Nim 2014080010 Kelas : Tadris Fisika (A) Mata Kuliah : Profesi Keguruan
“Supervisi Pendidikan”
A. Pengertian dan Hakikat Suvervisi
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu“superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior”. Sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah.Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. B. Ruang Lingkup Permaasalahan Supervisi Pendidikan kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus memperhatikan prinsipprinsip supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan lancar. a. Prinsip Ilmiah. Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut. 1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar. 2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. 3) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara sistematis terencana. b. Prinsip Demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan. c. Prinsip Kerjasama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “ sharing of idea, sharing of experience ” memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama. d. Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan (Piet Sahertian, 2008) C. Tujuan Supervisi Pendidikan Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalammerumuskan tahapan teknik-tekniksupervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. D. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Supervisi tidak boleh dilaksanakan dengan otoriter. Supervisi tidak boleh mencari cari kesalahan. Supervisi tidak boleh dilaksanakan berdasarkan tingginya pangkat. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil. Supervisi tidak boleh lepas dari tujuan pembelajaran. E. Model Pendekatan dan teknik-teknik supervisi pendidikan Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sangat bergantung kepada prototipe guru. Ada satu pradigma yang dikemukakan Glickman untuk memilah-milah guru dalam empat prototipe guru. Ia mengemukakan setiap guru memiliki dua kemampuan dasar, yaitu berpikir abstrak dan komitmen serta kepedulian. Bila guru profesional maka pendekatan yang digunakan adalah non- direktif. Perilaku supervisor (1) mendengarkan, (2) memberanikan, (3) menjelaskan, (4) menyajikan, (5) memecahkan masalah. Teknik yang diterapkan dialog dan mendengarkan aktif. Bila gurunya tukang kritik atau terlalu sibuk, maka pendekatan yang diterapkanadalah kolaboratif. Perilaku supervisi (1) menyajikan, (2) menjelaskan, (3) mendengarkan, (4) memecahkan masalah, (5) negosiasi. Teknik yang digunakan percakapan pribadi, dialog menjelaskan. F. Peran supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisasi guru Supervisi akademik menjadi dasar atau landasan kegiatan pengawasan profesional, yang menjadi kajian adalah sistem pemberian bantuan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, sehingga guru menjadi lebih mampu dalam menangani tugas pokok membelajarkan peserta didiknya.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional