Disusun oleh :
ABBY DWI REFRIYANTO
AZIZ MAULANA AKBAR
HARTONO
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamua’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan magfiroh-Nya, karena atas campur tangan-Nya
sehingga Makalah dengan judul Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini adalah tugas mata kuliah dengan dosen pengampu Bapak Ir.
Harry Wardono, M.Sc di Akademi Komunitas Negeri tempat di mana penulis
melanjutkan jenjang pendidikan. Oleh karena itu tugas ini sangat bermanfaat
karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu segala saran yang bersifat membangun senantiasa
diharapkan penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga penyusunan laporan
ini mempunyai manfaat secara akademis maupun praktis.
Akhir kata kepada semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih
banyak dan semoga semua mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah
SWT.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar isi ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebakaran merupakan suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan
mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen sehingga
dapat menghasilkan panas, nyala api, asap, karbon monoksida dan produk
lain.
Dalam diagram fenomena terjadinya kebakaran dijelaskan bahwa api
yang pertama kali muncul saat terjadi kebakaran bukanlah api dalam ukuran
besar, melainkan api yang kecil. Pada kondisi yang seperti ini, kita dapat
mencegah membesarnya api dengan cara memadamkannya. Ada dua cara
memadamkan api yang berukuran kecil, yaitu cara tradisional dan cara
modern.
Memadamkan api dengan cara tradisional dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan yang tradisional pula, seperti karung goni dan handuk
yang telah dibahasi sebelumnya. Cara ini biasanya diaplikasikan pada rumah
tangga. Sedangkan memadamkan api cara modern dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu bernama APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
Biasanya, APAR digunakan untuk memadamkan api di lingkungan kerja
(kantor, pabrik, perusahaan, institusi, dll).
Memadamkan api yang masih berukuran kecil dapat membantu
mencegah terjadinya kebakaran serta dapat meminimalisir kerugian yang
diderita. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini kita akan mempelajari cara
memadamkan api dengan media APAR.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan alat pemadam api ringan (APAR)?
2. Terdiri dari berapa jenis APAR?
1
3. Jenis kebakaran seperti apa yang dapat dipadamkan dengan APAR?
4. Bagaimana komponen utama APAR dan cara pengoperasiannya?
C. Tujuan
A. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman
kebakaran
B. Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian APAR dan
dapat memadamkan kebakaran dengan APAR
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian APAR
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah peralatan yang dirancang
sebagai pertolongan pertama pada awal terjadinya kebakaran. Alat Pemadam
Api Ringan (berat max 16 kg) yang mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada awal mula terjadinya kebakaran. Sedangkan menurut
PER.04/MEN/1980, APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung
yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib
yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya
kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan asset
perusahaannya.
APAR adalah alat pemadam kebakaran dalam ukuran relatif kecil,
yang dapat di bawa dan di pindahkan dengan mudah. Ukuran APAR antara 1
kg – 9 kg, dan di tempatkan sesuai dengan luas area yang di cover. APAR di
tujukan untuk mengatasi titik api atau kebakaran yang tidak terlalu besar.
3
B. Tipe Konstruksi Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
1. Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Stored Pressure Type)
Ialah suatu alat pemadam kebakaran yang bahan pemadamannya
didorong keluar oleh gas kering tanpa bahan kimia aktif/udara kering yang
disimpan bersama dengan tepung pemadamannya dalam keadaan
bertekanan. Digunakan untuk APAR dengan isi Busa, Air, DC.
Le
ve
Nor
zzl
H
e
o
s
e
Dry N2
Che
Cartridgemic
CO2
Valve Stem
al
Per O2
Spring
4
Gambar 2.3. Tipe Tabung Gas (Gas Cartridge Type)
5
paling Ekonomis dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan
oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan
lain sebagainya (Kebakaran Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika
dipergunakan pada kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik yang
bertegangan (Kebakaran Kelas C).
Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik
mengambil panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan bahan
padat (kelas A). APAR jenis air tidak dapat digunakan untuk :
a. Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan (kelas C).
b. Kebakaran minyak (kelas B).
c. Kebakaran bahan yang reaktif terhadap air (kelas B).
d. Kebakaran logam (kelas D).
6
bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya
(Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan
cair yang mudah terbakar seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan lain
sebagainya (Kebakaran Jenis B).
Busa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan
B.Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman
yaitu menutupi, melemahkan dan mendinginkan.
a. Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang terbakar,
sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputus.
b. Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah
terbakar.
c. Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar
sehingga suhunya turun.
7
Oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis
Dry Chemical Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna
karena efektif untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas
kebakaran seperti Kelas A, B dan C.
APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk
digunakan dalam Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan
produksi di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan
pada mobil.
Cara kerja dari pemadam ini adalah dengan merusak reaksi kimia
pembakaran dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan bahan yang
terbakar. Makin halus butiran serbuk kimia kering maka makin luas
permukaan yang ditutupi.
a. Ammonium hydro phosphat dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas A, B dan C.
b. Natrium bikarbonat dapat dipergunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas B dan C.
c. Kalsium bikarbonat dapat dipergunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas B dan C.
8
APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang
menggunakan bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai
bahan pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk
Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C
(Instalasi Listrik yang bertegangan).
Media pemadam api CO2 berupa fase cair bertekanan tinggi .
Prinsip kerja CO2 ialah reaksi dengan O2 sehingga konsentrasinya
berkurang dari 21% menjadi sama atau lebih kecil dari 14%. Hal ini
disebut pemadaman dengan cara menutup. Media pemadam api CO2 tidak
beracun tetapi dapat membuat orang pingsan atau meninggal karena
kekurangan oksigen. Kelemahan CO2 ialah tidak dapat mencegah
terjadinya kebakaran kembali setelah api padam (reignitasi) karena CO 2
tidak dapat mengikat O2 secara terus-menerus tetapi dapat mengikat O 2
sebanding dengan jumlah CO2 yang tersedia sedang suplai oksigen di
sekitar tempat kebakaran terus berlangsung.
9
Gas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu sekitar
485oC akan mengalami proses penguraian. Zat-zat yang dihasilkan dari
proses penguraian tersebut akan mengikat unsur hidrogen dan oksigen (O2)
dari udara. Karena sifat zat baru tersebut beracun maka cukup
membahayakan terhadap manusia. Pada saat tejadi kebakaran, apabila
digunakan halon untuk memadamkan api maka seluruh penghuni harus
meninggalkan ruangan kecuali bagi yang sudah mengetahui betul cara
penggunaannya. Jenis gas halon yang dapat digunakan sebagai alat
pemadam adalah halon 1301 (BTM) dan halon 1211 (BCF). Halon 1301
(BTM – CBrF3) dengan konsentrasi 4% digunakan untuk pencegahan
kebakaran terhadap alat-alat elektronik.
10
Kita perlu mengetahui kelas-kelas (golongan) kebakaran atau sumber
penyebab terjadinya api supaya jenis APAR yang dipergunakan efektif dalam
mengendalikan kebakaran tersebut. Dalam Permenaker No. Per-
04/MEN/1980, kelas atau golongan kebakaran dibagi menjadi 4 golongan
yaitu Golongan A, B, C dan D.
Berikut Tabel Resume Kelas Kebakaran dan Jenis Bahan APAR yang
dapat digunakan
KELAS SISTEM
No AIR FOAM CO2 POWDER
KEBAKARAN PEMADAM
Pendinginan
1. Kelas A Penguraian Baik Boleh Boleh Boleh
Isolasi
Isolasi
4. Kelas D Bahaya Bahaya Boleh Baik
Pendinginan
11
Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain sebagainya. Jenis APAR
yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis
Karbon Diokside (CO2), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis
Tepung Kimia (Dry Powder).
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan
oleh Instalasi Listrik yang bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk
memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR jenis Karbon Diokside
(CO2) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan
oleh bahan-bahan logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium,
aluminium, lithium dan potassium. Kebakaran Jenis ini perlu APAR
khusus dalam memadamkannya.
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
Pemadam api menggunakan busa merupakan sistem isolasi, yaitu
mencegah agar oksigen tidak mendapat kesempatan untuk beraksi, karena
busa menyelimuti (menutup) permukaan benda yang terbakar.
a. Cara Penggunaan
14
1. Apabila benda padat yang terbakar, arah semprotan bisa langsung
ke benda yang terbakar.
2. Apabila benda cair yang terbakar, arah semprotan pada dinding
sebelah dalam tempat beda cair terbakar.
3. Nozzle harus bebas dari hambatan/sumbatan (biasanya debu dan
serangga).
15
Tabung – tabung yang digunakan berisi gas CO2 yang berbentuk
cair, bila dipancarkan CO2 tersebut mengembang menjadi gas. Cairan
CO2 di dalam tabung temperaturnya rendah sekali dan berbahaya apabila
mengenai tubuh manusia.
a. Cara penggunaan
1. Angkat Tabung dari tempatnya
2. Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai
3. Letakkan tabung di samping tubuh dengan posisi kuda-kuda
4. Lepas pen pengaman.
5. Pegang corong pada gagang yang mempunyai penyekat agar
tangan tidak luka karena suhu dingin.
6. Arahkan corong ke atas
7. Tekan tangkai penekannya
8. Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai.
9. Bawalah alat tersebut ke tempat terjadinya kebakaran.
10. Arahkan corong/Nozzle ke nyala api dan tekan tangkai
penekannya.
11. Gerakkan corong ke kanan dan ke kiri secara menyapu sampai
kebakaran padam.
12. Jangan melawan arah angin.
b. Keuntungan
1. Merupakan gas yang tidak dapat mengalirkan arus listrik dan tidak
menyebabkan karat
2. Dapat disimpan di dalam tabung-tabung yang terbuat dari baja,
sehingga mudah disiapkan di ruangan sempit.
3. Carbondioksida yang disimpan di dalam tabung dapat digunakan
berulang kali, (tidak sekali pakai)
16
4. Dapat digunakan untuk memadamkan api secara otomatis (pada
instalasi tetap).
17
c. Kerugian
1. Pada konsentrasi tertentu gas CO2 dapat membahayakan manusia
oleh karena itu, pemadam api di dalam ruangan petugas harus
memakai masker dan alat bantu pernafasan;
2. Kurang efektif digunakan di ruangan terbuka; Pada waktu
menggunakan CO2 di ruangan tertutup harus diyakinkan dulu
bahwa tidak ada orang atau korban yang masih berada di dalam
ruangan.
18
a. Cara penggunaan
1. Angkat Tabung dari tempatnya
2. Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai
3. Letakan tabung disamping tubuh dengan posisi kuda-kuda
4. Lepas pen pengaman.
5. Pegang corong/Nozzle arahkan corong ke atas
6. Tekan tangkai penekannya
7. Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai.
8. Bawalah alat tersebut ketempat terjadinya kebakaran.
9. Arahkan corong/Nozzle ke nyala api dan tekan tangkai
penekannya.
10. Gerakkan corong kekanan dan kekiri secara menyapu sampai
kebakaran padam.
11. Jangan melawan arah angin.
b. Keuntungan
1. Serbuk kimia kering tidak berbahaya bagi manusia;
2. Sebagai pemisah oksigen dan api;
3. Bukan pengahantar listrik;
4. Efektif dipergunakan diruang terbuka (jika angin tidak kencang);
5. Dapat menyerap panas sekaligus dapat
c. Kerugian
1. Jka dipakai berbentuk debu, akan mengganggu pernafasan dan
penglihatan;
2. Sekali pakai habis;
3. Maninggalkan kotor berupa serbuk.
19
4. Alat Pemadam Api Hallon
Pemadam Hallon adalah bahan yang terdiri dari beberapa unsur
kimia yang dibedakan macam-macamnya dengan menggunakan kode
angka yaitu :
a. Hallon 104 - Carbon Tetra Chlor
b. Hallon 1001 – Metyl Bromide
c. Hallon 1211 – Bromo Chloro di Fluoro Methane
d. Hallon 1301 – Bromo Teifuoro Methane
Alat Pemadam jenis Hallon dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran Kelas A, B dan C.Alat Pemadam ini bila dikeluarkan isinya
berbentuk gas, tapi tidak bercampur dengan oksigen dan akan keatas,
sehingga bida merusak lapisan ozon.
B. Penempatan APAR
Pemasangan dan penempatan APAR harus memenuhi syarat :
1. Setiap APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat, diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
2. Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan
kebakaran
3. Setiap APAR harus dipasang menggantung pada dinding dengan sengkang
atau dalam lemari kaca
4. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian paling atas pada
ketinggian 1,3 meter dari permukaan lantai
5. Tidak boleh dipasang didalam ruangan yang mempunyai suhu lebih dari
49o C
6. Penempatan APAR didasarkan pada kemampuan jangkauan sera jenis
bangunannya.
20
BERAT LUAS JARAK
JENIS BANGUNAN
MINIMUM JANGKAUAN MAKSIMUM
BANGUNAN TINGGI
2 Kg 20 M2 20 METER
LEBIH DARI 14 METER
Tabel 3.1. Tabel Penempatan APAR pada berbagai bangunan
21
2. Pada tiang berbentuk kotak
22
Untuk semua jenis APAR yang biasanya dikemas dalam tabung harus
memenuhi syarat :
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat )
2. Dilengkapi dengan etiket cara-cara penggunaan yang memuat urutan
singkat dan jelas tentang cara penggunaannya
3. Segel harus dalam keadaan baik
4. Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi (Cartridge
5. Selang harus dalam keadaan baik dan tahan tekanan tinggi
6. Bagi APAR yang jenis Busa tabung dalam tidak bocor serta lubang
pengeluaran (neszel) harus tidak tersumbat baik.
7. Bahan baku pemadam harus selalu dalam keadaan baik
8. Tutup lubang harus baik dan tertutup rapat
9. Isi tabung gas sesuai dg tekanan yang dipergunakan
10. Belum lewat batas masa berlakunya
11. Warna tabung harus mudah dilihat.
2. Prosedur Pemadaman
Memadamkan api dengan menggunakan APAR yang berisi dry
Chemical dimulai dengan menarik safety pin yang terpasang pada nozzle.
Gunakan kedua tangan, tangan kanan menekan lever sedangkan tangan
kiri memegang nozzle dan mengarahkannya ke api. Lari menuju ke sumber
api kemudian padamkan api. Hal yang perlu diperhatikan perhatikan yaitu
arah angin, jarak dan arah nozzle.
23
Gambar 3.8. Mengambil APAR dari tempatnya dan Membuka safety pin
Gambar 3.10 Tangan kanan menekan lever dan tangan kiri mengarahkan nozzle
dengan kuat ke sumber api.
24
Gambar 3.11 Lepaskan dengan pelan ketika api padam.
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
APAR adalah alat pemadam kebakaran dalam ukuran relatif kecil,
yang dapat di bawa dan di pindahkan dengan mudah. Ukuran APAR antara 1
kg – 9 kg, dan di tempatkan sesuai dengan luas area yang di cover. APAR di
tujukan untuk mengatasi titik api atau kebakaran yang tidak terlalu besar.
Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa Jenis. Di
antaranya terdapat 4 jenis APAR yang paling umum digunakan, yaitu Alat
Pemadam Api (APAR) Air / Water, Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam
(AFFF), Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder,
Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2), dan
Alat Pemadam Api (APAR) Halon.
Jenis APAR yang digunakan tergantung dengan kelas kebakaran.
Untuk memadamkan kebakaran Kelas A dapat digunakan APAR jenis Cairan
(Water), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry
Powder), kebakaran Kelas B adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2),
APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder),
kebakaran Kelas C adalah pAPAR jenis Karbon Diokside (CO2) dan APAR
jenis Tepung Kimia (Dry Powder), sementara kebakaran Kelas D perlu APAR
khusus dalam memadamkannya.
Secara umum langkah penggunaan Alat Pemadam Api Ringan dikenal
dalam P.A.S.S. yaitu : Pull / TARIK Pin Pengaman (Safety Pin) APAR,
Aim / ARAHKAN Nozzle atau pangkal selang ke area kebakaran, Squeeze /
TEKAN Pemicu untuk menyemprot, Sweep / AYUNKAN ke seluruh sumber
api (area kebakaran).
26
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang ingin Kami sampaikan sebagai berikut :
1. Pemadaman dengan menggunakan APAR harus melihat jenis kebakaran
dan type APAR yang cocok digunakan.
2. Tabung APAR hendaknya ditempatkan pada lokasi yang strategis dan
selalu dicek secara berkala, sehingga saat terjadi kebakaran dapat
digunakan segan baik.
3. Untuk pemadaman kebakaran yang dapat ditangani oleh APAR,
menggunakan teknik pemadaman yang benar, sehingga akan mencegah
meluasnya kebakaran yang akan semakin sulit untuk dipadamkan.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemadam_api
tabungpemadamanapi.blogspot.com/p/pengertian-alat-pemadam-api-ringan-
apar.html
kampanyek3.blogspot.com › APAR
mediak3.com/mengenal-jenis-apar-dan-fungsinya