Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH INKLUSI

Tentang

" Peran dan tanggung jawab guru kelas, guru bidang studi dan GPK dalam
penidikan inklusif "

DosenPengampu:

, M.pd

Disusun:

OLEH

Kelompok 6

Taufik Hidayat (17004106)

Ridho Aprilia N. (17004052)

Alvian (19002037)

Indah Fitria (17004016)

Soraya (17004154)

Ikhfa Humaira (19002119)

Loly Velinda (19002061)

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Padang

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul " Peran dan tanggung jawab guru kelas, guru bidang studi dan GPK dalam
penidikan inklusif ". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak, M.Pd selaku dosen
pembina mata kuliah Inklusi. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Padang, 10 Februari 2020


Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Peran dan Tanggung Jawab

Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto, sebagai berikut: Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang
dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi
norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatanî. Menurut Biddle dan
Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang
diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.

Pengertian tanggung jawab secara umum adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Adapun definisi
tanggung jawab secara harafiah dapat diartikan sebagai keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya jika terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan atau
juga berarti hak yang berfungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikapnya oleh
pihak lain. Jadi, tanggung jawab adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh setiap
individu yang berdasarkan atas kewajiban maupun panggilan hati seseorang. Yaitu sikap
yang menunjukkan bahwa seseorang tersebut memiliki sifat kepedulian dan kejujuran yg
sangat tinggi.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah merupakan bagian dati
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan
tanggung jawab itu. Dengan demikian, maka tanggung jawab dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.

B. Peran dan Tanggung Jawab Guru Kelas

Guru kelas adalah orang yangpekerjaannya mengajar atau memberikan pelajaran


di sekolah atau didalam kelas. Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan
kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada setiap
anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi
sampah masyarakat. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha
membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang
berguna bagi nusa dan bangsa.

Menurut Mulyasa, dengan mengutip Pullias dan Young, Manan, serta Yelon
mengidentifikasikan peran guru kelas, yakni :

a. Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan
disiplin.

b. Guru sebagai pengajar

Guru membantu peserta didik yang masih berkembang untukmempelajari sesuatu


yang belum diketahuinya, membentukkompetensi, dan memahami materi standar
yang dipelajari.

c. Guru sebagai pembimbing

Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas,menetapkan


waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harusditempuh, menggunakan petunjuk
perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
pesertadidik.

d. Guru sebagai pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihanketerampilan, baik


intelektual maupun motorik, sehingga menuntutguru untuk bertindak sebagai pelatih.

e. Guru sebagai penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagaipenasehat dan dalam
beberapa hal tidak dapat berharap untukmenasehati orang.

f. Guru sebagai pembaharu (innovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalamkehidupan yang


bermakna bagi peserta didik.

g. Guru sebagai model dan teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dansemua orang yang
menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan,tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapatsorotan peserta didik serta orang disekitar
lingkungannya yangmenganggapnya sebagai guru.

h. Guru sebagai pendorong kreativitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.

i. Guru sebagai evaluator

Seorang guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik.Kegiatan ini


dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yangtelah dirumuskan itu tercapai atau
belum, dan apakah materi yangdiajarkan sudah cukup tepat.
Peranan dan tanggung jawab guru kelas dalam pendidikan inklusif

a) Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orangtua atau wali tentang
kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi;

b) Bekerja sama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah,
mengajak dan memasukkannya ke sekolah;

c) Menjelaskan manfaat dan tujuan lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran


kepada orangtua peserta didik;

d) Mempersiapkan anak agar berarti berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian


dari kurikulum, seperti mengunjungi museum, memperingati hari-hari besar
keagamaan dan nasional;

e) Mengajak orangtua dan anggota masyarakat terlibat di kelas;

f) Mengkomunikasikan lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran kepada


orangtua atau wali peserta didik, komite sekolah serta pemimpin dan anggota
masyarakat;

g) Bekerja sama dengan para orangtua untuk menjadi penyuluh lingkungan inklusi
ramah terhadap pembelajaran di lingkungan sekolah dan masyarakat.

C. Peran dan Tanggung Jawab Guru Studi

Guru mata pelajaran adalah guru yang bertanggung jawab melaksanakan


pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan Sekolah Dasar dan
yang sederajad, Sekolah Menengah Pertama dan yang sederajat, Sekolah Menengah Atas
dan yang sederajat, serta Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan.
Tugasnya adalah membantu guru kelas dan guru pembimbing khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran yang efektif bagi siswa. Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru
adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia
sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan
konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan
efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas
tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.

Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru
yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan
peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005)
mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada
siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli,
memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan
tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :

1) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa


2) Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang
siswa-siswa tersebut.
3) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing/konselor
4) Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang
menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus
(seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
5) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan
siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi
kasus.
8) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
D. Peran dan Tanggung Jawab Guru Pembimbing Khusus (GPK)
Guru pendamping khusus juga sering disebut Guru Pembimbing Khusus
merupakan para tenaga profesional yang perannya teramat kompleks dalam proses
pengajaran siswa penyandang disabilitas.Anak penyandang disabilitas merupakan anak
bangsa yang tidak boleh didiskriminasikan hanya karena kondisinya yang berbeda
dengan anak usia sebayanya. Anak berkebutuhan khusus biasanya mengenyam
pendidikan di SLB (Sekolah Luar Biasa) namun tidak jarang pula ada yang di sekolahkan
ke lembaga formal reguler karena orang tuanya kurang paham dengan kondisi anaknya.
Oleh karena itu dalam pengajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus tersebut
supaya berhasil maksimal dibutuhkan guru pendamping yang biasa disebut guru
pembimbing khusus.
Maksud dari GPK sesuai dengan buku pedoman penyelanggara pendidikan
inklusif tahun 2007 adalah guru yang mempunyai latarbelakang pendidikan
khusus/Pendidikan luar biasa atau yang pernah mendapat pelatihan tentang pendidikan
khusus/luar biasa, yang ditugaskan di sekolah inklusif.32Sekolah inklusif pada dasarnya
memegang konsep “pendidikan untuk semua” sehingga antara anak berkebutuhan khusus
dan anak normal seusianya diberikan layanan pendidikan sebaik mungkin. Bagi anak
berkebutuhan khusus disediakan guru pembimbing khusus yang diharapkan mampu
mengoptimalkan potensi peserta didik. Guru Pendidikan Khusus adalah guru yang
berkualifikasi sarjana (S1) pendidikan luar biasa (ortopedagog) yang memiliki tugas dan
fungsi sebagai pendamping, dan bekerja sama dengan guru kelas atau guru bidang studi
dalam memberikan assesmen, menyusu program pengajaran individuan. Disamping itu
GPK bertugas memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada
sekolah inklusif. Materi yang menjadi tanggung jawab GPK meliputi layanan
pembelajaran pra-akademik, layanan kekhususan dan layanan pendidikan bagi anak
berk4ebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam pembelajaran akademik. Sesuai
dengan tugas dan kewenangannya, maka GPK haruslah berlatar belakang pendidikan
khusus atau guru reguler yang telah mendapatkan pelatihan yang memadai tentang
layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Selain berperan seperti halnya guru pada umunya, GPK memiliki peran khusus
yaitu:
a. Mengembangkan dan memelihara kesepadanan optimal ABK dengan anak
lain.
b. Menjaga agar kehadiran ABK tidak mengganggu pelaksanaan program
endidikan sekolah umum.
c. Mengembangkan dan meningkatkan program pendidikan inklusi.
Mengusahakan keserasian suasana pendidikan di sekolah dan di tengah-tengah keluarga
anak berkebutuhan khusus.
Tugas Guru Pembimbing Khusus :
1. Tugas menyelenggarakan assesmen
Asesmen adalah penilaian yang mengacu pada berbagai Instrumen yang dapat
digunakan untuk memperoleh informasi seperti pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan tingkah laku anak. Proses pengumpulan informasi tentang seorang
anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan anak Penyelenggaraan asesmen khusus bertujuan :
a. Mengetahui jenis dan tingkat ABK.
b. Mengetahui jenis dan tingkat kendala ABK.
c. Mengetahui berbagai potensi yang dimiliki ABK.
d. Mengetahui berbagai kebutuhan ABK
Tugas menyelenggarakan asesmen dilakukan secara bertahap meliputi:
a. asesmen diagnostik, dilaksanakan pada waktu ABK mulai masuk sekolah
atau pada waktu mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar.
b. asesmen formatif, dilaksanakan bersamaan penyelenggaraan bimbingan,
latihan, pengajaran kompensatif.
c. asesmen sumatif, dilaksanakan pada tahap akhir penyelenggaraan
pendidikan khusus.
2. Tugas menyelenggarakan kurikulum plus (pendidikan kompensatoris)
Kurikulum tambahan ini tidak ada dalam kurikulum standar. Kurikulum tambahan
ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan kompensatoris yang bersifat membimbing,
melatih,dan membenahi anak berkebutuhan khusus untuk mempersiapkan
berintegrasi ke dalam klas bersama-sama anak awas. Penyelenggaraan kurikulum plus
bertujuan mencapai kesepadanan optimal ABK dengan peserta didik lain.
Kurikulum plus ini terdiri dari dua bagian :
a. Memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk
meningkatkan kemampuan mereka melaksanakan kehidupan sekolah.
Bagian ini meliputi: latihan kedriaan, latihan Orientasi dan Mobilitas
(tunanetra), bina persepsi bunyi dan irama (tunarungu), bina diri
(tunagrahita), bina gerak (tunadaksa), bina pribadi dan sosial (tunalaras),
bina komunikasi (autis), latihan Olah Raga dan Kesehatan, latihan
keterampilan sehari-hari, dan bimbingan sosialisasi. Bagian pertama dari
kurikulum plus ini disebut juga bimbingan penyesuaian anak berkebutuhan
khusus di sekolah.
b. Memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk
mempersiapkan diri mengikuti pelajaran di dalam klas. Bagian ini meliputi
pengajaran konsep dasar bahasa, baca tulis Braille (tunanetra), komunikasi
total (tunarungu) dan pengajaran konsep dasar matematika, IPA, dan IPS;
serta latihan alat bantu-peraga khusus. Bagian kedua dari kurikulum plus
ini disebut bimbingan penyesuaian anak berkebutuhan khusus ke dalam
klas.
3. Tugas menyelenggarakan layanan pembelajaran khusus
Pengajaran khusus adalah pengajaran yang diberikan kepada ABK yang di dalam
proses belajar mengalami ketidaksesuaian dengan tuntutan kurikulum standar.
Penyelenggaraan ini bertujuan mencapai kesesuaian optimal ABK dengan tuntutan
program pendidikan mereka.
Pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan meliputi:
a. Pengajaran remedial, diberikan jika ABK di dalam proses belajar mengajar
di klas mengalami ketidakjelasan, salah pengertian dan atau kesalahan cara
mengajar guru,
b. Pengajaran akselerasi, diberikan kepada ABK yang mengalami kecerdasan
istimewa dan berprestasi luar biasa dalam pelajarannya,
c. Pengajaran pengayaan, diberikan kepada semua ABK untuk memperkaya
pengalaman kongkret sesuai dengan program pengajaran mereka.
d. Pembelajaran individual dengan program pembelaaran individual (PPI):
dilaksanakan terhadap ABK dengan kecerdasan di bawah rata-rata dan
tidak mampu mengikuti pembelajaran dengan kurikulum standar.
4. Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah
Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah adalah pelayanan kepada orang tua
dan anggota keluarga ABK untuk mengembangkan pengertian dan sikap wajar
terhadap ABK. Penyelenggaraan kunjungan rumah bertujuan menyelaraskan,
menyerasikan, dan menyepadankan suasana pendidikan di rumah dan suasana
pendidikan & sekolah, yang tugas-tugasnya meliputi:
a. Bimbingan kepada orangtua dan keluarga ABK.
b. Bimbingan dan latihan-latihan kepada ABK terhadap hal-hal yang sulit
dilaksanakan di sekolah.
5. Tugas menyelenggarakan adaptasi media
Adaptasi media misalnya kegiatan mengalihhurufkan dari huruf Braille ke huruf
visual, atau sebaliknya, serta memperbesar ukuran huruf untuk anak low vision.
Penyelenggaraan adaptasi media bertujuan:
a. Menghilangkan kesenjangan komunikasi tertulis/ lesan antara ABK
dengan para Guru Klas / Guru Bidang studi.
b. Melengkapi bahan pelajaran tertulis yang relevan dengan ABK (tunanetra:
dalam huruf Braille dan atau huruf visual ukuran besar).
6. Tugas pengelolaan alat bantu/ paraga khusus/ buku khusus/ media khusus
Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus adalah pengelolaan alat pengajaran, alat
peraga, dan buku-buku khusus bagi ABK, Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus bagi
ABK bertujuan:
a. Menjamin efisiensi optimal penggunaan alat bantu/peraga khusus dan
buku-buku ABK.
b. Membebaskan para Guru Klas / Guru Bidang studi dari tugas mengelola
alat bantu/peraga khusus.
Tugas mengelola alat bantu/peraga khusus dan buku ABK meliputi:
a. Menyimpan serta merawat alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.
b. Mengatur penggunaan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.
c. Mengurus pengadaan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.
d. Mengembalikan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK yang sudah tidak
digunakan secara aktif pada Pusat Material Pendidikan Inklusi Tunanetra.
e. Membuat alat bantu/peraga sederhana.
7. Tugas menyelenggarakan pengembangan program
Pengembangan program Pendidikan Inklusi adalah:
a. Pembinaan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas para GPK dan guru
kelas/ mata pelajaran/ BP.
b. Pembinaan wawasan, sikap dan perilaku profesional di kalangan para GPK
dan guru kelas/ mata pelajaran/ BP.
c. Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran dalam
mengadaptasi pembelajaran agar pembelajaran dapat dilakukan mampu
mengakomodasi kebutuhan semua peserta didik (termasuk ABK).
d. Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran dalam
mengadaptasi penilaian.
e. Melakukan bimbingan kepada warga sekolah dalam memperlakukan ABK
dengan tepat.
8. Tugas menyelenggarakan administrasi khusus
Administrasi khusus adalah segala kegiatan administrasi yang diperlukan bagi
ABK dan yang tidak termasuk ke dalam administrasi sekolah. Penyelenggaraan
administrasi khusus bertujuan:
a. Menjaga kelancaran dan kestabilan administrasi sekolah.
b. Mendukung dan melengkapi tugas-tugas para GPK dan dan guru kelas/
mata pelajaran/ BP.
Tugas menyelenggarakan administrasi khusus meliputi:
a. Menyusun jadwal tugas seminggu untuk masa pelaksanaan satu semester/
tahunan, dan mengusahakan pengesahannya kepada Kepala Sekolah.
b. Menyusun laporan pelaksanaan tugas bulanan dan menyampaikan kepada
Kepala Sekolah serta pihak-pihak lain yang berkepentingan
c. Merekam hasil asesmen dan evaluasi khusus, menyimpan dan mengatur
penggunaan dokumen-dokumen evaluasi khusus,
d. Menyelenggarakan administrasi pelaksanaan kurikulum plus/ pengajaran
kompensatif, kunjungan rumah, pengelolaan alat bantu/peraga khusus,
adaptasi media/ alat, serta menyelenggarakan administrasi pengembangan
program.
e. Melaksanakan administrasi yang berkaitan dengan jabatan GPK .

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan
dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatanî. Guru adalah orang yang bertanggung
jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang
diharapkan ada pada setiap anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang
mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat.
Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru
yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu,
berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S.
Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan
pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong,
konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.
B. SARAN
Di dalam pendidikan tentu sangat dibutuhkan peran dan kewajiban guru di
dalamnya dikarenakan proses belajar mengajar dapat dikatakan karena adanya guru
dan siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Azwandi, Yosfan, dkk. 2005. Bahan Ajar Pendidikan Inklusif. Padang : Jurusan PLB FIP UNP.

Barizi, Ahmad dan Muhammad Idris. 2010. Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
hlm. 142.

Depdiknas. 2007. PedomanKhusus Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. 2007. Kebutuhan dan Pengelolaan
Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Pedoman Khusus Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif tentang Pengadaan


danPembinaan Tenaga Pendidik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Friend, Marilyn dan William D. Bursuck. 2015. Menuju Pendidikan Inklusi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Idris, Muhammad. Kiat Menjadi Guru Profesional. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hal. 49.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan


menyenagkan. Bandung: Rosdakarya.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 56.

Suyanto. 2007. Lingkungan Inklusif Ramah terhadap Pembelajaran (LIRP). Jakarta : Depdiknas
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Usman, Moh.Uzer.2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosdakarya,

Anda mungkin juga menyukai