Anda di halaman 1dari 11

OLEH :

SHAREEN ALISJAH ADMADJA


XII-MIPA 6 / 27

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pemerintahan 5
2.2 Sistem Pemerintahan Menurut Para Ahli 5
2.3 Sistem Pemerintahan Presidensial
2.3.1 Unsur Sistem Pemerintahan Presidensial 6
2.3.2 Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial 6
2.3.3 Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial 7
2.3.4 Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial 7
2.4 Sistem Pemerintahan Parlementer
2.4.1 Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Parlementer 7
2.4.2 Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer 8
2.4.3 Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer 8
2.5 Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer 9

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan 10
3.2 Saran 10

DAFTAR RUJUKAN 11

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu negara berdiri atas beberapa unsur, misalnya adanya wilayah, rakyat, diakui negara
lain dan kedaulatan. Namun suatu negara tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu
sistem yang mengatur gerak atau langkah negara yang akan mereka majukan. Karena negara akan
bersifat pasif dan negatif jika tidak melakukan gerak–gerik apapun. Dengan adanya sistem, maka
rakyat dapat menjalankan kehidupannya dengan teratur, sistem juga dapat mengontrol arah
kemajuan sebuah negara. Dengan adanya cita-cita serta tujuan negara maka kerja sistem akan lebih
efektif dan sistem yang digunakan oleh suatu negara tersebut adalah suatu sistem pemerintahan.
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sistem pemerintahan presidensial. Sistem
pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di
beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang
dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi
yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.

Pada umumnya, negara-negara didunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan
tersebut. Adanya sistem pemerintahan lain dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari dua sistem
pemerintahan diatas. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem
pemerintahan parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai Mother of Parliaments (induk parlemen),
sedangkan Amerika Serikat merupakan tipe ideal dari negara dengan sistem pemerintahan
presidensial. Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada
hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Sistem pemerintahan disebut parlementer
apabila badan
eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari badan
legislatif. Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif berada di luar
pengawasan langsung badan legislatif.Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri, kelebihan serta
kekurangan dari sistem pemerintahan parlementer.

3
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah penerapan sistem pemerintahan presidensial dalam praktek ketatanegaraan
Indonesia?
b) Bagaimanakah perbedaan sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan
parlementer di Indonesia?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui tentang penerapan sistem pemerintahan presdensial dalam praktek
ketatanegaraan Indonesia.
b) Untuk mengetahui perbedaan sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan
parlementer di Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pemerintahan


Sistem Pemerintahan adalah system hubungan fungsional antara lembaga Negara dalam
menjalankan kekuasaannya di dalam suatu Negara untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Sistem
pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di
beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap
memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat
dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga
kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem
pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,Sistem pemerintahan
hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan
negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri Dapat disimpulkan secara umum bahwa sistem pemerintahan dapat menjaga
kestabilan masyarakat dalam banyak segi sosial, norma, dan ekonomi, menjaga kestabilan sistem
dalam menjaga kedaulatan negara, menjaga kekuatan dari segi pertahanan, ekonomi, politik dan
keamanan dimata dunia sehingga menjadi suatu sistem pemerintahan yang berkelanjutan untuk
memenuhi tugas esensial dan fakultif dari suatu Negara

2.2 Sistem Pemerintahan Menurut Para Ahli


 Aristoteles (384-322 SM) yang membagi bentuk pemerintahan menurut jumlah orang yang
memerintah dansifatpemerintahannya menjadi enamyakni monarki, tirani, aristokrasi, oligarki,
republik {polltea) dan demokrasi.
 Berbeda dengan Aristoteles, Polybius (220-146 SM) membagi bentuk pemerintahan menurut
jumlah orang yang memerintah serta si^t pemerintahannya. Berdasar sudut pandang ini dapat
dibedakan enam jenis pemerintahan, yakni: monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi dan anarki
(oklokrasi).
 Kranenburg (1880-1956), menyatakan adanya ketidakpastian penggunaan istiiah monarki dan
republik untuk menyebut bentuk negara atau bentuk pemerintahan.

5
 Leon Duguit (1859- 1928) membagi bentuk pemerintahan berdasarkan cara penunjukan kepala
negaranya. Yakni sistem republik kepala negaranya diangkat lewat pemilihan, sedangkan sistem
monarki kepala negaranya diangkat secara turun temurun.
 Jellinec (1851-1911), membagi bentuk pemerintahan menjadi dua yakni republik dan monarki.
Pendapat ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh LeonDuguit.

2.3 Sistem Pemerintahan Presidensial


Sistem pemerintahan presidensial adalah suatu pemerintahan dimana kedudukan eksekutif tidak
bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, dengan kata lain kekuasaan eksekutif berada di
luar pengawasan langsung parlemen.

Unsur Sistem Pemerintahan Presidensial :

Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:

 Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabatpejabat


pemerintahan yang terkait.
 Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuhkan.
 Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.

Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Ikatan partai lebih longgar karena masing-masing pihak khususnya para anggota badan legislative
sangat bergantung pada konstituennya. Dengan kata lain, dalam pemerintahan presidensial, ikatan
dengan partai sama pentingnya dengan hubungan baik dengan para pemilihnya.
 Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan
tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislative.
 Kebijakan yang bersifat komprehensif jarang dapat dibuat karena legislative dan eksekutif
mempunyai kedudukan yang terpisah (seseorang tidak bisa mempunyai fungsi ganda), ikatan partai
yang longgar, dan kemingkinan dua badan ini didominasikan oleh partai yang berbeda.
 Jabatan kepala pemerintahan dan kepala Negara berada pada satu tangan.
 Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan
tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislative.
 Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh
parlemen.
 Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
 Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

6
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan
mutlak.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan
legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.
 Sistem pertanggungjawaban presiden yang cenderung kurang jelas

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Kepemimpinan dalam melaksanakan kebijakan (administrasi) lebih jelas pada system presidensil,
yakni di tangan presiden.
 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan
Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang
luar termasuk anggota parlemen sendiri.

2.4 Sistem Pemerintahan Parlementer


Sistem pemerintahan palementer adalah sistem pemerintahan yang eksekutif dengan legislatif
(pemerintah dan parlemen/DPR) memilikl hubungan yang bersifat timbal balik dan saling
mempengaruhi.
Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Parlementer :
 Parlemen merupakan satu-satunya badan yang anggotanya dipilih secara langsung oleh warga
Negara yang berhak memilih melalui pemilihan umum.
 Anggota dan pemimpin cabinet (perdana menteri) dipilih oleh parlemen untuk melaksanakan fungsi
dan kewenangan eksekutif. Sebagian besar atau seluruh anggota cabinet biasanya juga menjadi
anggota parlemen sehingga mereka memiliki fungsi ganda, yakni legislative dan eksekutif. Hal ini
berarti yang pemerintah adalah partai yang memenangkan pemilihan umum atau koalisi partai-partai
manakala tidak ada satu partai yang mencapai suara mayoritas.
 Cabinet dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas dari parlemen. Hal ini berarti
parlemen dapat menjatuhkan cabinet manakala mayoritas parlemen memberikan mosi tidak percaya
kepada cabinet.
 Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan umum.
Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan
memiliki kekuasaan besar di parlemen.
 Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin
kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem

7
ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet
umumnya berasal dari parlemen.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :


 Apabila terdapat satu cabinet yang cenderung mengendalikan parlemen. Hal ini disebabkan dengan
posisi penting dipegang perdana menteri dan anggota cabinet yang lain dalam partai, yang
memungkinkan mereka mempengaruhi isi kebijakan partai yang harus dilaksanakan dengan semua
anggota partai di parlemen maupun di eksekutif. Selain itu, anggota parlemen yang menjadi anggota
cabinet biasanya merupakan tokoh-tokoh yang berpengaruh di parlemen.
 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi
anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan
eksekutif lainnya.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai
dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer :

 Satu permasalahan dapat ditangani secara tuntas melalui pembuatan kebujakan umum (UU) yang
bersifat komprehensif karena kekuasaan legislative dan eksekutif berada pada satu partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum sangat jelas sehingga
dalam pemilihan umum para pemilih dengan jelas mengetahui, siapa yang harus dicela atau dipuji
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu
partai atau koalisi partai.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-
hati dalam menjalankan pemerintahan.

2.5 Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensial dan Sistem Pemerintahan


Parlementer

8
Menurut S.LWitman seperti dikutip Inu Kencana SyafiM (2001) terdapat empat ciri yang
membedakan sistem pemerintahan pariementer dan presidensial.
a. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial, yaitu:

1. Didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan (separation of power).


2. Eksekutif tidak memiliki kekuasaan untuk membubarkan parlemen maupun ia(eksekutif)
harus berhenti ketika kehllangan dukungan dari mayoritas anggota parlemen.
3. Tidak ada hubungan saling bertanggung jawab antara presiden dan kabinetpya kepada
parlemen, kabinet secara keseluruhan bertanggung jawab kepada presiden (chiefexecutive).
4. Eksekutif dipilih oleh para pemilih (para pemllih dimaksudkan adalah rakyat yang
melakukan pemilihan secara langsung atau pemilihan secara tidak langsung melalui dewan
pemilih (electoral college)
b. Cri-ciri sistem pemerintahan pariementer yaitu:

1. Didasarkan pada prlnsip kekuasaan yang menyebar {diffusion of power).


2. Terdapat saling bertanggung jawab antara eksekutif dengan parlemen atau legislatif, karena
itu eksekutif (perdana menteri) dapat membubarkan parlemen, begitu pula parlemen dapat
memberhentikan kabinet (dewan menteri) ketika kebljakannya tidak diterima oleh mayoritas
anggota parlemen.
3. Juga terdapat saling bertanggung jawab secara terplsah antara eksekutif dengan parlemen
dan antara kabinet dengan parlemen.
4. Eksekutif (perdana menterl, kanselor) dipilih oleh'kepala negara (raja/ratu/presiden) yang
telah memperoleh persetufjuan dan dukungan mayoritas di parlemen.

BAB III
9
PENUTUP

3.1 Simpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan berjalan
saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-
lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif,
legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu,
dan dewan menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial, ministerial (parlemen). Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat
pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan
legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.

3.2 Saran
Belajar ilmu kepemerintahan adalah bagian dari ketatanegaraan, oleh sebab itu diharapkan kepada
kita sebagai pelajar, untuk lebih memperdalam dalam lagi tentang ilmu kepemerintahan tersebut
agar kelak dikemudian hari apabila dikehendaki menjadi pemimpin bangsa, bisa menerapkan pola
kebijakan sistem pemerintahan yang lebih baik, dinamis yang sesuai dengan kondisi masyarakat,
hingga tercipta masyarakat yang demokratif, sosial dan beradab.

DAFTAR RUJUKAN
10
 Ibrahim R.dkk. 1995. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidesial. Jakarta:
Grafindo Persada.
 Admin. 2018. Pengertian dan Macam-Macam Sistem Pemerintahan Negara.
Jakarta : mimbarhukum
 Meima. 2019. Sistem Presidensial Dalam Demokrasi Modern. Bandung :
garuda.ristekbrin
 Prinada, Yuda. 2021. Sejarah Sistem Presidensial. Jakarrta : tirto.id
 Analis, Politik. 2021. Perbandingan Presidensial dan Parlementer.
Jakarta :eyinn.wordpress.com
 Fitriyana, Nefi. 2016. Sistem Pemerintahan Presidensial. Bandung :
nefifitriana.blogspot.com.  Pamudji. 1995. Perbandingan Pemerintahan.
Jakarta: Bumi Aksara
 Pemerintah. 2014. Sistem Pemerintahan. Jakarta : pemerintah.net

 Siadari, Coki. 2015. Pengertian Sistem Pemerintahan Menurut Para Ahli.


Jakarta : kumpulanpengertian.com

11

Anda mungkin juga menyukai