3,4,6,7-TETRAHIDRO-2H-XANTEN-1,8(5H,9H)-DION MENGGUNAKAN
KATALIS JERUK NIPIS DAN LEMON, SERTA UJI AKTIVITASNYA
SEBAGAI ANTIOKSIDAN
SKRIPSI
OLEH
NANDA HARISYA PUTERI
NIM 160332605887
SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Kimia
OLEH
NANDA HARISYA PUTERI
NIM 160332605887
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya akan
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Dewan Penguji
Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan FMIPA, Ketua Jurusan Kimia,
Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion merupakan turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten tersubstitusi gugus -OH
posisi para yang terikat pada cincin benzena dalam kerangka xantenadion.
Senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten dan turunannya sangat menarik perhatian
peneliti karena berbagai aktivitas biologis yang dimilikinya, seperti aktivitas
antioksidan, antiinflamasi, antikanker, dan antibakteri. Aktivitas antioksidan salah
satu turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten yakni senyawa 9-(4-hidroksifenil)-
3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion belum pernah diteliti, sehingga
memberikan peluang bagi peneliti untuk mengkaji aktivitas antioksidan senyawa
tersebut. Salah satu jenis katalis yang dapat digunakan untuk sintesis senyawa ini
yaitu jeruk nipis dan lemon yang merupakan bahan alam dan ketersediaannya
melimpah. Kedua bahan ini mengandung asam sitrat mencapai 7-8%, sehingga
dapat digunakan untuk mengkatalisis reaksi pembentukan senyawa 9-(4-
hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion. Disamping itu,
katalis jeruk nipis dan lemon memiliki keunggulan yakni relatif murah, mudah
didapatkan, tidak beracun, tidak mudah menguap, dan biodegadrable. Dengan
demikian, penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-
3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion menggunakan katalis jeruk nipis
dan lemon, serta mengetahui aktivitas antioksidannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif eksperimen laboratorik.
Tahapan penelitian diawali dengan mensintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-
3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion dari reaksi antara 1,3-
sikloheksanadion dan 4-hidroksibenzaldehida menggunakan katalis jeruk nipis
atau lemon. Selanjutnya, karakterisasi produk sintesis yang diperoleh meliputi
wujud, warna dan titik lebur, sedangkan untuk identifikasi struktur produk sintesis
dengan menganalisis spektrum FT-IR, GC-MS, dan 1H-NMR. Tahapan yang
terakhir merupakan uji aktivitas antioksidan produk sintesis dengan menggunakan
metode peredaman DPPH.
Hasil sintesis yang diperoleh berupa serbuk putih yang larut dalam pelarut
DMSO dengan titik lebur sebesar 227-229C. Berdasarkan hasil identifikasi
senyawa menggunakan FT-IR, muncul pita khas yang menunjukkan adanya gugus
–OH, C=O, dan C-O. Analisis MS menunjukkan puncak dengan nilai m/z ion
molekul sebesar 310,0 yang merupakan bobot molekul senyawa target, serta
menghasilkan 8 sinyal utama pada geseran kimia yang mewakili struktur 9-(4-
hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion pada spektrum 1H-
NMR. Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
juga memiliki aktivitas antioksidan dengan persentase inhibisi 53,42%.
i
ABSTRACT
9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dione
compounds is a derivative of 1,8-dioxo-octahydroxanthene which substituted -OH
group in the position of para on the benzene ring in the xanthenedione structure.
The 1,8-dioxo-octahydroxanthene compound is very attractive to researchers
because of its various biological activities, such as antioxidant, anti-inflammatory,
anticancer, and antibacterial activities. Antioxidant activity of one of the 1,8-
dioxo-octahydroxanthene derivatives is 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-
2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dion compounds has not been studied, thus providing an
opportunity for researchers to study the antioxidant activity of these compounds.
One type of catalyst that can be used for the synthesis of these compounds is lime
and lemon which are natural materials and abundant availability. Both of these
ingredients contain 7-8% citric acid, so they can be used to catalyze the reaction to
form 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dione
compounds. In addition, lime and lemon catalysts have the advantage of being
relatively inexpensive, easily available, non-toxic, non-volatile and biodegadrable.
Thus, this study aims to synthesize 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-
xanthene-1,8(5H,9H)-dione compounds, and to find out their antioxidant activity.
This research is a descriptive laboratory experiment research. The stages
of the research were initiated by synthesizing 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-
tetrahydro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion compounds from the reaction of 1,3-
cyclohexanadion and 4-hydroxybenzaldehyde use a lime or lemon catalyst.
Furthermore, the characterization of the synthesized product includes shape, color
and melting point, while identification of the structure of the synthesis product by
interpreting the FT-IR, GC-MS, and 1H-NMR spectra. The last stage is a test of
the antioxidant activity of synthesis products using DPPH reduction method.
The synthesized product is white powder that is soluble in DMSO solvent
with a melting point is 227-229C. Based on the identification compound result
by using FT-IR, it rise a special ribbon shows clusters –OH, C=O, and C-O. The
analysis of GC-MS shows a single peak of high purity and the value of m/z of
molecule ion is 310.0. It show that molecular mass of target compounds, and
provide eight main signals in the chemical shift representing structure of 9-(4-
hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dione on spectrum
1
H-NMR. 9-(4-hydroxyphenyl)-3,4,6,7-tetrahydro-2H-xanthene-1,8(5H,9H)-dione
compound has an antioxidant activity with a percentage of inhibition of 53,42%.
ii
KATA PENGANTAR
iii
9. Teman-teman Offering H 2016 yang telah menemani dan memberi semangat
selama 4 tahun perkuliahan.
10. Kakak-kakak tingkat yang memberi motivasi, dukungan, serta memberi saran
selama penelitian dan penulisan skripsi.
11. Semua pihak yang membantu penulisan skripsi.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
v
3.4.1 Sintesis Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetraahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion.......................................................... 15
3.4.2 Karakterisasi dan Identifikasi Produk Hasil Sintesis .............. 15
a. Wujud, Warna, dan Penentuan Titik Lebur ..................... 15
b. Analisis FT-IR ............................................................... 16
c. Analisis GC-MS ............................................................. 16
d. Analisis 1H-NMR ........................................................... 17
3.4.3 Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion ................................... 17
LAMPIRAN ...................................................................................................... 39
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.2. Data Interpretasi Spektra IR Produk Sintesis dan Hasil Penelitian Sebelumnya
...................................................................................................................... 23
4.3. Data Interpretasi Spektrum 1H-NMR Produk Sintesis dan Interpretasi Hasil
Penelitian Sebelumnya .................................................................................. 30
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.2 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lemon (Citrus limon burm f.) ............... 9
4.1 (a) Hasil Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis dan Lemon Suhu Refluks 60C
(b) Hasil Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis dan Lemon Suhu Refluks 78C 19
4.2 (a) Spektrum FTIR 4-hidroksibenzaldehida (Reaktan) (b) Spektrum FTIR 1,3-
sikloheksanadion (Reaktan) ........................................................................... 21
4.3 (a) Spektrum FTIR Produk Hasil Sintesis Menggunakan Katalis Jeruk Nipis
(b) Spektrum FTIR Produk Hasil Sintesis Menggunakan Katalis Lemon ....... 22
viii
4.9 (a) Spektrum 1H-NMR (b) Nilai Geseran Kimia dari 9-(4-hidroksifenil)-
3,4,6,7-heksahidro-1H-xanten-1,8(2H)-dion .................................................. 29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
terikat pada cincin benzena memiliki halangan sterik yang lebih rendah
dibandingkan pada posisi orto dan meta. Gugus –OH posisi orto dan meta terlalu
dekat dengan gugus karbonil yang dapat menyebabkan saling tumpang tindihnya
awan elektron, sehingga pada posisi orto dan meta lebih sukar diserang nukleofil.
Namun sebaliknya, gugus –OH pada posisi para menyebabkan kereaktifan gugus
karbonil meningkat karena lebih mudah diserang oleh nukleofil yakni 1,3-
sikloheksanadion membentuk senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dion, sehingga sintesisnya lebih menguntungkan. Peran katalis
asam dalam sintesis senyawa ini yaitu memprotonasi gugus karbonil pada
senyawa 4-hidroksibenzaldehida sehingga dapat diserang oleh nukleofil yakni
senyawa 1,3-sikloheksanadion, serta membantu siklisasi cincin piran. Usulan
mekanisme pembentukan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-
xanten-1,8(5H,9H)-dione dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1.
OH OH
O OH
H2O/EtOH
O O O O
OH Asam Sitrat (H+)
O HC
OH
O H
(II)
O O HC
O
OH OH2
H (I) O
OH
-H2O
OH
O
OH CH
OH OH
O O
O
O O
-H2O
C O
O
OH
VI
H+O OH
OH
O
O (III)
(IV)
Asam Sitrat (H+) O O
O O
(V)
6
7
Keterangan:
R4
R3 R3
R4
R2 R2
R3 R3
O O
R2 R2
CHO O
OH
OH
O
O O
Katalis (Asam)
+
Pelarut
O
CHO
O
1,3-sikloheksanadion 4-hidroksibenzaldehida
Turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten
(9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion)
Berbagai metode atau kondisi reaksi telah banyak digunakan untuk sintesis
1,8-diokso-oktahidroxanten dan turunannya, diantaranya menggunakan katalis
asam p-dodecyl benzene sulfonic dalam media air selama 3, 6, dan 9 jam (Jin,
dkk., 2004), katalis (NH4)3PO4 dengan pelarut air dalam suhu ruang (Darviche,
dkk., 2007), katalis tiourea dioksida dalam media air pada suhu 50-60C (Bhale,
2015), katalis 1-butyl 3-methylimidazolium perchlorate ([bmim]ClO4) pada suhu
100C (Makone, dkk., 2013), katalis iodium dalam isopropanol pada suhu 70-
80C (Mulakayala, dkk., 2012), katalis NaHSO4.SiO2 (Das, dkk., 2007), katalis
nanopartikel ZnO dengan pelarut etanol (Lasemi, dkk., 2015), dan katalis asam
sulfat alumina dengan pelarut etanol pada suhu 80C (Pramanik, dkk., 2012).
Metode-metode tersebut memang efektif digunakan untuk sintesis
senyawa 1,8-diokso-oktahidroxanten dan turunannya, namun masih ditemui
beberapa kelemahan diantaranya penggunaan katalis yang mahal, membutuhkan
preparasi yang rumit, waktu lama, dan hasil yang rendah karena turunan non-
sikliknya (Napoleon, dkk., 2014). Oleh karena itu, dalam penelitian ini diperlukan
metode sintesis yang sederhana dengan satu tahap reaksi yakni dengan metode
refluks pada suhu 60C dan 78C selama 2 jam menggunakan katalis asam dari
jeruk nipis dan lemon dalam kondisi bebas pelarut. Peran katalis asam dalam
sintesis senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion yaitu memprotonasi gugus karbonil pada senyawa 4-hidroksibenzaldehida
sehingga dapat diserang nukleofil yakni senyawa 1,3-sikloheksanadion, serta
membantu siklisasi cincin piran. Digunakan katalis asam dari kedua jenis jeruk
tersebut karena mudah dijangkau dengan harga relatif murah dan dapat
mengurangi permasalahan lingkungan akibat dari limbah atau sisa bahan kimia
berbahaya. Penggunaan katalis basa juga dapat digunakan untuk sintesis senyawa
ini, namun katalis basa ramah lingkungan masih memiliki kelemahan yakni
preparasi rumit dan membutuhkan waktu lama, sebagai contoh katalis heterogen
abu kulit kerang yang mengandung kalsium oksida (CaO). Dengan demikian,
jeruk nipis dan lemon lebih tepat digunakan sebagai katalis asam ramah
lingkungan dalam penelitian ini karena preparasinya mudah dan cepat.
9
Gambar 2.2 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lemon (Citrus limon burm f.)
10
rumit. Disamping itu, kelemahan dari penggunaan bahan alami yaitu gugus aktif
yang berperan dalam proses metabolisme sulit diketahui secara pasti. Dengan
demikian, penemuan suatu antioksidan sintetik lebih menarik dan menjanjikan
karena struktur senyawa target dapat diketahui secara pasti. Hal ini memberikan
peluang untuk mengembangkan senyawa antioksidan baru yang diharapkan
memiliki aktivitas antioksidan tinggi (Prabawati, 2016). Salah satu contoh
senyawa hasil sintesis yang berpotensi sebagai antioksidan yakni senyawa 1,8-
diokso-oktahidroxanten dan turunannya (Zukić, dkk., 2018; Seca, dkk., 2014).
Beberapa turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten tersubstitusi gugus hidroksi
yang terikat pada cincin benzena telah dilaporkan aktivitas antioksidannya dan
memiliki persentase inhibisi yang berbeda-beda pada setiap konsentrasi sampel
yang digunakan. Adanya gugus hidroksi mampu menghambat keberlanjutan
reaksi radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen pada radikal bebas
melalui reaksi homolitik gugus hidroksi, sehingga terbentuk radikal bebas baru
yang lebih stabil dan kurang reaktif. Kondisi tersebut juga ditandai dengan
peningkatan persentase inhibisi senyawa (Nirwani, dkk., 2018).
Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan suatu
senyawa adalah dengan mengukur aktivitas penangkapan radikal bebas dari DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Metode ini cukup sederhana, cepat, mudah, dan
relatif murah. Radikal bebas DPPH memberikan serapan kuat pada panjang
gelombang 517 nm dengan warna violet gelap (Rastuti dan Purwati, 2012).
Apabila terdapat senyawa yang mampu meredam radikal bebas DPPH dengan
mendonorkan atom hidrogen, maka akan terbentuk DPPH non radikal (1,1-difenil-
2-(2,4,6-trinitrofenil)hidrazin) yang ditandai dengan memudarnya warna ungu
hingga menjadi warna kuning yang berasal dari gugus pikril (Tristantini, dkk.,
2016). Mekanisme reaksi antara senyawa radikal bebas (DPPH) dengan senyawa
9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion dapat
diilustrasikan pada Gambar 2.4. Dengan demikian, DPPH secara luas digunakan
untuk menguji kemampuan senyawa-senyawa peredam radikal bebas atau donor
radikal hidrogen.
12
NO2 NO2
O H O
N N
O O
13
14
penentuan titik lebur (Fisher Scientific Melting Point Apparatus), seperangkat alat
spektrofotometer FT-IR, seperangkat alat GC-MS, seperangkat alat 1H-NMR, dan
seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis.
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk 1,3-
sikloheksanadion 100 gram merk Sigma Aldrich, serbuk 4-hidroksibenzaldehida
50 gram merk Sigma Aldrich, etanol p.a, metanol, dimetil sulfoksida (DMSO),
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) 20 ppm, akuades, alumunium foil, indikator
universal, kertas saring, jeruk nipis diperoleh dari perkebunan Dau Malang, jeruk
lemon diperoleh dari Swalayan Superindo Malang.
Keterangan :
Ac = Absorbansi Kontrol
As = Absorbansi Sampel
O OH O O
Refluks
+
60C/78C (2 jam)
O Jeruk nipis/Lemon O
CHO
2 mmol Produk Hasil Sintesis
1 mmol
b. Analisis FT-IR
Metode analisis FT-IR dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel
dicampur dengan kalium bromida (KBr) kering, lalu ditekan membentuk keping
atau film KBr. Kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer FT-
IR.
c. Analisis GC-MS
Analisis GC menghasilkan kromatogram yang akan memberikan informasi
mengenai jumlah senyawa dalam sampel. Kemudian, dianalisis dengan MS
menghasilkan spektrum yang akan memberikan informasi mengenai bobot
molekul senyawa target yakni 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dion melalui pola fragmentasi yang dihasilkan. Kondisi parameter
operasional GC tertera pada Tabel 3.1, sedangkan program MS terdapat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Kondisi Parameter Operasional Gas Chromatography
No. Spesifikasi Kondisi
1. Merk Alat Agilent 19091S-433
2. Kolom Kapiler
3. Panjang 30 m
4. Diameter 0,25 m
5. Gas Pembawa Helium
6. Suhu Oven (Kolom) 80C
7. Suhu Injeksi 300C
8. Mode Injeksi Split
9. Mode Aliran Konstan
10. Tekanan 9,03 Psi
11. Total Aliran 33,0 mL/min
12. Aliran Kolom 1,0 mL/min
13. Kecepatan Linier 36 cm/s
14. Rasio Split 30:1
15. Suhu Sumber Ion 325,00 oC
17
d. Analisis 1H-NMR
Analisis menggunakan 1H-NMR (H-Nuclear Magnetic Resonance) dilakukan
di Laboratorium Kimia Institut Teknologi Bandung. Analisis 1H-NMR bertujuan
untuk mengidentifikasi struktur senyawa/rumus bangun molekul pada sampel
produk sintesis. Jumlah dan tempat proton dalam molekul senyawa tersebut
menentukan bentuk spektrum yang dihasilkan. Spesifikasi alat 1H-NMR merk
Agilent dengan sistem konsol DD2 yang beroperasi pada frekuensi 500 MHz
(1H).
(a) (b)
Gambar 4.1 (a) Hasil Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis dan Lemon Suhu Refluks 60C (b)
Hasil Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis dan Lemon Suhu Refluks 78C
Kemurnian suatu senyawa dapat diketahui dengan menentukan nilai titik
lebur atau titik lelehnya. Apabila suatu zat padat tercampur oleh bahan pengotor,
maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya.
Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan rentang titik leleh.
Suatu sampel dapat dikatakan telah murni apabila rentang suhu awal sampai suhu
akhir melebur sama dengan 1-2C. Selain itu, senyawa yang telah murni pada
umumnya memiliki titik lebur lebih tinggi dibandingkan dengan ketika masih
bercampur dengan senyawa lain (Chang, 2004). Berdasarkan hasil pengukuran,
diperoleh titik lebur sampel berkatalis jeruk nipis dan lemon dengan suhu refluks
60C dan 78C masing-masing sebesar 227-229C, sedangkan dari penelitian
Makone dan Mahurkar (2013) juga mensintesis senyawa yang sama memperoleh
nilai titik lebur sebesar 228-230C. Hal tersebut diduga karena subjek, perlakuan,
dan alat yang digunakan berbeda. Nilai titik lebur yang diperoleh dari hasil
pengukuran menunjukkan bahwa sampel tersebut telah murni dan terbentuk
produk, karena titik lebur sampel berbeda dengan titik lebur reaktan, titik lebur
19
20
1666,5 cm-1
(C=O)
1593,2 cm-1
2831,5 cm-1 (C=C aromatik)
3203,76 cm-1 (C-H)
(O-H)
(a)
1732,08 cm-1
(C=O keton)
(b)
Gambar 4.2 (a) Spektrum FTIR 4-hidroksibenzaldehida (Reaktan) (b) Spektrum FTIR 1,3-
sikloheksanadion (Reaktan)
22
3022,45 cm-1
(C-H aromatik) 1610,56 cm-1
(C=C alifatik)
2949 cm-1
1516,05 cm-1
(C-H alifatik)
3381,21 cm-1 (C=C aromatik)
(O-H)
(a)
3022,45 cm-1
(C-H aromatik) 1610,56 cm-1
(C=C alifatik)
2949 cm-1 1516,05 cm-1
(C-H alifatik) (C=C aromatik)
3381,21 cm-1
(O-H)
(b)
Gambar 4.3 (a) Spektrum FTIR Produk Hasil Sintesis Menggunakan Katalis Jeruk Nipis (b)
Spektrum FTIR Produk Hasil Sintesis Menggunakan Katalis Lemon
Kedua reaktan yakni 4-hidroksibenzaldehida dan 1,3-sikloheksanadion,
serta produk hasil sintesis menggunakan katalis jeruk nipis dan lemon telah
dilakukan analisis FT-IR. Hal ini bertujuan untuk membandingkan gugus fungsi
produk dengan reaktan. Masing-masing senyawa memiliki spektrum IR yang
23
khas. Jika spektra IR produk berbeda dengan spektra IR kedua reaktan, maka
terbentuknya produk sudah terkonfirmasi. Kedua produk memiliki spektra IR
yang berbeda dengan spektra IR kedua reaktan. Hal ini menunjukkan bahwa
produk telah berhasil disintesis menggunakan katalis jeruk nipis dan lemon.
Berdasarkan hasil interpretasi spektra FTIR produk sintesis, terdapat 7 pita
serapan yang khas. Pita serapan pertama dengan intensitas kuat dan melebar pada
bilangan gelombang 3381,21 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan O-
H. Pita serapan kedua dengan intensitas medium dan tajam pada bilangan
gelombang 3022,45 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C-H
aromatik. Pita serapan ketiga dengan intensitas medium dan tajam pada bilangan
gelombang 2949,16 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C-H alifatik.
Pita serapan keempat dengan intensitas kuat dan tajam pada bilangan gelombang
1651,07 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C=O. Pita serapan
kelima dengan intensitas kuat dan tajam pada bilangan gelombang 1610,56 cm-1
mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C=C alifatik. Pita serapan keenam
dengan intensitas kuat dan tajam pada bilangan gelombang 1516,05 cm-1
mengindikasikan adanya vibrasi ulur ikatan C=C aromatik. Pita serapan ketujuh
dengan intensitas kuat dan tajam pada bilangan gelombang 1207,44 cm-1
mengindikasikan adanya vibrasi ulur C-O.
Berdasarkan hasil interpretasi spektra IR, dapat diketahui ketujuh pita
serapan tersebut mewakili gugus fungsi dari senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion yang memiliki gugus fungsi –OH, C=O,
dan C-O. Hasil interpretasi dari spektra IR produk sintesis diperkuat dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dirangkum pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data Interpretasi Spektra IR Produk Sintesis dan Hasil Penelitian Sebelumnya
Bilangan Penelitian Li-Bin, dkk.,
Vibrasi Khas Intensitas
Gelombang (cm-1) (2006) (cm-1)
Ulur O-H 3381,21 Kuat, melebar 3379
Ulur C-H aromatik 3022,45 Medium, tajam 3021
Ulur C-H alifatik 2949,16 Medium, tajam 2949
Ulur C=O keton 1651,07 Kuat, tajam 1662
Ulur C=C alifatik 1610,56 Kuat, tajam 1612
(a)
m/z Ion
molekul [M+]
293
(b)
Gambar 4.4 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis
Jeruk Nipis (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis
Berdasarkan analisis GC, produk reaksi yang dikatalisis oleh jeruk nipis,
terdapat puncak tunggal pada kromatogram seperti terlihat pada Gambar 4.4 a,
yang memiliki waktu retensi 15,949 menit dengan luas area sebesar 100% yang
diduga merupakan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-
1,8(5H,9H)-dion dengan kemurnian 100%. Hal ini dapat diperjelas oleh spektrum
25
massa hasil analisis MS (Gambar 4.4 b), muncuk puncak dengan nilai m/z = 310,0
diduga merupakan bobot ion molekul [M+] target.
(a)
m/z Ion
molekul [M+]
293
(b)
Gambar 4.5 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis
Lemon (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Lemon
Analisis GC produk reaksi yang dikatalisis oleh lemon seperti terlihat pada
kromatogram (Gambar 4.5 a) menunjukkan adanya puncak tunggal pada waktu
retensi 15,892 menit dengan luas area sebesar 100% yang diduga merupakan
senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
dengan kemurnian 100%. Hal ini dapat diperjelas dari spektrum massa hasil
26
analisis MS (Gambar 4.5 b) muncul puncak dengan nilai m/z = 310,0 yang diduga
bobot ion molekul [M+] target. Kromatogram GC dan spektra MS sampel dengan
suhu refluks 78C dapat ditunjukkan pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.
A b und a nce
T IC : C H N .D \ D A T A .M S
6500000
6000000
5500000
1 6 .1 8 6
5000000
4500000
4000000
3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
5 .0 0 1 0 .0 0 1 5 .0 0 2 0 .0 0 2 5 .0 0 3 0 .0 0
T im e -->
(a)
A b u n d a n c e
S c a n 1 5 3 3 ( 1 6 .1 8 3 m i n ) : C H N .D \ D A T A .M S
3 1 0 .1
7 5 0 0 0 0
m/z Ion
7 0 0 0 0 0 molekul [M+]
2 1 7 .1
6 5 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0
5 5 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0
293
4 5 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0
3 5 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0
2 5 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0
1 5 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0
5 5 .0
5 0 0 0 0 1 1 5 .0
1 5 5 .0 2 6 4 .1
3 5 5 .0 4 0 1 .0 4 6 0 .9 5 1 6 .1 5 7 2 .0
0
5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 5 0 3 0 0 3 5 0 4 0 0 4 5 0 5 0 0 5 5 0
m / z -->
(b)
Gambar 4.6 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis
Jeruk Nipis (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Jeruk Nipis
Berdasarkan analisis GC, produk reaksi yang dikatalisis oleh jeruk nipis
terdapat puncak tunggal pada kromatogram seperti terlihat pada Gambar 4.6 a,
yang memiliki waktu retensi 16,183 menit dengan luas area sebesar 100% diduga
merupakan senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-
dion dengan kemurnian 100%. Hal ini dapat diperjelas oleh spektrum massa hasil
27
analisis MS (Gambar 4.6 b), terdapat puncak dengan nilai m/z = 310,1 yang
diduga merupakan bobot ion molekul [M+] target.
Abundance
TIC: CHL.D\DATA.MS
6000000
5000000
16.140
4000000
3000000
2000000
1000000
15.526
4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
Time-->
(a)
A b und a nc e
S c a n 1 5 2 8 ( 1 6 .1 4 1 m i n ) : C H L .D \ D A T A .M S
3 1 0 .1
700000
m/z Ion
molekul [M+]
650000
2 1 7 .1
600000
550000
500000
450000
293
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
5 5 .1
50000 1 1 5 .0
1 5 5 .0 2 6 4 .1
3 5 5 .1 4 0 0 .9 4 6 0 .9 5 1 6 .1 5 7 2 .1
0
5 0 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550
m / z -->
(b)
Gambar 4.7 (a) Kromatogram GC (Gass Chromatography) Produk Sintesis dengan Katalis
Lemon (b) Spektrum Massa Produk Sintesis dengan Katalis Lemon
Analisis GC sampel berkatalis lemon seperti terlihat pada kromatogram
(Gambar 4.7 a) menunjukkan adanya dua puncak pada waktu retensi 15,526 menit
dan 16,140 menit. Puncak pada waktu retensi 15,526 merupakan pengotor yang
berasal dari kolom yang digunakan untuk analisis sampel lain sebelumnya,
sedangkan puncak pada waktu retensi 16,140 menit dengan luas area sebesar
28
O O O O
e-
O O
m/z = 310,1
OH
O O O O
Loss -OH + OH
M-17
O O
m/z = 310,1 m/z = 293
OH
OH
O O
O O Loss -C6H5OH
M-93 +
O
O m/z = 217,1
m/z = 310,1
(a)
9,16
8
OH
6,93 6,93
7 7
6,56 6,56
6 6
O O
2,62 4 5
4,46 4 2,62
2,25 3 3 2,25
O
1 2
1,82 1,93
(b)
1
Gambar 4.9 (a) Spektrum H-NMR (b) Nilai Geseran Kimia dari 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
heksahidro-1H-xanten-1,8(2H)-dion
Berdasarkan pola spektrum 1H-NMR diatas, terdapat 8 sinyal utama.
Sinyal utama pertama pada geseran kimia 1,82 ppm sebagai singlet yang berarti
tidak ada proton tetangga dan diwakili oleh 1 kelompok proton yang jumlahnya 2
H merupakan gugus metilen pada cincin sikloheksena. Sinyal utama kedua pada
geseran kimia 1,93 ppm sebagai singlet yang berarti tidak ada proton tetangga dan
diwakili oleh 1 kelompok proton yang jumlahnya 2 H merupakan proton gugus
metilen pada cincin sikloheksena. Sinyal utama ketiga pada geseran kimia 2,25
30
ppm sebagai triplet yang berarti terdapat 2 proton tetangga dan diwakili oleh 1
kelompok proton yang jumlahnya 4 H merupakan proton gugus metilen pada
cincin sikloheksena. Sinyal utama keempat pada geseran kimia 2,62 ppm sebagai
triplet yang berarti terdapat 2 proton tetangga dan diwakili oleh 1 kelompok
proton yang jumlahnya 4 H merupakan proton gugus metilen pada cincin
sikloheksena. Sinyal utama kelima pada geseran kimia 4,46 ppm sebagai singlet
yang berarti tidak ada proton tetangga dan diwakili oleh 1 kelompok proton yang
jumlahnya 1 H merupakan proton gugus metin pada heterosiklik. Sinyal utama
keenam dan ketujuh pada geseran kimia 6,56 ppm dan 6,93 ppm masing-masing
sebagai doublet yang berarti terdapat 1 proton tetangga dan diwakili oeh 1
kelompok proton yang jumlahnya 2 H merupakan proton gugus metin pada cincin
benzena. Sinyal utama kedelapan pada geseran kimia 9,16 ppm sebagai singlet
yang berarti tidak ada proton tetangga dan diwakili oleh 1 kelompok proton yang
jumlahnya 1 H merupakan proton gugus hidroksi yang terikat pada cincin
benzena. Namun, sinyal singlet pada 1,82 ppm dan 1,93 ppm seharusnya
muncul sebagai triplet karena terdapat dua hidrogen tetangga. Demikian pula
dengan sinyal triplet pada 2,25 ppm seharusnya muncul sebagai quintet karena
terdapat empat hidrogen tetangga. Hal ini dapat disebabkan karena
spektrofotometer 1H-NMR menggunakan resolusi yang rendah sehingga sinyal
proton tidak mampu menjalani splitting. Dengan teknik integrasi 1H-NMR
diperoleh perbandingan jumlah hidrogen 2 : 2 : 4 : 4 : 1 : 2 : 2 : 1 yang sesuai
dengan jumlah H kelompok proton pada struktur senyawa target. Hasil interpretasi
spektrum 1H-NMR produk sintesis diperkuat oleh hasil penelitian sebelumnya
yang dapat dirangkum pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Data Interpretasi Spektrum 1H-NMR Produk Sintesis dan Interpretasi Hasil
Penelitian Sebelumnya
Geseran Kimia Penelitian Li-Bin, dkk., (2006)
Gugus
(ppm) (ppm)
CH2 1,82 1,86
CH2 1,93 1,94
2(CH2) 2,25 2,27
2(CH2) 2,62 2,63
CH 4,46 4,48
2(CH) 6,56 6,59
2(CH) 6,93 6,95
OH 9,13 9,19
31
Hasil interpretasi spektra IR, spektra massa, dan spektrum 1H-NMR menunjukkan
karakteristik dari struktur senyawa target yakni 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion (turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten).
Dengan demikian, senyawa tersebut telah berhasil disintesis menggunakan katalis
jeruk nipis dan lemon.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jeruk nipis lebih efektif daripada lemon sebagai katalis untuk sintesis
senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion,
dengan rendemen hasil sintesis suhu refluks 60C sebesar 88%, sedangkan
suhu refluks 78C sebesar 81,03%.
2. Produk sintesis berupa serbuk putih dengan titik lebur 227-229C,
terbentuknya produk ditandai dengan munculnya pita serapan yang khas
untuk gugus fungsi –OH, C=O, dan C-O pada spektra IR, puncak yang
menunjukkan massa ion molekul dengan nilai m/z 310,0 pada spektra MS,
serta 8 sinyal utama pada geseran kimia yang mewakili struktur senyawa 9-
(4-hidroksifenil)-3,4,5,6,7,9-heksahidro-1H-xanthene-1,8-(2H)-dione pada
spektrum 1H-NMR.
3. Senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion
memiliki aktivitas antioksidan dengan persen inhibisi 53,42%.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan kondisi suhu
sintesis yang lebih rendah.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membandingkan hasil sintesis
turunan 1,8-diokso-oktahidroxanten dari berbagai turunan benzaldehida.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai reusable katalis.
4. Perlu dilakukan uji atau penelitian lanjutan mengenai penentuan parameter
aktivitas antioksidan yakni nilai IC50 senyawa 9-(4-hidroksifenil)-3,4,6,7-
tetrahidro-2H-xanten-1,8(5H,9H)-dion.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Neny. 2018. Pengaruh Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon)
Terhadap Peningkatan Kadar Hdl Dalam Darah Tikus Putih Jantan
(Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Minyak Goreng Deep Frying. Skripsi.
Dari http://eprints.umm.ac.id/39380/
Dhianawaty, Diah, dan Ruslin. 2015. Kandungan Total Polifenol dan Aktivitas
Antioksidan dari Ekstrak Metanol Akar Imperata cylindrica (L) Beauv.
(Alang-alang). Majalah Kedokteran Bandung 47 (1): 60–64.
https://doi.org/10.15395/mkb.v47n1.398.
Edriana, Nurhabiba. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Daun Kunyit
(Curcuma Domestica Val) dengan Menggunakan Metode DPPH (1,1-
34
35
Ekaputri, Fitriyanti. 2018. Pengaruh Perbandingan Kulit Dan Sari Lemon Dan
Konsentrasi Kayu Manis Terhadap Karakteristik Selai Lemon (Citrus
limon burm f.) Secara Organoleptik. Skripsi. Dari
http://repository.unpas.ac.id/33804/
Jin, Tong-Shou, Jian-She Zhang, Jin-Chong Xiao, Ai-Qing Wang, dan Tong-
Shuang Li. 2004. Clean Synthesis of 1,8-Dioxo-Octahydroxanthene
Derivatives Catalyzed by p-Dodecylbenezenesulfonic Acid in Aqueous
Media. Synlett 2004 (05): 0866–70. https://doi.org/10.1055/s-2004-
820022.
Julianus, Jeffry, dan Elvan Luckyvano. 2014. Sintesis Asam Sinamat Dari
Benzaldehida Dan Asam Malonat Dengan Katalis Dietilamina, (Online),
(http://e-journal.usd.ac.id/index.php/JFSK/article/view/61/53), diakses 22
Februari 2020
Li-Bin, Liu, Jin Tong-Shou, Han Li-Sha, Li Meng, Qi Na, dan Li Tong-Shuang.
2006. The Reaction of Aromatic Aldehydes and 1,3-Cyclohexanedione in
Aqueous Media. E-Journal of Chemistry 3 (3): 117–21.
https://doi.org/10.1155/2006/686538.
Makone, Sangita, dan Shreyas Mahurkar. 2013. A Green Protocol for Efficient
Synthesis of 1,8-Dioxo-Octahydroxanthenes Using Ionic Liquid. Green
and Sustainable Chemistry 03 (04): 27–32.
https://doi.org/10.4236/gsc.2013.34A005.
Navarro, Camilo, Cesar Sierra, dan Cristian Puentes. 2013. Aqueous citric acid as
‘green’ reaction media for the synthesis of octahydroxanthenes, (Online),
(https://www.researchgate.net/publication/276971526_Aqueous_citric_aci
d_as_green_reaction_media_for_the_synthesis_of_octahydroxanthenes),
diakses 19 Desember 2019
Nirwani, Laksmiari Sekar, Hery Muhamad Ansory, dan Anita Nilawati. 2018.
Sintesis senyawa 2,4-Dihidroksiasetofenon dan Uji Aktivitasnya sebagai
Antioksidan. Jurnal Farmasi Indonesia 15 (1): 65–70.
https://doi.org/10.31001/jfi.v15i1.356.
Pal, Rammohan. 2013. Fruit Juice: A Natural, Green and Biocatalyst System in
Organic Synthesis. Open Journal of Organic Chemistry 1 (4): 47.
https://doi.org/10.12966/ojoc.10.02.2013.
Pramanik, Amit, dan Sanjay Bhar. 2012. Alumina-sulfuric acid catalyzed eco-
friendly synthesis of xanthenediones. Catalysis Communications 20
(April): 17–24. https://doi.org/10.1016/j.catcom.2011.12.036.
Rahmayanti, Faiza. 2018. Perbandinagn Air Persan Buah Jeruk Nipis (Citrus
Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrohoa Bilimbi)Terhadap Jumlah
Koloni Bakteri Pada Ikan Nila (Areochromis Niloticus), (Online),
(http://repository.radenintan.ac.id/4082/), diakses 07 Februari 2020
Rastuti, Undri, dan Purwati Purwati. 2012. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Daun Kalba (Albizia Falcataria) Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil) Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekundernya Undri
Rastuti* dan Purwati. Molekul 7 (1): 33.
https://doi.org/10.20884/1.jm.2012.7.1.104.
Seca, Ana, Stephanie Leal, Diana Pinto, Maria Barreto, dan Artur Silva. 2014.
Xanthenedione Derivatives, New Promising Antioxidant and
Acetylcholinesterase Inhibitor Agents. Molecules 19 (6): 8317–33.
https://doi.org/10.3390/molecules19068317.
(http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/kejuangan/article/view/1547), diakses
25 Mei 2020
Residu Filtrat
- Dikeringkan residu hasil sintesis
- Dioven pada suhu 100C selama 1-2 menit
- Dimurnikan dengan teknik rekristalisasi
- Dilakukan prosedur yang sama pada suhu 78C
Residu Filtrat
39
40
2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH)
Sampel (Produk 1)
- Diambil sebanyak 1 mL
- Dilarutkan dengan DMSO dalam
labu ukur 10 mL hingga tanda batas
- Diambil sebanyak 1 mL
- Ditambahkan 2 mL pelarut Dimetil Sulfoksida (DMSO)
- Disimpan di ruang gelap selama 30 menit pada suhu ruang
- Diukur absorbansinya pada = 517 nm
V1 = 1 mL
c. Konsentrasi 8 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 8 ppm x 10 mL
80
V1 = 100
V1 = 0,8 mL
d. Konsentrasi 6 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 6 ppm x 10 mL
60
V1 = 100
V1 = 0,6 mL
e. Konsentrasi 4 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 4 ppm x 10 mL
40
V1 =
100
V1 = 0,4 mL
f. Konsentrasi 2 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 2 ppm x 10 mL
20
V1 = 100 = 0,2 mL
44
= 0,2243 gram
𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑚𝑜𝑙
Massa molar 4-hidroksibenzaldehida = 1 mmol x 122,12 x 1000 𝑚𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
= 0,1221 gram
45
1,3-sikloheksanadion + 4-hidroksibenzaldehida →P
M 2 mmol 1 mmol -
S 1 mmol - 1 mmol
Massa teoritis = n x Mr
𝑔
= 0,001 mol x 310 𝑚𝑜𝑙 = 0,31 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen (Suhu 60C) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑜,2728 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 88%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen (Suhu 78C) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑜,2510 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 80,97%
𝑜,2379 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 76,74%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen (Suhu 78C) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑜,2406 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 77,61%
RIWAYAT HIDUP
46
47