Anda di halaman 1dari 41

TUGAS MAKALAH

PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN


INDONESIA DAN INGGRIS

Disusun Oleh :
WITRI NURHIKMAH

Tugas Perbandingan pemerintahan


Dosen Pengampu :
Ahmad Baidawi, S.IP.,M.H.I.

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami sebagai penulis dapat

menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang

Perbandingan Sistem Pemerintahan antara indonesia dan Inggris.

Dalam era globalisasi yang semakin berkembang, memahami sistem

pemerintahan suatu negara menjadi sangat penting. Sistem pemerintahan

mencerminkan struktur dan proses politik suatu negara, yang berperan dalam

menentukan bagaimana kekuasaan diorganisir, dijalankan, dan diawasi.

Makalah ini akan membahas perbandingan sistem pemerintahan antara dua negara

yang dipilih, yaitu Indonesia dan Inggris. Dalam dunia yang terus berkembang ini,

sistem pemerintahan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas

dan kemajuan suatu negara. Setiap negara memiliki cara tersendiri dalam mengatur

dan mengelola pemerintahannya, yang mencerminkan nilai-nilai, budaya, dan

sejarahnya. Dalam konteks ini, makalah ini bertujuan untuk membandingkan sistem

pemerintahan Indonesia dan Inggris. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di

dunia, memiliki sistem pemerintahan yang unik dengan fondasi yang kuat dalam

demokrasi. Pemerintahan Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip Pancasila, yang

mengakomodasi keberagaman budaya, agama, dan suku di dalam negara ini. Sistem

pemerintahan Indonesia menempatkan kekuasaan eksekutif di tangan presiden yang

dipilih melalui pemilihan umum, sementara kekuasaan legislatif dipegang oleh

Dewan Perwakilan Rakyat. Di sisi lain, Inggris memiliki sistem pemerintahan yang

berbeda yang dikenal sebagai monarki konstitusional. Negara ini memiliki sejarah

panjang yang ditandai oleh sistem parlementer yang kuat. Kekuasaan eksekutif

dipegang oleh perdana menteri, yang dipilih oleh anggota parlemen, sedangkan
ratifikasi keputusan pemerintah ditangani oleh Ratu Inggris sebagai kepala negara.

Sistem ini mencerminkan tradisi dan nilai-nilai demokrasi yang berkembang

sepanjang sejarah Inggris.

Dalam makalah ini, kami akan mengeksplorasi perbedaan dan persamaan

antara sistem pemerintahan Indonesia dan Inggris. Kami akan membahas struktur

pemerintahan, peran lembaga-lembaga kunci, mekanisme pengambilan keputusan,

dan bagaimana sistem ini mempengaruhi stabilitas politik dan kemajuan kedua

negara. Kami juga akan mengidentifikasi tantangan dan peluang yang dihadapi oleh

masing-masing sistem pemerintahan dalam menghadapi perkembangan global dan

tuntutan masyarakat modern.

Melalui pembandingan ini, diharapkan kita dapat memperoleh pemahaman

yang lebih baik tentang sistem pemerintahan Indonesia dan Inggris, serta dampaknya

terhadap pembangunan dan kehidupan masyarakat di kedua negara. Dengan

mengetahui perbedaan dan persamaan ini, kita dapat mengambil pembelajaran yang

berharga dan mengaplikasikannya untuk meningkatkan sistem pemerintahan dan

mencapai kemajuan yang lebih baik di masa depan.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi

para pembaca dalam memahami sistem pemerintahan Indonesia dan Inggris. Terakhir,

kami ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan ini dan berharap bahwa

pembaca akan menikmati dan mendapatkan manfaat dari penelitian ini.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 4

BAB I PENDAHULUAN 5

1.1 Latar Belakang 5

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penulisan 6

BAB II PEMBAHASAN 8

1. Perbedaan Sistim Pemerintahan 8

2. Kekuatan Dan Kelemahan Sistim Pemerintahan 13

3. Cara Sistim Pemerintahan Mengatasi Isu 24

4. Tantangan Yang Dihadapi Oleh Sistim Pemerintahan 30

5. Praktik Terbaik Yang Dapat Diadobsi Daari Sistim Pemerintahan 32

BAB III PENUTUP 36

1. Kesimpulan 36

2. Saran 39

DAFTAR PUSTAKA 41
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu
keguanaan penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan
perbandingan bagi negara lain. Jadi, negara-negara lainpun dapat mencari dan
menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahannya.
Perbandingan sistem pemerintahan antara Indonesia dan Inggris menjadi relevan dan
menarik untuk dieksplorasi mengingat perbedaan budaya, sejarah, dan konteks politik
dari kedua negara tersebut. Sistem pemerintahan memiliki peran krusial dalam
menentukan stabilitas politik, efektivitas kebijakan, partisipasi publik, serta kemajuan
suatu negara. Oleh karena itu, memahami perbedaan dan persamaan antara sistem
pemerintahan Indonesia dan Inggris akan membantu kita mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, tantangan, dan peluang dalam kedua sistem tersebut.
Dalam konteks Indonesia, negara ini telah mengalami transisi yang signifikan dalam

sistem pemerintahannya setelah periode otoritarianisme. Proses demokratisasi yang

dimulai pada tahun 1998 membawa perubahan dalam tatanan politik dan membentuk

sistem pemerintahan yang lebih inklusif dan partisipatif. Namun, meskipun telah

mencapai kemajuan, sistem pemerintahan Indonesia masih dihadapkan pada berbagai

tantangan seperti korupsi, ketimpangan sosial-ekonomi, dan partisipasi publik yang

masih perlu ditingkatkan. Sementara itu, Inggris telah lama membangun sistem

pemerintahan yang didasarkan pada tradisi parlementer dan monarki konstitusional.

Negara ini telah memperoleh pengalaman yang kaya dalam menjalankan

pemerintahan berbasis parlemen dan mempertahankan stabilitas politik yang relatif

tinggi. Namun, seperti halnya negara lainnya, Inggris juga menghadapi tantangan

dalam mengatasi isu-isu kompleks seperti Brexit, integrasi Uni Eropa, dan tuntutan

untuk mewujudkan keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.


Dengan membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dan Inggris, kita dapat

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang cara kedua negara ini

menghadapi tantangan dan peluang yang ada. Melalui perbandingan ini, kita dapat

mengidentifikasi praktik terbaik yang dapat diadopsi dari masing-masing sistem

pemerintahan serta merumuskan rekomendasi kebijakan yang relevan untuk

meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan di kedua negara tersebut. Selain itu,

dengan memahami perbedaan dan persamaan antara sistem pemerintahan Indonesia

dan Inggris, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih luas tentang variasi model

pemerintahan yang ada di dunia.

Dengan adanya penelitian dan analisis yang mendalam, diharapkan makalah ini

dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pemahaman kita tentang sistem

pemerintahan dan pengambilan kebijakan di Indonesia, Inggris, dan negara-negara

lain di dunia

1.2 Rumusan Masalah

I. Bagaimana perbedaan sistem pemerintahan antara Indonesia dan Inggris dalam hal

struktur, mekanisme pengambilan keputusan, dan partisipasi publik?

II. Apa kekuatan dan kelemahan dari masing-masing sistem pemerintahan Indonesia dan

Inggris?

III. Bagaimana kedua sistem pemerintahan mengatasi isu-isu seperti korupsi,

pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia?

IV. Apa tantangan yang dihadapi oleh sistem pemerintahan Indonesia dan Inggris dalam

menghadapi perkembangan global dan tuntutan masyarakat modern?


V. Apa praktik terbaik yang dapat diadopsi dari sistem pemerintahan Indonesia dan

Inggris untuk memperbaiki efektivitas sistem pemerintahan di kedua negara?

1.3 Tujuan

I. Untuk Mengetahui sistem pemerintarahan antara indonesia dan inggris dala, hal

struktur, mekanisme pengambilan keputusan, dan partisipasi publik

II. Untuk Mengetahui kelemahan dari sistem pemerintahan indonesia dan inggris

III. Untuk mengetahui bagaimana kedua sistem pemerintahan mengatasi berbagai isu

IV. Untuk mengetahui berbagai tantangan yang dihadapi oleh sistem pemerintahan

indonesia dan inggris dalam menghadapi perkembangan global

V. Untuk mengetahui praktik terbaik dari sistem pemerintahan masing-masing

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Sistim Pemerintahan indonesia dan Inggris

I. Perbedaan Sistem Pemerintahan antara Indonesia dan Inggris dalam Struktur.

Perbedaan dalam struktur sistem pemerintahan antara Indonesia dan Inggris

mencerminkan perbedaan dalam organisasi dan pembagian kekuasaan antara

lembaga-lembaga pemerintahan. Di Indonesia, sistem pemerintahan mengadopsi

model presidensial. Struktur pemerintahan terdiri dari tiga cabang kekuasaan yang

independen: eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Kepala negara dan kepala pemerintahan adalah presiden, yang dipilih melalui

pemilihan umum. Presiden memiliki kekuasaan eksekutif yang kuat dan bertanggung
jawab atas kebijakan negara. Lembaga legislatif di Indonesia adalah Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) yang terdiri dari anggota yang dipilih secara langsung oleh

rakyat. Sementara itu, lembaga yudikatif terdiri dari Mahkamah Konstitusi,

Mahkamah Agung, dan badan peradilan lainnya yang bertugas menjalankan keadilan.

Sementara itu, Inggris mengadopsi sistem pemerintahan parlementer. Struktur

pemerintahan di Inggris melibatkan interaksi antara eksekutif dan legislatif. Kepala

negara adalah raja atau ratu, yang berperan sebagai lambang monarki konstitusional

dan memiliki peran seremonial. Namun, kekuasaan eksekutif sebagian besar

dilakukan oleh Perdana Menteri dan Kabinet. Perdana Menteri dipilih dari anggota

Parlemen yang terpilih melalui pemilihan umum. Lembaga legislatif di Inggris adalah

Parlemen, yang terdiri dari dua kamar: House of Commons (Dewan Rakyat) dan

House of Lords (Dewan Bangsawan). House of Commons memiliki peran yang lebih

kuat dalam pengambilan keputusan politik.

Perbedaan dalam struktur pemerintahan ini mencerminkan perbedaan dalam

pembagian kekuasaan dan mekanisme pengambilan keputusan di kedua negara. Di

Indonesia, presiden memiliki kekuasaan eksekutif yang lebih dominan, sementara di

Inggris, kekuasaan eksekutif terletak pada Perdana Menteri dan Kabinet yang harus

mendapatkan dukungan mayoritas di Parlemen. Pendekatan ini memiliki dampak

pada proses pengambilan keputusan dan akuntabilitas pemerintah.

Perbandingan struktur pemerintahan ini memberikan wawasan tentang bagaimana

sistem pemerintahan dapat dirancang dan beroperasi dalam konteks yang berbeda.

Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menyelenggarakan

pemerintahan yang efektif dan memenuhi kebutuhan masyarakat, perbedaan struktur

tersebut mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam membagi dan menjalankan

kekuasaan politik.
II. Perbedaan Sistem Pemerintahan antara Indonesia dan Inggris dalam

Mekanisme Pengambilan Keputusan

Perbedaan dalam mekanisme pengambilan keputusan antara sistem pemerintahan

Indonesia dan Inggris mencerminkan perbedaan dalam proses politik dan hubungan

antara lembaga eksekutif dan legislatif. Di Indonesia, sistem pemerintahan

presidensial memberikan kekuasaan eksekutif yang kuat kepada presiden. Presiden

memiliki wewenang untuk mengambil keputusan penting terkait kebijakan negara,

pengangkatan pejabat, dan pengeluaran anggaran negara. Meskipun presiden dapat

meminta masukan dan saran dari berbagai pihak, keputusan akhir tetap ada di tangan

presiden. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memiliki peran dalam proses pengesahan

undang-undang dan pengawasan terhadap pemerintah, tetapi kekuasaannya tidak

sekuat kekuasaan eksekutif.

Di Inggris, sistem pemerintahan parlementer menggabungkan kekuasaan eksekutif

dan legislatif secara lebih erat. Perdana Menteri dan Kabinet adalah bagian dari

Parlemen dan bertanggung jawab kepada Parlemen. Kabinet dipilih dari anggota

Parlemen yang terpilih dan biasanya berasal dari partai mayoritas. Keputusan politik

diambil melalui diskusi, perundingan, dan pemungutan suara di dalam Parlemen.

Dalam pengambilan keputusan penting, Perdana Menteri perlu mendapatkan

dukungan mayoritas di Parlemen. Perbedaan dalam mekanisme pengambilan

keputusan ini dapat mempengaruhi stabilitas politik, kecepatan pengambilan

keputusan, dan akuntabilitas pemerintah. Dalam sistem presidensial Indonesia,

kekuasaan eksekutif yang kuat dapat memungkinkan pengambilan keputusan yang

lebih cepat dan efisien. Namun, ada risiko dominasi kekuasaan dan kurangnya

pengawasan yang efektif. Di sistem parlementer Inggris, keputusan politik melalui


diskusi dan negosiasi dalam Parlemen memungkinkan berbagai perspektif diwakili,

tetapi dapat memperlambat proses pengambilan keputusan. Pemahaman tentang

perbedaan mekanisme pengambilan keputusan ini memungkinkan kita untuk melihat

bagaimana kekuasaan politik didistribusikan dan dijalankan di kedua sistem

pemerintahan. Memahami kelebihan dan kelemahan dari masing-masing mekanisme

dapat membantu dalam evaluasi sistem pemerintahan dan mendorong reformasi yang

relevan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas pengambilan keputusan

politik.

III. Perbedaan Sistem Pemerintahan antara Indonesia dan Inggris dalam Partisipasi

Politik

Perbedaan dalam partisipasi politik antara sistem pemerintahan Indonesia dan

Inggris mencerminkan perbedaan dalam keterlibatan publik dalam proses

pengambilan keputusan politik.

Di Indonesia, terdapat kemajuan yang signifikan dalam partisipasi politik selama

beberapa dekade terakhir. Pemilihan umum yang bebas dan adil diadakan secara

teratur, yang memungkinkan warga negara untuk memberikan suara mereka dalam

memilih wakil mereka di lembaga legislatif dan kepala pemerintahan. Partisipasi

politik juga tercermin dalam kebebasan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi.

Warga negara memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, mengorganisir aksi

protes, dan membentuk kelompok kepentingan untuk mempengaruhi kebijakan

pemerintah. Selain itu, terdapat upaya untuk meningkatkan partisipasi publik melalui
program-program partisipatif, seperti penggunaan teknologi informasi untuk

mengumpulkan masukan publik dan partisipasi dalam proses perencanaan

pembangunan.

Di Inggris, partisipasi politik juga memiliki peran penting dalam sistem

pemerintahan. Warga negara berhak memberikan suara mereka dalam pemilihan

umum untuk memilih anggota Parlemen dan pemerintahannya. Selain itu, warga

negara dapat mempengaruhi kebijakan melalui berbagai mekanisme partisipatif,

seperti petisi online, konsultasi publik, dan pertemuan masyarakat. Terdapat juga

tradisi kuat dalam aksi protes dan gerakan sosial yang memainkan peran penting

dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.

Meskipun ada kemajuan dalam partisipasi politik di kedua negara, terdapat beberapa

perbedaan dalam tingkat partisipasi dan mekanisme yang digunakan. Di Indonesia,

partisipasi politik masih menghadapi beberapa tantangan, seperti tingkat partisipasi

yang belum merata di seluruh wilayah dan segmen masyarakat, serta masalah

aksesibilitas informasi politik bagi sebagian warga negara. Di Inggris, meskipun

partisipasi politik lebih mapan, tantangan seperti ketidaksetaraan partisipasi antara

kelompok-kelompok sosial dan dampak Brexit terhadap kepercayaan publik masih

perlu diatasi.

Memahami perbedaan dalam partisipasi politik antara Indonesia dan Inggris

membantu kita untuk menggali efektivitas sistem pemerintahan dalam mencerminkan

kepentingan dan aspirasi masyarakat. Mempromosikan partisipasi politik yang

inklusif dan memperkuat keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan politik

menjadi penting untuk menjaga legitimasi dan akuntabilitas pemerintah di kedua

negara tersebut.
2.2 Kekuatan dan Kelemahan dari masing-masing Sistem Pemerintahan

Indonesia dan Inggris

I. Kekuatan Sitem pemerintahan Indonesia

Sistem pemerintahan Indonesia memiliki sejumlah kekuatan yang dapat dilihat

dari berbagai aspek. Berikut adalah beberapa kekuatan sistem pemerintahan

Indonesia:

a. Pemilihan Umum yang Demokratis: Salah satu kekuatan utama sistem

pemerintahan Indonesia adalah pelaksanaan pemilihan umum yang demokratis.

Sejak reformasi pada tahun 1998, Indonesia telah mengadakan pemilihan

umum secara teratur untuk memilih wakil rakyat di lembaga legislatif dan

kepala pemerintahan. Pemilihan umum yang bebas dan adil memungkinkan

partisipasi politik yang luas dari rakyat Indonesia dalam menentukan

perwakilan mereka dan mengambil keputusan politik.

b. Keanekaragaman Budaya dan Kebijakan: Indonesia adalah negara yang kaya

akan keanekaragaman budaya, etnis, dan agama. Kekuatan sistem

pemerintahan Indonesia terletak pada kemampuannya untuk mengakomodasi

keberagaman ini dalam pembuatan kebijakan. Kebijakan pemerintah sering

kali mencerminkan kebutuhan dan aspirasi berbagai kelompok masyarakat di

Indonesia, dengan mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan agama yang

beragam.

c. Peningkatan Partisipasi Publik: Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia

telah melakukan upaya untuk meningkatkan partisipasi publik dalam

pengambilan keputusan politik. Terdapat berbagai inisiatif partisipatif, seperti

penggunaan teknologi informasi dan konsultasi publik, yang memungkinkan

warga negara untuk memberikan masukan mereka dalam proses perencanaan


pembangunan dan pembuatan kebijakan. Ini membantu meningkatkan

akuntabilitas pemerintah dan memastikan kepentingan masyarakat terwakili

dalam keputusan politik.

d. Kebebasan Berekspresi dan Media yang Hidup: Sistem pemerintahan

Indonesia memberikan kebebasan berekspresi kepada warga negara, termasuk

kebebasan berpendapat dan kebebasan pers. Media massa yang hidup dan aktif

di Indonesia memainkan peran penting dalam mengawasi dan mengkritik

pemerintah, serta memberikan informasi yang penting bagi publik. Kebebasan

berekspresi dan media yang hidup adalah kekuatan dalam memastikan

transparansi, akuntabilitas, dan pembangunan demokrasi yang sehat di

Indonesia.

e. Sistem Pemerintahan yang Terstruktur: Indonesia memiliki struktur

pemerintahan yang terstruktur dengan tiga cabang kekuasaan yang independen:

eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemisahan kekuasaan ini membantu

mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan memberikan keseimbangan

kekuatan antara lembaga-lembaga tersebut. Keberadaan lembaga yudikatif

yang independen juga penting dalam menjaga supremasi hukum dan

perlindungan hak asasi manusia.

Pemahaman terhadap kekuatan sistem pemerintahan Indonesia membantu

mengapresiasi prestasi dan kemajuan yang telah dicapai, serta memberikan landasan

untuk terus mem mperbaiki dan memperkuat sistem pemerintahan di masa depan.

Namun, penting juga untuk menyadari bahwa setiap sistem pemerintahan memiliki

kelemahan dan tantangan yang perlu diatasi.

Beberapa tantangan yang dihadapi oleh sistem pemerintahan Indonesia termasuk

korupsi, birokrasi yang lambat, dan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Upaya
terus-menerus harus dilakukan untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan,

memerangi korupsi, meningkatkan efisiensi birokrasi, dan mengurangi kesenjangan

pembangunan.

Selain itu, partisipasi politik yang lebih inklusif dan terjamin bagi semua

lapisan masyarakat perlu ditingkatkan. Pemerintah harus melibatkan lebih banyak

kelompok masyarakat, termasuk perempuan, pemuda, dan kelompok minoritas, dalam

proses pengambilan keputusan politik. Peningkatan aksesibilitas informasi politik dan

pendidikan politik juga penting agar warga negara dapat lebih terlibat dan

berpartisipasi secara aktif dalam sistem pemerintahan.

Perbaikan sistem pemerintahan juga membutuhkan keberlanjutan reformasi dan

peningkatan kapasitas lembaga-lembaga pemerintahan. Pengembangan SDM yang

berkualitas, peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan hak asasi

manusia juga harus menjadi fokus utama.

Dalam kesimpulannya, sistem pemerintahan Indonesia memiliki kekuatan yang

signifikan dalam aspek pemilihan umum, keanekaragaman budaya, partisipasi publik,

kebebasan berekspresi, dan struktur pemerintahan yang terstruktur. Namun, tantangan

dan kelemahan yang perlu diatasi juga ada. Dengan terus meningkatkan tata kelola

pemerintahan, partisipasi politik yang inklusif, dan peningkatan kapasitas lembaga,

Indonesia dapat memperkuat sistem pemerintahannya dan memajukan demokrasi

serta pembangunan negara secara berkelanjutan.


II. Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

Sistem pemerintahan Indonesia, seperti halnya sistem pemerintahan negara

lain, juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi untuk meningkatkan

efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan.

Berikut adalah beberapa kelemahan yang sering dihadapi oleh sistem pemerintahan

Indonesia:

a. Korupsi: Salah satu kelemahan yang signifikan adalah korupsi yang masih

merajalela di berbagai tingkatan pemerintahan. Korupsi mengakibatkan

penyalahgunaan kekuasaan dan dana publik, menghambat pembangunan, dan

merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah. Upaya pemberantasan

korupsi terus dilakukan, termasuk dengan mendirikan lembaga khusus seperti

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun tantangan besar masih harus

dihadapi untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh.

b. Birokrasi yang Lambat dan Rigid: Sistem birokrasi di Indonesia sering kali

dianggap lambat, rumit, dan terlalu berbelit-belit. Prosedur administratif yang

rumit dapat menyulitkan dan memperlambat pelayanan publik, termasuk dalam

pengurusan perizinan dan pembuatan keputusan. Selain itu, rigiditas dalam

birokrasi juga dapat menghambat inovasi dan adaptasi terhadap perubahan

yang cepat di masyarakat dan dunia global.

c. Ketimpangan Pembangunan: Ketimpangan pembangunan antara wilayah

perkotaan dan pedesaan, serta antara pulau-pulau di Indonesia, menjadi

kelemahan sistem pemerintahan. Meskipun beberapa langkah telah diambil

untuk mengatasi ketimpangan ini, seperti program pembangunan daerah

tertinggal, masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk memastikan

distribusi pembangunan yang merata dan adil di seluruh wilayah Indonesia.


d. Partai Politik yang Lemah: Kelemahan lain dalam sistem pemerintahan

Indonesia adalah lemahnya peran dan kualitas partai politik. Beberapa partai

politik masih dianggap lebih fokus pada kepentingan partai dan elit politik

daripada pada pelayanan publik dan perwakilan rakyat. Ketergantungan pada

politik uang dan kekurangan ideologi yang jelas juga menjadi tantangan dalam

membangun partai politik yang kuat dan berintegritas.

e. Partisipasi Publik yang Terbatas: Meskipun ada upaya untuk meningkatkan

partisipasi publik dalam pengambilan keputusan politik, masih terdapat

hambatan dalam melibatkan masyarakat secara luas. Beberapa kelompok

masyarakat, seperti perempuan, pemuda, dan kelompok minoritas, sering kali

kurang terwakili dalam proses pengambilan keputusan politik. Selain itu,

aksesibilitas informasi politik dan pendidikan politik yang masih rendah juga

menjadi kendala dalam mendorong partisipasi publik yang lebih aktif dan

inklusif.

Memahami kelemahan-kelemahan ini membantu kita mengidentifikasi area yang

perlu diperbaiki dan mereformasi sistem pemerintahan. Peningkatan transparansi,

akuntabilitas dan pengawasan menjadi kunci dalam mengatasi kelemahan-kelemahan

tersebut.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki sistem pemerintahan

Indonesia antara lain:

a. Pemberantasan Korupsi: Perlu dilakukan upaya yang lebih serius dan tegas

dalam pemberantasan korupsi. Ini melibatkan penegakan hukum yang kuat

terhadap pelaku korupsi, peningkatan transparansi dalam pengelolaan

keuangan publik, dan penguatan lembaga-lembaga anti-korupsi.


b. Reformasi Birokrasi: Diperlukan reformasi birokrasi untuk meningkatkan

efisiensi, responsivitas, dan akuntabilitas. Hal ini meliputi penyederhanaan

prosedur administratif, penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan

layanan publik, serta penguatan kualitas dan kapasitas aparatur pemerintahan.

c. Pemerataan Pembangunan: Perlu dilakukan upaya yang lebih aktif untuk

mengurangi ketimpangan pembangunan antarwilayah. Ini melibatkan alokasi

sumber daya yang lebih adil, perbaikan infrastruktur, penguatan sektor

ekonomi lokal, dan peningkatan akses terhadap layanan dasar seperti

pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur publik.

d. Penguatan Partai Politik: Diperlukan reformasi dalam sistem partai politik

untuk memperkuat peran dan kualitas partai politik sebagai perwakilan

masyarakat. Ini meliputi peningkatan pengawasan dan pemantauan terhadap

partai politik, peningkatan partisipasi anggota partai, dan peningkatan regulasi

terkait pembiayaan partai politik.

e. Peningkatan Partisipasi Publik: Perlu diberikan ruang yang lebih besar bagi

partisipasi publik dalam pengambilan keputusan politik. Ini melibatkan

penguatan mekanisme partisipatif, seperti konsultasi publik, dialog dengan

masyarakat, dan penggunaan teknologi informasi untuk memfasilitasi

partisipasi publik yang lebih luas.

Dengan melakukan reformasi yang komprehensif, pemerintah Indonesia dapat

memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam sistem pemerintahan, meningkatkan

efektivitas, dan membangun pemerintahan yang lebih transparan, akuntabel, dan

responsif terhadap kebutuhan masyarakat.


III. Kekuatan Sistem Pemerintahan Inggris

Sistem pemerintahan Inggris memiliki sejumlah kekuatan yang membuatnya menjadi

salah satu sistem pemerintahan yang diakui secara global. Berikut adalah beberapa

kekuatan utama dari sistem pemerintahan Inggris:

a. Sistem Parlementer: Inggris menerapkan sistem pemerintahan parlementer, di

mana kekuasaan eksekutif terletak pada pemerintah yang dipilih oleh dan

bertanggung jawab kepada Parlemen. Kelebihan sistem parlementer adalah

adanya hubungan langsung antara kekuasaan legislatif dan eksekutif, yang

memungkinkan pemerintahan yang lebih stabil dan responsif terhadap

kehendak rakyat.

b. Prinsip Supremasi Parlemen: Inggris memiliki prinsip supremasi parlemen

yang kuat. Ini berarti bahwa Parlemen memiliki kekuasaan tertinggi dalam

pembuatan undang-undang dan pengambilan keputusan politik. Keputusan

Parlemen memiliki otoritas hukum yang mutlak, dan tidak ada lembaga atau

individu lain yang dapat menghalangi atau mengubah keputusan Parlemen.

Prinsip ini memberikan stabilitas dan konsistensi dalam proses pengambilan

keputusan politik.

c. Sistem Hukum Common Law: Inggris memiliki sistem hukum common law

yang terkenal. Common law didasarkan pada preseden hukum dan pengadilan

memainkan peran sentral dalam menafsirkan dan mengembangkan hukum.

Kelebihan sistem hukum common law adalah fleksibilitas dan kemampuannya

untuk menyesuaikan dengan perkembangan sosial dan nilai-nilai masyarakat.

d. Sistem Pemerintahan yang Terstruktur: Sistem pemerintahan Inggris memiliki

struktur yang terstruktur dan terpisah antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan

yudikatif. Keberadaan sistem pengawasan dan keseimbangan kekuasaan ini


penting dalam menjaga pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan

menghindari penyalahgunaan kekuasaan.

e. Sistem Partai Politik yang Matang: Inggris memiliki tradisi partai politik yang

kuat dan matang. Partai-partai politik memiliki peran penting dalam sistem

politik dan mewakili berbagai pandangan politik di negara tersebut. Sistem

multipartai yang kompetitif memungkinkan variasi pendapat dan memberikan

kesempatan bagi warga negara untuk memilih representasi politik yang sesuai

dengan keyakinan mereka.

f. Kebangsaan dan Stabilitas Politik: Inggris telah lama dikenal sebagai negara

yang relatif stabil secara politik. Tradisi demokrasi yang kuat, prinsip

supremasi parlemen, dan sistem pemerintahan yang terstruktur telah

memberikan stabilitas politik jangka panjang. Hal ini penting dalam

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan sosial, ekonomi,

dan politik yang berkelanjutan.

Kekuatan-kekuatan ini dalam sistem pemerintahan Inggris telah memberikan

kontribusi terhadap stabilitas politik, kebebasan berpendapat, dan efektivitas

pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan

IV. Kelemahan Sistem Pemerintahan Inggris

Sistem pemerintahan Inggris, meskipun memiliki sejumlah kekuatan, juga

memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa

kelemahan dalam sistem pemerintahan Inggris:

a. Keterbatasan Pemisahan Kekuasaan: Meskipun sistem pemerintahan Inggris

memiliki pemisahan kekuasaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan

yudikatif, batas-batas antara kekuasaan ini terkadang dapat kabur. Sebagai


contoh, ketua partai politik yang memegang kekuasaan eksekutif (posisi

perdana menteri) juga merupakan anggota Parlemen. Hal ini dapat

mengakibatkan dominasi eksekutif atas legislatif dan mengurangi checks and

balances dalam sistem.

b. Sistem Pemilihan yang Tidak Proporsional: Sistem pemilihan di Inggris

menggunakan sistem distrik tunggal, di mana calon yang memperoleh suara

terbanyak di setiap distrik memenangkan kursi tersebut. Hal ini dapat

menghasilkan ketidakproporsionalan dalam perwakilan politik. Partai-partai

politik yang mendapatkan jumlah suara yang signifikan secara nasional namun

tidak memenangkan cukup kursi dapat merasa kurang diwakili dalam proses

pengambilan keputusan.

c. Ketergantungan pada Konvensi dan Praktik Tidak Tertulis: Sistem

pemerintahan Inggris bergantung pada konvensi dan praktik tidak tertulis yang

sering kali diterima sebagai hukum konstitusional. Hal ini dapat memunculkan

ketidakjelasan dan penafsiran yang berbeda dalam implementasinya.

Ketergantungan yang tinggi pada konvensi juga dapat mengakibatkan

kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan

politik.

d. Kurangnya Representasi yang Merata: Sistem pemerintahan Inggris masih

menghadapi tantangan dalam mewakili kepentingan minoritas dan kelompok

marginal. Keterbatasan dalam representasi perempuan, minoritas etnis, dan

kelompok sosial tertentu dapat mempengaruhi legitimasi dan keadilan dalam

pengambilan keputusan politik.


e. Sentralisasi Kekuasaan pada Pemerintah Pusat: Meskipun Inggris mengalami

proses devolusi kekuasaan, dengan pemberian otonomi kepada wilayah-

wilayah seperti Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, masih terdapat

kecenderungan sentralisasi kekuasaan pada pemerintah pusat. Hal ini dapat

mengabaikan perbedaan regional dan kebutuhan unik dari wilayah-wilayah

tersebut.

f. Ketidakefektifan Reformasi: Terkadang, proses reformasi dalam sistem

pemerintahan Inggris bisa menjadi lamban dan terhambat. Perubahan-

perubahan yang signifikan dalam struktur dan praktek pemerintahan sering kali

membutuhkan waktu yang lama untuk direalisasikan. Hal ini dapat

menghambat kemampuan sistem pemerintahan untuk beradaptasi dengan cepat

terhadap perubahan dan tuntutan masyarakat.

Pemahaman terhadap kelemahan-kelemahan ini penting untuk memperbaiki

dan memperkuat sistem pemerintahan Inggris. Beberapa langkah yang dapat diambil

untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

Reformasi Sistem Pemilihan: Peningkatan proporsionalitas dalam sistem pemilihan

dapat diupayakan, seperti dengan mempertimbangkan penggunaan sistem pemilihan

proporsional seperti sistem representasi proporsional (proportional representation)

atau sistem pemilihan alternatif (alternative voting system). Hal ini dapat memberikan

representasi politik yang lebih akurat dan mendorong partisipasi yang lebih luas.

a. Penguatan Pemisahan Kekuasaan: Upaya perlu dilakukan untuk lebih

memperkuat pemisahan kekuasaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan

yudikatif. Ini dapat dilakukan dengan menguatkan peran lembaga-lembaga

pengawas seperti Mahkamah Agung (Supreme Court) dan Komite Parlemen

untuk memastikan checks and balances yang efektif.


b. Peningkatan Representasi yang Merata: Langkah-langkah harus diambil untuk

memastikan representasi yang lebih merata dari berbagai kelompok

masyarakat. Ini termasuk mendorong partai politik untuk lebih proaktif dalam

merekrut dan mencalonkan kandidat dari kelompok minoritas, perempuan, dan

kelompok sosial tertentu. Serta mempertimbangkan kebijakan afirmatif untuk

memastikan representasi yang lebih inklusif.

c. Transparansi dan Akuntabilitas yang Ditingkatkan: Pemerintah perlu

berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam

pengambilan keputusan politik. Langkah-langkah seperti publikasi laporan

keuangan yang lebih terperinci, akses yang lebih luas terhadap informasi

pemerintah, dan peningkatan partisipasi publik dalam proses pengambilan

keputusan dapat meningkatkan transparansi dan memperkuat legitimasi

pemerintah.

d. Pembaharuan Konstitusional: Evaluasi dan pembaharuan konstitusi dapat

dilakukan untuk menyesuaikan sistem pemerintahan dengan perkembangan

sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi. Melibatkan keterlibatan publik dan

pemangku kepentingan dalam proses pembaharuan konstitusi dapat

memastikan bahwa sistem pemerintahan lebih sesuai dengan tuntutan

masyarakat.

Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, sistem pemerintahan Inggris dapat

terus berkembang dan memperbaiki diri, menjawab tantangan dan kelemahan yang

ada, serta menjaga kepercayaan dan partisipasi publik dalam proses politik .
2.3 Cara Sistem Pemerintahan mengatasi isu-isu seperti Korupsi, Pembangunan

Ekonomi, Keadilan Sosial, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia

I. Cara Sistem Pemerintahan Indonesia Mengatasi Isu-Isu seperti Korupsi,

Pembangunan Ekonomi, Keadilan Sosial, dan Perlindungan Hak Asasi

Manusia

Sistem pemerintahan Indonesia memiliki berbagai cara untuk mengatasi isu-isu

penting seperti korupsi, pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan

hak asasi manusia. Berikut adalah pembahasan mengenai cara sistem pemerintahan

Indonesia dalam mengatasi isu-isu tersebut:

a. Korupsi: Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya yang signifikan untuk

mengatasi korupsi melalui berbagai langkah, seperti pembentukan Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertugas menyelidiki, menuntut, dan

memberantas tindak korupsi. Selain itu, terdapat pula lembaga dan mekanisme

pengawasan lainnya seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan

Ombudsman Republik Indonesia yang berperan dalam mencegah dan

menangani korupsi. Pemerintah juga terus meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas melalui penggunaan teknologi informasi, penerapan e-

procurement, dan penguatan sistem pengawasan internal.

b. Pembangunan Ekonomi: Sistem pemerintahan Indonesia memiliki berbagai

kebijakan dan program untuk mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif

dan berkelanjutan. Di antaranya, pemerintah melaksanakan berbagai program

reformasi struktural, seperti kebijakan investasi yang kondusif,

penyederhanaan perizinan, dan pemberian insentif kepada sektor-sektor

strategis. Selain itu, pemerintah juga mengutamakan pengembangan


infrastruktur, peningkatan akses ke pasar, pendidikan dan pelatihan

keterampilan, serta pengembangan sektor industri dan pertanian. Kebijakan ini

bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi kesenjangan

ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Keadilan Sosial: Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya tersebut,

pemerintah telah melaksanakan kebijakan redistribusi pendapatan dan

kekayaan melalui program bantuan sosial, subsidi, dan perlindungan sosial

bagi masyarakat yang rentan. Selain itu, pemerintah juga mendorong

pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program-program seperti desa

mandiri, peningkatan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan, serta

penguatan sistem jaminan sosial. Tujuannya adalah untuk mengurangi

kesenjangan sosial dan memberikan akses yang adil terhadap kesempatan dan

sumber daya bagi seluruh lapisan masyarakat.

d. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Sistem pemerintahan Indonesia telah

mengambil langkah-langkah untuk melindungi hak asasi manusia. Pemerintah

melibatkan Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) dalam

pemantauan dan penegakan hak asasi manusia. Selain itu, pemerintah juga

telah meratifikasi berbagai instrumen internasional yang berhubungan dengan

hak asasi manusia, seperti Konvensi Hak-hak Anak, Konvensi tentang

Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, dan Konvensi tentang Hak-

hak Penyandang Disabilitas. Pemerintah juga telah menerbitkan berbagai

kebijakan dan regulasi untuk melindungi hak asasi manusia, termasuk

perlindungan terhadap kebebasan beragama, kebebasan berekspresi, dan hak-

hak perempuan. Selain itu, pemerintah juga mendukung pendidikan dan


pemahaman mengenai hak asasi manusia di seluruh masyarakat, termasuk

melalui program-program pelatihan dan sosialisasi.

Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk menegakkan hukum dan memerangi

pelanggaran hak asasi manusia. Mekanisme pengadilan dan penegakan hukum,

seperti Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR), Komisi Penyelidikan Hak Asasi

Manusia (KPP HAM), dan Pengadilan HAM, digunakan untuk menginvestigasi,

mengadili, dan menghukum pelaku pelanggaran hak asasi manusia. Namun,

meskipun telah ada upaya dan langkah-langkah yang diambil dalam mengatasi isu-isu

seperti korupsi, pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi

manusia, tantangan dan permasalahan tetap ada. Pemerintah perlu terus berupaya

meningkatkan efektivitas kebijakan, mengatasi hambatan struktural, dan memastikan

implementasi yang konsisten dan adil. Melibatkan partisipasi publik, memperkuat

lembaga-lembaga pengawasan, serta mengembangkan kerjasama dengan berbagai

pihak termasuk organisasi masyarakat sipil dan lembaga internasional juga menjadi

penting dalam menjaga dan memperkuat sistem pemerintahan Indonesia dalam

mengatasi isu-isu tersebut.

II. Cara Sistem Pemerintahan Inggris mengatasi isu-isu seperti Korupsi,

Pembangunan Ekonomi, Keadilan Sosial, dan Perlindungan Hak Asasi

Manusia

Sistem pemerintahan Inggris memiliki sejumlah cara untuk mengatasi isu-isu

penting seperti korupsi, pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan

hak asasi manusia. Berikut adalah pembahasan mengenai cara sistem pemerintahan

Inggris dalam mengatasi isu-isu tersebut:


a. Korupsi: Pemerintah Inggris memiliki beberapa mekanisme untuk melawan

korupsi, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (National Crime Agency) yang

bertanggung jawab untuk menginvestigasi tindak korupsi. Selain itu, terdapat

undang-undang dan peraturan yang ketat untuk mencegah praktik korupsi,

seperti Undang-Undang Tindakan Suap 2010 (Bribery Act 2010) yang

melarang memberi dan menerima suap. Pemerintah juga mendorong

transparansi dan akuntabilitas dengan mewajibkan pengungkapan keuangan

oleh para pejabat publik dan lembaga-lembaga pemerintah.

b. Pembangunan Ekonomi: Pemerintah Inggris memiliki kebijakan dan program

untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah-

langkah ini termasuk investasi dalam infrastruktur, peningkatan akses ke pasar

global, dukungan kepada sektor-sektor strategis seperti teknologi dan inovasi,

serta pembentukan kebijakan untuk meningkatkan iklim investasi. Selain itu,

pemerintah juga mengadopsi kebijakan fiskal dan moneter yang bertujuan

untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan

sosial.

c. Keadilan Sosial: Sistem pemerintahan Inggris berupaya mewujudkan keadilan

sosial dengan berbagai kebijakan sosial yang diterapkan. Pemerintah

memberikan perhatian khusus terhadap kelompok yang rentan dan memerlukan

perlindungan, seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Program-

program bantuan sosial, perumahan sosial, dan akses ke layanan kesehatan dan

pendidikan yang adil menjadi fokus pemerintah dalam mendorong keadilan

sosial.

d. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Inggris memiliki kerangka hukum yang kuat

untuk melindungi hak asasi manusia. Undang-undang Hak Asasi Manusia


Eropa (Human Rights Act) mengadopsi Konvensi Eropa tentang Hak Asasi

Manusia ke dalam hukum nasional. Pemerintah juga mendukung dan

mempromosikan kepatuhan terhadap hak asasi manusia melalui kebijakan dan

program-program perlindungan hak asasi manusia, serta melalui lembaga-

lembaga independen seperti Komisi Hak Asasi Manusia dan Komisi

Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia.

Pemerintah Inggris juga mengedepankan independensi dan kebebasan lembaga-

lembaga pengawas, seperti National Audit Office dan Ombudsman, untuk

memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan.

Meskipun demikian, tantangan dan permasalahan masih ada, dan pemerintah terus

berupaya upaya untuk memperkuat cara sistem pemerintahan Inggris mengatasi isu-

isu tersebut. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

a. Peningkatan Transparansi dan Pertanggungjawaban: Pemerintah dapat terus

meningkatkan transparansi dalam proses pengambilan keputusan dan

pengelolaan keuangan publik. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat

regulasi dan standar akuntabilitas, memperluas akses publik terhadap informasi

pemerintah, dan meningkatkan penggunaan teknologi untuk memfasilitasi

pemantauan dan partisipasi publik.

b. Penguatan Mekanisme Pengawasan: Pemerintah dapat memperkuat peran

lembaga-lembaga pengawas seperti Komite Parlemen, lembaga audit

independen, dan ombudsman. Mekanisme ini harus memiliki kewenangan

yang memadai dan independen dalam mengawasi dan mengaudit kegiatan

pemerintah serta menindaklanjuti aduan dan pelanggaran.

c. Perbaikan Sistem Hukum: Pemerintah dapat memperkuat sistem peradilan dan

penegakan hukum untuk melawan korupsi dan melindungi hak asasi manusia.
Ini termasuk peningkatan kapasitas aparat penegak hukum, penguatan kerja

sama internasional dalam pemberantasan kejahatan lintas negara, dan

pemantapan prinsip-prinsip hukum yang mendasari perlindungan hak asasi

manusia.

d. Pemberdayaan Masyarakat: Pemerintah dapat mendorong partisipasi aktif

masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pemantauan kinerja

pemerintah. Melibatkan masyarakat dalam perumusan kebijakan dan program-

program yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan

perlindungan hak asasi manusia dapat meningkatkan legitimasi dan efektivitas

kebijakan publik.

e. Kolaborasi dan Kerjasama: Pemerintah dapat memperkuat kolaborasi dengan

lembaga internasional, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, dan

akademisi dalam mengatasi isu-isu kompleks seperti korupsi, pembangunan

ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia. Pertukaran

pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya dapat memperkuat upaya

pemerintah dalam menghadapi tantangan ini secara lebih efektif.

Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, sistem pemerintahan Inggris dapat

terus memperkuat upaya dalam mengatasi isu-isu seperti korupsi, pembangunan

ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia, sehingga menciptakan

masyarakat yang lebih adil, transparan, dan berkeadilan.


2.4 Tantangan Yang dihadapi Oleh Sistem Pemerintahan Indonesia dan Inggris

Dalam Menghadapi Perkembangan Global dan Tuntutan Masyarakat Modern.

I. Tantangan Yang dihadapi Oleh Sistem Pemerintahan Indonesia Dalam

Menghadapi Perkembangan Global Dan Tuntutuan Masyarakat modern

Sistem pemerintahan Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam menghadapi

perkembangan global dan tuntutan masyarakat modern. Beberapa tantangan tersebut

meliputi:

a. Perubahan Sosial dan Nilai: Masyarakat Indonesia mengalami perubahan sosial

yang cepat, terutama dengan adanya pengaruh globalisasi, teknologi informasi,

dan migrasi. Nilai-nilai dan tuntutan masyarakat juga berubah seiring dengan

perkembangan zaman. Pemerintah perlu beradaptasi dengan perubahan ini dan

memastikan kebijakan dan program yang relevan dengan tuntutan masyarakat

modern.

b. Globalisasi Ekonomi: Indonesia terlibat dalam ekonomi global yang semakin

terintegrasi. Sistem pemerintahan harus dapat mengatasi tantangan seperti

persaingan global, investasi asing, dan perubahan pasar internasional.

Pemerintah perlu menciptakan kebijakan ekonomi yang berkelanjutan dan

berorientasi pada inovasi untuk memanfaatkan peluang global, sambil

melindungi kepentingan domestik dan mengurangi kesenjangan ekonomi.

c. Teknologi dan Transformasi Digital: Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi membawa perubahan besar dalam cara masyarakat berinteraksi

dan pemerintah menjalankan tugasnya. Pemerintah perlu menghadapi

tantangan seperti keamanan data, penyebaran berita palsu, dan ketimpangan

akses digital. Peningkatan kemampuan dan adaptasi teknologi menjadi penting


agar sistem pemerintahan dapat memberikan layanan publik yang efisien dan

responsif.

d. Korupsi dan Tindak Maladministrasi: Korupsi dan tindak maladministrasi

masih menjadi tantangan serius bagi sistem pemerintahan Indonesia. Praktik

korupsi merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan

menghambat pembangunan yang berkelanjutan. Pemerintah harus memperkuat

mekanisme pencegahan dan penindakan korupsi, termasuk penegakan hukum

yang tegas dan peningkatan transparansi.

e. Partisipasi Publik dan Akuntabilitas: Masyarakat modern semakin menuntut

partisipasi dalam pengambilan keputusan dan harapan akan akuntabilitas

pemerintah yang lebih tinggi. Sistem pemerintahan harus mengembangkan

mekanisme yang memungkinkan partisipasi publik yang lebih luas, seperti

konsultasi publik dan mekanisme pengaduan yang efektif. Pemerintah juga

perlu memperkuat mekanisme pengawasan dan evaluasi yang independen

untuk memastikan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi sistem pemerintahan Indonesia untuk

terus berinovasi, beradaptasi, dan memperkuat kapasitas dalam menghadapi

perkembangan global dan tuntutan masyarakat modern. Kolaborasi dengan pihak-

pihak terkait, termasuk masyarakat sipil, sektor swasta, dan lembaga internasional,

juga menjadi kunci dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan

inklusif.
2.5 Praktik Terbaik Yang Dapat Diadopsi Dari Sistem Pemerintahan Indonesia dan

Inggris Untuk Memperbaiki Efektivitas Sistem Pemerintahan Di Kedua Negara

I. Praktik terbaik yang dapat diadopsi dari sistem pemerintahan Indonesia untuk

memperbaiki efektivitas sistem pemerintahan di kedua negara

Sistem pemerintahan Indonesia memiliki sejumlah praktik terbaik yang dapat

diadopsi untuk meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan di negara lain,

termasuk dalam hal berikut:

a. Penguatan Partisipasi Publik: Indonesia telah mengembangkan mekanisme

partisipasi publik yang lebih inklusif, seperti melalui konsultasi publik,

pengaduan publik, dan mekanisme pengawasan yang melibatkan masyarakat.

Negara lain dapat mengadopsi praktik ini untuk meningkatkan partisipasi

publik dalam proses pengambilan keputusan, yang pada gilirannya akan

memperkuat legitimasi kebijakan pemerintah dan meningkatkan pelayanan

publik yang responsif.

b. Penyediaan Informasi Publik: Indonesia telah mengambil langkah signifikan

dalam mendorong transparansi pemerintah melalui undang-undang tentang

kebebasan informasi publik. Negara lain dapat mempelajari dan mengadopsi

kebijakan serupa untuk memastikan akses yang lebih besar terhadap informasi

publik, sehingga memungkinkan masyarakat dan lembaga-lembaga lain untuk

memantau dan mengawasi kegiatan pemerintah dengan lebih efektif.

c. Pemberantasan Korupsi: Sistem pemerintahan Indonesia telah mengadopsi

langkah-langkah pemberantasan korupsi yang penting, termasuk pembentukan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang independen dan lembaga audit

internal yang kuat. Negara lain dapat mempelajari praktik ini dan memperkuat

upaya mereka dalam melawan korupsi dengan mendirikan lembaga serupa


yang independen dan memberikan dukungan yang kuat dalam penegakan

hukum terhadap praktik korupsi.

d. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Indonesia telah memberikan

perhatian penting terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor

pemerintahan melalui pelatihan dan pendidikan yang lebih baik. Negara lain

dapat mengambil pelajaran ini dan menginvestasikan sumber daya dalam

pengembangan kapasitas pegawai negeri sipil dan pejabat pemerintah,

termasuk melalui program pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan.

e. Kolaborasi dan Kemitraan: Indonesia telah mendorong kolaborasi yang erat

antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam

menyelenggarakan program pembangunan dan pelayanan publik. Negara lain

dapat mengadopsi pendekatan serupa untuk memperkuat kemitraan dengan

pihak-pihak terkait, sehingga menciptakan sinergi yang lebih baik dalam

mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Mengadopsi praktik-praktik terbaik ini dapat membantu meningkatkan efektivitas

sistem pemerintahan di negara lain dengan mendorong partisipasi publik yang lebih

luas, transparansi pemerintah, pemberantasan korupsi, peningkatan kualitas sumber

daya manusia, dan kolaborasi yang lebih baik dengan berbagai pemangku

kepentingan.

Adapun praktik yang dapat di adobsi dari sistem pemerintahan indonesia untuk

memperbaiki evektifitas sistem pemerintahan

a. Gotong Royong dan Musyawarah: Indonesia memiliki tradisi gotong royong

dan musyawarah dalam proses pengambilan keputusan. Negara lain dapat

mengadopsi praktik ini dengan mendorong partisipasi masyarakat secara luas

dan membangun budaya konsensus dalam proses pengambilan keputusan.


Melalui musyawarah yang inklusif, keputusan yang dihasilkan akan lebih

representatif dan mendapatkan dukungan yang lebih luas.

b. Desentralisasi: Indonesia telah mengimplementasikan sistem desentralisasi

yang memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah.

Negara lain dapat mengadopsi praktik ini dengan mendistribusikan kekuasaan

dan sumber daya kepada tingkat pemerintahan yang lebih rendah, sehingga

meningkatkan efisiensi administrasi dan responsif terhadap kebutuhan lokal.

c. Keterlibatan Masyarakat Sipil: Indonesia memiliki sejumlah organisasi

masyarakat sipil yang aktif dalam pemantauan pemerintahan, advokasi

kebijakan, dan pemberdayaan masyarakat. Negara lain dapat memperkuat

peran masyarakat sipil dalam sistem pemerintahan mereka dengan mendorong

keterlibatan aktif organisasi non-pemerintah dan mendorong dialog dan

kerjasama yang erat antara pemerintah dan masyarakat sipil.

d. Program Pembangunan Berbasis Masyarakat: Indonesia telah meluncurkan

berbagai program pembangunan berbasis masyarakat yang melibatkan

partisipasi langsung masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program-

program pembangunan. Negara lain dapat mengadopsi pendekatan ini dengan

melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses pembangunan, sehingga

memastikan keberlanjutan, relevansi, dan akuntabilitas program-program

tersebut.

e. Pemberdayaan Perempuan: Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk

mendorong pemberdayaan perempuan dalam pemerintahan dan pembangunan.

Negara lain dapat mengadopsi praktik ini dengan memberikan kesempatan

yang setara bagi perempuan dalam proses pengambilan keputusan politik,


mempromosikan inklusivitas gender dalam kebijakan, dan melindungi hak-hak

perempuan secara menyeluruh.

Dengan mengadopsi praktik-praktik terbaik ini, negara lain dapat meningkatkan

efektivitas sistem pemerintahan mereka dengan membangun partisipasi aktif

masyarakat, mendorong desentralisasi yang efisien, memperkuat peran masyarakat

sipil, membangun program pembangunan berbasis masyarakat, dan mendorong

pemberdayaan perempuan.

II. Praktik terbaik yang dapat di Adobsi dari sistem pemerintahan Inggris untuk

memperbaiki evektifitas sistem pemerintahan di negara lain

Praktik terbaik yang dapat diadopsi dari sistem pemerintahan Inggris untuk

memperbaiki efektivitas sistem pemerintahan di negara lain termasuk:

a. Sistem Pemerintahan Parlementer: Inggris memiliki sistem pemerintahan

parlementer yang kuat, di mana eksekutif (pemerintah) bertanggung jawab

kepada legislatif (Parlemen). Negara lain dapat mengadopsi sistem ini untuk

memperkuat akuntabilitas pemerintah terhadap wakil rakyat dan mendorong

kerja sama antara cabang pemerintahan.

b. Prinsip Rule of Law: Inggris memiliki tradisi hukum yang kuat dan

menjunjung tinggi prinsip Rule of Law. Negara lain dapat mengambil contoh

dalam membangun sistem hukum yang independen, adil, dan transparan, serta

memastikan bahwa semua warga negara berada di bawah perlindungan hukum

yang sama.

c. Independensi Lembaga-lembaga Negara: Inggris memiliki lembaga-lembaga

independen yang berperan dalam menjaga keadilan, transparansi, dan

akuntabilitas, seperti Komisi Pelayanan Publik, Komisi Ombudsman, dan


Komisi Pemilihan Umum. Negara lain dapat mengadopsi pendekatan serupa

dengan mendirikan lembaga independen yang bertugas mengawasi dan

melindungi hak-hak masyarakat serta memastikan tata kelola pemerintahan

yang baik.

d. Budaya Partisipasi dan Diskusi: Inggris memiliki budaya partisipasi dan

diskusi yang kuat, seperti melalui tradisi debat di Parlemen dan partisipasi aktif

masyarakat dalam isu-isu publik. Negara lain dapat mendorong partisipasi

publik yang lebih aktif dengan melibatkan masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan, mendengarkan aspirasi mereka, dan memfasilitasi

ruang diskusi yang inklusif.

e. Keterbukaan dan Akuntabilitas Publik: Inggris telah mengembangkan

mekanisme untuk meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas publik, seperti

melalui undang-undang kebebasan informasi dan publikasi laporan keuangan

pemerintah secara terbuka. Negara lain dapat mengadopsi langkah-langkah

serupa untuk memastikan transparansi dalam penggunaan anggaran publik,

pengambilan keputusan, dan penyelenggaraan pemerintahan secara

keseluruhan.

Dengan mengadopsi praktik-praktik terbaik ini, negara-negara dapat memperbaiki

efektivitas sistem pemerintahan mereka dengan memperkuat akuntabilitas, partisipasi

publik, independensi lembaga-lembaga negara, dan keterbukaan. Hal ini akan

membantu menciptakan pemerintahan yang lebih responsif, adil, dan berkualitas,

serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga

pemerintahan.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dalam menjalankan sistem pemerintahan, baik Indonesia maupun Inggris

memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing. Meskipun demikian, melalui

pembahasan mengenai perbedaan, kekuatan, kelemahan, serta praktik terbaik yang

dapat diadopsi dari kedua negara, kita dapat mengambil pelajaran berharga untuk

memperbaiki efektivitas sistem pemerintahan di negara-negara lain.

Indonesia dapat belajar dari sistem pemerintahan Inggris dalam hal keterlibatan

masyarakat sipil yang kuat, sistem pemeriksaan keuangan publik yang efektif, dan

kultur transparansi serta akuntabilitas yang tinggi. Di sisi lain, Inggris dapat

mengambil manfaat dari praktik-praktik terbaik Indonesia, seperti budaya

musyawarah dan gotong royong, desentralisasi yang efisien, dan pemberdayaan

perempuan dalam pemerintahan. Penting bagi negara-negara untuk terus beradaptasi

dan mengembangkan sistem pemerintahan mereka sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan zaman. Dengan menggabungkan aspek yang baik dari berbagai sistem

pemerintahan, kita dapat mencapai pemerintahan yang lebih responsif, inklusif, dan

akuntabel.

Namun, tidak ada satu pun sistem pemerintahan yang sempurna. Setiap negara

harus terus berupaya mengatasi tantangan yang dihadapi, baik dari dalam negeri

maupun dari tuntutan masyarakat global. Diperlukan reformasi dan inovasi yang

berkelanjutan dalam memperbaiki sistem pemerintahan, menjaga integritas, dan

memastikan pemerintahan yang adil dan berkeadilan.


Dalam membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dan Inggris, dapat dilihat

bahwa keduanya memiliki perbedaan dalam struktur, mekanisme pengambilan

keputusan, partisipasi politik, kekuatan, kelemahan, serta tantangan yang dihadapi.

Meskipun demikian, terdapat pula praktik terbaik yang dapat diadopsi dari kedua

negara guna meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan. Indonesia dapat

memperbaiki efektivitas sistem pemerintahannya dengan mengadopsi praktik seperti

gotong royong, musyawarah, desentralisasi, keterlibatan masyarakat sipil, dan

pemberdayaan perempuan. Sementara itu, Inggris memiliki praktik terbaik yang dapat

diadopsi, seperti sistem pemerintahan parlementer, independensi lembaga negara,

transparansi dan akuntabilitas, sistem pemeriksaan keuangan publik, serta keterlibatan

masyarakat sipil.

Dalam menghadapi tantangan perkembangan global dan tuntutan masyarakat

modern, Indonesia perlu meningkatkan koordinasi antarlembaga pemerintahan,

mengatasi korupsi, mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif, mewujudkan

keadilan sosial, serta memperkuat perlindungan hak asasi manusia. Inggris juga perlu

mengatasi tantangan serupa, termasuk mengatasi kesenjangan sosial, meningkatkan

partisipasi politik, dan memastikan perlindungan hak asasi manusia yang

komprehensif.

Dalam memperbaiki efektivitas sistem pemerintahan, negara-negara dapat saling

belajar dan mengadopsi praktik terbaik satu sama lain. Dengan menerapkan langkah-

langkah ini, diharapkan sistem pemerintahan dapat menjadi lebih responsif,

transparan, akuntabel, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu pun sistem pemerintahan yang

sempurna. Setiap negara memiliki konteks dan tantangan unik yang perlu diatasi.
Oleh karena itu, perbaikan sistem pemerintahan haruslah kontekstual dan terus

menerus mengikuti perubahan zaman.

Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-

lembaga terkait, serta dengan komitmen yang kuat untuk mencapai pemerintahan

yang lebih baik, kita dapat membangun sistem pemerintahan yang efektif, demokratis,

dan mampu memenuhi kebutuhan serta aspirasi masyarakat.

III.2 Saran

Berdasarkan perbandingan antara sistem pemerintahan Indonesia dan Inggris, serta

pembahasan mengenai praktik terbaik yang dapat diadopsi, terdapat beberapa saran

yang dapat diberikan untuk meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan:

a. Penguatan Kerjasama dan Pertukaran Pengalaman: Negara-negara perlu

meningkatkan kerjasama antara pemerintahan, baik melalui forum

internasional maupun bilateral, untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan,

dan praktik terbaik dalam memperbaiki sistem pemerintahan. Pertukaran

pengalaman dapat memberikan wawasan berharga dan memperkaya upaya

reformasi pemerintahan.

b. Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintahan: Diperlukan peningkatan

kapasitas aparatur pemerintahan melalui pelatihan, pendidikan, dan

pengembangan kompetensi. Hal ini akan memperkuat kemampuan mereka

dalam merumuskan kebijakan yang efektif, mengelola sumber daya dengan

baik, dan memberikan pelayanan publik yang berkualitas.

c. Peningkatan Partisipasi Masyarakat: Meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam proses pengambilan keputusan akan memberikan legitimasi yang lebih

kuat bagi pemerintah. Negara-negara perlu memperkuat mekanisme partisipasi

publik, seperti dialog terbuka, konsultasi, dan mekanisme partisipasi


elektronik, sehingga masyarakat dapat turut serta dalam pembuatan kebijakan

yang memengaruhi mereka.

d. Penguatan Pengawasan dan Transparansi: Transparansi dan akuntabilitas

pemerintahan harus ditingkatkan melalui penguatan mekanisme pengawasan,

baik oleh lembaga negara maupun masyarakat sipil. Negara-negara perlu

memperkuat lembaga audit, ombudsman, dan lembaga pengawas lainnya untuk

memastikan penggunaan yang efisien dan akuntabel dari sumber daya publik.

e. Mendorong Inovasi Teknologi: Pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi dapat meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan kualitas layanan

pemerintahan. Negara-negara perlu mendorong inovasi teknologi dalam

penyelenggaraan pemerintahan, seperti e-government, penggunaan big data

untuk pengambilan keputusan, dan penerapan kecerdasan buatan dalam proses

administrasi.

f. Meningkatkan Kesadaran Hukum: Penting bagi negara-negara untuk

meningkatkan kesadaran hukum dalam masyarakat dan memastikan keadilan

dalam sistem peradilan. Hal ini akan menciptakan kepastian hukum,

mengurangi praktik korupsi, dan memperkuat perlindungan hak asasi manusia.

Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan sistem pemerintahan dapat lebih

efektif, responsif, transparan, dan akuntabel. Perbaikan sistem pemerintahan adalah

suatu proses yang berkelanjutan, dan peran serta semua pihak, termasuk pemerintah

masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait, sangatlah penting dalam

mengimplementasikan langkah-langkah tersebut.

Selain itu, penting juga untuk terus melakukan evaluasi dan pemantauan

terhadap implementasi perubahan yang dilakukan. Hal ini akan membantu dalam
mengidentifikasi keberhasilan serta tantangan yang mungkin muncul, sehingga dapat

dilakukan perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan.

Seluruh saran yang telah disampaikan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas

sistem pemerintahan dalam mencapai tujuan pembangunan dan kesejahteraan

masyarakat. Dengan upaya yang konsisten, kolaboratif, dan terarah, diharapkan

sistem pemerintahan dapat beradaptasi dengan perubahan zaman, mengatasi

tantangan yang muncul, serta memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan

berkeadilan. Mewujudkan sistem pemerintahan yang efektif dan responsif adalah

tanggung jawab bersama, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun aktor-aktor

lainnya dalam masyarakat. Dengan komitmen yang kuat dan kerjasama yang baik,

kita dapat mencapai perbaikan yang signifikan dalam sistem pemerintahan, yang pada

gilirannya akan memberikan manfaat nyata bagi pembangunan dan kemajuan negara.
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta:

Konstitusi Press, 2005.

Argama, Rezky, Konstitusi Kekuasaan Inggris. Jakarta; Yudhistira, 2006

Irfan Longgo, Skripsi; Perbandingan Sistem Pemerintahan Inggris dan Indonesia,

Makassar, 2010

Budiardjo,  Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2000)

David Easton, Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1984)

Mohtar Mas’oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik. (Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press, 2008)

Anda mungkin juga menyukai