Anda di halaman 1dari 10

1.

Pengertian konsep dasar supervisi pendidikan


Ada bermacam-macam konsep supervise. Secara historis mula-mula diterapkan konsep
supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari
kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku supervisi yang
tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan.
Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka bekerja dengan tidak baik
karena takut dipersalahkan. Kemudian berkembang supervisi yang bersifat ilmiah, ialah:
1) Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.
2) Objektif dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan
berdasarkan tafsiran pribadi.
3) Menggunakan alat mencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk
mengadakan penelitian terhadap proses pembelajaran di kelas. Makin maju hasil-hasil
penelitian di bidang pendidikan telah membantu berubahnya berbagai pendekatan dalam
supervisi pendidikan. Penemuan-penemuan menyebabkan timbulnya berbagai pemahaman
konsep terhadap apa sebenarnya supervisi pendidikan itu. Berikut ini disajikan berbagai
pendapat para ahli dalam mendefinisikan supervisi itu. Dalam bukunya : Basic Principle of
Supervision, Adams dan Dickey (1959:2) mendefinisikan supervisi adalah program yang
berencana untuk memperbaiki pengajaran. Program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal
mengajar dan mengajar.
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan
bahwa supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa
sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu
“superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah
digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru
digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah.
Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan secara efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan
bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud
supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi
merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional
dalam menjalankan tugas melayani peserta didik. 1
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang
tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel
sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa
dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan
kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan

1
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung Alfabeta ), h. 84
alat-alat pelajaran dan metode - metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang
sistematis terhadap fase seluruh proses
pengajaran, dan sebagainya.2
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik
material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik
yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam
mengajar , pengawasan terhadap situasi yang menyababkannya. 3
Dalam Al Quran isyarat mengenai supervisi dapat diidentifikasi dari (salah
satunya) ayat Al-quran surah ali imran ayat 29 yang berarti:
Katakanlah: "Jika kamu Menyembunyikan apa yang ada
dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui".
Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada
di bumi. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Q.S. Ali Imran :
29).
Ayat di atas secara implisit mengungkapkan tentang luasnya cakupan
pengetahuan Allah SWT tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan mahluk
ciptaanya. Demikian pula dalam ayat tersebut mengisyaratkan posisi Allah
SWT sebagai Pencipta merupakan pemilik otoritas tertinggi yang membawahi
semua mahluk ciptaan-Nya, yang bila dikaitkan dengan konteks pengertian
supervisi yang dikemukakan oleh Arikunto, yaitu supervisi dilakukan oleh
atasan atau pimpinan yang tentunya memiliki otoritas yang lebih tinggi
terhadap hal-hal yang ada dibawahnya atau bawahannya memiliki kesamaan
konsep tentang subjek pelaku supervisi yaitu sama-sama dilakukan oleh
subjek yang memilki otoritas yang lebih tinggi terhadap subjek yang lebih
rendah/bawahan.

2. Prinsip-Prinsip Supervisi pendidikan


kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus
memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi dapat
berjalan dengan baik dan lancar.

a. Prinsip Ilmiah.

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut


1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang
2diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti
angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
2
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010), h.76
3
Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 ) h. 39
3) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara sistematis terencana.

b. Prinsip Demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan


kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa
aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung
makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
berdasarkan atasan dan bawahan.

c. Prinsip Kerjasama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “


sharing of idea, sharing of experience ” memberi support mendorong,
menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi


kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan. 4

Dari uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa betapa banyak dan
besarnya tanggung jawab seorang kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh
karna itu uraian diatas sejalan dengan yang uraikan oleh Ngalim Purwanto
dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan bahwa Moh. Rifai, M.A. untuk
menjalanlkan tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya kepala
sekolah hendaklah memperhatikan prinsi-prinsip berikut :

a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang


dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk
bekerja.

b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarbenarnya ( reslistis,
mudah dilaksanakan ).

c. Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya.


d. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru
dan pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi.

4
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Mengembangkan SDM, ( Jakarta : Rineka Cipta ,2008), h. 19
e. Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas
dasar hubungan pribadi.

f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan


mungkin prasangka guru-guru dan pegawai.

g. Supervisi tidak bersifat mendesak ( otoriter ) karena dapat


menimbulkan perasaaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru.

h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan


atau kekuasaan pribadi.

i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.

j. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh
lekas merasa kecewa.

k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.

Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang


negatif. Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang telah di perbuat. Dan kooperatif berarti bahwa mencari kesalahankesalah atau
kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya
ndilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang
diawasi.5
Jika hal-hal tersebut di atas di perhatikan dan benar-benar dilaksanakan
oleh kepala sekolah, agaknya dapat diharapkan setiap sekolah akan berangsurangsur maju dan
berkembang sehingga tercapai tujuan pendidikan yang
diharapkan Dalam pelaksanaan supervisi, terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi
dalam program supervisi. Prinsip yang harus dipenuhi ialah demokratis yang
artinya semua guru berhak menyatakan pendapatnya dala penyusunan programsupervisi.
Prinsip kerajasama juga harus dipenuhi karena tanpa kerjasama yang
baik maka program tersebut tidak akan berjalan sesuai denga yang diharapkan.

Ada juga prinsip supervisi Menurut Dodd dalam buku


Pnduan Supervisi Akademik Dirjen PMPTK (2010) dinyatakan bahwa sejumlah
prinsip dalam supervisi akademik meliputi :6
1. Praktis
Berkaitan dengan kemudahan dalam melaksanakan
5
Ngalim Purwanto, Op. Cit., h. 117
6
Donni Juni Priansa Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,
kegiatan supervisi sesuai dengan kondisi sekola.

2. Sistematis
Berkaitan dengan perencanaan program supervisi yang
matang dan tujuan pembelajaran.

3. Objektif
Berkaitan dengan masukan sesuai aspek-aspek instrumen
yang akan digunakan dalam supervisi.

4. Realitis
Berkaitan dengan kenyataan sebenarnya dalam melakukan
supervisi.

5. Antisipatif
Berkaitan dengan kemampuan dalam menghadapi masalahmasalah yang mungkin akan terjadi.

6. Konstruktif
Berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan inovasi
guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

7. Kooperatif
Berkaitan dengan kerja sama yang baik antara supervisor
dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

8. Kekeluargaan
Berkaitan dengan pertimbangan saling asah,asih, dan asuh
dalam mengembangkan pembelajaran

9. Demokrasi
Berkaitan dengan pemahaman bahwa supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

10. Aktif
Berkaitan dengan keaktifan guru dan supervisor untuk
berpartisipasi

11. Humanis
Berkaitan dengan kemampuan guru menciptakan hubungan
kemanusiaan yang harmonis, terbuka,jujur, ajeg, sabar,
antusias,dan penuh humor.
12. Berkesinambungan
Berkaitan dengan kesinambungan kegiatan supervisi
akademik oleh kepala sekolah

13. Terpadu
Berkaitan dengan kesatuan dengan program pendidikan

14. Komprenhensip
Berkaitan dengan pemenuhan ketiga tujuan supervisi
akademik. 7

3. Fungsi Supervisi pendidikan

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan


meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet
A. Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
a. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
b. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
c. Memperluas pengalaman guru-guru.
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
e. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
f. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
g. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota
staf
h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan
mengajar guru-guru.8
Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja
secara efektif, maka kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi supervisi
menurut Ametembun terdiri dari:
a. Penelitian
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang
dihadapi.
b. Penilaian
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang
diinginkan, seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini
dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar, penilaian
kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah,
7
Ibid, h.111
8
Piet .a sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h.21
serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
c. Perbaikan
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik
secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan
berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini
dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan
kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk
melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur
mengajar yang baru.
d. Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan
atau pelatihan kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalam
melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat
dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar,
observasi, konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan
sepervisi.9

Adapun fungsi utama supervisi pendidikan dalam konteks islam, yaitu ada 3
fungsi motivasi, fungsi kontrol dan fungsi pengembangan. Namun yang perlu
diingat adalah semuanya dijalankan dan diterapkan berdasarkan nilai-nilai
Islam. Banyak sekali hadits yang menerangkan mengenai motivasi, terutama
motivasi bagi pendidik untuk meningkatkan kompetensi yang dimilikinya.
Sedangkan fungsi kontrol dapat dilakukan dengan jalan musyawarah bukan
dengan jalan inspeksi, karena Islam mengajarkan musyawarah bukan mencari
kesalahan. Fungsi yang terakhir yaitu fungsi pengembangan. Seorang
supervisor harus mampu dan mempunyai kiat-kiat untuk mengembangkan
kompetensi orang yang disupervisinya dan kompetensi dirinya. Kompetensi
dirinya dikembangkan dengan cara selalu melakukan pembacaan baik
terhadap buku-buku maupun terhadap fenomena. Orang yang selalu membaca akan selalu
berkembang baik pengetahuannya maupun kompetensi yang
lainnya.

4. Tujuan supervisi pendidikan


Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan
supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas
mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar
siswa.11 Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan
dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki

9
Maryono, Dasar-Dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan, (Jogjakarta : Arruz Media 2011), h. 23
kemampuan mengajar tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru. 10

Pendapat lain dikemukakan oleh Made pidarta, tujuan supervisi ialah

1)membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas.

2)membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya.

3) membantu kepala sekolah mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat

setempat.
4) ikut meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite
sekolah.11

Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya supervisi adalah


untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara membantu guru-
guru dalam meningkatkan kinerjanya untuk pembentukan pribadi anak secara maksimal.

5. Peranan supervisi pendidikan


Seorang sepervisor dapat berperan sebagai berikut:

a. Koordinator
Sebagai koordinator ia dapat mengko-ordinasi program belajar
mengajar, tugas-tugas anggota sataf berbqagai kegiatan berbeda-beda
diantara guru-guru.

b. Konsultan
Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan yaitu bersama
mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual
maupun kelompok.

c. Pemimpin Kelompok
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru
dalam mengembangklan potensi kelompok pada saat mengembangkan
kurikulum, materi pembelajaran dan kebutuhan professional guru-guru
secara bersama.

d. Evaluator
Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil
dan proses belajar mengajar.12

10
Piet A. Sahertian, Op. Cit., h. 19
11
Pidarta made, Supevisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009) , h. 4
12
Piet A. Sahertian, Op, Cit, h. 25
6. Objek supervisi pendidikan
Objek supervisi pendidikan adalah perbaikan situasi belajar-mengajar dalam arti yang
luas. Sedangkan Olivia dalam bukunya Supervision for Today’s Schools menggunakan
istilah domain. Ia mengemukakan sasaran supervise pendidikan meliputi tiga domain,
yaitu:
1) Memperbaiki pengajaran.
2) Pengembangan kurikulum.
3) Pengembangan staf.
Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
1) Pembinaan kurikulum.
2) Perbaikan proses pembelajaran.
3) Pengembangan staf.
4) Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru. 13

Priansa, Donni juni. 2014. Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung:
Alfabeta.

13
http://sititoriqotuljanah22.blogspot.com/2016/12/konsep-dasar-supervisi-pendidikan.html
Purwanto, Ngalim. 2010. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung : Alfabeta.

Piet A. Sahertian. 2008. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

Mengembangkan SDM. Jakarta : Rineka Cipta.

Pidarta, made. 2009. Supevisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta.

Maryono. 2011. Dasar-Dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan. Jogjakarta : Arruz
Media.

http://sititoriqotuljanah22.blogspot.com/2016/12/konsep-dasar-supervisi-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai