Anda di halaman 1dari 6

 Pengendalian Tindakan

- Pengertian

Pengendalian tindakan adalah bentuk paling langsung dari pengendalian manajemen karena
meliputi pengambilan langkah-langkah tertentu atau tindakan terhadap suatu masalah.

Jadi setiap ada permasalahan atau tujuan untuk mengatasinya atau mengambil sebuah
Tindakan dari masalah tersebut kita menggunakan pengendalian Tindakan ini. Contoh
nya untuk memastikan karyawan bertindak sesuai dengan keinginan perusahaan dengan
membuat tindakan karyawan sendiri sebagai fokus pengendalian.

- Bentuk Dasar

Pengendalian tindakan memiliki empat bentuk dasar, yaitu pembatasan perilaku,


penilaian pratindakan, akuntabilitas tindakan, dan redundansi.

1. Pembatasan perilaku

Merupakan sebuah bentuk pengendalian tindakan yang bersifat “negatif”atau “memaksa”.


Pembatasan perilaku membuat karyawan mustahil, atau setidaknya lebih sulit untuk
melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.

Contohnya : Sebagian besar perusahaan menggunakan beragam bentuk pembatasan fisik,


termasuk mengunci meja, memasang kata sandi untuk komputer, dan membatasi akses
karyawan ke area-area tertentu, misalnya tempat di mana perusahaan menyimpan
informasi sensitif dan inventaris berharga milik perusahaan. Beberapa pembatasan
perilaku menggunakan peralatan yang canggih dan sering kali mahal, seperti magnetic
identification card readers (alat pembaca kartu identifikasi magnetis) dan fingerprint or
eyeball pattern readers (alat pembaca pola sidik jari atau bola mata).

2. Penilaian Pratindakan

Mencakup adanya penyelidikan kritis terhadap rencana tindakan dari pada karyawan yang
dikendalikan.

Maksudnya Penilai dapat menyetujui atau tidak menyetujui tindakan yang diajukan,
meminta dilakukannya modifikasi atau perubahan, maupun meminta agar
perencanaannya dirancang lebih saksama lagi sebelum memberikan persetujuan akhir.
Contoh : Memasang kata sandi untuk computer. Untuk mengambil Tindakan ini
diperlukan penilaian pratindakan sebelum menyetujui nya. Kita dapat tidak setuju dan
melakukan perubahan terhadap Tindakan tersebut dengan menganalisis apa saja yang
menjadi pertimbangan sehingga dilakukan Tindakan tersebut.

3. Akuntabilitas Tindakan

Ialah meminta karyawan untuk bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan.
Rincian mengenai tindakan apa saja yang menuntut pertanggung jawaban karyawan dapat
dikomunikasikan baik secara administratif maupun sosial.

Cara komunikasi administratif mencakup penetapan aturan kerja, kebijakan dan prosedur,
provisi kontrak, dan kode etik perusahaan.

Sedangkan cara sosial yaitu Orang-orang yang dipengaruhi atau dikontrol harus
memahami apasaja yang disyaratkan dalam bekerja dan meyakini bahwa tindakan
mereka akan diperhatikan dan diberi imbalan atau hukuman.

4. Redundansi

Yaitu penugasan yang dilakukan lebih banyak karyawan (atau peralatan) untuk melakukan
suatu tugas dibandingkan jumlah yang sesungguhnya yang dibutuhkan, atau setidaknya
menyediakan karyawan (atau peralatan) cadangan.

Hal ini juga dapat dikatakan sebagai pengendalian tindakan karena dapat meningkatkan
kemungkinan akan terselesaikannya tugas dengan memuaskan. Redundansi biasa terjadi
di fasilitas komputer, fungsi keamanan, dan operasi-operasi penting lainnya.

 Pengendalian Tindakan dan Permasalahannya


- Pembatasan Perilaku

Pembatasan perilaku ini efektif untuk menghilangkan masalah motivasional.


Contohnya yiatu pada permasaahan Karyawan yang mungkin sempat tergoda untuk
terlibat dalam perilaku yang tidak diinginkan dapat terhindar untuk berbuat demikian.
- Penilaian Pratindakan

Penilaian pratindakan ini sering melibatkan komunikasi kepada karyawan mengenai


hal apa saja yang diinginkan oleh perusahaan, maka penilaian ini pun dapat
membantu meringankan kurangnya pengarahan dalam perusahaan. Penilaian ini
dapat mencegah terjadinya kesalahan maupun tindakan merugikan lainnya.

- Pengendalian Akuntabilitas Tindakan

Pengendalian akuntabilitas Tindakan mengenai tindakan yang diinginkan dapat


membantu mengarahkan dan mengurangi ragam pembatasan perorangan akibat
keterampilan atau pengalaman yang tidak mencukupi dengan adanya imbalan dan
hukuman membantu memberi motivasi.

- Penerapan redundansi relatif terbatas

Redundansi ini efektif dalam membantu menyelesaikan tugas khusus jika terdapat
keraguan mengenai apakah karyawan yang ditugaskan untuk pekerjaan tersebut
benar-benar termotivasi untuk melakukan pekerjaan secara memuaskan, ataukah ia
memang mampu untuk melakukannya.

 Pengendalian Personel

Pengendalian personel membangun kecendrungan alami karyawan untuk mengendalikan


atau memotivasi diri mereka sendiri.

Jadi pada masing-masing individu karyawan dituntut untuk melakukan pengendalian


terhadap diri mereka sendiri dengan hal yang positif seperti memenuhi keinginan
perusahaan, dan tidak melanggar aturan perusahaan.

- Tujuan
a. Membantu mengklarifikasikan harapan

Jadi salah satu tujuan Pengendalian personal ini untuk membantu memastikan bahwa
settiap karyawan memahami apa yang diinginkan dan diharapkan perusahaan.
b. Membantu memastikan bahwa tiap karyawan mampu melakukan pekerjaan dengan
baik.

Tujuan selanjutnya yaitu memastikan dan mengembakan mereka agar mempunyai


kemampuan (seperti pengalaman, kepandaian) dan sumber daya (seperti informasi
dan waktu) yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan.

c. Meningkatkan kemungkinan bahwa tiapkaryawan akan terlibat dalam self monitoring

Self monitoring atau Pemantauan diri terbilang efektif sebab kebanyakan orang
memiliki hati nurani yang membimbing mereka untuk melakukan hal yang baik dan
mampu melahirkan perasaan positif akan rasa hormat kepada diri sendiri (self respect)
dan kepuasan saat mereka melakukan pekerjaan dengan baik serta menyaksikan
keberhasilan perusahaan.

- Implementasi
a. Seleksi dan Penempatan

Seleksi karyawan meliputi pengecekan referensi terhadap karyawan baru, salah


satunya sebagai respon terhadap meningkatnya kekhawatiran akan keamanan
penempatan tempat kerja dan sebagai upaya untuk menyingkirkan karyawan yang
rawan bekerja dengan buruk.

b. Pelatihan

Pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan kemungkinan karyawan melakukan


pekerjaan dengan baik. Pelatihan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
mengenai tindakan atau hasil seperti apa yang diharapkan oleh perusahaan.

c. Desain Pekerjaan dan Persediaan Sumber Daya yang Dibutuhkan

Untuk membantu karyawan bertindak tepat ialah memastikan bahwa pekerjaannya


dirancang dengan baik dan Kebutuhan akan sumber daya sangat terspesifikasi seperti
informasi, peralatan, persediaan, tersedia dengan baik untuk ke efektifan dalam
menjalankan tugas.
 Pengendalian Kultural

Pengendalian Kultural atau Pengendalian budaya didesain untuk mendukung


pemantauan bersama (mutual monitoring) dari sebuah tekanan kuat dari suatu
kelompok terhadap individu yang menyimpang dari norma dan nilai kelompok.

Budaya dibangun di atas tradisi, norma, kepercayaan, sikap, dan cara berperilaku
bersama. Norma budaya mirip sekali dengan peraturan tertulis dan tidak tertulis yang
mengatur perilaku karyawan. Pengendalian budaya ini, akan bekerja paling efektif jika
anggota kelompok memiliki keterikatan sosial atau emosional antara satu sama lain.
Jadi semakin kita sering bekerja sama, berinteraksi satu sama lain dapat menjadikan
pengendalian kultulral diterapkan dengan baik.

- Membentuk Pengendalian Kultural


1. Kode Etik
Perusahaan dengan ukuran di atas minimal berupaya untuk membentuk budaya
perusahaan mereka melalui kode tingkah laku, kodeetik, kredo perusahaan. Nilai-
nilai yang paling umum dikutip dan ditanamkan dalam kode etik ialah integritas,
kerja sama, rasa hormat, inovasi, dan fokus pada klien dan paling sering ditujukan
kepada karyawan.
2. Imbalan Kelompok
Penyediaan imbalan atau insentif didasarkan pada pencapaian kolektif. Contoh
umumnya adalah bonus, pembagian laba (profit sharing) atau pembagian
keuntungan (gain sharing) yang memberikan kompensasi berdasarkan pada kinerja
perusahaan.
3. Pendekatan lain untuk membentuk budaya perusahaan
Pendekatan umum lain untuk membentuk budaya perusahaan meliputi transfer
antar perusahaan, pengaturan fisik dan sosial.
Transfer antar perusahaan atau rotasi karyawan membantu menyebarkan budaya
dengan memperbaiki sosialisasi karyawan dalam perusahaan.
Pengaturan fisik, seperti rencana kantor, arsitektur, dan dekor interior, serta
pengaturan sosial seperti kode penggunaan baju, kebiasaan yang dilembagakan,
perilaku, dan kosa kata, dapat pula membantu membentuk budaya perusahaan.
 Permasalahan Pengendalian Personel dan Pengendalian Kultural

Secara bersamaan, pengendalian personel atau kultural mampu menangani semua


masalah pengendalian, meskipun tidak semua tipe pengendalian dalam kategori ini bisa
bekerja efektif untuk menangani tiap tipe masalah.

Contohnya disini :

Kurangnya pengarahan dapat diminimalkan dengan merekrut orang yang sudah


berpengalaman, dengan menyediakan program pelatihan, ataupun dengan
menugaskan orang baru untuk bekerja dalam kelompok yang akan memberikan
pengarahan yang baik.

Masalah motivasional, dapat diminimalkan dengan mempekerjakan orang-orang yang


bermotivasi tinggi atau dengan menugaskan orang untuk bekerja dalam kelompok
yang akan cenderung membuat mereka menyesuaikan diri dengan norma kelompok.

Pembatasan perorangan dapat dikurangi melalui satu atau lebih tipe pengendalian
personel, khususnya seleksi, pelatihan, dan penyediaan sumber daya yang
dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai