pada ibu Post partum Secara umum ada tiga gangguan
psikologis utama pasca persalinan, dari yang ringan sampai berat yaitu Post partum Blues atau lebih
sering dikenal Baby blues, depresi Post partum dan Post partum Psikosis (Marmi, S. 2012). Baby blues
merupakan suatu gangguan perasaan yang dialami ibu Post partum, baby blues ini merupakan depresi
yang paling ringan dan hampir setiap ibu Post partum mengalami baby blues, oleh sebab itu sering tidak
diperdulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak di tatalaksanai sebagaimana seharusnya, akhirnya
dapat menjadi masalah yang menyulitkan.Musik mozzart tersebut akan merangsang pengeluaran
gelombang otak yang dikenal sebagai gelombang a yang memiliki frekuensi 8-12 cps (cycles per second).
Pada saat gelombang a dikeluarkan otak memproduksi serotonin yang membantu menjaga perasaan
bahagia dan membantu dalam menjaga mood, dengan cara membantu tidur, perasaan tenang serta
melepaskan depresi dan endorphin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman tenang,dengan cara
merangsang pengeluaran gelombang otak yang dikenal sebagai gelombang a yang memiliki frekuensi 8-
12 cps (cycles per second). Pada saat gelombang a dikeluarkan otak memproduksi serotonin yang
membantu menjaga perasaan bahagia dan membantu dalam menjaga mood, dengan cara membantu tidur,
perasaan tenang serta melepaskan depresi dan endorphin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman
tenang dan euphoria (Asih dan Risneni, 2016).

Pembahasan Metode
Metode peneitian menggunakan metode metode kualitatif pendekatan studi kasus, yaitu memberikan
gambaran terhadap suatu masalah.
Pembahasan Teknik
Teknik penelitin ini menggunakan teknik pengambilan data dilakukan dengan melakukan skrining
menggunakan Edinburgh postnatal depression scale untuk mengetahui adanya gejala baby blues pada ibu
post partum. Edinburg Postnatal Depression Scale (EPDS) yaitu kuesioner dengan validitas yang telah
teruji yang dapat mengukur intensitas perubahan suasana hati pascabersalin.

Pembahasan Sampel
Jumlah sampel adalah 2 orang

27
Pembahasan Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu post partum kurang dari 2 minggu pasca melahirkan dan berusia
kurang dari 35 tahun serta memiliki beberapa gejala baby blues, mampu melakukan aktivitas ringan serta
bersedia menjadi subjek penelitian
Pembahasan Desain
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dalam penelitian
menggunakan studi kasus multiple.
Pembahasan Hasil
Hasil uji analisis didapatkan hasil setelah dilakukan terapi musik klasik Mozart kedua subjek mengalami
penurunan gejala baby blues dibuktikan dengan edinburgh postnatal depression scale pada Ny. L dengan
nilai 5 dan pada Ny. E dengan nilai 7 dari nilai 12. Pemberian intervensi Terapi musik klasik Mozart
berpengaruh dalam menurunkan gejala baby blues pada ibu postpartum di wilayah kerja puskesmas
Gedong Air Bandar Lampung.
Pembahasan Latar Belakang
Sekitar 70% dari semua ibu yang melahirkan pernah mengalami Baby blues, dan sekitar 10%-20% dari
ibu-ibu yang baru melahirkan mengalami Postpartum Depression.Sekitar 10%-22% ibu-ibu yang baru
pertama melahirkan menderita baby blues. Baby blues merupakan suatu gangguan perasaan yang dialami
ibu Post partum, baby blues ini merupakan depresi yang paling ringan dan hampir setiap ibu Post partum
mengalami baby blues, oleh sebab itu sering tidak diperdulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak di
tatalaksanai sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan.Musik mozzart
tersebut akan merangsang pengeluaran gelombang otak yang dikenal sebagai gelombang alpha. Pada saat
gelombang a dikeluarkan otak memproduksi serotonin yang membantu menjaga perasaan bahagia dan
membantu dalam menjaga mood, dengan cara membantu tidur, perasaan tenang serta melepaskan depresi
dan endorphin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman tenang,dengan cara merangsang
pengeluaran gelombang otak yang dikenal sebagai gelombang a yang memiliki frekuensi 8-12 cps (cycles
per second). Pada saat gelombang a dikeluarkan otak memproduksi serotonin yang membantu menjaga
perasaan bahagia dan membantu dalam menjaga mood, dengan cara membantu tidur, perasaan tenang
serta melepaskan depresi
Pembahasan Jenis
Jenis penelitian menggunakan studi analitik cross-sectional
KELEBIHAN
Aspek Isi

28
Berdasarkan aspek isi jurnal ini membahas tentang pengaruh music mozzart yang dapat menurunkan
gejala baby blues pada ibu post partum ,karena music dapat mempengaruhi gelombang otak sehingga
memberikan perasaan tenang,
Aspek bahasa
Berdasarkan aspek bahasa ,jurnal ini menggunakan bahasa yang biasa digunakan sehari sehari dan
memuat sedikit saja bahasa medis sehingga dapat mempermudah pemahaman isi jurnal bagi semua
kalangan baik anak-anak,remaja,dewasa serta lansia terutama para bidan dan mahasiswa kebidanan.

29

Anda mungkin juga menyukai