MAKALAH Kelompok 3
MAKALAH Kelompok 3
Tentang
" Peran dan tanggung jawab guru kelas, guru bidang studi dan GPK dalam
penidikan inklusif "
DosenPengampu:
, M.pd
Disusun:
OLEH
Kelompok 6
Alvian (19002037)
Soraya (17004154)
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul " Peran dan tanggung jawab guru kelas, guru bidang studi dan GPK dalam
penidikan inklusif ". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak, M.Pd selaku dosen
pembina mata kuliah Inklusi. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto, sebagai berikut: Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang
dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi
norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatanî. Menurut Biddle dan
Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang
diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
Pengertian tanggung jawab secara umum adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Adapun definisi
tanggung jawab secara harafiah dapat diartikan sebagai keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya jika terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan atau
juga berarti hak yang berfungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikapnya oleh
pihak lain. Jadi, tanggung jawab adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh setiap
individu yang berdasarkan atas kewajiban maupun panggilan hati seseorang. Yaitu sikap
yang menunjukkan bahwa seseorang tersebut memiliki sifat kepedulian dan kejujuran yg
sangat tinggi.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah merupakan bagian dati
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan
tanggung jawab itu. Dengan demikian, maka tanggung jawab dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
Menurut Mulyasa, dengan mengutip Pullias dan Young, Manan, serta Yelon
mengidentifikasikan peran guru kelas, yakni :
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan
disiplin.
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagaipenasehat dan dalam
beberapa hal tidak dapat berharap untukmenasehati orang.
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dansemua orang yang
menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan,tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapatsorotan peserta didik serta orang disekitar
lingkungannya yangmenganggapnya sebagai guru.
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.
a) Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orangtua atau wali tentang
kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi;
b) Bekerja sama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah,
mengajak dan memasukkannya ke sekolah;
g) Bekerja sama dengan para orangtua untuk menjadi penyuluh lingkungan inklusi
ramah terhadap pembelajaran di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru
yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan
peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005)
mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada
siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli,
memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan
tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan
dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatanî. Guru adalah orang yang bertanggung
jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang
diharapkan ada pada setiap anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang
mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat.
Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru
yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu,
berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S.
Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan
pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong,
konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.
B. SARAN
Di dalam pendidikan tentu sangat dibutuhkan peran dan kewajiban guru di
dalamnya dikarenakan proses belajar mengajar dapat dikatakan karena adanya guru
dan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Azwandi, Yosfan, dkk. 2005. Bahan Ajar Pendidikan Inklusif. Padang : Jurusan PLB FIP UNP.
Barizi, Ahmad dan Muhammad Idris. 2010. Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
hlm. 142.
Depdiknas Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. 2007. Kebutuhan dan Pengelolaan
Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Friend, Marilyn dan William D. Bursuck. 2015. Menuju Pendidikan Inklusi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Idris, Muhammad. Kiat Menjadi Guru Profesional. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hal. 49.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 56.
Suyanto. 2007. Lingkungan Inklusif Ramah terhadap Pembelajaran (LIRP). Jakarta : Depdiknas
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Usman, Moh.Uzer.2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosdakarya,