Pada sebuah pesta pernikahan internasional, sering kita temui hadirnya kue
pengantin yang sudah sepaket dan tidak terlepas dari acara ini. Bahkan momen
potong kue pun sering ditunggu-tunggu oleh para tamu undangan. Yuk Folkers,
kita simak sejarah dari kue pengantin !
Budaya kue pengantin ternyata sudah ada sejak zaman Romawi, namun pada
saat itu kue pengantin bentuknya sangat sederhana yang terbuat dari gandum
dan juga selai yang dihadirkan sebagai simbol keberuntungan kedua mempelai
dan kesuksesan pernikahan.
Kue pengantin pada abad pertengan mengalami perubahan bentuk menjadi
lebih kecil yang ditumpuk tinggi seperti menara. Selain itu, kedua mempelai
pun akan dipersilakan untuk berciuman melewati tumpukan kue yang mana jika
berhasil melewatinya berarti menandakan mereka akan mendapatkan
keberuntungan. Pada saat itu tidak hanya kue pengantin yang bisa disajikan,
tetapi juga semua makanan yang dipanggang termasuk scone dan biskuit yang
juga ditumpuk tinggi. Di masa yang sama juga, terdapat pie pengantin yang
cukup berperan. Pie tersebut diisi dengan berbagai jenis bahan tergantung
dengan status sosial dari kedua mempelai. Pada bagian kulit luar pie juga selalu
dihias dengan berbagai dekorasi agar terlihat semakin menarik.
Ketika pada abad ke-19, aturan pada kue pengantin mulai ditetapkan seperti –
kue pengantin haruslah bertingkat dan berwarna putih. Warna putih pada kue
pengantin pada saat itu berasal dari icing sugar yang diciptakan pada tahun
1840 di pernikahan Ratu Victoria dan diberi nama ‘royal icing’. Serta pertama
kalinya pada tahun 1882 seluruh bagian kue pengantin dapat dimakan dan
tersaji pada pernikahan royal. Selain berwarna putih, kue pernikahan ini pun
didekorasi dengan gula yang mana pada zaman itu harga gula sangat mahal dan
termasuk barang mewah.
Namum Folkers, sejak terjadinya Perang Dunia pertama yang saat itu
pembagian bahan pokok sangatlah ketat dan jumlah gula tidak mencukupi demi
memenuhi hiasan kue pengantin yang megah maka akhirnya kue dimodifikasi
dengan berbagai buah-buahan. Kue tersebut diletakkan mengitari kardus yang
menjadi rangka kue sehingga membuatnya tampak mewah walau pun
dengan budget terbatas pada masa itu.
Pada saat ini tren kue pengantin mulai berubah, seperti halnya jika dulu kue
pengantin yang terhidang merupakan kue asli pada keseluruhan bentuknya
namun zaman sekarang kue pengantin banyak berbentu dummy atau tiruan
yang dibuat dari stereofoam. Dapat menjadi bahan pertimbangan Folkers juga
dalam memilih dua jenis kue pengantin ini. Jika Anda memilih kue pengantin
buatan tentu dari segi budget akan sangat membantu pemangkasan anggaran,
namun kekurangannya tentu saja bagian kue asli yang bisa dimakan sangatlah
sedikit. Kemudian jika Folkers lebih memilih kue pengantin bertingkat yang asli,
tentu harganya beragam dan lebih tinggi daripada harga kue pengantin buatan.
Kekurangan kue pengantin asli hanyalah kekhawatiran seluruh bagian kue tidak
habis dimakan dan terkadang berakhir di tempat sampah yang sugguh sangat
disayangkan.
Folks wedding.com
Seiring perkembangan
jaman di abad ke -17
muncul yang
namannya "Bride Pie", Bride pie ini adalah kue pengantin yang sangat popular di abat tersebut, mulai
dari pie manis sampai pie berisikan daging, dan di dalamnya ada yang berisi cincin imitasi yang di mana
cincin tersebut menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi para undangan yang masih bujang. Dan tradisi ini
berlangsung sampai pertengahan abat 18.
Saat ini kue pernikahan bertingkat atau wedding cake yang sering kita jumpai pertama kali di
perkenalkan oleh seorang yang bernama William Rich, walaupun demikian kue pernikahan bertingkat
mulai popular sejak 1840, pada saat pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Albert (London)dengan
penyajian wedding cake yang megah, karena berhiaskan bahan dari gula, di katakan mewah karena
pada saat itu hiasan dari gula ini sangat langka dan mahal atau masih sangat terbatas di kalangan
bangsawan.
Saat ini banyak sekali variasi hiasan wedding cake dan mulai dari fondant, butter cream, dimana
semuanya tetap terkesan mewah tergantung dari jenis hiasan atau dekorasinya. Menjawab kebutuhan
masyarakat Pekanbaru yang sangat antusias akan perkembangan dunia modern,
Kalau kita menghadiri sebuah resepsi pernikahan, international wedding khususnya, kita
pasti akan menemukan kue pengantin (wedding cake). Kalau pernikahannya mewah,
pasti wedding cakeknya juga cantik dan tinggi. Nah Foodlovers tau ngga sih kenapa
pada international wedding selalu ada wedding cake? Berikut ini akan dibahas mengenai
sejarah wedding cake
Awal mula
Ritual menyajikan kue pengantin pada acara pernikahan dimulai di Inggris pada abad
pertengahan atau sekitar abad ke-15. Ketika itu kue pengantin terbuat dari gandum, dan
anehnya, kue dilemparkan ke pengantin wanita sebagai simbol kesuburan. Pada jaman
itu, kue pengantin juga disajikan sebagai dessert.
Tidak hanya wedding cake tapi juga semua makanan yang dipanggang, yang termasuk
scone dan biskuit, ditumpuk tinggi dan pasangan berusaha untuk mencium puncak kue.
Semakin tinggi tumpukan maka semakin baik dan bila berhasil mencium puncak kue
tanpa menjatuhkannya diyakini sepanjang pernikahan akan mendapat kemakmuran.
Pada 1600-an, seorang koki Prancis yang datang mengunjungi Inggris cukup terkejut
dengan ritual menumpuk kue yang dianggapnya kurang rapi. Dia merekomendasikan
menggunakan pegangan sapu sebagai tonggak yang menahan kue. Namun cara ini tidak
bertahan lama.
Di abad ke-17, bride pie adalah kue pengantin yang popular. Mulai dari pie manis
hingga pai berisi daging kambing cincang. Pada jaman itu, cincin imitasi dimasukkan ke
dalam pai menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi para undangan yang masih bujang.
Jika mereka mendapat cincin di dalam pai, diartikan merekalah calon pengantin
selanjutnya
Zaman Modern
Kue pengantin seperti sekarang ini mulai dibuat sejak abad ke-18 di London. Ceritanya
dimulai saat William Rich yang sedang magang jatuh cinta pada putri bosnya. William
terinspirasi keindahan puncak gereja St. Bride dan berusaha mengesankan pujaannya
dengan membuat kue yang besar dan indah. Sang wanita pun terkesan dengan bentuk
kue yang disajikan William karena berbeda dengan kue-kue umum yang berbentuk rata
pada jaman itu.
Walaupun begitu, kue pernikahan yang bertingkat belum populer disajikan hingga tahun
1840. Kue pernikahan yang megah dan penuh dengan hiasan akhirnya menjadi wajib
disajikan setelah disajikan pada pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Albert (London).
Kemegahan kue pernikahan disimbolkan dengan banyaknya hiasan dari gula dan
fondant, dimana dulu gula menjadi barang mewah karena harganya yang mahal.
Namun sejak Perang Dunia pertama, pembagian bahan pokok sangat ketat dan jumlah
gula tidak mencukupi untuk hiasan kue pengantin yang megah. Akhirnya kue pernikahan
dimodifikasi dengan buah dan kardus. Kue pengantin mengutari kardus yang menjadi
rangka kue dan membuatnya nampak mewah walaupun budget terbatas.
Sebagai sebuah pengharapan dari kedua
kekasih
Di belahan dunia lainnya khususnya di Eropa, kue pengantin yang
nantinya akan dipotong oleh kedua mempelai merupakan tradisi wajib
dalam sebuah pesta perayaan pernikahan. Masyarakat Eropa khususnya
Skotlandia dan Inggris percaya bahwasannya makna kue pengantin
merupakan simbol kesuburan dan pengharapan akan segera diberikannya
keturunan kepada kedua mempelai.
sumber: pinterest.com
Oiya, berbicara soal makna kue pengantin, di belahan dunia lainnya juga
mengenal tradisi dalam menyiapkan kue pengantin. Jika di Indonesia
kue pengantin identik dengan olahan tepung dan dihiasi lilin pada bagian
atas layaknya kue ulang tahun, di negara lain seperti Brazil, Nigeria,
Jepang, China dan Yunani punya kue pengantin tersendiri loh! Gak
percaya? Nih liat aja:
o Bes Casados, Brazil
Bes Casados, terbuat dari dua sponge cake yang direkatkan dengan krim
yang terbuat dari dulce de leche (saus caramel). Nantinya kue ini akan
dibungkus dengan pita dan diberikan pada tamu di akhir pesta.
o Kacang Kola, Nigeria
Kacang kola umumnya digunakan untuk pengobatan. Kafein yang tinggi
dapat meredakan rasa lapar dan membangkitkan energi. Menurut
kepercayaan, kacang ini adalah simbol pasangan untuk menyatukan
perbedaan yang ada dalam pernikahan nantinya.
o Rice Bowl Soup, Cina
Merupakan sup bola beras yang rasanya manis sebagai tanda bahwa
hubungan pernikahannya nantinya akan berjalan manis layaknya sup
tersebut.
o Almond Yordania, Yunani
Permen berlapis almond biasanya disajikan di pesta pernikahan Yunani.
Rasa kacang yang sedikit pahit dan lapisan gula yang manis,
melambangkan pasang surutnya pernikahan.
o Kazunoko, Jepang
Ikan herring (kazunoko) melambangkan kesejahtraan keluarga. Sajian
ini menjadi salah satu deretan sushi yang banyak digemari di Negeri
Sakura, terutama saat perayaan tahun baru.