Anda di halaman 1dari 25

UU CIPTA KERJA BERI JAMINAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAKU USAHA UMKM


( investasi bidang usaha terbuka dalam UU Cipta kerja)

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Hukum Investasi/


Pasar Modal Pada Program Pascasarjana Magister Ilmu
Hukum Universitas Islam As-Syafi’iyah
Dosen : Dr. Efridani Lubis,SH, MH

Oleh :

Kelompok 4 :

Riski Ade Putra Utama/ 222019 0005

M. Hilmy Kamil / 222019 0010

Ratna Kumalasari / 222019 0017

Ade Nubzatus Tsaniyah / 222019 0002

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM AS-
SYAFI’IYAH
2020
‫الر ِحيم‬
ّ ‫ن‬ ِِ ‫الرحْ َم‬
ّ ‫َللا‬
ِِّ ‫س ِِم‬
ْ ِ‫ب‬
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-


NYA penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum
Investasi/ Pasar Modal ini yang berjudul “UU Cipta Kerja Beri
Jaminan Kepastian Hukum Bagi Pelaku Usaha UMKM”, sebagai
salah satu tugas Ujian Tengah Semester dalam mata kuliah Badan
Hukum Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum di Universitas
Islam As- Syafi’iyah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala kendala
yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Masduki Ahmad, SH., MM., selaku Rektor Universitas Islam
As-Syafi’iyah.
2. Dr. Efridani Lubis,SH.,MH., selaku Dekan dan Dosen
Pengampu pada Mata Kuliah Hukum Investasi/ Pasar Modal
Fakultas Hukum Universitas Islam As-syafi’iyah.
3. Segenap Dosen dan Staff program pasca sarjana Magister Ilmu
Hukum di Universitas Islam As-Syafi’iyah. yang telah berjasa
dalam pembelajaran ilmu hukum bagi Penulis.
4. Teman-Teman di Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum
di Universitas Islam As-Syafi’iyah yang telah mendukung
penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
semoga materi penulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan .

Bekasi , 06 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 6

BAB II UU CIPTA KERJA BERI KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN


HUKUM BAGI PELAKU USAHA UMKM

A. UMKM Investasi Bidang Usaha Terbuka dalam Undang- Undang


Ciptakerja…………………………………….. ………………………...........7

B. Jaminan Kepastian dan Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha


UMKM…………………………………………….........…………………...... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... .. 15

B. Saran.......................................................................................... ....... .. 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
1
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi berasal dari Bahasa Latin, yaitu investire (memakai)

sedangkan dalam Bahasa inggris, disebut dengan invest atau

investment yang berarti menanam atau menginvestasikan uang atau

modal.1 Istilah investasi atau penanaman moda merupakan istilah

yang dikenal dalam kegiatan bisnis maupun dalam bahasa

perundang- undangan. Istilah investasi juga popular dalam dunia

usaha, sedangkan istilah penanaman modal lazim digunakan dalam

perundang- undangan. Pada dasarnya kedua istilah ini mempunyai

pengertian yang sama, sehingga kadangkala digunakan secara

interchangeable.2 Fitzgerald mengartikan investasi adalah :

“Aktifitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-


sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal
pada saat sekarang dan dengan barang modal akan dihasilkan
aliran produk baru dimasa yang akan datang.” 3

Dalam Ensiklopedia Indonesia, investasi diartikan sebagai :

“Penanaman uang atau modal dalam proses produksi (dengan


pembelian Gedung-gedung, permesinan, bahan cadangan,
penyelenggaraan uang kas serta perkembangannya). Dengan
demikian, cadangan modal barang diperbesar sejauh tidak ada
modal barang yang harus diganti.” 4

1
Hasan Shadily, Kamus Lengkap Inggris- Indonesia, Jakarta, hlm. 330
2
Ida Bagus Rahcmadi Supancana, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi
Langsung di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 1
3
Dalam Murdifin Haming dan Salim, Basalamah, 2003, hlm. 4
4
Ensiklopedia Indonesia, tt. 1470
2

Hakekat investasi dalam definisi ini adalah penanaman

modal untuk proses produksi. Ini berarti bahwa investasi yang

ditanamkan hanya untuk produksi, padahal dalam kegiatan

investasi kegiatan juga untuk membangun berbagai sarana dan

prasarana yang menunjang kegiatan investasi.

Secara umum investasi atau penanaman modal dapat

diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang

pribadi (natural person) maupun badan hukum (judicial person)

dalam upaya untuk meningkatkan dan atau mempertahankan nilai

modalnya, baik yang berbentuk tunai (cash money), peralatan

(equipment), asset tidak bergerak, hak atas kekayaan intelektual,

maupun keahlian.5

Investasi dibagi dua macam, yaitu investasi asing dan

domestik. Investasi asing merupakan investasi yang bersumber dari

pembiayaan luar negeri. Sementara itu, investasi domestik

merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam

negeri. Investasi itu digunakan untuk pengembangan usaha yang

terbuka untuk investasi dan tujuannya untuk memperoleh

keuntungan.6

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal (“UU 25/2007”) dan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun

2016 tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha

yang Terbuka dengan Persyaratan Bidang Penanaman Modal

5
Ana Rokhmatussa’dyah, Suratman, Sinar Grafika , cetakan kelima, 2018, hlm. 3
6
Salim HS,Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Raja Grafindo Persada,
2008, hlm. 26-27
3

(“Perpres nomor 44 tahun 2016”). Yang dimaksud dengan Bidang

Usaha yang Terbuka; Bidang Usaha Terbuka adalah Bidang Usaha

dilakukan tanpa syarat dalam rangka Penanaman Modal. 7

Pasal 12 undang- undang nomor 25 tahun 2007 tentang

Penanaman Modal, menyatakan bahwa 8 :

1. Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan

penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang

dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan.

2. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah:

a. Produksi senjata, mesiu, alat peledak dan peralatan perang;

dan

b. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup

berdasarkan undang undang

3. Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan

bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik

asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria

Kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan

dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya.

4. Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang

terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang

tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing masing

akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

7
Pasal 1 angka 2 Perpres 44/2016
8
Ana Rokhmatussa’dyah, Suratman, Sinar Grafika , cetakan kelima, 2018, hlm.
67
4

5. Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan

persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu

perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan

usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi,

pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas

teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta Kerjasama

dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah.

Ada 4 hal yang diatur dalam pasal 12 UU No. 25 tahun 2007

tentang penanaman modal, yaitu meliputi:

1. Penggolongan bidang usaha

2. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing

3. Kriteria dan persyaratan bidang usaha tertutup dan terbuka

dengan persyaratan, dan

4. Pengaturan tentang bidang usaha tertutup

Bidang usaha digolongkan menjadi tiga bidang, yang meliputi:

1. Daftar bidang usaha tertutup

2. Daftar bidang usaha terbuka, dan

3. Daftar bidang usaha terbuka dengan persyaratan.

Pengaturan tentang daftar bidang usaha yang terbuka untuk

investasi yang dalam bahasa inggris disebut dengan Legal arrangement

on the list of business fields open to investment, merupakan norma norma

atau aturan- aturan, terutama hukum positif yang mengatur tentang daftar

bidang usaha yang terbuka untuk investasi. Pengertian bidang usaha

yang terbuka untuk investasi tercantum dalam pasal 1 angka 3 Peraturan


5

Presiden nomor 44 tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang

Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

Dalam Perpres ini ada dua golongan bidang usaha terbuka, yang

meliputi :

1. Bidang usaha yang terbuka, dan

2. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan (Pasal 2 ayat (1)

Peraturan Presiden Nomor 44 tahun 2016.

Bidang usaha yang terbuka adalah bidang usaha yang dilakukan tanpa

persyaratan dalam rangka penanaman modal (Pasal 1 angka 1 Peraturan

Presiden nomor 44 tahun 2016). Daftar bidang usaha terbuka ini tidak

dijabarkan secara khusus dalam Perpres ini, namun hanya disebutkan

bahwa :

”Bidang usaha yang tidak tercantum dalam bidang usaha tertutup


dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan merupakan
bidang usaha yang terbuka” (Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 44
tahun 2016).

Pendekatan komparatif merupakan salah satu cara untuk

melakukan riset, dengan membandingkan substansi hukum yang satu

dengan yang lain. Perbedaan atau dalam bahasa inggris disebut different,

verschil (belanda) adalah hal- hal yang berlainan atau tidak sama antara

substansi daftar bidang usaha yang tertutup dengan daftar usaha terbuka

untuk investasi, sedangkan persamaan, dalam bahasa Inggris disebut

equality atau equation, vergelijking (belanda) merupakan hal- hal tidak

serupa, tidak berbeda atau tidak berlainan antara substansi daftar bidang
6

usaha yang tertutup dengan daftar usaha yang terbuka untuk investasi. 9

Tabel Perbedaan dan Persamaan antara Daftar Usaha Tertutup dan Terbuka.

No. Perbedaan dan Tertutup Terbuka


Persamaan

1 Konsep Teoritis Tidak Boleh untuk Penanaman Diperbolehkan


Investasi Investasi

2 Tempat Peraturan Presiden Nomor 44 Peraturan Presiden


Pengaturannya tahun 2016 tentang Daftar Nomor 44 tahun
Bidang Usaha yang Tertutup 2016 tentang Daftar
dan Bidang Usaha yang Bidang Usaha yang
terbuka dengan Persyaratan di Tertutup dan Bidang
Bidang Penanaman Modal Usaha yang terbuka
dengan Persyaratan
di Bidang
Penanaman Modal

3. Jumlah Daftar 20 Daftar Bidang Usaha 496 bidang usaha


Bidang Usaha

Sumber Data : Data sekunder diolah

Salah satu jenis investasi terbuka adalah perlindungan dan

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau selanjutnya

disebut UMKM. Proses penyusunan aturan turunan Undang-undang

Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja masih terus dirancang

pemerintah. Terdapat 46 aturan pelaksana berbentuk Rancangan

Peraturan Pemerintah sebanyak 41 RPP dan 5 Rancangan Peraturan

Presiden (RPerpres). Pemerintah mengharapkan UU Cipta Kerja beserta

aturan turunannya dapat memudahkan izin usaha dan meningkatkan

investasi.10

9
Salim HS,Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Raja Grafindo Persada, 2008,
hlm. 55
10
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt60093f2fc0e31/advokat-ini-jelaskan-uu-
cipta-kerja-mudahkan-perizinan-usaha/ , diunduh Kamis, 21 january 2021
7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana UMKM sebagai salah satu dari Investasi Bidang Usaha

Terbuka dalam UU Cipta Kerja?

2. Bagaimana UU Cipta Kerja memberikan Jaminan Kepastian dan

Perlindungan Hukum bagi Pelaku Usaha UMKM?


8

BAB II

UNDANG UNDANG CIPTA KERJA BERI PERLINDUNGAN HUKUM

DAN KEMUDAHAN BERUSAHA BAGI PENGUSAHA UMKM

A. UMKM INVESTASI BIDANG USAHA TERBUKA DALAM UU CIPTA

KERJA

Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR dan

Pemerintah,11 menimbulkan banyak pertentangan dalam masyarakat.

Banyak penolakan terhadap pasal dalam UU Cipta kerja karena hari libur

yang dipangkas, masalah kontrak kerja, ketiadaan sanksi bagi pengusaha

jika memberikan upah di bawah ketentuan, dan pasal tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Perlu kita ingat bahwa didalam UU Cipta Kerja membahas tentang

membahas ketenagakerjaan, salah satu aspek penting lainnya untuk

dibahas adalah tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk

selanjutnya disebut (UMKM). Pengaturan UMKM dalam UU Cipta Kerja

sangat penting mengingat jumlah pelaku UMKM di Indonesia berdasarkan

data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018 terdapat

64,2 juta, dan berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jendral

Kekayaan Negara, UMKM berkontribusi 60,34 % dari total Produk

Domestik Bruto (PDB) atau sekitar Rp8.400 Triliun.12

11
Draft Final RUU Ciptakerja disahkan, Senin, 10 Oktober 2020
12
https://news.detik.com/kolom/d-5203300/pengaturan-umkm-dalam-uu-cipta-
kerja Bagus Mizan Albab, diunduh Rabu, 07 Oktober 2020, 13:49 wib
9

Selain itu, UMKM mampu menyerap tenaga kerja 97,02% dari total

tenaga kerja dan 99% dari total lapangan pekerjaan, bahkan dari investasi

UMKM memberikan nilai investasi sebesar 58,18% dari total investasi.

Lalu seperti apa pengaturan UMKM terbaru berdasarkan UU Cipta Kerja

(draf final 5 Oktober 2020) yang memiliki dampak langsung terhadap

masyarakat?

Pada UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, kriteria kriteria tentang

jenis usaha baik itu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.

Kriteria usaha mikro harus memenuhi syarat dengan kekayaan bersih

paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan tidak memiliki

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta

rupiah). Selanjutnya, untuk kriteria usaha kecil, pelaku usaha yang

memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta

dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta rupiah sampai

dengan paling banyak Rp 2,5 miliar. Begitupun dengan kriteria usaha

yang harus memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai

dengan paling banyak Rp 10 miliar dan memiliki hasil penjualan tahunan

lebih dari Rp 2,5 miliar sampai dengan paling banyak Rp 50 miliar.

Dalam UU Cipta Kerja, yang terkait dengan kriteria usaha mikro,

kecil, dan menengah belum memberikan kriteria yang rinci terkait dengan

jumlah kekayaan bersih dari usaha dan nilai hasil penjualan. Sebab,

ketentuan kriteria dalam UU Cipta kerja lebih diatur dalam Peraturan

Pemerintah. Artinya, pelaku usaha memang belum mendapat kejelasan

yang sesuai dengan kriteria dari usaha mikro, kecil, dan menengah
10

sampai adanya Peraturan Pemerintah yang membina lebih lanjut.

Pembiayaan dan penjaminan usaha mikro kecil, dalam UU Cipta

Kerja memberikan ketegasan dan kewajiban lebih dari pemerintah

kepada pelaku usaha. Jika pada UU 20/2008, kewajiban pemerintah

dalam memberikan pembiayaan dan penjaminan hanya sekedar

kebolehan (mogen) dengan adanya kata hubung "dapat" pada ketentuan

Pasal 21 UU 20/2008. Kata "dapat" dalam UU 20/2008 mencerminkan

keleluasaan bagi pemerintah untuk melakukan kewajibannya atau tidak.

Oleh sebab itu, Pasal 21 UU 20/2008 tidak memberikan kepastian

hukum bagi pelaku usaha. Hal ini berbeda dalam UU Cipta Kerja, unsur

"dapat" dihapuskan sehingga pemerintah memiliki kewajiban terhadap

penyediaan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan kepada

usaha mikro dan kecil. Selain itu, usaha besar nasional dan asing juga

menyediakan pembiayaan yang dialokasikan kepada usaha mikro dan

kecil dalam bentuk mempersembahkan pinjaman, penjaminan, hibah,

dan pembiayaan lainnya.

Serta peran pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan

insentif dalam bentuk syarat perizinan, tarif keringanan sarana dan

prasarana, dan bentuk insentif lain kepada dunia usaha yang

menyediakan pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil. Ketentuan

tentang pembiayaan dan penjaminan dalam usaha mikro kecil dalam UU

Cipta Kerja yang jelas memberikan kepastian bagi masyarakat pelaku

UMKM dan menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk dapat memastikan

pembiayaan bagi usaha mikro kecil berjalan dengan lancar


11

B. JAMINAN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI

PELAKU USAHA UMKM

Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja sebelumnya memiliki

arah dan tujuan serta asas. Tujuan dari RUU Cipta Kerja adalah

Menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia

secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dalam rangka memenuhi hak atas penghidupan yang layak melalui13 :

• Kemudahan dan perlindungan UMKM serta perkoperasian,

• Peningkatan ekosistem investasi,

• Kemudahan berusaha,

• peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja, investasi

Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional.

Selain arah dan tujuan, RUU Cipta Kerja juga memiliki asas yang

salah satunya adalah kepastian hukum dan kemudahan berusaha.

Kepastian hukum yang dimaksud adalah penciptaan iklim usaha kondusif

yang dibentuk melalui sistem hukum yang menjamin konsistensi antara

peraturan perundang-undangan dengan pelaksanaannya. Sedangkan

kemudahan berusaha yaitu Proses berusaha yang sederhana, mudah,

dan cepat akan mampu mendorong peningkatan investasi, pemberdayaan

UMKM untuk memperkuat perekonomian yang mampu membuka seluas-

luasnya lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.

Pengesahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang

Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) membawa keberkahan bagi para pelaku
13
https://pushep.or.id/wp-content/uploads/2020/06/RUU-Cipta-Kerja-Paparan-
Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdf, diakses pada tanggal 1 Februari 2020, pukul
15.32 WIB
12

usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dikarenakan memberikan

jaminan, perlindungan, dan pemberdayaan kepada UMKM merupakan

salah satu tujuan yang dibuatnya UU Cipta Kerja. UU Cipta Kerja telah

mengubah ketentuan mengenai kriteria UMKM dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Menurut Pasal 87 angka 1 UU Cipta Kerja, kriteria UMKM dapat memuat

modal usaha, omzet, indikator kekayaan bersih, hasil penjualan tahunan,

atau nilai investasi, insentif dan disinsentif, penerapan teknologi ramah

lingkungan, kandungan lokal, atau jumlah tenaga kerja sesuai dengan

kriteria setiap sektor usaha. Ketentuan mengenai kriteria UMKM dalam UU

Cipta Kerja tersebut akan diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.

Menentukan kriteria yang ditentukan UMKM harus menunggu aturan

pemerintahnya terlebih dahulu. 14

Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk selanjutnya disebut

(BKPM) meyakini, pengesahan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta

Kerja selanjutnya kita sebut (UUCK) akan meningkatkan serapan tenaga

kerja dengan mendorong investasi dan memberikan ruang yang sangat

besar untuk memperkuat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UU

Cipta Kerja yang terdiri dari 186 pasal telah disahkan dan ditandatangani

oleh Presiden Joko Widodo pada 2 November 2020. UU Cipta Kerja yang

merangkum 77 UU ini terbagi menjadi menjadi 11 klaster, di antaranya

adalah berusaha berusaha dan meningkatkan ekosistem investasi dan

14
https://smartlegal.id/perizinan/2020/12/08/uu-cipta-kerja-sah-5-kemudahan-
yang-bakal-diperoleh-umkm/ , diunduh 8 desember 2020
13

kegiatan berusaha.15

Sebelas (11) klaster pembahasan dalam UUCK dengan beberapa

poin diantaranya16: penyederhanaan perizinan berusaha, persyaratan

investasi, ketenagakerjaan, kemudahan dan perlindungan UMKM,

kemudahan berusaha, dukungan riset dan inovasi, administrasi

pemerintahan, Pengenaan sanksi, pengadaan lahan, investasi dan proyek

pemerintahan dan Kawasan ekonomi.

UUCK akan memberikan ruang yang sangat besar bagi UMKM.

Hingga saat ini, UMKM berkontribusi sekitar 60% terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Dengan 64,2 juta unit usaha atau 99,7% dari total unit

usaha, UMKM telah menyediakan lapangan kerja bagi 120 juta dari total

133 juta angkatan kerja. Namun sebagian besar UMKM tersebut masih

berada di sektor informal. Lantaran, rumitnya prosedur perizinan serta

mahalnya biaya untuk mempersiapkan UMKM. Dengan UUCK, pelaku

UMKM akan diberikan habis-habisan, yang dimulai sejak perizinan

pendiriannya. Dengan demikian, UMKM akan berada pada sektor formal

sehingga bisa mendapatkan akses kredit perbankan.

Selanjutnya, BKPM mewajibkan setiap investasi yang masuk untuk

menggandeng pengusaha lokal maupun UMKM di lokasi investasi.

Sehingga masuknya investasi dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh

masyarakat lokal. Pelaku UMKM memiliki kesempatan untuk bermitra

dengan perusahan besar, baik dalam maupun luar negeri. Namun,

15
https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/uu-cipta-kerja-dorong-investasi-
ciptakan-lapangan-kerja
16
Jpp.go.id,antaranews.com 4-11-2019
14

perusahaan besar ini tidak boleh mengambil alih saham UMKM.

Pasal 91 dalam UU Cipta Kerja membahas mengenai perizinan

berusaha. Pendaftaran bagi usaha mikro dan kecil dapat dilakukan secara

berani atau memikat dengan melampirkan KTP dan surat keterangan

berusaha dari RT setempat. Pendaftaran tersebut dilakukan melalui

perizinan berusaha secara elektronik untuk mendapatkan nomor induk

berusaha (NIB). Adapun keberlakuan dari NIB adalah perizinan tunggal

yang berlaku untuk semua kegiatan usaha. Perizinan tunggal tersebut

juga termasuk perizinan berusaha, standar nasional Indonesia, dan

sertifikasi jaminan produk halal. 17

Terkait dengan sertifikasi produk, hal ini berkaitan dengan napas

yang terdapat dalam Pasal 48 UU Cipta Kerja, yaitu untuk pelaku usaha

mikro dan kecil, kewajiban bersertifikat halal atas dasar pelaku usaha

mikro dan kecil. Tentunya hal ini menjadi pro-kontra mengingat di satu

sisi; ada pertanyaan apakah substansi halal tersebut dapat terjamin atau

tidak, tetapi di sisi lain pengaturan ini memang memudahkan UMKM

dalam memperoleh perizinan dengan mudah.

UU Cipta Kerja memberikan kewajiban bagi pemerintah pusat dan

daerah yang menyediakan layanan bantuan dan pendampingan hukum

bagi usaha mikro dan kecil. Persoalannya, tidak ada penjelasan lebih

lanjut tentang bantuan dan pendampingan hukum seperti apa yang

diberikan oleh pemerintah kepada pelaku usaha. Lembaga apa yang

memberikan bantuan hukum dan bagaimana mekanismenya tidak ada

17
https://news.detik.com/kolom/d-5203300/pengaturan-umkm-dalam-uu-cipta-
kerja Bagus Mizan Albab, diunduh Rabu, 07 Oktober 2020, 13:49 wib
15

dalam UU Cipta Kerja ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam

masyarakat apakah semua masalah terkait UMKM dapat dimintakan

pelayanan hukum atau masalah tertentu. Oleh sebab itu, perlu pengaturan

lebih baik yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah atau peraturan

pelaksana lain.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut, lahirnya UU

tersebut semakin memudahkan pengembangan koperasi dan UMKM

(KUMKM) di Indonesia. UU Cipta Kerja menjawab masalah utama bagi

Koperasi dan UMKM selama ini. Dengan adanya UU tersebut, diharapkan

koperasi dan UMKM dapat tumbuh lebih besar,” ujarnya dalam

telekonfrensi, Kamis (8/10/2020). 18

Secara umum ada enam poin penting terkait UU Cipta Kerja bagi

UMKM. Yang pertama berkenaan dengan pengembangan akses

pembiayaan, akses pasar, akses usaha, akses perizinan dan akses rantai

pasok. Kemudahan tersebut dapat digunakan dalam Pasal 89, 94, dan 95

(akses pengembangan usaha), Pasal 90, (akses rantai pasok), Pasal 90,

103 dan 104 (akses pasar), Pasal 91 (akses lengkap perizinan), Pasal 92

dan 102 ( Akses pembiayaan) .Kemudian, poin lainnya dalam UU Cipta

Kerja tersebut adalah lebih besar kemampuan UMKM dalam penyerapan

tenaga kerja. Hal ini diupayakan dalam Pasal 86, 90 dan 91, dengan

diberikannya berusaha dalam berusaha, dan diharapkan dapat menyerap

tenaga kerja, serta berusaha untuk memaksimalkan potensi start-up lokal.

18
https://economy.okezone.com/read/2020/10/08/320/2290642/6-poin-penting-
kemudahan-umkm-dalam-uu-cipta-kerja Taufik Fajar, diunduh Kamis 08 Oktober 2020
19:43 WIB
16

Ada juga di Pasal 92 mengenai insentif keringanan biaya bagi

pelaku UMKM, Pengajuan pinjaman oleh UMKM tidak lagi harus dengan

jaminan aset, tapi kegiatan usaha dapat dijadikan jaminan program kredit.

Ini tercantum dalam Pasal 93 pada di Pasal 98 mengenai pelatihan dan

pendampingan terkait pencatatan keuangan, Pemberian penguatan dan

perlindungan bagi pelaku UMKM dalam persaingan dengan usaha besar

dalam Pasal 96 (tentang penyediaan layanan bantuan & pendampingan

hukum untuk UMK), 99, 100, dan 101. Sedangkan faktor pendukung

usaha pada pasal 102 dan 104.

Reformasi struktural mengacu pada perubahan yang diamanatkan

UU Cipta Kerja yang mengubah Pasal 12 dari UU Nomor 20/2008 tentang

UMKM , dengan memperjelas subyek pemerintah menjadi pemerintah

pusat dan pemerintah daerah serta menghilangkan kata “dapat” yang

membuat pemerintah di sini memiliki kewajiban untuk menyediakan

pembiayaan bagi UMKM. 19

Berbagai pelonggaran izin usaha tersebut berdampak pada minat

investasi di Indonesia. Rencana pemerintah tersebut juga dapat

meningkatkan indeks berusaha berusaha (kemudahan berbisnis). Proses

perizinan usaha juga lebih sederhana saat penerapan UU Cipta Kerja.

Klasifikasi usaha berbasis risiko dapat memudahkan perizinan usaha.

Seperti diketahui, terdapat tiga jenis perizinan berbasis risiko yang

sedang dan rendah. Pernyataan penerapan perizinan berusaha berbasis

19
https://akurat.co/ekonomi/id-1223905-read-peneliti-sejumlah-pasal-untuk-
umkm-dalam-nbsp-uu-cipta-kerja-masih-rancu-dan-multitafsir Wayan Adhi Mahardika ,
Diunduh Kamis, 15 Oktober 2020 20:30 WIB
17

risiko yang ditimbulkan dan perubahan paradigma dalam pengawasan.

Semula, pengawasan lebih berfokus kepada pemenuhan persyaratan

administrasi dalam mendapatkan izin. Hal ini menimbulkan beban

administrasi dan birokrasi yang sangat tinggi. Dengan penerapan

kegiatan usaha berbasis risiko, maka pengawasan lebih dititikberatkan

kepada pelaksanaan kegiatan usaha untuk memenuhi standar dan

persyaratan suatu kegiatan. Berdasarkan hasil pengawasan tersebut,

jika terjadi penyimpangan atau kesalahan, maka akan dikenakan sanksi

secara ketat. Perubahan konsepsi perizinan yang krusial lainnya adalah

adanya NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) yang

menyediakan jenis perizinan, standar, syarat, prosedur, dan jangka

waktu penyelesaian. Kesemuanya ditentukan oleh Pemerintah Pusat dan

tepat secara nasional, baik di pusat maupun daerah.

Kebangkitan UMKM untuk mendorong perekonomian nasional

tentunya akan sulit terwujud tanpa dukungan dari semua pihak.

Diharapkan partisipasi, kolaborasi, dan sinergi dari berbagai pihak untuk

pengembangan dan pemberdayaan UMKM ke depan.

Diharapkan juga dalam penerapannya pemerintah pusat benar-

benar bekerja sama dengan pemerintah daerah. Mengingat pemerintah

daerah lebih mengetahui apa saja yang paling dibutuhkan dalam

meningkatkan potensi UMKM yang ada di daerahnya. Sehingga UMKM di

daerah terpencil pun dapat berkembang dengan adanya UU Cipta Kerja

ini dan manfaatnya juga bisa dirasakan oleh semua pelaku UMKM tanpa

terkecuali.
18

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Perbedaan antara Bidang Usaha Terbuka dengan Bidang

Usaha Tertutup terletak dalam jenis usaha yang dibolehkan

dalam rangka Penanaman Modal Asing di Indonesia. UUCK

adalah undang-undang yang tak hanya berpihak pada

pengusaha / investor, tetapi juga masyarakat, termasuk

pelaku UMKM. Tak ayal, jika Bahlil menyebut UUCK sebagai

UU masa depan, karena kebermampuan UUCK dalam

menciptakan lapangan kerja di masa mendatang sekaligus

mengakomodasi bonus demografi yang akan membuat

Indonesia pada 2035 mendatang.

2. Undang-undang Omnibus law Cipta Kerja oleh pemerintah

merupakan bentuk dukungan kepada Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) dan juga regulasi dalam rangka efisiensi

birokrasi. Dukungan terhadap UMKM dan reformasi regulasi

merupakan dua hal yang penting karena diharapkan dapat

memberikan jaminan kepastian hukum, perlindungan, dan

pemberdayaan terhadap koperasi dan UMKM.


19

B. SARAN

1. Tersedianya pengaturan baru oleh pemerintah yang perlu

dipertegas lagi dengan peraturan pelaksana sebab masih

banyak hal-hal yang masih perlu untuk dirinci lebih lanjut

lagi. Karena esensi dari UU Cipta Kerja ini bagi UMKM

adalah bagaimana caranya agar UMKM dapat lebih

berkembang dan bisa bersaing dengan proses perizinan

yang mudah, kepastian hukum, dan juga mengedepankan

kualitas produk unggul.

2. Pengusaha itu membutuhkan kepastian, kecepatan,

ketepatan, dan transparansi. Kebutuhan itu akan terpenuhi

dengan adanya UU CK yang ditindak lanjuti dengan

pembuatan NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria)

dalam rangka memberikan upaya perizinan berusaha.


20

DAFTAR PUSTAKA

Buku, artikel, jurnal

Ana Rokhmatussa’dyah, Suratman, Sinar Grafika , cetakan kelima, 2018

Ensiklopedia Indonesia, tt. 1470

Hasan Shadily, Kamus Lengkap Inggris- Indonesia, Jakarta

Ida Bagus Rahcmadi Supancana, Kerangka Hukum dan Kebijakan

Investasi Langsung di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta,

2006

Mas Rahmah, Hukum Pasar Modal, Kencana, Jakarta, 2019

Munir Fuady, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2002

Murdifin Haming dan Salim, Basalamah, 2003

Salim HS, Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Raja Grafindo

Persada, 2008,

https://akurat.co/ekonomi/id-1223905-read-peneliti-sejumlah-pasal-untuk-
umkm-dalam-nbsp-uu-cipta-kerja-masih-rancu-dan-multitafsir
https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/uu-cipta-kerja-dorong-
investasi-ciptakan-lapangan-kerja
https://news.detik.com/kolom/d-5203300/pengaturan-umkm-dalam-uu-
cipta-kerja
https://economy.okezone.com/read/2020/10/08/320/2290642/6-poin-
penting-kemudahan-umkm-dalam-uu-cipta-kerja
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt60093f2fc0e31/advokat-ini-
jelaskan-uu-cipta-kerja-mudahkan-perizinan-usaha/
https://smartlegal.id/perizinan/2020/12/08/uu-cipta-kerja-sah-5-
kemudahan-yang-bakal-diperoleh-umkm/
Jpp.go.id,antaranews.com
https://pushep.or.id/wp-content/uploads/2020/06/RUU-Cipta-Kerja-
Paparan-Penjelasan-FPG-DPRRI-26-Febr-2020.pdf
21

Peraturan Perundang Undangan

Undang Undang Dasar Negara RI 1945

undang- undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang- Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM

Peraturan Presiden nomor 44 tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha

yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman

Modal

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

Anda mungkin juga menyukai