1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pemerintahan 5
2.2 Sistem Pemerintahan Menurut Para Ahli 5
2.3 Sistem Pemerintahan Presidensial
2.3.1 Unsur Sistem Pemerintahan Presidensial 6
2.3.2 Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial 6
2.3.3 Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial 7
2.3.4 Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial 7
2.4 Sistem Pemerintahan Parlementer
2.4.1 Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Parlementer 7
2.4.2 Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer 8
2.4.3 Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer 8
2.5 Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer 9
DAFTAR RUJUKAN 11
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada umumnya, negara-negara didunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan
tersebut. Adanya sistem pemerintahan lain dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari dua sistem
pemerintahan diatas. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem
pemerintahan parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai Mother of Parliaments (induk parlemen),
sedangkan Amerika Serikat merupakan tipe ideal dari negara dengan sistem pemerintahan
presidensial. Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada
hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Sistem pemerintahan disebut parlementer
apabila badan
eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari badan
legislatif. Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif berada di luar
pengawasan langsung badan legislatif.Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri, kelebihan serta
kekurangan dari sistem pemerintahan parlementer.
3
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah penerapan sistem pemerintahan presidensial dalam praktek ketatanegaraan
Indonesia?
b) Bagaimanakah perbedaan sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan
parlementer di Indonesia?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui tentang penerapan sistem pemerintahan presdensial dalam praktek
ketatanegaraan Indonesia.
b) Untuk mengetahui perbedaan sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan
parlementer di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Leon Duguit (1859- 1928) membagi bentuk pemerintahan berdasarkan cara penunjukan kepala
negaranya. Yakni sistem republik kepala negaranya diangkat lewat pemilihan, sedangkan sistem
monarki kepala negaranya diangkat secara turun temurun.
Jellinec (1851-1911), membagi bentuk pemerintahan menjadi dua yakni republik dan monarki.
Pendapat ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh LeonDuguit.
Ikatan partai lebih longgar karena masing-masing pihak khususnya para anggota badan legislative
sangat bergantung pada konstituennya. Dengan kata lain, dalam pemerintahan presidensial, ikatan
dengan partai sama pentingnya dengan hubungan baik dengan para pemilihnya.
Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan
tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislative.
Kebijakan yang bersifat komprehensif jarang dapat dibuat karena legislative dan eksekutif
mempunyai kedudukan yang terpisah (seseorang tidak bisa mempunyai fungsi ganda), ikatan partai
yang longgar, dan kemingkinan dua badan ini didominasikan oleh partai yang berbeda.
Jabatan kepala pemerintahan dan kepala Negara berada pada satu tangan.
Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan
tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislative.
Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh
parlemen.
Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
6
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan
mutlak.
Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan
legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.
Sistem pertanggungjawaban presiden yang cenderung kurang jelas
Kepemimpinan dalam melaksanakan kebijakan (administrasi) lebih jelas pada system presidensil,
yakni di tangan presiden.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan
Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang
luar termasuk anggota parlemen sendiri.
7
ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet
umumnya berasal dari parlemen.
Satu permasalahan dapat ditangani secara tuntas melalui pembuatan kebujakan umum (UU) yang
bersifat komprehensif karena kekuasaan legislative dan eksekutif berada pada satu partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum sangat jelas sehingga
dalam pemilihan umum para pemilih dengan jelas mengetahui, siapa yang harus dicela atau dipuji
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu
partai atau koalisi partai.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-
hati dalam menjalankan pemerintahan.
8
Menurut S.LWitman seperti dikutip Inu Kencana SyafiM (2001) terdapat empat ciri yang
membedakan sistem pemerintahan pariementer dan presidensial.
a. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial, yaitu:
BAB III
9
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan berjalan
saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-
lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif,
legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu,
dan dewan menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial, ministerial (parlemen). Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat
pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan
legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.
3.2 Saran
Belajar ilmu kepemerintahan adalah bagian dari ketatanegaraan, oleh sebab itu diharapkan kepada
kita sebagai pelajar, untuk lebih memperdalam dalam lagi tentang ilmu kepemerintahan tersebut
agar kelak dikemudian hari apabila dikehendaki menjadi pemimpin bangsa, bisa menerapkan pola
kebijakan sistem pemerintahan yang lebih baik, dinamis yang sesuai dengan kondisi masyarakat,
hingga tercipta masyarakat yang demokratif, sosial dan beradab.
DAFTAR RUJUKAN
10
Ibrahim R.dkk. 1995. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidesial. Jakarta:
Grafindo Persada.
Admin. 2018. Pengertian dan Macam-Macam Sistem Pemerintahan Negara.
Jakarta : mimbarhukum
Meima. 2019. Sistem Presidensial Dalam Demokrasi Modern. Bandung :
garuda.ristekbrin
Prinada, Yuda. 2021. Sejarah Sistem Presidensial. Jakarrta : tirto.id
Analis, Politik. 2021. Perbandingan Presidensial dan Parlementer.
Jakarta :eyinn.wordpress.com
Fitriyana, Nefi. 2016. Sistem Pemerintahan Presidensial. Bandung :
nefifitriana.blogspot.com. Pamudji. 1995. Perbandingan Pemerintahan.
Jakarta: Bumi Aksara
Pemerintah. 2014. Sistem Pemerintahan. Jakarta : pemerintah.net
11