Kelas : PA 503
1
DAFTAR ISI
Waktu Pelaksanaan
No Uraian Pekerjaan Total Biaya Bobot (%) Januari Febuari Maret April Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3% 3% 3%
Pemilihan dan Pelatihan
1 Rp2,500,000 10
Personil
Controller
Materi yang di berikan pada bagian ini masih berkaitan dengan
persediaan akan tetapi bagian controller ini bertugas untuk memeriksa
barang yang ada apakah sudah sesuai dengan pesanan , biasanya
controller ini menjadi bagian pengawas dari kinerja dari gudang.
Pengawasan ini menggunakan sistem informasi yang di mana sistem
informasi ini aka di periksa oleh bagian controller pada range bebrapa
hari dan bulanan.
Skedul Pelatihan dan Pendidikan
Januari
No Yang Di Berikan Pelatihan Materi Lokasi Instruktor
1 2 3
1 Salim, M.Sc
Penggunaan Sistem Pada
Kantor
2 Ir Yulianto Pembuatan Order Ir Harianto
Pembelian
3 Ir Wahyu Pembelian
4 Sigit B.E
5 Nono B.Sc
1 Salim, M.Sc
2 Ir Yulianto Penggunaan Sistem Pada
3 Ir Wahyu Bagian Penerimaan dan Gudang Dr Pangestu
4 Sigit B.E Pengeluaran Barang
5 Nono B.Sc
V. KONVERSI SISTEM
Proses konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem baru supaya siap mulai
untuk dapat di gunakan. Terdapat beberapa pendekatan untuk melakukan konversi sistem,
yaitu sebagai berikut ini
1 Konversi Langsung
Pendekatan konversi langsung di lakukan dengan mengganti sistem yang lama
langsung dengan sistem yang baru. Pendekatan konversi langsung (direct
conversion) di sebut juga dengan pendekatan pemotongan langsung (direct cutover)
atau pendekatan cold trunkey atau pendekatan abrupt cutover. Konversi ini biasanya
di lakukan dengan periode waktu bisnis tertentu (misalnya bulanan, kuartalan atau
tahun fiskal).
2 Konversi Paralel
Pendekatan konversi parallel (parallel conversion) di lakukan dengan menoperasikan
sistem yang baru bersama – sama dengan sistem yang lama selama suatu periode
waktu yang tertentu. Kedua sistem ini di operasikan bersama – sama untuk
meyakinkan bahwa sistem yang baru telah benar – benar beroperasi dengan sukses
sebelum sistem yang lama di hentikan. Pendekatan ini merupakan lawa dari
pendekatan konversi langsung. Kebaikan dari pendekatan ini adalah menyediakan
proteksi yang tinggi kepada orgnisasi terhadap kegagalan sistem yang baru. Jika
sistem yang baru gagal, maka sistem yang lama masih tetap beroperasi. Kelemahan
dari pendekatan ini adalah terletak pada biaya yang harus di keluarakan, biaya yang
di keluarakan akan sangat besar, karena terdiri dari biaya operasi dua buat sistem,
yaitu biaya operasi sistem lama dan biaya kompleks besar. Pada waktu kedua sistem
beriperasi secara bersama – sama, maka hasil dari sistem baru dapat di bandingkan
dengan hasil dari sistem yang lama untuk menilai apakah sistem yang baru telah
beroperasi dengan benar. Sistem yang lama akan di hentikan operasi setelah
perusahaan yakin bahwa sistem yang baru telah dapat di andalkan. Sistem yang lama
dapat di hentikan dengan memilih titik perhentian yang paling tepat, misalnya pada
akhir periode – periode fiskal.
3 Konversi – Percontohan
Pendekatan ini biasanya di lakukan bila beberapa sistem yang sejenis akan di
terapkan pada beberapa area terpisah (beberapa departemen, beberapa cabang atau
divisi). Konversi sistem dapat di lakukan pada sebuah unit organisasi terlebih dahulu
dan dinilai operasinya. Jika sistem yang baru ini telah dapat beroperasi dengan
suskes, maka sistem yang baru ini mulai di terapkan ke semua bagian – bagian yang
lainnya. Pendekatan konversi ini di sebut dengan pendekatan percontohan (pilot
approach) atau pendekatan studi percontohan (pilot study approach) atau konversi
lokasi ( location conversion). Kebaikan dari pendekatan ini adalah sebagai berikut ini
:
Resiko kegagalan sistem hanya terletak pada area tertentu saja
Kesalahan yang terjadi di sistem yang baru dapat di betulkan terlebih dahulu ,
sehingga kesalahan tidak terjadi di area yang lain.
Personil di area lain dapat di latih di area percontohan di dalam situasi yang
nyata sebelum sistem di terapkan pada area sitiasi kerjanya.
Kelemahan dari pendekatan ini adalah proses konversi dapat menjadi lama.
4 Konversi Bertahap
Pendekatan ini di lakukan dengan menerapkan masing – masing modul sistem yang
berbeda secara urut. Tiap – Tiap modul di operasikan terlebih dahulu dan jika telah
sukses maka di susul oleh modul yang lainnya dan seterusnya sampai semua modul
berhasil di operasikan. Pendekatan bertahap (stepped conversion atau staged
conversion atau phase – in conversion) atau di sebut juga dengan pendekatan
potongan bertahap (phased cut – over approach).
Tahap konversi sistem dapat di lakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :