Anda di halaman 1dari 63

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA 9-(4-HIDROKSIFENIL)-

3,4,6,7-TETRAHIDRO-2H-XANTEN-1,8(5H,9H)-DION MENGGUNAKAN
KATALIS JERUK NIPIS DAN LEMON, SERTA UJI AKTIVITASNYA
SEBAGAI ANTIOKSIDAN

SKRIPSI

OLEH
NANDA HARISYA PUTERI
NIM 160332605887

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI KIMIA
JULI 2020
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA 9-(4-HIDROKSIFENIL)-
3,4,6,7-TETRAHIDRO-2H-XANTEN-1,8(5H,9H)-DION MENGGUNAKAN
KATALIS JERUK NIPIS DAN LEMON, SERTA UJI AKTIVITASNYA
SEBAGAI ANTIOKSIDAN

SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Kimia

OLEH
NANDA HARISYA PUTERI
NIM 160332605887

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI KIMIA
JULI 2020
Saya bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nanda Harisya Puteri


NIM : 160332605887
Jurusan/Program Studi : Kimia/S1 Kimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya akan
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Malang, 09 Juli 2020


Yang membuat pernyataan,

Nanda Harisya Puteri


NIM 160332605887
Skripsi oleh NANDA HARISYA PUTERI ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.

Malang, 09 Juli 2020


Pembimbing,

Rini Retnosari, S.Pd., M.Si.


NIP 198908182015042005
Skripsi oleh NANDA HARISYA PUTERI ini telah dipertahankan di depan
dewan penguji pada tanggal 20 Juli 2020.

Dewan Penguji

Rini Retnosari S.Pd, M.Si, Ketua


NIP 198908182015042005

Dr. Sutrisno, M.Si, Anggota


NIP 196003111988031003

Dr. Siti Marfu`ah, M.S., Anggota


NIP 196006031986012001

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan FMIPA, Ketua Jurusan Kimia,

Prof. Dr. Hadi Suwono, M.Si Dr. Sumari, M.Si


NIP 196501291991031001 NIP 196705151991031007
ABSTRAK

Puteri, N, H. 2020. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa 9-(4-Hidroksifenil)-


3,4,6,7-Tetrahidro-2H-Xanten-1,8(5H,9H)-Dion Menggunakan Katalis
Jeruk Nipis dan Lemon, serta Uji Aktivitasnya sebagai Antioksidan.
Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Rini Retnosari, S.Pd., M.Si.
Kata Kunci: 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion,
Katalis Jeruk nipis dan Lemon, Antioksidan.

Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion merupakan turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten tersubstitusi gugus -OH
posisi para yang terikat pada cincin benzena dalam kerangka xantenadion.
Senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten dan turunannya sangat menarik perhatian
peneliti karena berbagai aktivitas biologis yang dimilikinya, seperti aktivitas
antioksidan, antiinflamasi, antikanker, dan antibakteri. Aktivitas antioksidan salah
satu turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten yakni senyawa 9-(4-hidroksifenil)-
3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion belum pernah diteliti, sehingga
memberikan peluang bagi peneliti untuk mengkaji aktivitas antioksidan senyawa
tersebut. Salah satu jenis katalis yang dapat digunakan untuk sintesis senyawa ini
yaitu jeruk nipis dan lemon yang merupakan bahan alam dan ketersediaannya
melimpah. Kedua bahan ini mengandung asam sitrat mencapai 7-8%, sehingga
dapat digunakan untuk mengkatalisis reaksi pembentukan senyawa 9-(4-
hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion. Disamping itu,
katalis jeruk nipis dan lemon memiliki keunggulan yakni relatif murah, mudah
didapatkan, tidak beracun, tidak mudah menguap, dan biodegadrable. Dengan
demikian, penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-
3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion menggunakan katalis jeruk nipis
dan lemon, serta mengetahui aktivitas antioksidannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif eksperimen laboratorik.
Tahapan penelitian diawali dengan mensintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-
3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion dari reaksi antara 1,3-
sikloheksanadion dan 4-hidroksibenzaldehida menggunakan katalis jeruk nipis
atau lemon. Selanjutnya, karakterisasi produk sintesis yang diperoleh meliputi
wujud, warna dan titik lebur, sedangkan untuk identifikasi struktur produk sintesis
dengan menganalisis spektrum FT-IR, GC-MS, dan 1H-NMR. Tahapan yang
terakhir merupakan uji aktivitas antioksidan produk sintesis dengan menggunakan
metode peredaman DPPH.
Hasil sintesis yang diperoleh berupa serbuk putih yang larut dalam pelarut
DMSO dengan titik lebur sebesar 227-229C. Berdasarkan hasil identifikasi
senyawa menggunakan FT-IR, muncul pita khas yang menunjukkan adanya gugus
–OH, C=O, dan C-O. Analisis MS menunjukkan puncak dengan nilai m/z ion
molekul sebesar 310,0 yang merupakan bobot molekul senyawa target, serta
menghasilkan 8 sinyal utama pada geseran kimia yang mewakili struktur 9-(4-
hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion pada spektrum 1H-
NMR. Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
juga memiliki aktivitas antioksidan dengan persentase inhibisi  53,42%.

i
ABSTRACT

Puteri, N, H. 2020. Synthesis and Characterization of 9-(4-Hydroxyphenyl)-


3,4,6,7-Tetrahydro-2H-Xanthene-1,8(5H,9H)-Dione Compounds Using
Lime and Lemon Catalysts, and Test its Activity as an Antioxidants.
Thesis, Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural
Sciences, State University of Malang. Advisor: Rini Retnosari, S.Pd.,
M.Si.
Keywords: 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-
dione, Lime and Lemon Catalysts, Antioxidants.

9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dione
compounds is a derivative of 1,8-dioxo-octahydroxanthene which substituted -OH
group in the position of para on the benzene ring in the xanthenedione structure.
The 1,8-dioxo-octahydroxanthene compound is very attractive to researchers
because of its various biological activities, such as antioxidant, anti-inflammatory,
anticancer, and antibacterial activities. Antioxidant activity of one of the 1,8-
dioxo-octahydroxanthene derivatives is 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-
2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dion compounds has not been studied, thus providing an
opportunity for researchers to study the antioxidant activity of these compounds.
One type of catalyst that can be used for the synthesis of these compounds is lime
and lemon which are natural materials and abundant availability. Both of these
ingredients contain 7-8% citric acid, so they can be used to catalyze the reaction to
form 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dione
compounds. In addition, lime and lemon catalysts have the advantage of being
relatively inexpensive, easily available, non-toxic, non-volatile and biodegadrable.
Thus, this study aims to synthesize 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-
xanthene-1,8(5H,9H)-dione compounds, and to find out their antioxidant activity.
This research is a descriptive laboratory experiment research. The stages
of the research were initiated by synthesizing 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-
tetrahydro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion compounds from the reaction of 1,3-
cyclohexanadion and 4-hydroxybenzaldehyde use a lime or lemon catalyst.
Furthermore, the characterization of the synthesized product includes shape, color
and melting point, while identification of the structure of the synthesis product by
interpreting the FT-IR, GC-MS, and 1H-NMR spectra. The last stage is a test of
the antioxidant activity of synthesis products using DPPH reduction method.
The synthesized product is white powder that is soluble in DMSO solvent
with a melting point is 227-229C. Based on the identification compound result
by using FT-IR, it rise a special ribbon shows clusters –OH, C=O, and C-O. The
analysis of GC-MS shows a single peak of high purity and the value of m/z of
molecule ion is 310.0. It show that molecular mass of target compounds, and
provide eight main signals in the chemical shift representing structure of 9-(4-
hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dione on spectrum
1
H-NMR. 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dione
compound has an antioxidant activity with a percentage of inhibition of  53,42%.

ii
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Puji syukur kehadirat Allah Subhanallah


Ta’ala atas segala rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi berujudul “Sintesis dan Karakterisasi Senyawa 9-(4-
Hidroksifenil)-3,4,6,7-Tetrahidro-2H-Xanten-1,8(5H,9H)-Dion Menggunakan
Katalis Jeruk Nipis dan Lemon, serta Uji Aktivitasnya sebagai Antioksidan”
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Selama persiapan, pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi
memberikan banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi
penulis. Tak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungannya baik secara material maupun mental sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, khususnya kepada:
1. Kedua orangtua dan saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan
selama menjalani perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
2. Ketua, Sekretaris, dan Kepala Laboratorium Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
3. Rini Retnosari, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
ilmu, arahan, dan saran selama penelitian dan penulisan skripsi.
4. Dr. H. Sutrisno, M.Si. dan Dr. Siti Marfu’ah, M.S. selaku dosen penguji yang
telah memberikan kritik serta saran untuk penyempurnaan skripsi.
5. Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat selama 4 tahun perkuliahan.
6. Laboran Jurusan Kimia yang telah membantu dalam pembelian bahan dan
peminjaman alat selama penelitian.
7. Dua sahabat baikku se-pembimbingan, Anita Lestari dan Nurul Ultiyati yang
telah memberikan motivasi, dukungan, serta menjadi teman diskusi selama
penelitian dan penyusunan skripsi.
8. Enam sahabat terbaikku di kampus, Jannatul Firdaus, Yuli Agustina, Evita
Putri, Amalia Yustika Sari, Harsiwi Candra Sari, dan Zenis Khoirunnisa yang
telah menemani selama perkuliahan, penelitian, dan penyusunan skripsi.

iii
9. Teman-teman Offering H 2016 yang telah menemani dan memberi semangat
selama 4 tahun perkuliahan.
10. Kakak-kakak tingkat yang memberi motivasi, dukungan, serta memberi saran
selama penelitian dan penulisan skripsi.
11. Semua pihak yang membantu penulisan skripsi.

Penulis ucapkan banyak terimakasih atas semua bantuan yang telah


diberikan. Semoga Allah SWT mengganti kebaikan semua pihak yang telah
membantu dengan sesuatu yang lebih baik dan semoga skripsi ini mampu
memberikan manfaat untuk semua pihak. Aamiin.

Malang, 09 Juli 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ............................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1 Senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten ............................................... 6


2.2 Metode Sintesis Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion .................................................................. 7
2.3 Jeruk Nipis dan Lemon sebagai Katalis Ramah Lingkungan ............. 9
2.4 Potensi Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dion Sebagai Antioksidan dan Uji Aktivitas Antioksidan
dengan Metode DPPH ................................................................... 10

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 13

3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 13


3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 13
3.3 Alat dan Bahan ............................................................................... 13
3.3.1 Alat ...................................................................................... 13
3.3.2 Bahan ................................................................................... 14
3.4 Metode Pengumpulan dan Analisis Data ......................................... 14

v
3.4.1 Sintesis Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetraahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion.......................................................... 15
3.4.2 Karakterisasi dan Identifikasi Produk Hasil Sintesis .............. 15
a. Wujud, Warna, dan Penentuan Titik Lebur ..................... 15
b. Analisis FT-IR ............................................................... 16
c. Analisis GC-MS ............................................................. 16
d. Analisis 1H-NMR ........................................................... 17
3.4.3 Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion ................................... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 19

4.1 Sintesis dan Karakterisasi Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-


tetraahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion ........................................ 19
4.2 Identifikasi Struktur Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-
2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion .......................................................... 21
4.3 Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion .......................................... 31

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 33

5.1 Simpulan ........................................................................................ 33


5.2 Saran .............................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 34

LAMPIRAN ...................................................................................................... 39

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 46

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten dari Berbagai Turunan Benzaldehida .... 6

3.1 Kondisi Parameter Operasional Gas Chromatography.................................. 16

3.2 Program Mass Spectroscopy ......................................................................... 17

4.1 Massa dan % Rendemen Produk Hasil Sintesis ............................................ 20

4.2. Data Interpretasi Spektra IR Produk Sintesis dan Hasil Penelitian Sebelumnya
...................................................................................................................... 23

4.3. Data Interpretasi Spektrum 1H-NMR Produk Sintesis dan Interpretasi Hasil
Penelitian Sebelumnya .................................................................................. 30

4.4 Hasil Perhitungan Persentase Inhibisi Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-


tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion .......................................................... 31

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Mekanisme Pembentukan 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-


1,8(5H,9H)-dione (Modifikasi Napoleon, dkk., 2014)...................................... 2

2.1 Skema Pembentukan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-


xanten-1,8(5H,9H)-dion (Modifikasi dari Napoleon, dkk., 2014) ..................... 7

2.2 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lemon (Citrus limon burm f.) ............... 9

2.3 Dugaan Reaksi Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-


1,8(5H,9H)-dion dengan DPPH (Modifikasi dari Mabruroh, 2015) ................ 12

3.1 Reaksi Pembentukan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-


xanten-1,8(5H,9H)-dion dari 1,3-sikloheksanadion dan 4-hidroksibenzaldehida
(Modifikasi dari Deshmukh, dkk., 2018) ....................................................... 15

4.1 (a) Hasil Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis dan Lemon Suhu Refluks 60C
(b) Hasil Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis dan Lemon Suhu Refluks 78C 19

4.2 (a) Spektrum FTIR 4-hidroksibenzaldehida (Reaktan) (b) Spektrum FTIR 1,3-
sikloheksanadion (Reaktan) ........................................................................... 21

4.3 (a) Spektrum FTIR Produk Hasil Sintesis Menggunakan Katalis Jeruk Nipis
(b) Spektrum FTIR Produk Hasil Sintesis Menggunakan Katalis Lemon ....... 22

4.4 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis


Jeruk Nipis (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis 24

4.5 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis


Lemon (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Lemon .............. 25

4.6 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis


Jeruk Nipis (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis 26

4.7 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis


Lemon (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Lemon .............. 27

4.8 Pola Fragmentasi Ion Molekul...................................................................... 28

viii
4.9 (a) Spektrum 1H-NMR (b) Nilai Geseran Kimia dari 9-(4-hidroksifenil)-
3,4,6,7-heksahidro-1H-xanten-1,8(2H)-dion .................................................. 29

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Diagram Alir Sintesis Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-


xanten-1,8(5H,9H)-dion ................................................................................ 39

2. Pemurnian dan Karakterisasi Produk Hasil Sintesis ........................................ 40

3. Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-


xanten-1,8(5H,9H)-dion ................................................................................ 41

4. Perhitungan Konsentrasi Larutan Uji .............................................................. 43

5. Perhitungan Massa 2 mmol 1,3-sikloheksanadion dan 1 mmol 4-


hidroksibenzaldehida ..................................................................................... 44

6. Perhitungan Rendemen Produk Sintesis ......................................................... 45

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion merupakan turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten tersubstitusi gugus -OH
posisi para yang terikat pada cincin benzena dan tersusun atas cincin piran yang
diapit oleh dua cincin sikloheksen-2-on (Atta-ur-Rahman, 2017). Dalam dekade
terakhir, sintesis senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten dan turunannya sangat
menarik bagi para ahli kimia organik karena berbagai bioaktivitas potensialnya,
seperti antioksidan (Kumar, dkk., 2014), antikanker (Mulakayala, dkk., 2012),
antibakteri (Khazaei, dkk., 2017), anti-inflamasi, dan anti-tuberkulosis (Napoleon
dan Khan, 2014). Aktivitas antioksidan turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten yakni
9-(2,3-dihidroksifenil)-3,3,6,6-tetrametil-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dion dan 9-(3,4-dihidroksifenil)-3,3,6,6-tetrametil-3,4,6,7-tetrahidro-
2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion sudah pernah dilaporkan dengan nilai EC50 masing-
masing sebesar 0,075 mM dan 0,017 mM. Hal ini menunjukkan bahwa posisi
gugus -OH yang terikat pada cincin benzena pada posisi orto-meta serta meta-para
memiliki pengaruh terhadap bioaktivitasnya. Perbedaan dalam potensi ini dapat
terjadi karena stabilitas radikalnya oleh resonansi (Zukić, dkk., 2018). Qurrothul
(2007) juga menyatakan bahwa adanya gugus –OH fenolik berperan penting
dalam aktivitas antioksidan suatu senyawa. Namun demikian, aktivitas
antioksidan turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten tersubstitusi gugus –OH yang
hanya pada posisi para yakni senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion belum pernah dilaporkan. Hal ini memberikan peluang
bagi peneliti untuk mengkaji aktivitas antioksidan senyawa tersebut.
Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion dapat disintesis melalui reaksi kondensasi Knoevenagel antara golongan
senyawa diketon siklik yakni 1,3-sikloheksanadion dengan turunan aldehida
aromatik yakni 4-hidroksibenzaldehida berkatalis asam (Napoleon, dkk., 2014).
Senyawa 4-hidroksibenzaldehida memiliki gugus -OH yang merupakan gugus
pendorong elektron (Oktaviana, 2015). Adanya gugus –OH pada posisi para yang

1
2

terikat pada cincin benzena memiliki halangan sterik yang lebih rendah
dibandingkan pada posisi orto dan meta. Gugus –OH posisi orto dan meta terlalu
dekat dengan gugus karbonil yang dapat menyebabkan saling tumpang tindihnya
awan elektron, sehingga pada posisi orto dan meta lebih sukar diserang nukleofil.
Namun sebaliknya, gugus –OH pada posisi para menyebabkan kereaktifan gugus
karbonil meningkat karena lebih mudah diserang oleh nukleofil yakni 1,3-
sikloheksanadion membentuk senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion, sehingga sintesisnya lebih menguntungkan. Peran katalis
asam dalam sintesis senyawa ini yaitu memprotonasi gugus karbonil pada
senyawa 4-hidroksibenzaldehida sehingga dapat diserang oleh nukleofil yakni
senyawa 1,3-sikloheksanadion, serta membantu siklisasi cincin piran. Usulan
mekanisme pembentukan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dione dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1.
OH OH

O OH

H2O/EtOH
O O O O
OH Asam Sitrat (H+)
O HC
OH
O H
(II)
O O HC
O
OH OH2
H (I) O
OH
-H2O

OH

O
OH CH
OH OH
O O
O
O O
-H2O
C O
O
OH
VI
H+O OH
OH
O

O (III)
(IV)
Asam Sitrat (H+) O O

O O

(V)

Gambar 1.1 Mekanisme Pembentukan 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-


1,8(5H,9H)-dione (Modifikasi Napoleon, dkk., 2014)
3

Usulan mekanisme pembentukan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-


tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion secara umum meliputi beberapa tahapan
reaksi yaitu kondensasi Knoevenagel, adisi Michael, dan dehidrasi. Mula-mula,
senyawa 4-hidroksibenzaldehida yang telah terprotonasi oleh katalis asam
diserang oleh nukleofil yakni senyawa 1,3-sikloheksanadion, lalu diikuti dehidrasi
menghasilkan produk Knoevenagel atau senyawa nomor 3. Senyawa nomor 3 ini
kemudian mengalami serangan nukleofilik dari senyawa 1,3-sikloheksanadion
melalui adisi Michael menghasilkan senyawa intermediet atau senyawa nomor 5.
Kemudian, senyawa intermediet dibantu katalis mengalami siklisasi akibat
serangan nukleofilik oleh kelompok hidroksi pada gugus C=C hingga
menghasilkan senyawa target yaitu senyawa nomor 6.
Berbagai macam katalis telah banyak dikembangkan dan dapat digunakan
untuk sintesis senyawa ini, diantaranya asam p-dodecyl benzene sulfonat dalam
media air (Jin, dkk., 2004), NaHSO4.SiO2 (Das, dkk., 2007), asam sulfat-alumina
dalam etanol (Pramanik dan Bhar, 2012), iodium dalam isopropanol (Mulakayala,
dkk., 2012), dan nanopartikel ZnO (Lasemi, dkk., 2015). Kebanyakan katalis
tersebut bekerja secara efektif, namun masih ditemui beberapa kelemahan yakni
relatif mahal, membutuhkan preparasi rumit, dan tidak ramah lingkungan. Oleh
karena itu, sintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dion dalam penelitian ini menggunakan Green Catalyst yang berupa
jeruk nipis dan lemon sebagai salah satu alternatif katalis asam yang ramah
lingkungan. Jeruk nipis dan lemon berpotensi sebagai katalis dalam penelitian ini
karena memiliki kandungan asam sitrat mencapai 7-8% dari bobot daging buah
(Navarro, 2013). Selain harganya yang relatif murah dan ketersediaannya yang
melimpah di Indonesia, katalis jeruk nipis dan lemon sangat mendukung konsep
“Green Chemistry” karena tidak beracun, non volatil, dan biodegradable
(Ariyana, 2018). Napoleon dan Khan (2014) melaporkan bahwa katalis lemon
lebih efektif dibandingkan asam jawa, amla, dan jeruk manis untuk sintesis
beberapa turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten yang diperoleh %yield rata-rata
sebesar 80%. Namun, belum pernah dilaporkan sintesis senyawa 9-(4-
hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion menggunakan katalis
jeruk nipis dan lemon. Dengan demikian, muncul gagasan dalam penelitian ini
4

mengunakan katalis jeruk nipis dan lemon untuk membandingkan keefektifannya


serta untuk penerapan sintesis ramah lingkungan.
Sintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dion dapat dilakukan dengan metode refluks pada suhu 60C dan
78C, serta produk hasil sintesis dapat diperoleh dalam waktu 2 jam. Kondisi
tersebut didukung dari penelitian sebelumnya yang mensintesis beberapa turunan
1,8-diokso-oktahidroxanten menggunakan suhu 60C dan 78C selama 2 jam
(Zare, dkk., 2012 ; Deshmukh, dkk., 2018 ; Sivaguru, dkk., 2014). Efektifitas
jeruk nipis dan lemon sebagai katalis asam juga telah diteliti dalam penelitian ini.
Identifikasi struktur produk sintesis menggunakan instrumen FT-IR (Fourier
Transform Infra Red), GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy), dan
1
H-NMR (H-Nuclear Magnetic Resonance) yang hasilnya dibandingkan dengan
literatur terkait. Uji aktivitas antioksidan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion juga telah dilakukan, mengingat aktivitas
antioksidan senyawa ini belum pernah dilaporkan. Disamping itu, semakin
tingginya kebutuhan pencarian kandidat senyawa yang memiliki sifat
farmakologis terutama sebagai antioksidan.

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui efektifitas katalis jeruk nipis dan lemon untuk sintesis senyawa 9-
(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion ditinjau dari
rendemen produk sintesis.
2. Karakterisasi dan identifikasi produk hasil sintesis.
3. Mengetahui aktivitas antioksidan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion.

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi mengenai efektivitas katalis jeruk nipis dan lemon yang
digunakan untuk sintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion.
5

2. Memberikan informasi mengenai aktivitas antioksidan senyawa 9-(4-


hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion.
3. Sebagai salah satu referensi dan perbandingan dalam penelitian lebih lanjut.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian


Penelitian ini diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah ditentukan
sehingga perlu diberikan ruang lingkup dan batasan penelitian sebagai berikut:
1. Reaktan yang digunakan yakni 1,3-sikloheksanadion dan 4-
hidroksibenzaldehida dengan merk Sigma Aldrich.
2. Sintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion melalui reaksi kondensasi Knoevenagel antara 4-hidroksibenzaldehida
dengan 1,3-sikloheksanadion menggunakan katalis asam.
3. Katalis asam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jeruk nipis yang
diperoleh dari perkebunan Dau, Malang dan lemon diperoleh dari supermarket
“superindo” bendungan sutami, Malang.
4. Metode sintesis yang digunakan merupakan metode refluks dengan
menggunakan suhu 60C dan 78C selama 2 jam.
5. Karakterisasi yang dilakukan meliputi wujud, warna, dan titik lebur.
6. Identifikasi yang dilakukan yaitu analisis dan interpretasi spektra IR, MS, dan
1
H-NMR untuk mengetahui struktur produk hasil sintesis.
7. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman DPPH (1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten


Senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten merupakan senyawa heterosiklik
oksigen yang memiliki kerangka xanten. Dewasa ini, senyawa heterosiklik
memainkan peranan penting dalam desain dan penemuan senyawa aktif fisiologis
atau farmakologis baru. Senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten telah diteliti
kegunaannya sebagai pewarna, bahan fluoroscent untuk visualisasi biomolekul,
kosmetik, fotodinamik terapi, sensor luminescen, dan dalam teknologi laser
(Kusampally, 2019). Senyawa ini dapat diperoleh dari reaksi antara golongan
senyawa diketon siklik dengan turunan benzaldehida, sebab adanya gugus
aldehida tersebut yang menjadi dasar dalam modifikasi turunan 1,8-diokso-
oktahidroxanten (Budimarwanti, 2009). Dalam dekade terakhir, sintesis turunan
1,8-diokso-oktahidroxanten dari modifikasi berbagai turunan benzaldehida telah
banyak dilaporkan. Selain itu, sintesis senyawa ini juga sangat menarik bagi para
ahli kimia organik karena berbagai bioaktivitas potensialnya, seperti antioksidan
(Zukić, dkk., 2018) antikanker (Mulakayala, dkk., 2012), antibakteri (Khazaei
dkk, 2017), anti-inflamasi, dan anti-tuberkulosis (Napoleon dan Khan, 2014).
Modifikasi beberapa turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten dapat dilihat pada Tabel
2.1 berikut.

Tabel 2.1 Turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten dari Berbagai Turunan Benzaldehida


No Reaktan (Turunan Turunan 1,8-diokso- Peneliti
Benzaldehida) oktahidroxanten
1. R2-OH (9-(2-hidroksifenil)- (Ilangovan, dkk., 2011)
3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dione)
2. R3-OH (9-(3-hidroksifenil)- (Napoleon, dkk., 2014)
3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dione)
3. R3-OCH3 (9-(3-metoksifenil)- (Pramanik dan Bhar, 2012)
3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dione)
4.. R2-Br (9-(2-bromofenil)-3,4,6,7- (Ilangovan, dkk., 2011)
tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dione)
5. R4-OH (9-(4-hidroksifenil)- (Li-Bin, dkk., 2006)
3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dione)

6
7

Keterangan:
R4

R3 R3

R4
R2 R2
R3 R3
O O

R2 R2

CHO O

(Turunan Benzaldehida) (Turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten)

2.2 Metode Sintesis Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-


xanten-1,8(5H,9H)-dion
Senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten dapat disintesis dari reaksi antara
golongan senyawa diketon siklik dengan suatu aldehida menggunakan katalis
asam atau basa (Suresh Kumar, dkk., 2014; Rajabi, dkk., 2019), sehingga untuk
mensintesis turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten yakni 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion pada penelitian ini menggunakan reaksi
kondensasi Knoevenagel antara 1,3-sikloheksanadion dengan 4-
hidroksibenzaldehida berkatalis asam. Reaksi kondensasi Knoevenagel
merupakan reaksi antara aldehida dengan suatu senyawa yang mempunyai
hidrogen  terhadap dua gugus pengaktif (seperti C=O atau C=N). Reaksi ini
merupakan modifikasi reaksi aldol berupa adisi nukleofilik senyawa hidrogen
aktif ke sebuah gugus karbonil yang diikuti oleh reaksi dehidrasi. Produk reaksi
sering berupa enon berkonjugasi alfa, beta (Julianus, dkk., 2014).

OH

OH
O

O O

Katalis (Asam)
+
Pelarut
O
CHO
O
1,3-sikloheksanadion 4-hidroksibenzaldehida
Turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten
(9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion)

Gambar 2.1 Skema Pembentukan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-


1,8(5H,9H)-dion (Modifikasi dari Napoleon, dkk., 2014)
8

Berbagai metode atau kondisi reaksi telah banyak digunakan untuk sintesis
1,8-diokso-oktahidroxanten dan turunannya, diantaranya menggunakan katalis
asam p-dodecyl benzene sulfonic dalam media air selama 3, 6, dan 9 jam (Jin,
dkk., 2004), katalis (NH4)3PO4 dengan pelarut air dalam suhu ruang (Darviche,
dkk., 2007), katalis tiourea dioksida dalam media air pada suhu 50-60C (Bhale,
2015), katalis 1-butyl 3-methylimidazolium perchlorate ([bmim]ClO4) pada suhu
100C (Makone, dkk., 2013), katalis iodium dalam isopropanol pada suhu 70-
80C (Mulakayala, dkk., 2012), katalis NaHSO4.SiO2 (Das, dkk., 2007), katalis
nanopartikel ZnO dengan pelarut etanol (Lasemi, dkk., 2015), dan katalis asam
sulfat alumina dengan pelarut etanol pada suhu 80C (Pramanik, dkk., 2012).
Metode-metode tersebut memang efektif digunakan untuk sintesis
senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten dan turunannya, namun masih ditemui
beberapa kelemahan diantaranya penggunaan katalis yang mahal, membutuhkan
preparasi yang rumit, waktu lama, dan hasil yang rendah karena turunan non-
sikliknya (Napoleon, dkk., 2014). Oleh karena itu, dalam penelitian ini diperlukan
metode sintesis yang sederhana dengan satu tahap reaksi yakni dengan metode
refluks pada suhu 60C dan 78C selama 2 jam menggunakan katalis asam dari
jeruk nipis dan lemon dalam kondisi bebas pelarut. Peran katalis asam dalam
sintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion yaitu memprotonasi gugus karbonil pada senyawa 4-hidroksibenzaldehida
sehingga dapat diserang nukleofil yakni senyawa 1,3-sikloheksanadion, serta
membantu siklisasi cincin piran. Digunakan katalis asam dari kedua jenis jeruk
tersebut karena mudah dijangkau dengan harga relatif murah dan dapat
mengurangi permasalahan lingkungan akibat dari limbah atau sisa bahan kimia
berbahaya. Penggunaan katalis basa juga dapat digunakan untuk sintesis senyawa
ini, namun katalis basa ramah lingkungan masih memiliki kelemahan yakni
preparasi rumit dan membutuhkan waktu lama, sebagai contoh katalis heterogen
abu kulit kerang yang mengandung kalsium oksida (CaO). Dengan demikian,
jeruk nipis dan lemon lebih tepat digunakan sebagai katalis asam ramah
lingkungan dalam penelitian ini karena preparasinya mudah dan cepat.
9

2.3 Jeruk Nipis dan Lemon sebagai Katalis Ramah Lingkungan


Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia dan metabolit
sekunder yang bermanfaat, seperti asam sitrat 7-8%, asam amino (triftopan, lisin),
minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer), vitamin B1 dan C
(Rahmayanti, 2018). Begitu juga lemon (Citrus limon burm f.), selain memiliki
kandungan vitamin C juga terdapat sumber vitamin A, B1, dan B2. Adapun bahan
utama dari perasan lemon adalah air (85%), karbohidrat (11,2%), asam sitrat (5-
7%), protein (1%), asam askorbat atau vitamin C (0,5%) , lemak (0,9%), mineral
(0,3%), serat (1,6%) dan beberapa asam organik lainnya (Pal, 2013). Adanya
kandungan asam sitrat yang mencapai 5-8% pada jeruk nipis dan lemon dapat
berpotensi sebagai katalis dalam mensintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion. Berdasarkan penelusuran literatur,
beberapa peneliti telah menggunakan lemon sebagai katalis dalam mensintesis
beberapa turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten (Navarro, 2013 ; Napoleon, dkk.,
2014). Lemon efektif digunakan sebagai katalis dengan perolehan rendemen yang
cukup tinggi. Namun sebaliknya, katalis jeruk nipis belum pernah di laporkan,
padahal juga terdapat kandungan asam sitrat. Selain itu, sintesis turunan 1,8-
diokso-oktahidroxanten yakni senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion menggunakan katalis lemon juga belum pernah
dilaporkan. Dengan demikian, telah diteliti dan dikaji dalam penelitian ini
mengenai efektifitas jeruk nipis dan lemon sebagai katalis dalam mensintesis
senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion.
Beberapa keuntungan penggunaan katalis ini yaitu mudah dijangkau, relatif
murah, preparasi mudah, biodegradable, tanpa menggunakan pelarut yang
berbahaya, serta tidak berbahaya jika dibuang ke lingkungan. Penampakan jeruk
nipis dan lemon terdapat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.2 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lemon (Citrus limon burm f.)
10

2.4 Potensi Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-


1,8(5H,9H)-dion Sebagai Antioksidan dan Uji Aktivitas Antioksidan
dengan Metode DPPH
Antioksidan merupakan sifat berbagai senyawa yang berperan penting
melindungi tubuh dari pengaruh radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi
lebih lanjut (Widyasanti, dkk., 2016). Antioksidan akan menstabilkan atau
meredam radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki
radikal bebas, serta menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan
radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif (Fadlillah, 2015). Radikal
bebas merupakan molekul, atom, atau gugus yang memiliki satu atau lebih
elektron tak berpasangan pada kulit terluarnya, sehingga bersifat sangat reaktif
misalnya seperti radikal bebas turunan oksigen reaktif (Reactive Oxygen Species)
dan turunan nitrogen reaktif (Reactive Nitrogen Species). Radikal bebas di dalam
tubuh merupakan hasil samping dari proses oksidasi dan pembakaran sel yang
berlangsung pada saat bernafas, metabolisme sel, peradangan, dan terpapar polusi
(asap kendaraan, asap rokok, logam berat, dan radiasi matahari). Radikal bebas
akan bereaksi dengan molekul sel di sekitarnya untuk memperoleh pasangan
elektron sehingga menjadi lebih stabil, tetapi molekul sel tubuh yang diambil
elektronnya akan berubah menjadi radikal bebas. Reaksi ini akan berlangsung
secara terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan
stress oksidatif yang menyebabkan suatu peradangan, kerusakan DNA atau sel,
dan berbagai penyakit seperti kanker, katarak, penuaan dini, serta penyakit
degeneratif lainnya (Parwata, 2016).
Tubuh manusia sangat membutuhkan asupan yang mengandung zat
antioksidan memadai, supaya mampu meredam paparan radikal bebas berlebih
dan menghindari terjadinya stress oksidatif. Berdasarkan sumbernya, antioksidan
dibedakan menjadi dua, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetis
(Fadlillah, 2015). Antioksidan alami dapat diisolasi dari bahan alam, penggunaan
bahan alam memang menguntungkan karena ekonomis dan dapat diperoleh dalam
jumlah yang berlimpah. Namun, masih ada beberapa kelemahan dari penyediaan
senyawa bahan alam yakni kandungan senyawa dalam bahan alam tersebut
terbatas, proses isolasi membutuhkan waktu lama, dan proses pemurniannya
11

rumit. Disamping itu, kelemahan dari penggunaan bahan alami yaitu gugus aktif
yang berperan dalam proses metabolisme sulit diketahui secara pasti. Dengan
demikian, penemuan suatu antioksidan sintetik lebih menarik dan menjanjikan
karena struktur senyawa target dapat diketahui secara pasti. Hal ini memberikan
peluang untuk mengembangkan senyawa antioksidan baru yang diharapkan
memiliki aktivitas antioksidan tinggi (Prabawati, 2016). Salah satu contoh
senyawa hasil sintesis yang berpotensi sebagai antioksidan yakni senyawa 1,8-
diokso-oktahidroxanten dan turunannya (Zukić, dkk., 2018; Seca, dkk., 2014).
Beberapa turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten tersubstitusi gugus hidroksi
yang terikat pada cincin benzena telah dilaporkan aktivitas antioksidannya dan
memiliki persentase inhibisi yang berbeda-beda pada setiap konsentrasi sampel
yang digunakan. Adanya gugus hidroksi mampu menghambat keberlanjutan
reaksi radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen pada radikal bebas
melalui reaksi homolitik gugus hidroksi, sehingga terbentuk radikal bebas baru
yang lebih stabil dan kurang reaktif. Kondisi tersebut juga ditandai dengan
peningkatan persentase inhibisi senyawa (Nirwani, dkk., 2018).
Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan suatu
senyawa adalah dengan mengukur aktivitas penangkapan radikal bebas dari DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Metode ini cukup sederhana, cepat, mudah, dan
relatif murah. Radikal bebas DPPH memberikan serapan kuat pada panjang
gelombang 517 nm dengan warna violet gelap (Rastuti dan Purwati, 2012).
Apabila terdapat senyawa yang mampu meredam radikal bebas DPPH dengan
mendonorkan atom hidrogen, maka akan terbentuk DPPH non radikal (1,1-difenil-
2-(2,4,6-trinitrofenil)hidrazin) yang ditandai dengan memudarnya warna ungu
hingga menjadi warna kuning yang berasal dari gugus pikril (Tristantini, dkk.,
2016). Mekanisme reaksi antara senyawa radikal bebas (DPPH) dengan senyawa
9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion dapat
diilustrasikan pada Gambar 2.4. Dengan demikian, DPPH secara luas digunakan
untuk menguji kemampuan senyawa-senyawa peredam radikal bebas atau donor
radikal hidrogen.
12

NO2 NO2
O H O

NO2 NO2 NO2 NO2


O O O O
+ N NH +

N N

O O

Gambar 2.3 Dugaan Reaksi Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-


1,8(5H,9H)-dion dengan DPPH (Modifikasi dari Mabruroh, 2015)
Adanya aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan memudarnya warna
DPPH yang diikuti penurunan nilai absorbansi. Semakin banyak senyawa DPPH
yang terstabilkan oleh senyawa, maka semakin rendah intensitas warnanya
sehingga nilai absorbansi semakin menurun. Nilai absorbansi yang diperoleh
dapat digunakan untuk menghitung persen peredaman atau persen inhibisi.
Semakin besar persen inhibisi, maka semakin banyak radikal bebas DPPH
tereduksi menjadi DPPH non radikal (DPPHH). Dengan demikian, suatu senyawa
memiliki aktivitas antioksidan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
dilakukan secara eksperimen laboratorik. Hasil penelitian berupa data yang
dipaparkan dengan mengacu pada dasar teori yang bersesuaian. Rancangan
penelitian yang telah dilakukan terdiri dari 5 tahap. Tahap 1 yaitu sintesis senyawa
9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion dari reaksi
antara 1,3-sikloheksanadion dan 4-hidroksibenzaldehida menggunakan katalis
jeruk nipis atau lemon. Tahap 2 yaitu karakterisasi dan identifikasi produk hasil
sintesis. Karakterisasi meliputi sifat fisik yakni wujud, warna, dan titik lebur.
Identifikasi struktur produk hasil sintesis dengan interpretasi spektra IR,
kromatogram GC, spektra MS, dan spektrum 1H-NMR. Tahap 3 yaitu uji aktivitas
antioksidan produk hasil sintesis.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan pada Oktober 2019 sampai dengan Mei 2020 di
Laboratorium Penelitian Organik Jurusan Kimia, analisis FT-IR dilakukan di
Laboratorium Mineral dan Material Maju, analisis GC-MS dilakukan di
Primkoppol Puslabfor POLRI Jakarta Timur, analisis 1H-NMR dilakukan di
Laboratorium Kimia Institut Teknologi Bandung, dan uji aktivitas antioksidan
dilakukan di Laboratorium Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat refluks,
pompa refluks, seperangkat alat destilasi, termometer, labu alas bulat leher dua,
statif, klem, hotplate stirrer, alat sentrifugasi, tabung reaksi, kaca arloji, cawan
petri, spatula, botol vial, microtube, gelas kimia 50 mL dan 100 mL, labu ukur 10
mL, labu ukur 50 mL, Erlenmeyer, kaca preparat, magnetic stirrer, gelas ukur,
pipet tetes, pinset, botol semprot, neraca analitik, pH meter, seperangkat alat

13
14

penentuan titik lebur (Fisher Scientific Melting Point Apparatus), seperangkat alat
spektrofotometer FT-IR, seperangkat alat GC-MS, seperangkat alat 1H-NMR, dan
seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis.

3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk 1,3-
sikloheksanadion 100 gram merk Sigma Aldrich, serbuk 4-hidroksibenzaldehida
50 gram merk Sigma Aldrich, etanol p.a, metanol, dimetil sulfoksida (DMSO),
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) 20 ppm, akuades, alumunium foil, indikator
universal, kertas saring, jeruk nipis diperoleh dari perkebunan Dau Malang, jeruk
lemon diperoleh dari Swalayan Superindo Malang.

3.4 Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Data-data penelitian diperoleh dari hasil karakterisasi dan identifikasi
senyawa hasil sintesis, serta uji aktivitas antioksidan dari senyawa hasil sintesis.
Data karakterisasi yang diperoleh meliputi sifat fisik yakni wujud, warna, dan titik
lebur. Data identifikasi yang diperoleh meliputi spektra IR, kromatogram GC,
spektra MS, dan spektrum 1H-NMR. Analisis data yang dilakukan yaitu
membandingkan data karakterisasi dan identifikasi dari senyawa hasil sintesis
dengan teori, serta memaparkan data absorbansi reaksi antara DPPH dengan
senyawa hasil sintesis yang dapat diketahui dari hasil output spektrofotometer
UV-Vis. Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menghitung persentase
inhibisi dari senyawa antioksidan, dengan perhitungan (Edriana, 2014) :
𝐴𝑐−𝐴𝑠
Persentase inhibisi = 𝑥 100% (Persamaan 3.1)
𝐴𝑐

Keterangan :
Ac = Absorbansi Kontrol
As = Absorbansi Sampel

Diagram alir dari metode pengumpulan data terdapat pada Lampiran 1


sampai dengan Lampiran 3. Tahap-tahap pengumpulan data yang dilakukan
sebagai berikut:
15

3.4.1 Sintesis Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetraahidro-2H-xanten-


1,8(5H,9H)-dion
Sebanyak 0,2243 g (2 mmol) 1,3-sikloheksanadion dan 0,1221 g (1 mmol)
4-hidroksibenzaldehid dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher dua 50 mL, lalu
ditambahkan 10 mL air perasan jeruk nipis atau lemon yang telah di sentrifugasi
untuk memisahkan air dengan bulirnya. Kemudian, direfluks selama 2 jam pada
suhu 60C. Setelah 2 jam reaksi, didiamkan ± 10 menit supaya residu hasil
sintesis turun. Residu hasil sintesis yang diperoleh kemudian disaring,
dikeringkan, lalu dioven pada suhu 100C selama 1-2 menit untuk menghilangkan
kadar airnya. Residu hasil sintesis dimurnikan menggunakan teknik rekristalisasi
sampai diperoleh senyawa murni. Dilakukan prosedur yang sama untuk sintesis
dengan suhu refluks 78C.
OH

O OH O O

Refluks
+
60C/78C (2 jam)
O Jeruk nipis/Lemon O

CHO
2 mmol Produk Hasil Sintesis
1 mmol

Gambar 3.1 Reaksi Pembentukan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-


1,8(5H,9H)-dion dari 1,3-sikloheksanadion dan 4-hidroksibenzaldehida
(Modifikasi dari Deshmukh, dkk., 2018)
Perhitungan rendemen produk sintesis dapat diperoleh dengan membandingkan
massa hasil sintesis dengan massa teoritis yakni sebagai berikut :
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% Rendemen = x 100% (Persamaan 3.2)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

3.4.2 Karakterisasi dan Identifikasi Produk Hasil Sintesis


a. Wujud, Warna, dan Penentuan Titik Lebur
Residu yang diperoleh diuji secara fisik untuk mengetahui wujud dan warna.
Sedangkan untuk penentuan nilai titik lebur, dibutuhkan sedikit sampel produk
sintesis yang diletakkan pada kaca preparat. Selanjutnya, kaca preparat yang berisi
16

sampel diletakkan pada alat Fischer Scientific Melting Point Apparatus.


Dinyalakan tombol “On” dan diatur suhu. Temperatur dicatat pada saat sampel
mulai melebur hingga seluruhnya melebur.

b. Analisis FT-IR
Metode analisis FT-IR dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel
dicampur dengan kalium bromida (KBr) kering, lalu ditekan membentuk keping
atau film KBr. Kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer FT-
IR.

c. Analisis GC-MS
Analisis GC menghasilkan kromatogram yang akan memberikan informasi
mengenai jumlah senyawa dalam sampel. Kemudian, dianalisis dengan MS
menghasilkan spektrum yang akan memberikan informasi mengenai bobot
molekul senyawa target yakni 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dion melalui pola fragmentasi yang dihasilkan. Kondisi parameter
operasional GC tertera pada Tabel 3.1, sedangkan program MS terdapat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Kondisi Parameter Operasional Gas Chromatography
No. Spesifikasi Kondisi
1. Merk Alat Agilent 19091S-433
2. Kolom Kapiler
3. Panjang 30 m
4. Diameter 0,25 m
5. Gas Pembawa Helium
6. Suhu Oven (Kolom) 80C
7. Suhu Injeksi 300C
8. Mode Injeksi Split
9. Mode Aliran Konstan
10. Tekanan 9,03 Psi
11. Total Aliran 33,0 mL/min
12. Aliran Kolom 1,0 mL/min
13. Kecepatan Linier 36 cm/s
14. Rasio Split 30:1
15. Suhu Sumber Ion 325,00 oC
17

Tabel 3.2 Program Mass Spectroscopy


No. Spesifikasi Kondisi
1. Mode ACQ Scan
2. Solvent Delay 4,00 menit
3. Mode EMV Relatif
4. Tegangan Relatif 0
5. Tegangan EM yang dihasilkan 1188
6. Awal m/z 30,00
7. Akhir m/z 650,00
8. Energi 69,922
9. Unit Inlet Sampel GC

d. Analisis 1H-NMR
Analisis menggunakan 1H-NMR (H-Nuclear Magnetic Resonance) dilakukan
di Laboratorium Kimia Institut Teknologi Bandung. Analisis 1H-NMR bertujuan
untuk mengidentifikasi struktur senyawa/rumus bangun molekul pada sampel
produk sintesis. Jumlah dan tempat proton dalam molekul senyawa tersebut
menentukan bentuk spektrum yang dihasilkan. Spesifikasi alat 1H-NMR merk
Agilent dengan sistem konsol DD2 yang beroperasi pada frekuensi 500 MHz
(1H).

3.4.3 Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-


tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
Persentase inhibisi senyawa antioksidan digunakan untuk mengetahui
persentase hambatan dari suatu senyawa antioksidan terhadap radikal bebas.
Untuk menentukan persentase inhibisi senyawa antioksidan, langkah pertama
yang harus dilakukan yaitu preparasi sampel atau larutan uji dibutuhkan 0,001
gram serbuk hasil sintesis, dimasukkan dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan
pelarut DMSO hingga tanda batas. Dilakukan pengenceran dalam berbagai variasi
konsentrasi, yakni 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm. Masing-masing dari
konsentrasi sampel diambil sebanyak 2 mL dan ditambahkan 1 mL reagen DPPH
20 ppm. Larutan kontrol yang digunakan yaitu 2 mL pelarut DMSO ditambahkan
dengan 1 mL larutan DPPH 20 ppm. Dibiarkan larutan kontrol dan campuran
selama 30 menit di dalam ruang gelap dan suhu ruang. Setelah 30 menit, diukur
absorbansinya secara duplo pada panjang gelombang nm menggunakan
spektrofotometer UV-Vis (Ammelia, 2019 ; Dhianawaty, 2015 ; Iniyavan, dkk.,
2015) . Prosedur kerja pembuatan larutan DPPH 20 ppm, larutan uji, dan uji
18

aktivitas antioksidan disajikan pada lampiran 3, sedangkan perhitungan


konsentrasi larutan uji yang digunakan disajikan pada lampiran 4.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sintesis dan Karakterisasi Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-


tetraahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
Produk hasil sintesis berupa padatan berwarna putih yang larut dalam
pelarut dimetil sulfoksida (DMSO) seperti terlihat pada Gambar 4.1.

(a) (b)
Gambar 4.1 (a) Hasil Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis dan Lemon Suhu Refluks 60C (b)
Hasil Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis dan Lemon Suhu Refluks 78C
Kemurnian suatu senyawa dapat diketahui dengan menentukan nilai titik
lebur atau titik lelehnya. Apabila suatu zat padat tercampur oleh bahan pengotor,
maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya.
Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan rentang titik leleh.
Suatu sampel dapat dikatakan telah murni apabila rentang suhu awal sampai suhu
akhir melebur sama dengan 1-2C. Selain itu, senyawa yang telah murni pada
umumnya memiliki titik lebur lebih tinggi dibandingkan dengan ketika masih
bercampur dengan senyawa lain (Chang, 2004). Berdasarkan hasil pengukuran,
diperoleh titik lebur sampel berkatalis jeruk nipis dan lemon dengan suhu refluks
60C dan 78C masing-masing sebesar 227-229C, sedangkan dari penelitian
Makone dan Mahurkar (2013) juga mensintesis senyawa yang sama memperoleh
nilai titik lebur sebesar 228-230C. Hal tersebut diduga karena subjek, perlakuan,
dan alat yang digunakan berbeda. Nilai titik lebur yang diperoleh dari hasil
pengukuran menunjukkan bahwa sampel tersebut telah murni dan terbentuk
produk, karena titik lebur sampel berbeda dengan titik lebur reaktan, titik lebur

19
20

1,3-sikloheksanadion sebesar 106C dan 4-hidroksibenzaldehida sebesar 117C.


Rendemen produk sintesis dengan katalis jeruk nipis dan lemon dibandingkan
dengan rendemen hasil penelitian sebelumnya menggunakan katalis lemon dapat
dirangkum pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Massa dan % Rendemen Produk Hasil Sintesis


Suhu 60C (2 jam) Suhu 78C (2 jam) %Rendemen
No Katalis Massa %Rendemen Massa %Rendemen (Napoleon, dkk.,
2014)
1. Jeruk Nipis 0,2728 88,0 0,2512 81,03 -
2. Lemon 0,2379 76,74 0,2421 78,09 88%

Berdasarkan perhitungan rendemen dengan menggunakan persamaan 3.2,


maka Tabel 4.1 menunjukkan bahwa % rendemen dengan katalis jeruk nipis lebih
tinggi daripada % rendemen dengan katalis lemon baik pada suhu 60C maupun
suhu 78C. Hal ini menunjukkan bahwa katalis jeruk nipis lebih efektif daripada
katalis lemon untuk sintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion, meskipun keduanya memiliki kandungan asam sitrat. Di
pasaran, harga jeruk nipis lebih murah dibandingkan dengan lemon sehingga
penggunaan jeruk nipis sebagai katalis lebih ekonomis dan menguntungkan.
Pengukuran pH jeruk nipis dan lemon sebelum digunakan sintesis masing-masing
adalah 2,43 dan 2,36. pH kedua bahan ini hampir sama sehingga perbedaan
keefektifan katalisisnya diduga karena adanya kandungan komponen lain pada
jeruk nipis yang dapat mempercepat sintesis senyawa ini. Disamping itu, Ekaputri
(2018) menyatakan bahwa kadar asam sitrat pada jeruk nipis sebesar 8,4% lebih
tinggi daripada lemon sebesar 3,49%.
Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa % rendemen produk sintesis dengan
katalis lemon lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian Napoleon, dkk.,
(2014). Hal ini dikarenakan reaktan dan kondisi sintesis yang digunakan berbeda.
Selain itu, kandungan komponen tiap buah berbeda-beda tergantung dari kualitas
dan jenis lemon yang digunakan. Beberapa keuntungan penggunaan katalis jeruk
nipis dan lemon dalam penelitian ini yaitu preparasi mudah, relatif murah,
biodegradable, tanpa menggunakan pelarut yang berbahaya, produk reaksi mudah
dimurnikan, serta tidak berbahaya jika dibuang ke lingkungan.
21

4.2 Identifikasi Struktur Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-


xanten-1,8(5H,9H)-dion
Identifikasi struktur produk hasil sintesis dilakukan dengan analisis FTIR
yang bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi suatu senyawa dalam sampel.
Spektra IR dari reaktan ditunjukkan pada Gambar 4.2, sedangkan spektra IR
produk sintesis yang diduga senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetraahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion ditunjukkan pada Gambar 4.3.

1666,5 cm-1
(C=O)

1593,2 cm-1
2831,5 cm-1 (C=C aromatik)
3203,76 cm-1 (C-H)
(O-H)

(a)

1732,08 cm-1
(C=O keton)

(b)
Gambar 4.2 (a) Spektrum FTIR 4-hidroksibenzaldehida (Reaktan) (b) Spektrum FTIR 1,3-
sikloheksanadion (Reaktan)
22

3022,45 cm-1
(C-H aromatik) 1610,56 cm-1
(C=C alifatik)
2949 cm-1
1516,05 cm-1
(C-H alifatik)
3381,21 cm-1 (C=C aromatik)
(O-H)

1651,07 cm-1 1207,44 cm-1


(C=O keton) (C-O)

(a)

3022,45 cm-1
(C-H aromatik) 1610,56 cm-1
(C=C alifatik)
2949 cm-1 1516,05 cm-1
(C-H alifatik) (C=C aromatik)
3381,21 cm-1
(O-H)

1651,07 cm-1 1207,44 cm-1


(C=O keton) (C-O)

(b)
Gambar 4.3 (a) Spektrum FTIR Produk Hasil Sintesis Menggunakan Katalis Jeruk Nipis (b)
Spektrum FTIR Produk Hasil Sintesis Menggunakan Katalis Lemon
Kedua reaktan yakni 4-hidroksibenzaldehida dan 1,3-sikloheksanadion,
serta produk hasil sintesis menggunakan katalis jeruk nipis dan lemon telah
dilakukan analisis FT-IR. Hal ini bertujuan untuk membandingkan gugus fungsi
produk dengan reaktan. Masing-masing senyawa memiliki spektrum IR yang
23

khas. Jika spektra IR produk berbeda dengan spektra IR kedua reaktan, maka
terbentuknya produk sudah terkonfirmasi. Kedua produk memiliki spektra IR
yang berbeda dengan spektra IR kedua reaktan. Hal ini menunjukkan bahwa
produk telah berhasil disintesis menggunakan katalis jeruk nipis dan lemon.
Berdasarkan hasil interpretasi spektra FTIR produk sintesis, terdapat 7 pita
serapan yang khas. Pita serapan pertama dengan intensitas kuat dan melebar pada
bilangan gelombang 3381,21 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan O-
H. Pita serapan kedua dengan intensitas medium dan tajam pada bilangan
gelombang 3022,45 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C-H
aromatik. Pita serapan ketiga dengan intensitas medium dan tajam pada bilangan
gelombang 2949,16 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C-H alifatik.
Pita serapan keempat dengan intensitas kuat dan tajam pada bilangan gelombang
1651,07 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C=O. Pita serapan
kelima dengan intensitas kuat dan tajam pada bilangan gelombang 1610,56 cm-1
mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C=C alifatik. Pita serapan keenam
dengan intensitas kuat dan tajam pada bilangan gelombang 1516,05 cm-1
mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C=C aromatik. Pita serapan ketujuh
dengan intensitas kuat dan tajam pada bilangan gelombang 1207,44 cm-1
mengindikasikan adanya vibrasi ulur C-O.
Berdasarkan hasil interpretasi spektra IR, dapat diketahui ketujuh pita
serapan tersebut mewakili gugus fungsi dari senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion yang memiliki gugus fungsi –OH, C=O,
dan C-O. Hasil interpretasi dari spektra IR produk sintesis diperkuat dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dirangkum pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data Interpretasi Spektra IR Produk Sintesis dan Hasil Penelitian Sebelumnya
Bilangan Penelitian Li-Bin, dkk.,
Vibrasi Khas Intensitas
Gelombang (cm-1) (2006) (cm-1)
Ulur O-H 3381,21 Kuat, melebar 3379
Ulur C-H aromatik 3022,45 Medium, tajam 3021
Ulur C-H alifatik 2949,16 Medium, tajam 2949
Ulur C=O keton 1651,07 Kuat, tajam 1662
Ulur C=C alifatik 1610,56 Kuat, tajam 1612

Ulur C=C aromatik 1516,05 Kuat, tajam 1515


Ulur C-O 1207,44 Kuat, tajam 1207
24

Untuk memperkuat dugaan dari analisis FTIR, maka dilakukan analisis


GC-MS dengan tujuan mengetahui bobot molekul senyawa target. Berikut ini
merupakan kromatogram GC dan spektra MS sampel dengan suhu refluks 60C
yang ditunjukkan pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5

(a)

m/z Ion
molekul [M+]

293

(b)
Gambar 4.4 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis
Jeruk Nipis (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis
Berdasarkan analisis GC, produk reaksi yang dikatalisis oleh jeruk nipis,
terdapat puncak tunggal pada kromatogram seperti terlihat pada Gambar 4.4 a,
yang memiliki waktu retensi 15,949 menit dengan luas area sebesar 100% yang
diduga merupakan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dion dengan kemurnian 100%. Hal ini dapat diperjelas oleh spektrum
25

massa hasil analisis MS (Gambar 4.4 b), muncuk puncak dengan nilai m/z = 310,0
diduga merupakan bobot ion molekul [M+] target.

(a)

m/z Ion
molekul [M+]

293

(b)
Gambar 4.5 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis
Lemon (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Lemon
Analisis GC produk reaksi yang dikatalisis oleh lemon seperti terlihat pada
kromatogram (Gambar 4.5 a) menunjukkan adanya puncak tunggal pada waktu
retensi 15,892 menit dengan luas area sebesar 100% yang diduga merupakan
senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
dengan kemurnian 100%. Hal ini dapat diperjelas dari spektrum massa hasil
26

analisis MS (Gambar 4.5 b) muncul puncak dengan nilai m/z = 310,0 yang diduga
bobot ion molekul [M+] target. Kromatogram GC dan spektra MS sampel dengan
suhu refluks 78C dapat ditunjukkan pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.
A b und a nce

T IC : C H N .D \ D A T A .M S

6500000

6000000

5500000
1 6 .1 8 6

5000000

4500000

4000000

3500000

3000000

2500000

2000000

1500000

1000000

500000

5 .0 0 1 0 .0 0 1 5 .0 0 2 0 .0 0 2 5 .0 0 3 0 .0 0

T im e -->

(a)
A b u n d a n c e

S c a n 1 5 3 3 ( 1 6 .1 8 3 m i n ) : C H N .D \ D A T A .M S
3 1 0 .1

7 5 0 0 0 0
m/z Ion
7 0 0 0 0 0 molekul [M+]
2 1 7 .1
6 5 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0

5 5 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0
293
4 5 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0

3 5 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

2 5 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

1 5 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0

5 5 .0
5 0 0 0 0 1 1 5 .0
1 5 5 .0 2 6 4 .1

3 5 5 .0 4 0 1 .0 4 6 0 .9 5 1 6 .1 5 7 2 .0
0
5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 5 0 3 0 0 3 5 0 4 0 0 4 5 0 5 0 0 5 5 0

m / z -->

(b)
Gambar 4.6 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis
Jeruk Nipis (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis
Berdasarkan analisis GC, produk reaksi yang dikatalisis oleh jeruk nipis
terdapat puncak tunggal pada kromatogram seperti terlihat pada Gambar 4.6 a,
yang memiliki waktu retensi 16,183 menit dengan luas area sebesar 100% diduga
merupakan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion dengan kemurnian 100%. Hal ini dapat diperjelas oleh spektrum massa hasil
27

analisis MS (Gambar 4.6 b), terdapat puncak dengan nilai m/z = 310,1 yang
diduga merupakan bobot ion molekul [M+] target.
Abundance

TIC: CHL.D\DATA.MS

6000000

5000000
16.140

4000000

3000000

2000000

1000000

15.526

4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00

Time-->

(a)

A b und a nc e

S c a n 1 5 2 8 ( 1 6 .1 4 1 m i n ) : C H L .D \ D A T A .M S
3 1 0 .1
700000
m/z Ion
molekul [M+]
650000
2 1 7 .1
600000

550000

500000

450000
293
400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

5 5 .1
50000 1 1 5 .0
1 5 5 .0 2 6 4 .1
3 5 5 .1 4 0 0 .9 4 6 0 .9 5 1 6 .1 5 7 2 .1
0
5 0 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550

m / z -->

(b)
Gambar 4.7 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis
Lemon (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Lemon
Analisis GC sampel berkatalis lemon seperti terlihat pada kromatogram
(Gambar 4.7 a) menunjukkan adanya dua puncak pada waktu retensi 15,526 menit
dan 16,140 menit. Puncak pada waktu retensi 15,526 merupakan pengotor yang
berasal dari kolom yang digunakan untuk analisis sampel lain sebelumnya,
sedangkan puncak pada waktu retensi 16,140 menit dengan luas area sebesar
28

99,37% diduga merupakan senyawa target yakni senyawa 9-(4-hidroksifenil)-


3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion. Hal ini dapat diperjelas dari
spektrum massa hasil analisis MS (Gambar 4.7 b) muncul puncak dengan nilai
m/z = 310,1 yang diduga merupakan bobot ion molekul [M+] target. Didukung
dari penelitian Napoleon, dkk., (2014) yang mensintesis senyawa 9-(3-
hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion diperoleh nilai m/z
ion molekul sebesar 310,3. Terbentuknya produk juga terkonfirmasi dari pola
fragmentasi ion molekul m/z 310 yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. Dengan
demikian, jeruk nipis dan lemon dapat mengkatalisis reaksi antara 4-
hidroksibenzaldehida dan 1,3-sikloheksanadion dengan rendemen yang cukup
tinggi.
OH OH

O O O O

e-

O O
m/z = 310,1

OH

O O O O
Loss -OH + OH
M-17

O O
m/z = 310,1 m/z = 293

OH

OH
O O
O O Loss -C6H5OH
M-93 +

O
O m/z = 217,1
m/z = 310,1

Gambar 4.8 Pola Fragmentasi Ion Molekul


29

Interpretasi spektra MS menunjukkan puncak dengan nilai m/z ion


molekul target sebesar 310 yang mengidentifikasi terbentuknya senyawa 9-(4-
hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion (turunan 1,8-diokso-
oktahidroxanten). Untuk mengkonfirmasi data GC-MS, maka dilakukan analisis
1
H-NMR yang diukur dengan spektrofotometer 500 MHz. Hasil yang diperoleh
dapat dilihat pada Gambar 4.9.

(a)
9,16
8
OH

6,93 6,93
7 7
6,56 6,56
6 6
O O

2,62 4 5
4,46 4 2,62

2,25 3 3 2,25
O
1 2
1,82 1,93

(b)
1
Gambar 4.9 (a) Spektrum H-NMR (b) Nilai Geseran Kimia dari 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
heksahidro-1H-xanten-1,8(2H)-dion
Berdasarkan pola spektrum 1H-NMR diatas, terdapat 8 sinyal utama.
Sinyal utama pertama pada geseran kimia 1,82 ppm sebagai singlet yang berarti
tidak ada proton tetangga dan diwakili oleh 1 kelompok proton yang jumlahnya 2
H merupakan gugus metilen pada cincin sikloheksena. Sinyal utama kedua pada
geseran kimia 1,93 ppm sebagai singlet yang berarti tidak ada proton tetangga dan
diwakili oleh 1 kelompok proton yang jumlahnya 2 H merupakan proton gugus
metilen pada cincin sikloheksena. Sinyal utama ketiga pada geseran kimia 2,25
30

ppm sebagai triplet yang berarti terdapat 2 proton tetangga dan diwakili oleh 1
kelompok proton yang jumlahnya 4 H merupakan proton gugus metilen pada
cincin sikloheksena. Sinyal utama keempat pada geseran kimia 2,62 ppm sebagai
triplet yang berarti terdapat 2 proton tetangga dan diwakili oleh 1 kelompok
proton yang jumlahnya 4 H merupakan proton gugus metilen pada cincin
sikloheksena. Sinyal utama kelima pada geseran kimia 4,46 ppm sebagai singlet
yang berarti tidak ada proton tetangga dan diwakili oleh 1 kelompok proton yang
jumlahnya 1 H merupakan proton gugus metin pada heterosiklik. Sinyal utama
keenam dan ketujuh pada geseran kimia 6,56 ppm dan 6,93 ppm masing-masing
sebagai doublet yang berarti terdapat 1 proton tetangga dan diwakili oeh 1
kelompok proton yang jumlahnya 2 H merupakan proton gugus metin pada cincin
benzena. Sinyal utama kedelapan pada geseran kimia 9,16 ppm sebagai singlet
yang berarti tidak ada proton tetangga dan diwakili oleh 1 kelompok proton yang
jumlahnya 1 H merupakan proton gugus hidroksi yang terikat pada cincin
benzena. Namun, sinyal singlet pada  1,82 ppm dan  1,93 ppm seharusnya
muncul sebagai triplet karena terdapat dua hidrogen tetangga. Demikian pula
dengan sinyal triplet pada  2,25 ppm seharusnya muncul sebagai quintet karena
terdapat empat hidrogen tetangga. Hal ini dapat disebabkan karena
spektrofotometer 1H-NMR menggunakan resolusi yang rendah sehingga sinyal
proton tidak mampu menjalani splitting. Dengan teknik integrasi 1H-NMR
diperoleh perbandingan jumlah hidrogen 2 : 2 : 4 : 4 : 1 : 2 : 2 : 1 yang sesuai
dengan jumlah H kelompok proton pada struktur senyawa target. Hasil interpretasi
spektrum 1H-NMR produk sintesis diperkuat oleh hasil penelitian sebelumnya
yang dapat dirangkum pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Data Interpretasi Spektrum 1H-NMR Produk Sintesis dan Interpretasi Hasil
Penelitian Sebelumnya
Geseran Kimia Penelitian Li-Bin, dkk., (2006)
Gugus
(ppm) (ppm)
CH2 1,82 1,86
CH2 1,93 1,94
2(CH2) 2,25 2,27
2(CH2) 2,62 2,63
CH 4,46 4,48
2(CH) 6,56 6,59
2(CH) 6,93 6,95
OH 9,13 9,19
31

Hasil interpretasi spektra IR, spektra massa, dan spektrum 1H-NMR menunjukkan
karakteristik dari struktur senyawa target yakni 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion (turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten).
Dengan demikian, senyawa tersebut telah berhasil disintesis menggunakan katalis
jeruk nipis dan lemon.

4.3 Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-


2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman terhadap
DPPH melalui pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Metode ini memiliki kelebihan diantaranya sederhana, mudah, cepat, dan hanya
memerlukan sedikit sampel. Senyawa antioksidan akan bereaksi dengan radikal
bebas DPPH melalui mekanisme donor atom hidrogen sehingga menjadi DPPH
non radikal (DPPHH) yang ditandai dengan memudarnya warna ungu serta terjadi
penurunan absorbansi. Setelah 30 menit reaksi, campuran dan DPPH 20 ppm
dalam DMSO sebagai kontrol diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang = 517 nm. Digunakan
waktu inkubasi 30 menit dengan alasan bahwa pengamatan serapan pada waktu
tersebut sudah cukup untuk memberikan kesempatan terjadi reaksi (Widyasanti,
dkk., 2016)
Analisis penentuan persentase inhibisi senyawa antioksidan, dapat
diperoleh dari data nilai absorbansi yang diolah dalam perhitungan sesuai dengan
persamaan 3.1. Hasil analisa dari spektrofotometer UV-Vis serta hasil persentase
inhibisi dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Persentase Inhibisi Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-


tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
Konsentrasi Sampel Absorbansi Persentase Inhibisi
(ppm) Rata-Rata (%)
0 0,8899 0
2 0,4145 53,422
4 0,3955 55,557
6 0,3905 56,119
8 0,2855 67,918
10 0,278 68,761
32

Sampel dengan konsentrasi 0 ppm merupakan 2 mL pelarut DMSO ditambahkan


1 mL DPPH 20 ppm sebagai larutan kontrol. Larutan kontrol digunakan sebagai
pembanding dalam menentukan potensi antioksidan sampel. Selain itu, larutan
kontrol berfungsi untuk mengetahui absorbansi radikal DPPH yang tidak
direduksi oleh sampel. Semakin besar selisih absorbansi kontrol dan absorbansi
larutan uji pada berbagai variasi konsentrasi, maka semakin besar persentase
inhibisinya. Berdasarkan Tabel 4.3, nilai persentase inhibisi sampel mengalami
kenaikan dengan semakin tingginya konsentrasi. Hal tersebut dikarenakan
semakin tingginya konsentrasi yang digunakan, maka semakin banyak pula
senyawa yang mendonorkan atom H pada radikal bebas DPPH untuk melengkapi
kekurangan elektron yang kemudian membentuk DPPHH yang lebih stabil.
Semakin banyak senyawa DPPH yang terstabilkan oleh senyawa, maka semakin
rendah intensitas warnanya dan nilai absorbansi yang dihasilkan semakin
menurun. Apabila nilai absorbansi rendah, maka nilai persentase inhibisinya
semakin tinggi. Semakin besar nilai persentase inhibisi, maka semakin berpotensi
sebagai antioksidan. Berdasarkan hasil persentase inhibisi tersebut, nilai IC50
(konsentrasi penghambatan 50%) senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-
2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion diprediksi kurang dari 2 ppm karena pada konsentrasi
2 ppm persen inhibisinya sudah lebih dari 50%. Akan tetapi, hal ini perlu
dibuktikan pada penelitian selanjutnya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jeruk nipis lebih efektif daripada lemon sebagai katalis untuk sintesis
senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion,
dengan rendemen hasil sintesis suhu refluks 60C sebesar 88%, sedangkan
suhu refluks 78C sebesar 81,03%.
2. Produk sintesis berupa serbuk putih dengan titik lebur 227-229C,
terbentuknya produk ditandai dengan munculnya pita serapan yang khas
untuk gugus fungsi –OH, C=O, dan C-O pada spektra IR, puncak yang
menunjukkan massa ion molekul dengan nilai m/z 310,0 pada spektra MS,
serta 8 sinyal utama pada geseran kimia yang mewakili struktur senyawa 9-
(4-hidroksifenil)-3,4,5,6,7,9-heksahidro-1H-xanthene-1,8-(2H)-dione pada
spektrum 1H-NMR.
3. Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
memiliki aktivitas antioksidan dengan persen inhibisi  53,42%.

5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan kondisi suhu
sintesis yang lebih rendah.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membandingkan hasil sintesis
turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten dari berbagai turunan benzaldehida.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai reusable katalis.
4. Perlu dilakukan uji atau penelitian lanjutan mengenai penentuan parameter
aktivitas antioksidan yakni nilai IC50 senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ammelia, Shindy. 2019. Analisis Pengaruh Waktu Pemanasan terhadap


Perubahan Senyawa Organosulfur dan Persentase Inhibisi Senyawa
Antioksidan pada Proses Fermentasi Bawang Hitam dari Bawang Putih
(Allium sativum L.) dan Bawang Merah (Allium cepa L.) dengan Metode
Spektrokopi dan Kromatografi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA
UM

Ariyana, Neny. 2018. Pengaruh Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon)
Terhadap Peningkatan Kadar Hdl Dalam Darah Tikus Putih Jantan
(Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Minyak Goreng Deep Frying. Skripsi.
Dari http://eprints.umm.ac.id/39380/

Atta-ur-Rahman. 2017. Different Concepts of Catalysis in the Synthesis of


Xanthenediones : A Brief Overview. Pp. 199-227 (29). Dari
https://www.eurekaselect.com/155386/chapter/different-concepts-of-
catalysis-in-the-synthesis-of-xanthenediones%3A-a-brief-overvie

Bhale, Pravin. 2015. An Efficient Synthesis of 1, 8-Dioxooctahydroxanthenes


Catalysed by Thiourea Dioxide (TUD) in Aqueous Media. Chemical
Science Transactions, Januari. https://doi.org/10.7598/cst2015.969.

Budimarwanti, C. 2009. Penyediaan Senyawa Berkhasiat Obat Secara Sintesis


Dengan Analisis Retrosintesis. Skripsi. Dari http://eprints.uny.ac.id

Darviche, Fatemeh, Saeed Balalaie, Fatemeh Chadegani, dan Peyman Salehi.


2007. Diammonium Hydrogen Phosphate as a Neutral and Efficient
Catalyst for Synthesis of 1,8‐Dioxo‐octahydroxanthene Derivatives in
Aqueous Media. Synthetic Communications 37 (7): 1059–66.
https://doi.org/10.1080/00397910701196520.

Das, Biswanath, Ponnaboina Thirupathi, K. Ravinder Reddy, B. Ravikanth, dan


Lingaiah Nagarapu. 2007. An efficient synthesis of 1,8-dioxo-
octahydroxanthenes using heterogeneous catalysts. Catalysis
Communications 8 (3): 535–38.
https://doi.org/10.1016/j.catcom.2006.02.023.

Deshmukh, S U, G K Kadam, S U Shisodia, M V Katarina, S B Ubale, dan R P


Pawar. 2018. Efficient Synthesis of Substituted 1, 8-Dioxo-
Octahydroxanthene Using Copper Silicate as Reusable Catalyst 7: 5.

Dhianawaty, Diah, dan Ruslin. 2015. Kandungan Total Polifenol dan Aktivitas
Antioksidan dari Ekstrak Metanol Akar Imperata cylindrica (L) Beauv.
(Alang-alang). Majalah Kedokteran Bandung 47 (1): 60–64.
https://doi.org/10.15395/mkb.v47n1.398.

Edriana, Nurhabiba. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Daun Kunyit
(Curcuma Domestica Val) dengan Menggunakan Metode DPPH (1,1-

34
35

difenil-2-pikrilhidrazil). Skripsi. Dari


http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/26135

Ekaputri, Fitriyanti. 2018. Pengaruh Perbandingan Kulit Dan Sari Lemon Dan
Konsentrasi Kayu Manis Terhadap Karakteristik Selai Lemon (Citrus
limon burm f.) Secara Organoleptik. Skripsi. Dari
http://repository.unpas.ac.id/33804/

Fadlillah. 2015. Isolasi, Karakterisasi, dan Uji Aktivitas Antioksidan dan


Sunscreen Suatu Terpenoid dari FraksiI Kloroform Biji Pepaya (Carica
papaya Linn). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM

Ilangovan, Andivelu, Subramani Malayappasamy, Samraj Muralidharan, dan


Sundaram Maruthamuthu. 2011. A Highly Efficient Green Synthesis of 1,
8-Dioxo-Octahydroxanthenes. Chemistry Central Journal 5 (1): 81.
https://doi.org/10.1186/1752-153X-5-81.

Iniyavan, P., S. Sarveswari, dan V. Vijayakumar. 2015. Synthesis and antioxidant


studies of novel bi-, tri-, and tetrapodal 9-aryl-1,8-dioxo-
octahydroxanthenes. Tetrahedron Letters 56 (11): 1401–6.
https://doi.org/10.1016/j.tetlet.2015.01.162.

Jin, Tong-Shou, Jian-She Zhang, Jin-Chong Xiao, Ai-Qing Wang, dan Tong-
Shuang Li. 2004. Clean Synthesis of 1,8-Dioxo-Octahydroxanthene
Derivatives Catalyzed by p-Dodecylbenezenesulfonic Acid in Aqueous
Media. Synlett 2004 (05): 0866–70. https://doi.org/10.1055/s-2004-
820022.

Julianus, Jeffry, dan Elvan Luckyvano. 2014. Sintesis Asam Sinamat Dari
Benzaldehida Dan Asam Malonat Dengan Katalis Dietilamina, (Online),
(http://e-journal.usd.ac.id/index.php/JFSK/article/view/61/53), diakses 22
Februari 2020

Khazaei, Ardeshir, Mahshid Rezaei, Ahmad Reza Moosavi-Zare, dan Shahnaz


Saednia. 2017. Solvent-Free Synthesis of 1,8-Dioxo-Octahydroxanthenes
and Tetra-Hydrobenzo[a]Xanthene-11-Ones over Poly( N,N ′-Dibromo- N
-Ethylnaphtyl-2,7-Sulfonamide): Solvent-Free Synthesis of Xanthene
Derivatives. Journal of the Chinese Chemical Society 64 (9): 1088–95.
https://doi.org/10.1002/jccs.201700082.

Kusampally, dkk. 2019. Rate accelerations with zeolite Y in the synthesis of


octahydroxanthenes and benzoxanthenes and their simple bio assay data,
(Online), (Dari https://doi.org/10.1016/j.cdc.2019.100201), diakses 14
Januari 2020

Lasemi, Zahra, dan Ebrahim Mehrasbi. 2015. ZnO Nanoparticles: An Efficient


and Reusable Catalyst for One-Pot Synthesis of 1,8-Dioxo-
Octahydroxanthenes. Research on Chemical Intermediates 41 (5): 2855–
66. https://doi.org/10.1007/s11164-013-1394-7.
36

Li-Bin, Liu, Jin Tong-Shou, Han Li-Sha, Li Meng, Qi Na, dan Li Tong-Shuang.
2006. The Reaction of Aromatic Aldehydes and 1,3-Cyclohexanedione in
Aqueous Media. E-Journal of Chemistry 3 (3): 117–21.
https://doi.org/10.1155/2006/686538.

Makone, Sangita, dan Shreyas Mahurkar. 2013. A Green Protocol for Efficient
Synthesis of 1,8-Dioxo-Octahydroxanthenes Using Ionic Liquid. Green
and Sustainable Chemistry 03 (04): 27–32.
https://doi.org/10.4236/gsc.2013.34A005.

Mulakayala, Naveen, P.V.N.S. Murthy, D. Rambabu, Madhu Aeluri, Raju Adepu,


G.R. Krishna, C. Malla Reddy, dkk. 2012. Catalysis by Molecular Iodine:
A Rapid Synthesis of 1,8-Dioxo-Octahydroxanthenes and Their Evaluation
as Potential Anticancer Agents. Bioorganic & Medicinal Chemistry
Letters 22 (6): 2186–91. https://doi.org/10.1016/j.bmcl.2012.01.126.

Napoleon, Ayyakannu Arumugam, dan Fazlur Rahman Nawaz Khan. 2014.


Potential anti-tubercular and in vitro anti-inflammatory agents: 9-
Substituted 1,8-dioxo-octahydroxanthenes through cascade/ domino
reaction by citric fruit juices. Medicinal Chemistry Research 23 (11):
4749–60. https://doi.org/10.1007/s00044-014-1033-x.

Navarro, Camilo, Cesar Sierra, dan Cristian Puentes. 2013. Aqueous citric acid as
‘green’ reaction media for the synthesis of octahydroxanthenes, (Online),
(https://www.researchgate.net/publication/276971526_Aqueous_citric_aci
d_as_green_reaction_media_for_the_synthesis_of_octahydroxanthenes),
diakses 19 Desember 2019

Nirwani, Laksmiari Sekar, Hery Muhamad Ansory, dan Anita Nilawati. 2018.
Sintesis senyawa 2,4-Dihidroksiasetofenon dan Uji Aktivitasnya sebagai
Antioksidan. Jurnal Farmasi Indonesia 15 (1): 65–70.
https://doi.org/10.31001/jfi.v15i1.356.

Oktaviana. 2015. Pengaruh gugus hidroksi pada senyawa 4-hidroksibenzaldehida


dalam sintesis senyawa N-((2-hidroksinaftalen-1-il)4-hidroksi-
benzil)etanamida melalui metode sintesis bebas pelarut dengan katalis
asam borat. Skripsi. Dari http://repository.wima.ac.id/3502/

Pal, Rammohan. 2013. Fruit Juice: A Natural, Green and Biocatalyst System in
Organic Synthesis. Open Journal of Organic Chemistry 1 (4): 47.
https://doi.org/10.12966/ojoc.10.02.2013.

Parwata. 2016. Bahan Ajar Antioksidan, (Online), (https://simdos.unud.ac.id),


diakses 14 April 2020

Prabawati, Susy Yunita. 2016. Synthesis Of 1,4-Bis [(1-Hydroxy-4-T-Butyl-


Phenyl) Methyl]Piperazine As Antioxidants. Molekul 11 (2): 220.
https://doi.org/10.20884/1.jm.2016.11.2.244.
37

Pramanik, Amit, dan Sanjay Bhar. 2012. Alumina-sulfuric acid catalyzed eco-
friendly synthesis of xanthenediones. Catalysis Communications 20
(April): 17–24. https://doi.org/10.1016/j.catcom.2011.12.036.

Purwanti, Leni, Undang Dasuki, dan Allysa Imawan. 2019. Perbandingan


Aktivitas Antioksidan Dari Seduhan 3 Merk Teh Hitam (Camellia sinensis
(L.) Kuntze) dengan Metode Seduhan berdasarkan SNI 01-1902-1995,
(Online), (ejournal.unisba.ac.id), diakses 23 Mei 2020

Qurrothul, Ain. 2007. Aktivitas Penangkap Radikal 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil


(DPPH) oleh Kurkumin dan Turunan 4-fenilkurkumin, (Online),
(http://eprints.ums.ac.id/15357/), diakses 06 Mei 2020

Rahmayanti, Faiza. 2018. Perbandinagn Air Persan Buah Jeruk Nipis (Citrus
Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrohoa Bilimbi)Terhadap Jumlah
Koloni Bakteri Pada Ikan Nila (Areochromis Niloticus), (Online),
(http://repository.radenintan.ac.id/4082/), diakses 07 Februari 2020

Rajabi, Fatemeh, Mohammad Abdollahi, Elham Sadat Diarjani, Mikhail G.


Osmolowsky, Olga M. Osmolovskaya, Paulette Gómez-López, Alain R.
Puente-Santiago, dan Rafael Luque. 2019. Solvent-Free Preparation of
1,8-Dioxo-Octahydroxanthenes Employing Iron Oxide Nanomaterials.
Materials 12 (15): 2386. https://doi.org/10.3390/ma12152386.

Rastuti, Undri, dan Purwati Purwati. 2012. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Daun Kalba (Albizia Falcataria) Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil) Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekundernya Undri
Rastuti* dan Purwati. Molekul 7 (1): 33.
https://doi.org/10.20884/1.jm.2012.7.1.104.

Rohmah, Jamilatur, Nur Rachmi Rachmawati, dan Syarifatun Nisak. 2018.


Perbandingan Daya Antioksidan Ekstrak Aseton Daun, (Online),
(http://eprints.umsida.ac.id/5927/), diakses 15 Mei 2020

Seca, Ana, Stephanie Leal, Diana Pinto, Maria Barreto, dan Artur Silva. 2014.
Xanthenedione Derivatives, New Promising Antioxidant and
Acetylcholinesterase Inhibitor Agents. Molecules 19 (6): 8317–33.
https://doi.org/10.3390/molecules19068317.

Suresh Kumar, G.S., A. Antony Muthu Prabhu, P.G. Seethalashmi, N. Bhuvanesh,


dan S. Kumaresan. 2014. Self-Catalyzed Syntheses, Structural
Characterization, DPPH Radical Scavenging-, Cytotoxicity-, and DFT
Studies of Phenoxyaliphatic Acids of 1,8-Dioxo-Octahydroxanthene
Derivatives. Journal of Molecular Structure 1059 (Februari): 51–60.
https://doi.org/10.1016/j.molstruc.2013.11.016.

Tristantini, Dewi, Alifah Ismawati, Bhayangkara Tegar Pradana, dan Jason


Gabriel. 2016. Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode
DPPH pada Daun Tanjung (Mimusops elengi L), (Online),
38

(http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/kejuangan/article/view/1547), diakses
25 Mei 2020

Widyasanti, Asri, Dadan Rohdiana, dan Novriana Ekatama. 2016. Aktivitas


Antioksidan Ekstrak Teh Putih (Camellia Sinensis) Dengan Metode DPPH
(2,2 Difenil -1- Pikrilhidrazil), (Online),
(http://ejournal.upi.edu/index.php), diakses 25 Mei 2020

Zare, Abdolkarim, Mohammad Mokhlesi, Alireza Hasaninejad, dan Tahereh


Hekmat-Zadeh. 2012. Solvent-Free Synthesis of 1,8-Dioxo-
Octahydroxanthenes and 14-Aryl-14 H -Dibenzo[ a,j ]Xanthenes Using
Saccharin Sulfonic Acid as an Efficient and Green Catalyst. E-Journal of
Chemistry 9 (4): 1854–63. https://doi.org/10.1155/2012/596862.

Zukić, Selma, Elma Veljović, Selma Špirtović-Halilović, Samija Muratović,


Amar Osmanović, Snežana Trifunović, Irena Novaković, dan Davorka
Završnik. 2018. Antioxidant, Antimicrobial and Antiproliferative Activities
of Synthesized 2,2,5,5-Tetramethyl-9-Aryl-3,4,5,6,7,9-Hexahydro-1H-
Xanthene-1,8(2H)-Dione Derivatives. Croatica Chemica Acta 91 (1).
https://doi.org/10.5562/cca3225.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Alir Sintesis Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-


tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
a. Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis
0,2243 gram 1,3-sikloheksanadion +
0,1221 gram 4-hidroksibenzaldehida

- Ditambahkan 10 mL air jeruk nipis yang


telah di sentrifugasi
- Direfluks selama 2 jam pada suhu 60C
- Didiamkan ± 10 menit setelah 2 jam reaksi
- Di saring produk hasil sintesis untuk memisahkan
residu dari filtrat

Residu Filtrat
- Dikeringkan residu hasil sintesis
- Dioven pada suhu 100C selama 1-2 menit
- Dimurnikan dengan teknik rekristalisasi
- Dilakukan prosedur yang sama pada suhu 78C

Serbuk berwarna putih

b. Sintesis dengan Katalis Lemon


0,2243 gram 1,3-sikloheksanadion +
0,1221 gram 4-hidroksibenzaldehida

- Ditambahkan 10 mL air jeruk lemon


yang telah di sentrifugasi
- Direfluks selama 2 jam pada suhu 60C
- Didiamkan ± 10 menit setelah 2 jam reaksi
- Di saring produk hasil sintesis untuk memisahkan
residu dari filtrat

Residu Filtrat

- Dikeringkan residu hasil sintesis


- Dioven pada suhu 100C selama 1-2 menit
- Dimurnikan dengan teknik rekristalisasi
- Dilakukan prosedur yang sama pada suhu 78C

Serbuk berwarna putih

39
40

Lampiran 2. Pemurnian dan Karakterisasi Produk Hasil Sintesis


a. Rekristalisasi
Residu hasil sintesis
- Dimasukkan kedalam botol vial
- Ditambahkan etanol tetes demi tetes
- Dipanaskan diatas hotplate
- Diaduk hingga residu larut
- Disimpan dalam lemari es selama ±1 jam
- Disaring residu hasil rekristalisasi
Residu Filtrat
- Dikeringkan residu hasil rekristalisasi

Serbuk berwarna putih

b. Penentuan Titik Lebur

Residu hasil sintesis produk 1

- Diambil seujung sendok spatula


- Di letakkan ke kaca preparat
- Dinyalakan tombol “On” pada alat
penentuan titik lebur (Fisher Scientific
Melting Point Apparatus)
- Diatur suhu untuk memanaskan alat
- Diamati padatan dari mulai melebur hingga
telah melebur semua
- Dicatat suhu pada alat

Titiik Lebur Senyawa A


41

Lampiran 3. Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-


tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
a. Pembuatan Larutan DPPH 20 ppm

2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH)

- Ditimbang 0,001 gram


- Dilarutkan dengan metanol dalam labu ukur 50 mL
hingga tanda batas

Larutan DPPH 20 ppm

b. Pembuatan Larutan Uji

Sampel (Produk 1)

- Diambil sebanyak 0,001 gram


- Dilarutkan dengan DMSO dalam
labu ukur 10 mL hingga tanda batas

Larutan uji 100 ppm

Larutan uji 100 ppm

- Diambil sebanyak 1 mL
- Dilarutkan dengan DMSO dalam
labu ukur 10 mL hingga tanda batas

Larutan uji 10 ppm

Larutan uji 100 ppm

- Diambil sebanyak 0,8 mL ; 0,6 mL ; 0,4 mL ; 0,2 mL


- Dimasukkan masing-masing ke dalam labu ukur 10 mL
- Ditambahkan dengan DMSO hingga tanda batas
Larutan uji 8, 6, 4, 2 ppm
42

c. Uji Antioksidan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-


xanten-1,8(5H,9H)-dion

Larutan DPPH (20 ppm)

- Diambil sebanyak 1 mL
- Ditambahkan 2 mL pelarut Dimetil Sulfoksida (DMSO)
- Disimpan di ruang gelap selama 30 menit pada suhu ruang
- Diukur absorbansinya pada  = 517 nm

Nilai Absorbansi Larutan Kontrol

Sampel Uji dengan Variasi Konsentrasi (2,4,6,8, dan 10 ppm)

- Diambil 2 mL pada masing-masing konsentrasi


- Ditambahkan 1 mL reagen DPPH 20 ppm
- Disimpan di ruang gelap selama 30 menit pada suhu ruang
- Diukur absorbansinya pada  = 517 nm

Nilai Absorbansi Sampel Uji

(a) Sebelum Inkubasi 30 Menit (b) Setelah Inkubasi 30 Menit


43

Lampiran 4. Perhitungan Konsentrasi Larutan Uji


a. Konsentrasi 100 ppm
1 𝑚𝑔
= 100 ppm
0,01 𝐿
0,001 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 100 ppm
10 𝑚𝐿

Sehingga, dibutuhkan 0,001 gram yang dilarutkan dalam 10 mL DMSO untuk


memperoleh larutan induk 100 ppm.
b. Konsentrasi 10 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 10 ppm x 10 mL
100
V1 = 100

V1 = 1 mL
c. Konsentrasi 8 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 8 ppm x 10 mL
80
V1 = 100

V1 = 0,8 mL
d. Konsentrasi 6 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 6 ppm x 10 mL
60
V1 = 100

V1 = 0,6 mL
e. Konsentrasi 4 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 4 ppm x 10 mL
40
V1 =
100

V1 = 0,4 mL
f. Konsentrasi 2 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 2 ppm x 10 mL
20
V1 = 100 = 0,2 mL
44

Lampiran 5. Perhitungan Massa 2 mmol 1,3-sikloheksanadion dan 1 mmol 4-


hidroksibenzaldehida
Massa molar 1,3-sikloheksanadion = 112,13 g/mol

Massa molar 4-hidroksibenzaldehida = 122,12 g/mol


𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑚𝑜𝑙
Massa 1,3-sikloheksanadion = 2 mmol x 112,13 x 1000 𝑚𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙

= 0,2243 gram
𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑚𝑜𝑙
Massa molar 4-hidroksibenzaldehida = 1 mmol x 122,12 x 1000 𝑚𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙

= 0,1221 gram
45

Lampiran 6. Perhitungan Rendemen Produk Sintesis


a. Produk Sintesis Berkatalis Jeruk Nipis

1,3-sikloheksanadion + 4-hidroksibenzaldehida →P

M 2 mmol 1 mmol -

R 1 mmol 1 mmol 1 mmol

S 1 mmol - 1 mmol

Massa teoritis = n x Mr
𝑔
= 0,001 mol x 310 𝑚𝑜𝑙 = 0,31 gram

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen (Suhu 60C) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝑜,2728 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 88%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen (Suhu 78C) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝑜,2510 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 80,97%

b. Produk Sintesis Berkatalis Lemon


𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen (Suhu 60C) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝑜,2379 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 76,74%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen (Suhu 78C) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝑜,2406 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 77,61%
RIWAYAT HIDUP

Nanda Harisya Puteri dilahirkan di kota Malang pada


tanggal 6 Mei 1998, anak pertama dari tiga bersaudara,
pasangan Bapak Sugeng Harianto, SE., MM. dan Ibu
Habsawati Sulthon, SE. Pendidikan sekolah dasar ditempuh di
SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Kraksaan dan selesai tahun 2010,
pendidikan menengah pertama ditempuh di SMPN 1 Kraksaan dan selesai tahun
2013, pendidikan menengah atas ditempuh di SMA Tunas Luhur Paiton dan
selesai tahun 2016, pendidikan Sarjana Kimia di Universitas Negeri Malang dan
selesai tahun 2020.
Semasa menjadi mahasiswi, penulis pernah menulis buku kumpulan puisi
yang berjudul “Isyarat Indah dalam Sunyi”. Selain itu, penulis pernah
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT YTL Jawa Timur PLTU
Paiton Probolinggo selama 2 bulan pada tahun 2019. Penulis juga pernah menjadi
asisten praktikum Kimia Anorganik tahun 2019 dan Biokimia tahun 2020. Penulis
aktif mengikuti organisasi mahasiswa intra kampus yaitu unit kegiatan mahasiswa
penulis pada tahun 2017-2018.

46
47

Anda mungkin juga menyukai