Teori Permintaan Islam
Teori Permintaan Islam
Dosen Pengampu:
Roisiyatin, S. EI., M.Si.
Disusun Oleh:
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Teori Permintaan Islam.................................................................................3
B. Hukum antara Permintaan dan Penawaran...................................................4
C. Al-Ghazali: Keseimbangan Penawaran dan Permintaan..............................7
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................10
A. KESIMPULAN...........................................................................................10
B. SARAN.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar dari pengembangan ilmu ekonomi mikro tidak akan terlepas pada
permasalahan penentuan tingkat harga yang di diderivasikan dari proses
mekanisme pasar. Sedangkan mekanisme pasar sendiri terbentuk karena adanya
perpaduan antara teori permintaan dan teori penawaran yang dapat berjalan
dengan baik. Sehingga kita pun harus mengakui bahwa analisis ekonomi mana
pun tidak akan pernah terlepas dari kedua teori dasar tersebut. Artinya teori
permintaan dan teori penawaran adalah dasar dari pembentukan ilmu ekonomi
yang lebih luas.
Objek dari ilmu ekonomi adalah konsumen, produsen, dan government.
Dimana kesemua objek tersebut akan dipertemukan dalam mekanisme pasar, baik
pasar tenaga kerja, pasar barang ataupun pasar modal. Dalam ekonomi Islam
setiap keputusan ekonomi pada seseorang terikat dari nilai-nilai moral dan agama
karena setiap kegiatan senantiasa dilandaskan kepada Al-Qur’an dan hadist.
Pandangan ekonomi islam mengenai teori permintaan relatif sama
dengan ekonomi konvensional. Namun ada batasan-batasan dari individu untuk
berlaku sesuai dengan syariat Islam, norma dan moral merupakan prinsip utama
dalam ekonomi islam. Sehingga teori ekonomi yang terjadi akan berbeda dengan
teori ekonomi konvensional.
Teori permintaan islami membahas tentang permintaan barang halal,
barang haram, hubungan antara keduanya. Dalam motif permintaan, Islam
menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap barang tersebut
sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-nilai kep
uasan. Konvensional menilai bahwa egoism merupakan nilai yang konsisten
dalam mempengaruhi seluruh aktifitas manusia, berbeda dengan konvensional
ekonomi Islam bertujuan mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan akhirat
karna kehidupan yang abadi adalah di akhirat.
1
B. Rumusan Masalah
1. Teori Permintaan Secara Islami
2. Hukum Antara Permintaan dan Penawaran
3. Al-Ghazali : Keseimbangan Penawaran dan Permintaan
C. Tujuan
1. Sebagai tugas persentasi kelompok.
2. Sebagai bahan membaca mahasiswa tentang Teori Permintaan Islam.
3. Sebagai bahan bacaan tentang Teori Permintaan Islam secara umum di
kemudian hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
antara barang atau jasa yang halal dan haram. Dalam fungsi permintaan juga
diartikan sebagai pendekatan yang maslahah, dimana maslahah ini bisa diukur
dalam satuan nominal, dengan memperoleh maslahah yang maksimum atau
optimal dalam konsumsi maka konsumen akan mencapai falah atau
kesejahteraan.
4
Dalam literatur kontemporer, fenomena yang berlaku pada masa Abu
Yusuf dapat dijelaskan dalam teori permintaan. Teori ini menjelaskan hubungan
antara harga dengan banykanya kuantitas yang diminta. Dimana hubungan harga
dan kuntitas dapat diformulasikan sebagai berikut :
D = Q =F (P)
Formulasi ini menunjukkan bahwa pengaruh hrga terhadap jumlah
permintaan suatu komoditi adalah negatif, apabila P↑ maka Q↓, begitu
sebaliknya apabila P↓, maka Q↑. dari formulasi tersebut dapat kita simpulkan
bahwa hukum permintaan mengatakan apabila harga komoditi naik maka akan
direspons dengan penurunan jumlah komoditi yang dibeli konsumen. Begitupun
sebaliknya apabila harga komoditi turun maka akan direspons dengan
meningkatnya jumlah komoditi yang di beli konsumen.
Abu Yusuf membantah tentang pemahaman seperti ini, karena pada
kenyataannya tidak selalu terjadi bahwa jika persediaan barang sedikit, harga akan
mahal, dan jika persediaan barang melimpah, harga akan murah.
5
Abu Yusuf mengatakan :
“kadang-kadang makanan melimpah, tetapi tetap mahal dan kadang-
kadang makanan sangat sedikit tetapi murah”.6
6
Adiwarman A. karim, “Ekonomi Mikro Islam” (Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2007),
hlm.19.
7
Ibid.
6
Dalam hukum penawaran terhadap barang dikatakan bahwa hubungan
antara harga dengan banyaknya komoditi yang ditawarkan mempunyai
kemiringan positif. Dalam sebuah formulasi yang sederhana, hubungan antara
harga dengan jumlah komoditi dapat dilihat di bawah ini:
S = Q= f(P)
Formulasi ini menunjukkan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah
permintaan suatu komoditi bersifat posituf, apabila P↑ maka Q↑ begitu
sebaliknya apabila P↓ maka Q↓. Dari formulasi ini kita dapat simpulkan bahwa
hukum penawaran mengatakan bila harga komoditi naik, akan direspon oleh
penambahan jumlah komoditi yang di tawarkan. Begitu juga bila harga komoditi
turun, akan direspons oleh penurunan jumlah komoditi yang ditawarkan.
Dilain pihak Abu Yusuf juga menegaskan bahwa ada beberapa variabel
lain yang mempengaruhi, tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci. Bisa jadi
variabel itu adalah perubahan dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar di
suatu negara, atau penimbunan dan penahanan barang, atau semua hal tersebut.
Karena Abu Yusuf tidak membahas lebih rinci apa yang disebutkannya sebagai
variabel lain, ia tidak menghubungkan fenomena yang diobservasinya terhadap
perubahan dalam penawaran harga. Namun, pernyataannya tidak menyangkal
pengaruh dari permintaan dan penawaran dalam penentuan harga.
Ucapan Abu Yusuf harus diterima sebagai pernyataan hasil
pengamatannya saat itu, yakni keberadaan yang bersamaan antara melimpahnya
barang dan tingginya harga serta kelangkaan barang dan harga rendah.8
8
Ibid.hlm 20.
7
“Dapat saja petani hidup di mana alat-alat pertanian tidak tersedia.
Sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup dimana lahan pertanian
tidak ada. Namun secara alami, mereka akan saling memenuhi
kebutuhan masing-masing. Dapat pula terjadi tukang kayu membuuhkan
makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut atau
sebaliknya. Keadaan ini akan menimbulkan masalah. Oleh karena itu,
secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan tempat
penyimpanan alat-alat di satu pihak dan tempat penyimpanan hasil
pertanian di pihak lain. Tempat inilah yang kemudian di datangi oleh
pembeli sesuai kebutuhan masing-masing sehingga terbentuklah suatu
pasar. Petani, tukang kayu, dan pandai besi yang tidak dapat langsung
melakukan barter, juga terdorong pergi ke pasar ini. Bila di pasar tidak
ditemukan orang yang mau melakukan barter, ia akan menjual pada
pedagang dengan harga yang relatif murah untuk kemudian disimpan
sebagai persediaan. Pedagang kemudia menjualnya dengan suatu tingkat
keuntungan, hal ini berlaku untuk setiap jenis barang.9
9
Op.cit. hlm 21.
10
Ibid.hlm 21.
8
Al-Ghazali juga telah memahami konsep elastisitas permintaan. Simak
kutipan berikut:
11
Ibid. hlm 22.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Permintaan ialah jumlah barang yang diminta konsumen dalam suatu
pasar yang jumlahnya tergantung dari jumlah pendapatan yang di peroleh dan
terdapat hubungan yang pasti antara harga pasar yang baik serta kuantitas yang
diminta dari yang baik, hal-hal lain tetap konstan.
Hukum permintaan ialah makin rendahnya suatu barang maka makin banyak
permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang atau
jasa maka makin sedikit permintaan terhadap barang atau jasa tersebut. Hukum
penawaran mengatakan bila harga komoditi naik, akan direspon oleh penambahan jumlah
komoditi yang di tawarkan. Begitu juga bila harga komoditi turun, akan direspons oleh
penurunan jumlah komoditi yang ditawarkan.
10
membicarakan harga biasanya langsung mengaitkannya dengan keuntungan.
Keuntungan belum secara jelas dikaitkan dengan pendapatan dan biaya. Bagi Al-
Ghazali, keuntungan adalah konpensasi dari kepayahan perjalanan, resiko bisnis
dan ancaman keselamatan diri si pedagang.
B. SARAN
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
11
DAFTAR PUSTAKA
12