Falsafah 357975409 Konsep Dasar Keperawatan II Pendekatan Sistem
Falsafah 357975409 Konsep Dasar Keperawatan II Pendekatan Sistem
Disusun Oleh :
SAMSIAH
(214.01.15.008)
S1 KEPERAWATAN
Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi
dengan cepat dapat diakses oleh semua orang dan informasi dengan cepat diketahui
oleh masyarakat.
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus
menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang.
Sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat
ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau.
Masalah-masalah kesehatan yang ada di Indonesia saat ini di pengaruhi oleh factor-factor
antara lain:
Pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan semakin meningkatnya usia harapan
hidup bagi masyarakat Indonesia menyebabkan semakin banyaknya usia lansia.
Krisis moneter yang berkepanjangan yang menyebabkan perekonomian masyarakat
menjadi terpuruk dan semakin banyak masyarakat menjadi miskin, dan pelayanan
kesehatan semakin tidak terjangkau
Berubahnya pola penyakit selain dari penyakit-penyakit infeksi, penyakit degenatif
semakin mening kat, sehingga memerlukan perawatan yang lebih lama
Letak demografi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau sulit untuk di jangkau. Untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut diatas diperlukan tenaga pelayanan kesehatan
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan utama kepada individu, keluarga
maupun masyarakat secara efektif dan terjangkau. Praktik keperawatan merupakan
sumber yang paling memungkinkan memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat karena tenaga keperawatan adalah tenaga kesehatan professional yang
paling banyak tersebar sampai kepelosok sesuai dengan letak demografi, dan sosial
ekonomi masyarakat Indonesia.
PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga dapat
diaplikasikan dalam bentuk pelayanan professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik,
bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat,
bangsa dan negara, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat
umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis
tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan:
1) Kegiatan demi kelangsungan hidup.
2) Usaha mencari nafkah.
3) Pendidikan anak.
4) Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5) Penggunaan waktu senggang.
Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas apa
yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi kehidupannya dalam
masyarakat.
Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu :
1. Kognitif (head)
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang
meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian, yaitu;
a) Knowledge (Pengetahuan)
Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk
diingat.
b) Comprehension (Pemahaman)
Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan,
menafsirkan suatu teori.
c) Application (Penerapan)
Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian,
konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan
pemahaman yang lebih mendalam.
d) Analysis (Analisis)
Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya
analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya.
e) Synthesis (Sintesis)
Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.
f) Evaluation (Penilaian)
Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
2. Afektif (heart)
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau perkembangan
emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu;
a) Receiving
Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.
b) Responding (Merespon)
Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan
dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.
c) Valuing (Menghargai)
Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri
pada norma tersebut.
d) Organization (Organisasi)
Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-
nilai.
e) Characterization by Value or Value Complex
Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang,
norma itu menjadi bagian diri pribadi.
3. Psikomotor (hand)
Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur
motoris.
.
PRAKTIK KEPERAWATAN
Praktik keperawatan adalah tindakan keperawatan profesioanal menggunakan
pengetahuan teoritis yang manatp dan kukuh dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu
keperawatan selain berbagai ilmu dasar
1. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.
2. Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling, dalam
rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia
dalam upaya memandirikan system klien.
3. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan tatanan lainnya.
4. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi,
pertolongan
PERAN PROFESIONAL
1) Membina sikap pandangan dan kemampuan professional
Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina sikap, pandangan dan
kemampuan professional, lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan
berpandangan professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai
pengetahuan ilmiah keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan
professional secara baik dan benar (Husin, 1966).
Sebagai perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja yang selanjutnya memacu
pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja yang lebih baik lagi. Kemampuan
berpikir kritis dalam mengambil keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan
keputusan dan tindakan yang dilakukan merupakan salah satu factor utama tercapainya
kepuasaan kerja (Jones dan Beck, 1996). Kepuasaan kerja perawat akan menghasilkan
kepuasaan pada pemakai jasa keperawatan, baik masyarakat maupun intitusi tempat
bekerja.
2) Meningkatkan mutu pelayanan/ askep dan kesehatan
Pendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang bersikap professional mencakup
intelektual, interpersonal, dan tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara legal,
keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi, serta
dapat menjadi contoh peran bagi perawat lain
3) Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi
Pendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan kehidupan organisasi
keperawatan untuk lebih professional. Dengan pendidikan profesioanal, perawat sebagai
anggota dari suatu organisasi profesi akan lebih memahami dan menghayati peran,
tanggung jawab, dan haknya sebagai anggota organisasi profesi yang memiliki sifat,
pandangan, dan kemampuan professional sangat memungkinkan organisasi keperawatan
berperan sabagai pengendali mutu pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
melalui pengaturan hak, tanggung jawab, dan kewengan tiap perawat berdasarkan
kompetensi yang dimiliki (SCHMALE,1996).
Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses pengembangan dan
pembinaan keterampilan professional dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap
anggotanya melalui pengaturan dan pengadaan system pendidikan berkelanjutan serta
mengendalikan pemanfaatan dan pengembangan IPTEK keperawatan(husin, 1999).
1. Fungsi pendidikan
Fungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme seleksi dan
penerimaan, serta daya tampung peserta didik.
Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan kompetensi,
kurikulum pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil belajar, fasilitas
sumber daya pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.
Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme penilaian
akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.
2. Fungsi penelitian
Fungsi ini mencakup :
Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan, pengembangan ilmu pengetahuan
ilmu keperawatan, mengembangangkan teknologi keperawatan, meningkatkan
mutu, dan memperluas jangkauan pelayanan
Manfaatkan tekhnologi maju secara tepat dalam rangka meningkatkan mutu
dan memperluas jangkauan pelayanan professional
Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan ilmiah yang meliputi ceramah/diskusi
ilmiah, forum ilmiah, tulisan ilmiah/majalah ilmiah dan pengawal ilmu
keperawatan.
Penataan pendidikan ini dimulai dengan penataan system pendidikan keperawatan yang
dimulai dari:
Kata sistem menjadi populer dengan munculnya pendekatan sistem yang digunakan
dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan bekrja bersama – sama untuk mencapai suatu tujuan . kata sistem berasal
dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema ) adalah suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi, atau energi. istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu
kesatuan yang berintraksi, ketika suatu model matematika sering kali dapat buat.
sistem merupakan kesatuan bagian – bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. misalnya, negara yang merupakan
suatu kumpulan dalam beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. ‘’
sistem’’ sering kali digunakan baik dalam prcakapan sehari-hari , forum diskusi maupun
dokumen ilmiah.
1. Mitra kerja
Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, mengasihi
dan menghargai.
2. Sumber informasi
Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan rasional kepada
klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab.
3. Pendidik
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan pada klien
atau keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
4. Pemimpin
Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan masalah
kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi klien.
5. Wali atau pengganti
Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua,
tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhan.
6. Konselor
Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan
masalah akan mudah dilakukan.
Pasien
Perawat
Komponen proses keperawatan (yang saling berkaitan dan terintegrasi dalam
mencapai hasil asuhan keperawatan.)
Pendekatan
Pendekatan pemecahan masalah
Pada dasarnya proses keperawatan merupakan pendekatan pemecahan masalah guna
memelihara kesehatan pasien untuk meningkatkan kesehatan, pemenuhan kebutuhan
dalam kcadaan sakit serta meningkatkan status keschatannya.
Pendekatan pemecahan masalah artinya hahwa setiap masalah keperawatan dan kesehatan
yang dihadapi pasien akan dapat di atasi melalui intervensi (tindakan keperawatan)
dengan menggunakan tahap-tahap proses keperawatan.
Sebagai contoh seorang pasien dengan masalah peningkatan suhu tuhuh dapat dibantu
oleh perawat mclalui tindakan kompres dingin di dahi, pasien dengan masalah defekasi
(kesulitan huang air besar, BAB) diatasi dengan huknah atau gliserin, gangguan dalam
mikturisi dibantu dengan pemasangan kateter urinal (setalah kolaborasi dengan dokter),
sesak napas dibantu dengan pemherian oksigen.
Pendekatan perilaku
Adalah pendekatan yang dipakai dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
memperhatikan aspck perilaku manusia, karena penyakit dan masalah
keperawatanikeschatan pasien lcbih banyak disebabkan oleh
perilaku pasien itu sendiri. Seperti kehiasaan merokok, kurang memperhatikan atau
merawat diri sendiri, tidak memperhatikan kebersihan lingkungan, kurang memperhatikan
kebutuhan gizi, pekerjaan-pekerjaan yang dapat merugikan kesehatan yang tidak
memakai pelindung dan sehagainya. Tujuan dari pendekatan perilaku ini adalah
bagaimana perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan untuk mcruhah perilaku
pasien ke arah perilaku sehat.
Sasaran
Sasaran dalam proses keperawatan adalah: individu, keluarga, dan masyarakat yang
mempunyai masalah keperawatan karena ketidakmampuannya dalam memenuhi
kehutuhan hidup seharihari baik kebutuhan fisik, mental, sosial dan spiritual. Tetapi dapat
juga terjadi karena kurangnya pengetahuan dan faktor ketidaktahuan pasien tentang
perawatan diri atau karena kclemahan fisik, mental dan sosial.
Dalam pelaksanaan proses keperawatan ada heherapa kotnponen yang terlibat berkaitan
dengan proses pcnyemhuhan pasien, diantaranya adalah:
1) Klian/Pasien (individu, keluarga dan masyaralat), yang menjadi objck
keperawatan.
2) Provider (pemberi pelayanan keperawatan) di sini adalah perawat dart herhagai
jenjang/tingkat pendidikan.
3) Anggota tim kesehatan lainnya seperti dokter, analis, ahli ahli gizi dan sebagainya
yang bekerja secara tim dengan anggota perawatan untuk penyembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
https://rhyerhiathy.wordpress.com/2012/12/14/sebuah-pendekatan-sistem-pelayanan-
kesehatan/
http://azmirhamsah-bloggers.blogspot.co.id/2013/04/pendekatan-sistem-dalam-
keperawatan_30.html