Anda di halaman 1dari 13

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KULIAH ASESMEN NON TEST


Dosen Pengampu :
Ni Putu Rizky Arnani, M.Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
JULI 2021
WAWANCARA BIDANG SOSIAL
1. Latar Belakang
Secara garis besar dapat didefinisikan kenakalan remaja adalah suatu tindakan yang
melanggar dan bertentangan dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku dapat
menimpulkan kerugian baik fisik maupun non fisik yang dilakukan secara individu maupun
berkelompok oleh remaja. Berdasarkan riset yang yang telah dilakukan, kenakalan remaja
berusia sekitar 17 tahun sangat beragam, mulai dari kenakalan yang bersifat amoral ataupun
antisosial.
Pada penelitian kali ini peneliti akan mengangkat kasus kenakalan remaja berupa minum-
minuman keras yang dilakukan oleh B.A.S. Peneliti akan mendalami kecanduan miras yang
dialami oleh subjek terkait motivasi dan alasan subjek melakukan hal tersebut. Peneliti
menganggap penting hal ini untuk diangkat dalam penelitian karena mengingat efek berbahaya
dari minum-minuman keras tersebut.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui motivasi dan latar belakang subjek dalam melakukan tindakan
kenakalan remaja.
2. Untuk mengetahui perasaan subjek saat melakukan kenakalan remaja tersebut.
3. Untuk mengetahui motivasi dan alasan subjek meninggalkan kenakalan remaja tersebut.
3. Landasan Teori
3.1 Definisi
Kenakalan remaja merupakan suatu tindakan yang melampaui batas dan bertentangan
dengan norma dan peraturan yang berlaku. Secara sosial kenakalan remaja bisa jadi disebabkan
oleh pengabaian sosial yang menyebabkan pelaku tersebut melakukan hal yang menyimpang.
Sumiati (2009) menyatakan bahwa kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang
dilakukan oleh remaja baik individu maupun kelompok yang melanggar norma-norma sosial.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja dan
bertentangan dengan norma dan hukum. Kenalakan remaja tersebut dapat merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang sekitar.
Hurlock (1999) mendefinisikan kenakalan remaja sebagai bentuk tindakan yang
melanggar hukum yang dilakukan oleh remaja, dan hal tersebut dapat memasukkan seseorang
maupun remaja ke dalam penjara. Pengaruh eksternal sangat berperngaruh besar dalam
kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Dorongan untuk memenuhi pengakuan orang lain
(afeksi) menjadi motivasi remaja untuk melakukan hal tersebut.
Gunarsa (2004) menyatakan kenakalan remaja dilakukan oleh remaja yang memiliki
konsep diri yang lebih negatif daripada remaja yang tidak melakukan kenakalan. Remaja yang
dibersarkan dalam keluarga yang kurang harmonis cenderung lebih berpotensi melakukan
kenakalan remaja dari pada remaja yang besar dalam keluarga harmonis. Menurut Gunarsa
(2004), kenakalan remaja diklasifikasikan menjadi 2 hal, yaitu kenakalan remaja bersifat amoral
dan asocial.
3.2 Aspek
Menurut Jansen (Sarwono. 2010) aspek-aspek dari kenakalan remaja sebagai berikut :
1. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan kerugian atau korban pada orang lain.
Contohnya : penyalahgunaan obat-obatan, pelacuran, minum-minuman keras, seks bebas.
2. Kenakalan yang menimbulkan kerugian berupa korban fisik pada orang lain. Contohnya :
pembunuhan,pemerkosaan, perkelahian, dan lain-lain.
3. Kenakalan yang menimbulkan kerugian materi pada orang lain. Contohnya :
perampokan, pencurian, pencopetan, vandalisme, dan lain-lain.
4. Kenakalan yang melawan status. Contohnya : siswa yang membolos sekolah, pergi dari
rumah tanpa izin dari orang tua, membantah perintah orangtua, dan lain-lain.
Menurut Sumarji (2017) aspek-aspek pembentuk perilaku kenakalan remaja sebagai berikut :
1. Kepribadian : dimana keadaan dan kondisi kepribadian seseorang yang dapat menentukan
tingkah laku dan tindakan termasuk dalam aspek hubungan sosialnya.
2. Penyesuaian Pribadi : penyesuaian pribadi (aktualisasi) seseorang terhadap apa yang ia
hadapi.
3. Dorongan / motivasi : latar belakang atau faktor-faktor pendorong seseorang untuk
melakukan kenakalan remaja tersebut
4. Identitas
Nama (inisial) : B.A.S.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 24 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Domisili : Karangwaru, Tulungagung
5. Kegiatan Wawancara
Hari : Sabtu
Tanggal : 3 Juli 2021
Jam : 16.00 WIB
Setting : Rumah B.A.S
6. Metode yang Digunakan
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan metode wawancara semi terstruktur
dimana dalam proses wawancaranya telah ditentukan serangkaian pertanyaan terbuka sebagai
acuan dan dapat dikembangkan dengan memunculkan pertanyaan baru. Metode wawancara semi
terstruktur ini memungkinkan untuk mencapai alternative jawaban-jawaban dan interpretasi
respon-respon yang muncul selama proses wawancara berlangsung.
Peneliti memilih untuk menggunakan metode wawancara semi terstruktur ini karena
dinilai lebih efektif karena peneliti dapat memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru sebagai
bentuk pengembangan dari serangkaian pertanyaan terbuka yang telah ditentukan sebekumnya.
Peneliti memilih metode wawancara semi terstruktur ini karena dapat menghasilkan data yang
terperinci dan lebih mendalam.
7. Pedoman Wawancara
Interviewer : Muhammad Azrul Alamsyah
Interviewee : B.A.S.
Hari / tanggal : Sabtu, 3 Juli 2021
Pukul : 16.00 WIB
ASPEK PERTANYAAN

Kepribadian 1. Sepengetahuan saya, panjenengan itu orangnya ramah dan


mudah bergaul. Apakah dengan panjenengan ramah mudah
tergaul tersebut menjadi faktornya jenengan ikut mabuk itu?

Penyesuaian Pribadi 1. Setelah panjenengan meminum sekian kalinya, apakah


panjenengan sadar bahwa hal yang panjenengan lakukan itu
salah?
2. Jadi frustasi pelampiasannya mabuk gitu nggeh?
3. Terus ketika panjenengan pada fase sering mabuk itu, yang
ada pada pikiran panjenengan itu nopo nggeh? Untuk hanya
penghilang frustasi kah atau gimana?

Dorongan / Motivasi 1. Seperti yang sudah saya bicarakan tadi, panjenengan dulu
merupakan seorang pemabuk dan Alhamdulillah sekarang
sudah tidak, nah mengenai hal tersebut kira-kira hal apa
yang melatar belakangi panjenengan untuk melakukan hal
itu?
2. Mungkin adakah faktor lain mas yang melatar belakangi
panjengan untuk melakukan hal itu?
3. Oh begitu, nggeh nggeh mas. Terus mungkin panjenengan
dapat ceritakan ketika panjenengan sudah mulai menyadari
bahwa hal itu salah dan akhirnya panjenengan memutuskan
untuk tidak mabuk!
Kenakalan yang 1. Seperti yang sudah saya bicarakan tadi, panjenengan dulu
menimbulkan kerugian materi merupakan seorang pemabuk dan Alhamdulillah sekarang
pada orang lain sudah tidak, nah mengenai hal tersebut kira-kira hal apa
yang melatar belakangi panjenengan untuk melakukan hal
itu?
Kenakalan yang melawan 2. Selain panjenengan dulu sering minum-minum itu nggeh
status mas, mungkin apakah ada lagi bentuk-bentuk kesalahan
yang panjenengan lakukan?

8. Deskripsi Hasil Wawancara


Pada wawancara penelitian ini, ditemukan hasil bahwasannya subjek B.A.S. merupakan
pelaku salah satu kenakalan remaja yaitu minum-minuman keras. Latar belakang B.A.S.
melakukan hal tersebut adalah pada awalnya hanya untuk bersenang-senang memenuhi rasa
ingin tahunya. Terlebih faktor eksternal yaitu lingkungan yang membuat B.A.S. semakin
terjerumus kedalam kenalan remaja tersebut. Subjek juga mengaku ia melakukan hal tersebut
karena ia frutasi kala itu ia sedang di PHK massal oleh perusahaan tempat ia bekerja.
Berdasarkan teori Jansen (Sarwono. 2010), minum-minuman keras termasuk dalam
kategori kenakalan sosial yang tidak menimbulkan kerugian atau korban pada orang lain.
Minum-minuman keras merupakan salah satu tindakan yang dapat merusak diri sendiri.
Setelah subjek B.A.S terjerumus dalam kenakalan remaja tersebut, subjek mengaku
merasa ketagihan dan akan merasa gelisah ketika tidak meminum minum-minuman keras.
Subjek juga merasa bahwa apa yang ia lakukan merupakan hal yang wajar kala itu, ia
beranggapan bahwa mumpung masih muda masih berfikiran hanya untuk senang-senang saja.
Di lingkungan rumahnya, subjek B.A.S dikenal sebagai orang yang ramah dan mudah
bersosial. Namun hal itulah yang menjadi boomerang bagi ia, berkat ia mudah membaur ia
menjadi kenal orang-orang yang terlibat pula dalam kenakalan remaja pula. Ia mengaku pada
masa menduduki masa sekolah, ia pernah melakukan kenakalan remaja berupa membolos
sekolah dan berkelahi antar teman.
Menurut Jansen (Sarwono. 2010), membolos termasuk dalam kategori kenakalan yang
melawan status. Dan juga berkelahi termasuk dalam kenakalan yang menimbulkan kerugian
berupa korban fisik pada orang lain. Kenakalan tersebut merupakan kenakalan yang masih dalam
tingkatan middle atau menengah menurut Jansen.
Pada akhir sesi wawancara, subjek mengaku pada akhirnya ia berniat untuk mengakhiri
kesalah yang ia perbuat. Subjek mengaku bahwa hati dan pikirannya mulai terbuka, mulai
memikirkan masa depannya. Ia sadar bahwa apa yang ia lakukan salah dan dosa. Namun ia
mengaku niatan baim tersebut seringkali terasa berat oleh godaan hawa nafsu yang timbul dari
dalam tubuh ia sendiri.
9. Deskripsi Hasil Observasi
Kesan Awal
Kesan awal yang diberikan oleh subjek B.A.S. pada saat bertemu adalah adalah sopan
dan ramah. Hal tersebut terlihat karena tutur bahasa yang disampaikan B.A.S. yang selalu
dengan nada pelan dan sopan. Hal lain yang membuat kesan awal baik pada B.A.S. adalah gestur
tubuh yang olah-olah ia sedang merunduk ketika berjalan berpapasan dengan orang lain.
Fisik
Subjek B.A.S. memiliki ciri fisik berupa tinggi kurang lebih 165cm, kulit sawong
matang, berpawakan sedikit gemuk, rambut pendek tipis, memiliki tanda lahir dibawah telinga
kiri, hidung mancung, suara yang agak berat, dan berat badan kurang lebih 70-75kg.
Penampilan
Subjek B.A.S. memiliki penampilan yang terkesan sederhana dan apa adanya. Dalam
kesehariannya yang saya ketahui, ia sering kali keluar mengenakan baju T-shirt dan celana
panjang training. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor keluarga dimana ia berasal dari keluarga
yang sederhana.
Perilaku Subjek Pada Saat Wawancara
Pada saat dilakukan wawancara dengan subjek di rumah subjek, ia menunjukkan sikap
yang santai dan terkesan bahagia. Subjek merasa nyaman tanpa ada tekanan dengan setiap
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lontarkan kepadannya.
Di beberapa momen subjek subjek juga terkadang tertawa dengan jawaban yang ia
haturkan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek merasa aman dan nyaman dengan setiap
pertanyaan-pertanyaan yang ia jawab. Terkadang sesekali subjek jiuga menjawab pertanyaan
yang peniliti sampaikan sembari membuka handphone di tangannya. Namun hal tersebut tidak
mengurangi konsentrasi subjek pada wawancara kali ini.
Subjek juga menunjukkan perilaku sedang memngingat kejadian di masa lampau ketika
peneliti menanyakan motivasi untuk mengehntikan kenakalan remaja tersebut. Perilaku
mengingat tersebut berupa mata yang ia pejamkan sembari sedikit menunduk ke bawah kearah
lantai.
10. Kesimpulan Wawancara
Pada wawancara penelitian kali ini, dapat ditarik kesimpulan kenakalan remaja berupa
minum-minuman keras merupakan jeni kenakalan sosial yang tidak menimbulkan kerugian atau
korban pada orang lain menurut Jansen (Sarwono. 2010.) Jansen sendiri mengklasifikasikan
kenakalan remaja dalam berbagai aspek anatara lain :
 Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan kerugian atau korban pada orang lain.
 Kenakalan yang menimbulkan kerugian berupa korban fisik pada orang lain.
 Kenakalan yang menimbulkan kerugian materi pada orang lain, dan
 Kenakalan yang melawan status.
Motivasi subjek dalam melakukan kenakalan remaja tersebut adalah untuk bersenang-senang.
Hal tersebut sesuai dengan teori Sumarji (2017) mengenai aspek-aspek kenakalan remaja dimana
adanya dorongan / motivasi untuk melakukan sebuah tindakan.
Subjek juga mengaku alasan lain ia melakukan kenakalan tersebut adalah sebagai bentuk rasa
frustasi ketika ia di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja. Hal tersebut sesuai dengan teori
Sumarji dalam penyesuaian diri yaitu penyesuaian pribadi (aktualisasi) seseorang terhadap apa
yang ia hadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa. 2004. Kenakalan Remaja Pada SMA 1 Kota Waringin. Jurnal Cakrawala Pendidikan;
No 8; Volume 5; Hal 89 – 102
Sarwono. 2010. Kenakalan Remaja Ditinjau Dari Psikologi Sosial. Jurnal Psikologi Unpad; No;
9; Volume 11; Hal 21 – 39
Sumiati. 2009. Analisis Perilaku Remaja Terhadap Capaian Positif Belajar. Jurnal Psikologi
Undip; No 11; Volume 7; Hal 70 - 91
LAMPIRAN
1. Lampiran Verbatim
Intervewer (Ier) : Assalamulaikum mas
Interviewee (Iee) : Waalaikumsalam Bro
Ier : Gimana kabarnya mas? Lama engga ketemu?
Iee : Alhamdulillah ya gini-gini tok hahaha (tertawa)
Ier : Terakhir ketemu kapan mas kita?
Iee : Walah ya wis lupa hahahaha
Ier :Gini mas, ini saya ingin mewawancari panjenengan terakait mohon maaf,
masa lalu panjengengan
Iee : owalah iya siap santai aja
Ier : Panjenengan bersedia nggeh mas saya wawancarai?
Iee : Iya siap silahkan
Ier : Seperti yang sudah saya bicarakan tadi, panjenengan dulu merupakan
seorang pemabuk dan Alhamdulillah sekarang sudah tidak, nah mengenai
hal tersebut kira-kira hal apa yang melatar belakangi panjenengan untuk
melakukan hal itu?
Iee : Saya dulu itu ya mas, mabuk-mabuk minum-minuman keras pada
awalnya hanya untuk senang-senang. Saya itu dulu itu kepo rasanya
gimana, dan ternyata saya terjerumus.
Ier : Oh nggeh mas, setelah rasa kepo panjenengan itu terpenuhi, kira-kira apa
yang ada di dalam pikiran panjenengan? Merasa ketagihan atau gimana
nggeh?
Iee : Setelah saya minum untuk yang pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya
itu semacam saya akan merasa gelisah kalau tidak minum mas. Jadi seperti
yang saya bilang tadi saya itu terjerumus.
Ier : Setelah panjenengan meminum sekian kalinya, apakah panjenengan sadar
bahwa hal yang panjenengan lakukan itu salah?
Iee : Sebenarnya kalau kesadaran bahwa yang saya lakukan itu salah pada
waktu dulu itu ga ada mas, karena pemikiran saya bahwa mabuk itu
merupakan hal yang wajar, mumpung sek enom. Ditambah lingkungan
sekitar saya yang seolah-olah mengiyakan pemikiran saya.
Ier : Waduh kalau sudah terbawa lingkungan itu sulit mas hahaha
Iee : Nah betul mas, kalau sudah terperangkap dengan pergaulan yang salah
itu sulit keluar.
Ier : Sepengetahuan saya, panjenengan itu orangnya ramah dan mudah
bergaul. Apakah dengan panjenengan ramah mudah tergaul tersebut
menjadi faktornya jenengan ikut mabuk itu?
Iee : Mungkin ae iyo mas, dan hasilnya saya masuk dalam lingkungan yang
tidak benar
Ier : Mungkin adakah faktor lain mas yang melatar belakangi panjengan untuk
melakukan hal itu?
Iee : Mungkin ya kayak faktor himpitan ekonomi mas. Waktu itu waktu saya
masih suka mabuk kan kisaran tahun 2017an, nah waktu itu baru saja saya
kena PHK massal kerja saya jadi saya sedikit merasa frustasi pada waktu
itu.
Ier : Jadi frustasi pelampiasannya mabuk gitu nggeh?
Iee : Iya betul, frustasi dikit langsung mabuk
Ier : Terus ketika panjenengan pada fase sering mabuk itu, yang ada pada
pikiran panjenengan itu nopo nggeh? Untuk hanya penghilang frustasi kah
atau gimana?
Iee : Yang saya pikirkan ya hanya cuman kesenangan mas. Bisa kumpul sama
teman-teman menghilangkan beban stress pikiran.
Ier : Oh begitu, nggeh nggeh mas. Terus mungkin panjenengan dapat
ceritakan ketika panjenengan sudah mulai menyadari bahwa hal itu salah
dan akhirnya panjenengan memutuskan untuk tidak mabuk!
Iee : Panjang mas sebenere ceritanya, tapi pada intinya saya mulai merasa
bahwa yang saya lakukan itu hanyalah sia-sia. Dulu saya yang hanya
memikirkan keenakan sementara, lambat laun mulai memikirkan masa
depan mas. Dan saya merasa bahwa saya harus berubah dan menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat.
Ier : Ketika panjenengan sudah ada niatan untuk berubah, adakah kendala
yang menghalangi niat itu nggeh mas?
Iee : Mungkin kendalanya ya saya sendiri mas, melawan rasa ingin mabuk itu
sulit sekali mas, terlebih lingkungan saya yang begitu hahaha
Ier : Tapi Alhamdulillah nggeh panjenengan dapat lepas dari itu semua.
Iee : Bener, Alhamdulillah sudah taubat hahaha
Ier : Nah setelah panjenengan lepas dari itu semua, apa yang panjenengan
rasakan? Hal apakah yang paling terasa perbedaanya?
Iee : Saya merasa bahwa saya itu banyak salah dan dosa, itu yang seringkali
ada dipikiran saya. Dan juga saya merasa bahwa hidup itu adalah cobaan,
cobaan dimana apakah kita dapat melauinya atau tidak.
Ier : Enggeh bener mas, cobaan harus dilaului dengan cara yang baik.
Iee : Iya sip bener.
Ier : Selain panjenengan dulu sering minum-minum itu nggeh mas, mungkin
apakah ada lagi bentuk-bentuk kesalahan yang panjenengan lakukan?
Iee : Mungkin ya seperti bolos sekolah waktu dulu mas, terus ya berkelahi
antar geng sekolah hahaha
Ier : Waduh sampek berkelahi nggeh mas?
Iee : Iyo mas sampek berkelahi, terus juga pernah corat-coret tembok ruko
Ier : Owalah enggeh mas mungkin itu mawon yang saya tanyakan pada
wawancara kali ini.
Iee : Oh enggeh mas
Ier : Ada salah kata atau tingkah laku kulo nyuwun pangapunten ingkang
kathah ngges mas?
Iee : Halah ndak, ndakpopo santai ae hahaha
Ier : Enggeh mas, kulo nyuwun pamit. Assalaumalaikum…
Iee : Nggeh mas ati-ati, Waalaikumsalam
WAWANCARA KERJA
1. Identitas Interviewee
DATA PRIBADI
Nama : Dinda Kirana Prameswari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Tulungagung, 18 Februari 2001
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tinggi, Berat Badan : 159cm, 46kg
Kesehatan : Baik
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Jl. Dr Sutomo 8 / 12, Karangwaru, Tulungagung.
Nomor HP : 0986352736278
E-mail : @dindakp
PENDIDIKAN
Formal
2008 – 2014 : SDN 01 Kampungdalem
2014 – 2017 : SMPN 02 Tulungagung
2017 – 2020 : SMAN 01 Boyolangu
Non Formal
2018 – 2020 : Ganesha Operation
ORGANISASI
2014 – 2017 : OSIS SMPN 02 Tulungagung
2019 – 2021 : IPPNU Boyolangu, Tulungagung
KEMAMPUAN
 Mampu bekerja dengan tekun baik secara individu maupun kelompok
 Memiliki komitmen dan tanggungjawab
 Mampu mengoperasikan Microsoft Word, Microsoft Excel, PowerPoint
 Mampu berkeja dibawah tekanan
 Profesional, ulet, dan bijaksana dalam menghadapi permasalahan
2. Setting Interview
Wawancara dilakukan pada hari Rabu tanggal 7 Juli 202i pukul 13.00 – 14.00 WIB bertempat di
rumah interviewee di jalan Dr Sutomo 8 / 12, Karangwaru, Tulungagung. Wawancara ini
dilakukan untuk seleksi posisi Sales Manager (Manajer Penjualan) oleh PT. Suaka Mahakam
Indonesia, Tbk. Berikut ini adalah job specification dan job description dari posisi tersebut :
1. Job Specification
 Gelar Sarjana dalam bisnis atau bidang terkait.
 Berpengalaman dalam perencanaan dan penerapan strategi penjualan.
 Terampil dalam manajemen hubungan pelanggan (CRM).
 Pandai mengelola dan mengarahkan tim penjualan.
 Mampu berkomunikasi tertulis dan verbal dengan sangat baik.
 Berkomitmen menyediakan layanan pelanggan yang memuaskan.
 Berpengalaman sebagai Sales Manager di industri yang sama lebih disukai.
 Bersikap sopan dan ramah.
2. Job Description
 Mengelola penjualan melalui pengembangan rencana bisnis .
 Menetapkan target penjualan individu dan tim.
 Melacak sasaran penjualan dan melaporkan hasilnya.
 Mengawasi aktivitas dan kinerja tim penjualan.
 Berkoordinasi dengan marketing untuk mendatangkan prospek (lead generation).
 Memantau aktivitas kebutuhan konsumen.
 Mengembangkan tim melalui motivasi, konseling, dan pengetahuan tentang
produk
 Mempromosikan organisasi dan produk

Anda mungkin juga menyukai