Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM INVENTARISASI HUTAN

ACARA III
PENGELOLAAN DATA HASIL RISALAH DAN PENETAPAN
KELAS HUTAN SUATU PETAK

Disusun Oleh :

Nama :
NIM :
Kelompok :
Co Ass :

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA III
PENGELOLAAN DATA HASIL RISALAH DAN PENETAPAN KELAS
HUTAN SUATU PETAK

I. TUJUAN
1. Mampu mengisi tally sheet perisalahan hutan secara benar.
2. Mampu menghitung bonita, dkn, dkd2, dklbds, KBD masing-masing petak
ukur dan petak/anak petak.
3. Mampu menetapkan kelas hutan suatu petak/anak petak dan dapat
megisikannya pada blangko Register Risalah Hutan (PK 2).
4. Mampu menghayati perbedaan kelas hutan satu dengan lainnya dengan
mencermati keadaan, ciri, dan ukuran pada masing-masing kelas hutan.

II. DASAR TEORI

Secara umum, dapat dibedakan menjadi tiga karakteristik dasar yang


sangat penting bagi pertumbuhan jati. Kebutuhan dasar tersebut adalah
geomorfologi, iklim dan tanah. Karakteristik dasar tersebut penting ketika
membangun perkebunan jati, ketiganya memiliki hubungan yang cukup signifikan
untuk menghasilkan pertumbuhan spesies jati yang baik. Jati pada umumnya dapat
hidup pada kemiringan lereng, curah hujan dan suhu, kedalaman tanah,
kandungan kalsium, magnesium, besi, humus dan pH. Kayu jati memiliki korelasi
positif dengan posisi topografi, menunjukkan bahwa jati tumbuh paling baik di
tanah datar dan di lereng sedang (Haninec, 2016).
Plot ditugaskan satu atau lebih "kelas kondisi" berdasarkan perubahan
berbeda dalam vegetasi atau penggunaan lahan yang terjadi dalam plot; banyak
plot hanya memiliki kelas kondisi tunggal, dalam hal ini "kondisi" setara dengan
"plot". Setiap kelas kondisi diberi perkiraan usia tegakan berdasarkan usia rata-
rata subset pohon yang tidak tumbang, di atau dekat plot, yang dipilih dari
diameter pada kelas ukuran tinggi dada (dbh) yang menjelaskan pluralitas
kelompok dominan dan populasi. Pohon dominan di hutan melebihi batas. Kelas
ukuran dominan ini disebut "kelas ukuran berdiri"( Stevens, 2016).
Pemasangan model ke area yang luas biasanya menghasilkan ukuran
sampel besar bersamaan yang diinginkan dari statistik perspektif dan juga
mengurangi kebutuhan untuk menerapkan dan memelihara banyak model untuk
mendukung inventaris. Konsistensi dalam model prediksi juga dapat dianggap
penting dalam mengurangi dampak nyata anomali, misalnya, perbedaan hasil
semata-mata karena penggunaannya model yang berbeda. Namun, praktik ini
dapat menghasilkan prediksi bias besarnya tidak diketahui saat melakukan analisis
untuk domain spasial yang lebih kecil (Wastfall, 2015).
Data-data hasil inventarisasi hutan perlu di analisa sehingga dapat
menghasilkan informasi berupa struktur, komposisi dan potensi tegakan yang
dapat digunakan sebagai dasar penyusunan tata hutan dan rencana pengelolaan
KPH. Dengan tujuan penelitian adalah mengetahui potensi, struktur dan
komposisi jenis tegakan hutan pada KPHP Model Berau Barat untuk salah satu
dasar penyusunan tata hutan dan rencana pengelolaan (Putra, 2015).
Kualitas tempat tumbuh merupakan hal yang sangat penting dalam
penanaman jati karena mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kualitas tempat
tumbuh dalam konteks pengelolaan hutan berbasis kayu mencerminkan potensi
produksi kayu pada suatu tegakan. Kualitas tempat tumbuh suatu tegakan bersifat
spesifik pada jenis dan lokasi tertentu, sehingga diperlukan pengukuran pada
setiap petak tegakan. Pengukuran langsung di lapangan pada umumnya terkendala
biaya, waktu dan tenaga. Kendala ini dapat diatasi dengan penggunaan aplikasi
penginderaan jauh (Kusnadi, 2016).

III. ALAT DAN BAHAN

1. Gambaran keadaan hutan pada peta suatu petak dari hasil


risalah sebelumnya
2. Buku Tallysheet Risalah Hutan (Description of Unit Area) (PK 1)

3. Blangko perhitungan derajat kesempurnaan tegakan (PK 1 1/2)


4. Blangko Register Risalah Hutan (PK 2)
5. Register Risalah Hutan yang belum ditetapkan kelas hutannya
6. Tabel tegakan WVW dan kurva bonita
7. Kalkulator / Microsoft Excell
8. Alat tulis

IV. CARA KERJA

Mengisi PK1 sesuai dengan keadaan hutannya

Mennetukan bonita dan menghitung derajat kesempurnaan tegakan dan kerapatan bidang da

Menganalisis data persebaran bonita dan derjat kesempurnaan masing-masing petak ukur d

Melaporkan hasil perisalah pada blangko register risalah hutan (PK2).

Mempelajari keadaan, ciri, ukuran, yang ada pada suatu petak/anak petak secara cermat, dan tetapka

Menulis kelas hutan masing-masing petak/anak petak pada blangko yang tersedia

Anda mungkin juga menyukai