Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 2 PEMADAMAN API

PRAKTIKUM PEMADAMAN API

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Pemadaman Api
Dosen Pengampu: Ir. Triyono, S.T., M.Eng

Disusun Oleh:
Mutmainah
1518622033

PROGRAM STUDI REKAYASA KESELAMATAN KEBAKARAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil 'Alamin, Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam atas
segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya.

Makalah yang berjudul "Pemadaman Api Tradisional” disusun dalam rangka memenuhi
satu di antara tugas mata kuliah Praktikum Pemadaman Api yang diampu oleh Bapak Ir.
Triyono, S.T., M.Eng

Kebakaran, sebagai bencana alam yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja,
menjadi momok yang selalu mengintai dan menuntut kesiapsiagaan kita. Makalah ini
bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam mengenai sejarah pemadaman api, alat
pemadamman api tradisional hingga langkah-langkah melakukan pemadaman api tradisional.

Makalah ini juga mengajak pembaca untuk merenung tentang peran setiap individu
dalam menjaga keamanan diri dan lingkungan sekitar dari potensi bahaya kebakaran.
Keselamatan bersama merupakan tanggung jawab bersama, dan pengetahuan yang diperoleh
dari makalah ini diharapkan dapat menjadi pijakan bagi kita semua untuk berkontribusi dalam
menciptakan lingkungan yang lebih aman dan bebas dari ancaman kebakaran.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan inspirasi dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
pentingnya pemadaman api dalam menjaga keamanan dan keberlangsungan hidup kita.

Terima kasih.

Jakarta, 10 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 2
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan manusia akan api tidak dapat dihindari.
Untuk penerangan tradisional, misalnya penerangan untuk memasak di dapur. Sebelum
manusia dapat menciptakan api, mereka menganggap api sebagai fenomena alam yang
disebabkan oleh sambaran petir atau letusan gunung berapi. Keadaan tersebut
menyadarkan manusia untuk terus waspada terhadap api.

Namun, terdapat berbagai macam benda yang mudah terbakar oleh api. Seperti, benda
yang terbuat dari plastik ataupun kayu.

Kebakaran memberikan ancaman bagi keselamatan manusia, baik harta benda, nyawa,
maupun lingkungan. Terdapat banyak kasus kebakaran yang terjadi di Indonesia, salah
satunya rumah di Johar Baru Jakpus. Di mana sebanyak 28 unit pemadam dan 72
personel dikerahkan. Banyak kerugian yang dialami masyarakat akibat kebakaran tersebut
(Safitri, 2023). Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan mengetahu bagaimana
langkah pemadaman api tradisional dalam kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sejarah awal pemadaman api hingga saat ini?

1.2.2 Apa itu pemadaman api tradisional?

1.2.3 Apa saja langkah-langkah untuk melakukan pemadaman api tradisional?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui sejarah awal pemadaman api hingga saat ini.

1.3.2 Untuk mengetahui pemadaman api tradisional.

1.3.3 Untuk mengetahui langkah-langkah melakukan pemadaman api tradisional.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Pemadaman Api

Alat Pemadam Kebakaran atau APAR adalah adalah alat yang digunakan untuk
memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. APAR sendiri terus berkembang
dari zaman ke zaman. Dari bentuk, kualitas, media di dalamnya semakin disempurnakan
untuk memerangi beragam jenis kebakaran.

2.1.1 Alat Pemadam Api Pertama Ditemukan pada Tahun 1723

Sejarah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pertama yang tercatat dipatenkan
pertama kali di Inggris pada 1723 oleh Ambrose Godfrey, seorang ahli kimia
terkenal pada waktu itu. Tabung pemadam api pada saat itu terdiri dari tong berisi
cairan pemadam kebakaran dan slot timah yang berisi mesiu.

2.1.2 Alat Pemadam Api Modern Ditemukan pada Tahun 1818

Setelah itu alat pemadam api modern ditemukan oleh Kapten Inggris George
William Manby pada tahun 1818; itu terdiri dari bejana tembaga (13,6 liter) larutan
abu mutiara (kalium karbonat) yang terkandung dalam udara terkompresi.

2.1.3 Alat Pemadam Soda-Asam pada Tahun 1866 M - 1881 M

Pemadam soda-asam pertama kali dipatenkan pada tahun 1866 oleh Francois
Carlier dari Perancis, yang dicampur larutan air dan natrium bikarbonat dengan
asam tartarat, memproduksi propelan CO 2gas. Sebuah pemadam soda-asam
dipatenkan di AS pada tahun 1881 oleh Almon M. Granger. Alat pemadamnya
menggunakan reaksi antara larutan natrium bikarbonat dan asam sulfat untuk
mengeluarkan air bertekanan ke dalam api. Sebuah botol asam sulfat pekat
disuspensikan di dalam silinder. Tergantung pada jenis pemadam, botol asam dapat

2
pecah dengan salah satu dari dua cara. Yang satu menggunakan pendorong untuk
memecahkan botol asam, sedangkan yang kedua melepaskan sumbat timbal yang
menahan botol agar tetap tertutup. Setelah asam dicampur dengan larutan
bikarbonat, gas karbon dioksida dikeluarkan dan dengan demikian memberi
tekanan pada air. Air bertekanan dipaksa keluar dari tabung melalui nosel atau
selang pendek.

2.1.4 Alat Pemadam Kebakaran Karbon Tetraklorida pada Tahun 1910

Pada tahun 1910, Perusahaan Manufaktur Pyrene dari Delaware mengajukan


paten untuk menggunakan karbon tetraklorida (CTC, atau CCl 4) untuk
memadamkan api. Cairan menguap dan memadamkan api dengan menghambat
reaksi berantai kimia dari proses pembakaran (itu adalah praanggapan awal abad
ke-20 bahwa kemampuan pemadaman api karbon tetraklorida bergantung pada
penghilangan oksigen). Pada tahun 1911, mereka mematenkan alat pemadam kecil
portabel yang menggunakan bahan kimia tersebut. Ini terdiri dari wadah kuningan
atau krom dengan pompa tangan terintegrasi, yang digunakan untuk mengeluarkan
semburan cairan ke arah api. Biasanya kapasitas 1 liter imperial (1,1 l) atau 1 liter
imperial (0,57 l), tetapi juga tersedia dalam ukuran hingga (9,1 l). Karena wadah
tidak bertekanan, wadah dapat diisi ulang setelah digunakan melalui sumbat
pengisi dengan pasokan CTC yang baru.

Jenis lain dari pemadam karbon tetraklorida adalah granat api. Ini terdiri dari
bola kaca yang diisi dengan CTC, yang dimaksudkan untuk dilemparkan ke dasar
api (yang awal menggunakan air asin, tetapi CTC lebih efektif). Karbon
tetraklorida cocok untuk kebakaran cair dan listrik dan alat pemadam dipasang
untuk kendaraan bermotor. Alat pemadam karbon tetraklorida ditarik pada 1950-an
karena toksisitas bahan kimia - paparan konsentrasi tinggi merusak sistem saraf
dan organ dalam. Selain itu, ketika digunakan pada api, panasnya dapat mengubah
CTC menjadi gas fosgen, yang sebelumnya digunakan sebagai senjata kimia.

3
2.1.5 Alat Pemadam Api Klorin Bromometana 1940 M

Pada tahun 1940-an, Jerman menemukan cairan klorok bromometana (CBM)


untuk digunakan di pesawat terbang. Itu lebih efektif dan sedikit kurang beracun
daripada karbon tetraklorida dan digunakan sampai tahun 1969. Metil bromida
ditemukan sebagai bahan pemadam pada tahun 1920 dan digunakan secara luas di
Eropa. Ini adalah gas bertekanan rendah yang bekerja dengan menghambat reaksi
berantai api dan merupakan cairan yang paling beracun dari penguapan, digunakan
sampai tahun 1960-an. Uap dan produk sampingan pembakaran dari semua cairan
yang menguap sangat beracun, dan dapat menyebabkan kematian di ruang terbatas.

2.1.6 Alat Pemadam Kebakaran CO2 pada Tahun 1924

Pemadam karbon dioksida (CO 2 ) ditemukan (setidaknya di AS) oleh


Perusahaan Walter Kidde pada tahun 1924 sebagai tanggapan atas permintaan Bell
Telephone untuk bahan kimia non-konduktif elektrik untuk memadamkan api yang
sebelumnya sulit dipadamkan di papan tombol telepon . Ini terdiri dari silinder
logam tinggi yang mengandung (3,4 kg) CO2 dengan katup roda dan anyaman
kuningan, selang tertutup kapas, dengan klakson seperti corong komposit sebagai
nosel. Karbon dioksida memadamkan api terutama dengan menggantikan oksigen.
Pernah diperkirakan bahwa itu bekerja dengan pendinginan, meskipun efek ini
pada sebagian besar kebakaran dapat diabaikan. Karakteristik ini terkenal dan telah
menyebabkan meluasnya penyalahgunaan alat pemadam karbon dioksida untuk
mendinginkan minuman dengan cepat, terutama bir.

2.1.7 Alat Pemadam Api Kimia Kering 1928

Pada tahun 1928, DuGas (kemudian dibeli oleh ANSUL) keluar dengan alat
pemadam kimia kering yang dioperasikan dengan kartrid, yang menggunakan
natrium bikarbonat yang diolah secara khusus dengan bahan kimia untuk
membuatnya mengalir bebas dan tahan lembab. Ini terdiri dari silinder tembaga
dengan internal CO2 kartrid. Operator memutar katup roda di atas untuk melubangi
kartrid dan menekan tuas pada katup di ujung selang untuk mengeluarkan bahan
kimia. Ini adalah agen pertama yang tersedia untuk kebakaran cair dan gas

4
bertekanan tiga dimensi skala besar, dan sebagian besar tetap merupakan jenis
khusus sampai tahun 1950-an, ketika unit kimia kering kecil dipasarkan untuk
digunakan di rumah. Bahan kimia kering ABC datang dari Eropa pada 1950-an,
dengan Super-K ditemukan pada awal 60-an dan Purple-K dikembangkan oleh
Angkatan Laut AS pada akhir 1960-an.

2.1.8 Alat Pemadam Api Halon 1970

Pada 1970-an, Halon 1211 datang ke Amerika Serikat dari Eropa, di mana ia
telah digunakan sejak akhir 40-an atau awal 50-an. Halon 1301 telah
dikembangkan oleh DuPont dan Angkatan Darat AS pada tahun 1954. Kedua 1211
dan 1301 bekerja dengan menghambat reaksi berantai api, dan dalam kasus Halon
1211, bahan bakar kelas A pendinginan juga. Halon masih digunakan sampai
sekarang, tetapi tidak disukai untuk banyak penggunaan karena dampak
lingkungannya. Indonesia sendiri sudah melarang penggunaan Halon karena
merusak lingkungan. Eropa Dan Australia juga sudah telah sangat membatasi
penggunaannya, sejak Protokol Montreal tahun 1987. Pembatasan yang lebih
ringan telah diterapkan di Amerika Serikat, Timur Tengah, dan Asia.

2.1.8 Alat Pemadam Api Saat Ini

Saat ini alat pemadam tersedia untuk setiap jenis api. jenis – jenis an tata cara
pemasangan serta pemeliharaan APAR di Indonesia diatur pada Permenaker No.04
Tahun 1980. Pada umumnya APAR yang sering digunakan di Indonesia adalah
APAR dry chemical powder.

Ada 2 tipe tabung APAR DCP yaitu Tipe Storage Pressure dan Tipe Catridge.
Pada tipe storage pressure, powder yang didalam tabung didorong keluar dengan
menggunakan gas N2, sedangkan pada tipe catridge, powder didalam tabung
didorong dengan menggunakan gas CO2. Tipe storage pressure lebih banyak
digunakan karena menggunakan gas yang lebih ramah lingkungan.

5
2.2 Pemadaman Api Tradisional

Pemadaman api tradisional adalah suatu praktik pengendalian api yang dilakukan oleh
masyarakat dengan menggunakan metode yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi. Praktek ini memiliki ciri khas tersendiri dan biasanya terkait dengan
kepercayaan, adat istiadat, atau tradisi masyarakat tertentu.

2.2.1 Teori Terbentuknya Api

Pengetahuan tentang bagaimana terbentuknya api penting dipelajari guna


menghindari kejadian kebakaran karena kebanyakan kejadian kebakaran terjadi
karena kelalaian dan kuranngnya pengetahuan tentang bahaya api. Api sendiri
terbentuk dari serangkaian proses kimia yakni proses oksidasi cepat yang pada
akhirnya menghasilkan panas dan cahaya. Api tercipta jika adanya tiga unsur yang
bergabung, biasa dikenal dengan sebutan teori segitiga api.

Gambar 2.2.1 Segitiga Api


Sumber: Dinas Pemadam Kebakaran Sukabumi

1. Oksigen
Udara merupakan sumber oksigen terbesar. Hanya butuh 15% volume
oksigen yang ada di udara untuk menciptakan kebakaran. Udara normal
memiliki 21% kandungan oksigen di dalam atmosfirnya. Bahan bakar pun

6
mengandung cukup banyak oksigen dimana hal ini dapat mendukung terjadinya
pembakaran.

2. Panas
Untuk mencapai suhu penyalaan, dibutuhkan sumber panas yang menjadi
salah satu unsur dalam mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas ini
didapat dari panas matahari, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik,
permukaan panas, percikan api listrik dan lain sebagainya.

3. Bahan bakar
Bahan bakar merupakan semua benda yang dapat mendukung terjadinya
pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk
benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh
atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung pembakaran.
A. Benda Padat.
a) Benda Padat
Abu atau arang merupakan hasil akhir dari sebuah benda padat yang
terbakar. Contohnya seperti kayu yang jika dibakar akan berubah menjadi
arang, kertas yang dibakar berubah menjadi abu dan lain sebagainya.

b) Benda Cair
Bahan bakar cair yang mudah terbakar contohnya meliputi bensin, cat,
minyak tanah, pernis, turpentine, lacquer, alkohol, olive oil, dan lainnya.

c) Benda Gas
Bahan bakar gas terdiri dari gas alam, propan, karbon monoksida,
butan, asetilen, dan lain-lainnya. Dalam proses kebakaran terjadi rantai
reaksi kimia, yang mana setelah terjadi proses difusi antara oksigen dan uap
bahan bakar, akan terjadi proses penyalaan dan terus dipertahankan sebagai
suatu reaksi kimia berantai dan hal inilah yang mendasari terjadinya
kebakaran yang berkelanjutan.

7
2.2.2 Metode Pemadaman Api

Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat beberapa metode/cara


berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu diantaranya ialah dengan
metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan bahan mudah terbakar dan
pemutusan rantai reaksi api

2.2.2.1 Pendinginan (Cooling)

Metode ini adalah metode pemadaman dengan menurunkan temperatur


permukaan benda yang terbakar. Pendinginan dengan air merupakan
metode pemadaman kebakaran yang paling umum ditemukan. Proses
pemadaman ini bergantung kepada penurunan temperatur bahan bakar
sampai ke titik dimana bahan bakar tersebut tidak dapat menghasilkan uap
gas untuk pembakaran. Bahan bakar padat dan bahan bakar cair dengan titik
nyala (fire point) tinggi bisa dipadukan dengan mendinginkannya.

2.2.2.2 Isolasi Oksigen (Smothering/Isolation)

Menutupi permukaan benda yang terbakar dengan serbuk atau busa


untuk memutuskan kontak dengan oksigen. Dapat juga dengan menutupi
dengan fire blanket atau karung/kain basah.

2.2.2.3 Mengambil/Memindahkan Bahan Bakar (Starvation)

Sebuah kebakaran bisa dipadamkan dengan efektif dengan


menyingkirkan sumber bahan bakar. Pemindahan bahan bakar ini tidak
selalu dapat dilakukan karena dalam prakteknya mungkin sulit. Adapun
cara lainnya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan sumber bahan
bakar yakni dengan menyiram bahan bakar yang terbakar tersebut dengan
air atau dengan membuat busa yang dapat menghentikan/memisahkan
minyak dengan daerah pembakaran atau dengan menghentikan aliran bahan
bakar cair atau gas atau dengan menyingkirkan bahan bakar padat dari jalur
api.

8
2.2.2.4 Memecahkan Rantai Reaksi Kimia (Breaking Chain Reaction)

Metode pemutusan rantai reaksi adalah dengan menggunakan bahan


tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api. Metode ini
menggunakan bahan dasar halon. Beberapa zat kimia memiliki sifat
memecah yang dapat memicu terjadinya reaksi rantai oleh atom-atom yang
dibutuhkan oleh nyala api untuk tetap terbakar. Beberapa bahan pemadam
seperti bahan kimia kering dan hidrokarbon terhalogenasi halon akan
menghentikan reaksi kimia yang menimbulkan nyala api sehingga akan
mematikan nyala api tersebut. Cara pemadaman ini tergolong efektif untuk
bahan bakar gas dan cair karena keduanya akan menyala terlebih dahulu
sebelum terbakar. Bara api sendiri tidak mudah dipadamkan dengan cara
ini, karena saat halon tertutup, udara mempunyai jalan masuk pada bahan
bakar yang sedang membara dan berlanjut sampai membakar.

2.2.2.5. Dilusi/Pembatasan Oksigen (Dilution)

Metode dilusi adalah metode memadamkan api kebakaran dengan cara


meniupkan inert gas untuk menghalangi unsur gas oksigen menyalakan api.
Media yang digunakan pada metode ini adalah gas CO2. Inert Gas adalah
gas atau campuran bermacam-macam gas yang dapat mempertahankan
kadar oksigen dalam presentase rendah sehingga dapat mencegah terjadinya
ledakan atau kebakaran.

2.3 Langkah-langkah Pemadaman Api Tradisional

2.3.1 Memadamkan Api dengan Air

Memadamkan api dengan air sangat disarankan untuk memadamkan api


kebakaran. Anda dapat menggunakan ember atau selang yang berisi air ke lokasi
kebakaran. Kemudian, siramkan air tersebut ke titik api untuk memadamkan
kebakaran. Namun, perlu diperhatikan bahwa air hanya bisa memadamkan api dari
material padat dan kering.

9
2.3.2 Memadamkan Api dengan Pasir

Pasir juga dapat digunakan untuk memadamkan api secara tradisional. Cara
pengaplikasiannya adalah dengan menaburkan pasir secara langsung di atas tiitk
api/benda yang terbakar. Pasir dianggap dapat diaplikasikan ke semua kelas
kebakaran karena sifatnya yang kering dan tidak menghantarkan listrik.

2.3.3 Memadamkan Api dengan Karung Goni

Pemadaman api tradisional dapat dilakukan dengan memanfaatkan karung


goni yang telah dibasahi air terlebih dahulu. Setelah itu tutup titik api dari atas
benda yang terbakar dengan karung goni.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemadaman api tradisional adalah pemadaman yang sangat mudah dilakukan oleh
manusia dalam kehidupan. Alat yang digunakan dalam pemadaman api tradisional pun
mudah di dapat. Akan tetapi, pengaplikasian pemadaman api tradisional hanya dapat
dilakukan dalam skala kecil. Pemadaman api skala besar seperti yang bersumber dari
percikan arus listrik tidak bisa dan tidak cocok. Alat pemadam api tradisional yang dapat
digunakan dan mudah dibawa seperti karung goni, pasir, handuk, ember yang diisi air,
selang yang dialiri air, tanah, dan sebagainya.

3.2 Saran

Dalam pembuatan setiap makalah tentu perlu ada perbaikan. Begitupun dengan
makalah yang telah disusun. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

swb.co.id. 03 Juli 2021. Sejarah Alat Pemadam Kebakaran. Diakses pada 10 November
2023, dari https://swb.co.id/id/blog/164-sejarah-alat-pemadam-kebakaran

kiscerti.co.id. 30 November 2021. Metode Pemadaman Kebakaran. Diakses pada 10


November 2023, dari https://kiscerti.co.id/artikel/metode-pemadaman-kebakaran

Irfan Maulana, M. (2022). Tinjauan Umum Pusat Pemadam Kebakaran. UNIKOM

firecek.com. 14 Mei 2020. Awal Mula Sejarah Alat Pemadam Kebakaran. Diakses pada 11
November 2023, dari https://firecek.com/sejarah-alat-pemadam-kebakaran/

12

Anda mungkin juga menyukai