Anda di halaman 1dari 14

KONSELING

DI

oleh:

Jeumpa Syahrana Salsabila

P07131219012

Tingkat II / Semester IV

Dosen Pengajar

Junaidi, SST, M. Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN ACEH

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb Penguasa alam,
Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-
Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya,
serta orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan izin Allah saya telah menyelesaikan tugas makalah Konseling Gizi
tentang “Konseling”. Penulisan makalah ini dapat terwujud tak lepas dari bimbingan,
pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa lain untuk menambah wawasan dalam bidang
kesehatan.
Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Banda Aceh,25 Januari 2021

Penulis
Sejarah Konseling di Amerika

Konseling pertama kali lahir di Amerika pada awal abad XX, yaitu pada tahun 1908 Frank
Persons membuka klinik di Boston dengan nama Boston Vocational Bureau yang berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan informasi dan pelatihan bagi pemuda yang ingin mencari kerja.
Lembaga ini juga melatih guru di sekolah untuk dapat menyeleksi dan memberi nasihat kepada
siswa dalam pemilihan sekolah yang lebih tepat untuk karirnya nanti. Tahun 1909 Frank Persons
menerbitkan buku “chosing a vocation” yang kemudian melalui buku ini berhasil
mengidentifikasi dan mengenalkan profesi baru untuk membantu orang lain sehingga dia dikenal
sebagai “Father of The Guidance Movement in American Education”. Pada tahun 1913 muncul
sebuah gerakan bimbingan bagi anak-anak muda yang belum berpengalaman bekerja yang
diwadahi oleh National Vocational Guidance Association yang kemudian
istilah guidance “bimbingan” menjadi label yang popular dalam gerakan konseling di sekolah-
sekolah hampir kurang lebih 50 tahun. Banyak tokoh-tokoh yang mempelopori gerakan
bimbingan dan konseling sehingga sangat berpengaruh terhadap sejarah bimbingan dan
konseling seperti Jessi B Davis, Anna Y. Reed, Eli W. Weaver dan David S. Hill.

Sejarah Konseling di Indonesia

Sejarah lahirnya konseling di Indonesia diawali sejak masukkannya bimbingan dan


konseling (dulunya bimbingan dan penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak
tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20-24 Agustus
1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan.

Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh para ahli
terhadap kepada individu yang mengalami masalah yang sedang dihadapinya. Ada beberapa
pendapat mengenai Pengertian Konseling menurut beberapa ahli. Dan dari beberapa pengertian
tersebut tentunya berbeda-beda penjelasannya. Menurut Abu Ahmadi konseling merupakan suatu
hubungan yang dilakukan secara pribadi dengan bertatap muka antara dua orang atau lebih untuk
membantu menghadapi masalah yang sedang dialami. Konseling adalah hubungan pribadi yang
dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu
dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya,
demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar
bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan
datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004: 101).

 Tujuan konseling diantaranya yaitu:

 Memiliki rasa kesadaran terhadap potensi diri dalam aspek belajar, memahami berbagai
hambatan yang mungkin bisa terjadi dalam proses belajar yang dialami.
 Memiliki sikap yang positif dalam hal belajar, seperti kebiasaan membaca buku, rajin
belajar, menyukai semua mata pelajaran, dan aktif dalam mengikuti semua kegiatan belajar
yang diselenggarakan.
 Memiliki semangat yang tinggi dalam hal belajar
 Tidak mudah menyerah untuk terus belajar dan mempelajari setiap pelajaran yang diberikan.
 Memiliki keterampilan atau tehnik dalam hal belajar yang efektif, menggunakan kamus,
mencatat setiap materi yang diberikan, dan mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi
ujian.
 Memiliki kesiapan mental dalam menghadapi berbagai macam ujian.

Tujuan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:

 Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
 Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengansaling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
 Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
 Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait
dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
 Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
 Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
 Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan
dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
 Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
 Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam
diri sendiri) maupun dengan orang lain.
 Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah:

 Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
 Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin
dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua
kegiatan belajar yang diprogramkan.
 Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
 Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku,
mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
 Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam
pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
 Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah:

 Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
 Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
 Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan
apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma
agama.
 Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan.
 Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,
prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
 Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
 Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli
bercita-cita menjadi seorang guru, makadia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
 Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu
karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.

Terdapart beberapa fungsi dari konseling diantaranya:

Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secaraoptimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.
Fungsi Preventif yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada
konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.

Fungsi Pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah
lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

Fungsi Penyembuhan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan
adalah konseling, dan remedial teaching.

Fungsi Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau
jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun
di luar lembaga pendidikan.

Fungsi Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah
dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan
pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
Fungsi Penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

Fungsi Perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola
berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan
mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

Fungsi Fasilitasi memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan


perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseling.

Fungsi Pemeliharaan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan
penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang
menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Manfaat Bimbingan Konseling

 Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia,
tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita untuk menerima
setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
 Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat tingkat
stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut
serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum
terselesaikan itu.
 Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan
orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat
berdamai dengan diri sendiri.
 Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbinga konseling
Kelebihan atau keuntungan pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi,
diantaranya:

1.   Pelayanan melalui teknologi informasi mudah di akses.

2.   Tidak membutuhkan biaya transportasi.

3.   Klien lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi
secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka.

4.   Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu.

5.   Konselor dapat menyesuaikan kesiapan klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan,
memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya.

Kelemahan Bimbingan Konseling Melalaui Teknologi Informasi

Selain kelebihan adapula kelemahan dalam pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi
informasi, diantaranya:

1.   Konselor tidak dapat memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak.

2.   Diperlukan perangkat khusus agar pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi


informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak samua orang
dapat memanfaatkannya.

3.   Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah, klasifikasi
dan eksplorasi tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi
kesalahpahaman.

4.   Kegiatan konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak, baik secara fisik
maupun psikis diantara konselor dan klien.

5.   Belum terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien, sehingga pemecahan
masalah dengan teknik pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
6.   Permasalahan yang dihadapi oleh klien beraneka ragam dalam emosi sehingga kadang-
kadang konselor mengabaikan segi-segi yang penting dalam proses konseling

Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta


didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok.

Tahap pembentukan kelompok:

 Tahap identifikasi – peran tujuan kelompok


 Tahap produktivitas
 Tahap realisasi
 Tahap penutupan

Secara umum tujuan dari konseling kelompok, meliputi:

 Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak 


 Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya
 Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok 
 Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok

Teori-teori konseling individu

 Teori psikoanalisis, Teori ini memandang bahwa klien adalah individu yang lemah dan
membutuhkan bantuan dari orang lain. Maka disini konselor berperan sebagai ahli dalam
memfasilitasi penyelesaian masalah yang dialami oleh klien atau konseli
 Psikologi individu, dikenal dengan nama terapi adlerian. Di dalam teori ini intinya adalah,
bahwa ada dorongan bawaan dari dalam diri tiap individu untuk mengatasi kelemahan-
kelemahannya, dan kemudian mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga menuju ke
tahap aktualisasi diri. Akan lebih cepat pertumbuhannya jika individu tersebut diletakkan
pada lingkungan yang positif
 Teori eksistensi, Dalam kerangka terapi eksistensi, konselor dapat membantu konseli
mengenali cara-cara hidup yang lama dan bersedia untuk mengambil tanggung jawab untuk
berubah. Para konselor dapat membantu konseli untuk meningkatkan hubunganya dengan
masyarakat di sekitarnya. 

Proses Konseling Individu

 Membangun hubungan 
 Pengidentifikasian dan pengeksplorasian problem
 Merencanakan pemecahan problem
 Pengaplikasian solusi dan penutupan konseling

Materi layanan konseling individu:

 Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri, dan kelemahan, bakat, dan minat serta
penyalurannya
 Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri
 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat,
bertingkah laku social, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat
 Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin dan berlatih dan pengenalan
belajar sesuai dengan kemampuan, kebiasaan, dan potensi diri
 Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi 
 Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karier dan pendidikan lanjutan yang sesuai
dengan rencana karier
 Informasi karier, dunia kerja, penghasilan, dan prospek masa depan karier
 Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan social

Kelebihan Konseling Kelompok

 Praktis
 Memberikan kesempatan bagi anggota untuk saling memberi dan menerima umpan balik
 Anggota belajar untuk berlatih tentang perilakunya yang baru
 Dapat digunakan untuk menggali tiap masalah yang dialami anggota, belajar untuk
meningkatkan kepercayaan kepada orang lain dapat meningkatkan sistem dukungan dengan
cara berteman akrab dengan anggota lain

Kekurangan Konseling Kelompok

 Tidak semua cocok berada dalam kelompok


 Kelompok digunakan sebagai tujuan
 Perhatian konselor lebih menyebar
 Sulit untuk dibina kepercayaan
 Klien sering mengharapkan terlalu banyak dari kelompok, sehingga ia tidak berusaha untuk
berubah
BAB II
KESIMPULAN

Kesimpulan
Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh para ahli terhadap
kepada individu yang mengalami masalah yang sedang dihadapinya. Konseling memiliki
tahapan pelaksanaan, tujuan, teori, manfaat juga kelibuhan serta kekeurangan oleh karena itu
dalam melakukan konseling terdapat tatanan pelaksanaan yang telah berlandaskan teori.

Saran
Pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan bahan yang kami
peroleh sehingga makalah ini bersifat umum, oleh karna itu kami harapkan kepada pembaca agar
bisa mencari sumber yang lain dengan tujuan untuk memandingkan dengan pembahasan yang
kami buat guna megoreksi bila terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTKA

https://ridhasyahidaimanisalmazakiyahmediabki.wordpress.com/2017/05/17/sejarah-konseling

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-konseling-dan-tujuan-konseling/

https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi -konseling/

http://raputrian. /2016/06/kelebihan-dan-kekurangan-konseling.html

https://irvanhermawanto. /2017/08/kelebihan-dan-kekurangan-konseling.html

Anda mungkin juga menyukai