Anda di halaman 1dari 15

KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN

KECERDASAN SPIRITUAL MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN PT Perusahaan


Gas Negara (Persero) Tbk AREA BEKASI

R. Endah Adinda Bestari

Marhalinda

2017

Abstract
This research was conducted to determine the effect of Intelligence Quotient, Emotional
Quotient and Spiritual Quotient on Employee Performance at PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk Sales Area Bekasi.
The method was used is descriptive quantitative method. Samples were taken by the
literati amounted to 59 respondents. Observation, interviews and questionnaires were used
for the method of data collection. In the statistical analysis, the literati is using Statistical
Package For Social Sciences SPSS Program 22.0 version to searched of validity, reliability,
single and multiple regression, t test and f test. From the data processing obtained r = 0,942
with the multiple determination value amounted to 87,9% and the 12,1% was determined by
the other factors. The multiple regression value was shown by the F test (  = 0,05) that
obtained fhitung value 105,105 and ftabel value 3,23. Which is means fhitung > ftabel, therefor H0
was rejected and Ha accepted. This shows that there is very sicnicant influence between
Intelligence Quotient (X1), Emotional Quotient (X2) and Spiritual Quotient (X3) on Employee
Performance (Y) at PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Sales Area Bekasi.
Keywords: Intelligence Quotient, Emotional Quotient, Spiritual Quotient and Employee
Performance

Abstraksi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual mempengaruhi kinerja karyawan di PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk untuk Sales Area Bekasi.
Metode yang digunakan adalah metode deskrptif yang bersifat kuantitaf. Sampel yang
diambil oleh peneliti berjumlah 44 reponden. Dalam metode pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara dan kuesioner. Dalam analisis statistik, penulis
menggunakan Program Stratistical Package for Social Scienses (SPSS) versi 22.0 untuk
mencari validitas, reliabilitas, regresi berganda, uji t dan uji f. dari pengolahan data yang
dilakukan dengan program SPSS tersebut, didapat r = 0,942 dengan nilai determinasi
berganda sebesar 87,9% dan sisanya 12,1% menunjukkan kontribusi dari faktor lainnya.
Untuk nilai regresi berganda didapatkan dan untuk uji F dengan  = 0,05 didapat nilai fhitung
sebesar 105,105 dan nilai ftabel sebesar 3,23. Maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima karena fhitung > ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat
signifikan antara Kecerdasan Intelektual (X1), Kecerdasan Emosional (X2) dan Kecerdasan

2
Spiritual (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk Sales Area Bekasi

Kata Kunci: Kecerdasan Intelektual (X1), Kecerdasan Emosional (X2) dan Kecerdasan
Spiritual (X3), dan Kinerja Karyawan (Y)

Pendahuluan dalam Mangkunegara (2012) mengatakan


Dewasa ini persaingan di dunia usaha bahwa kinerja pada umumnya dipengaruhi
semakin meningkat tajam. Penemuan- oleh tiga faktor, yaitu (a) faktor individual
penemuan baru, teknologi yang semakin (kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan
canggih serta cara pemasaran yang semakin demografi), (b) faktor psikologis (persepsi,
kreatif menuntut perusahaan untuk dapat attitude, personality, pembelajaran, dan
mengambil keputusan yang tepat dan efisien motivasi), (c) faktor organisasi (sumber daya,
dalam hal strategis. Keputusan tersebut kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job
menyangkut keputusan di dalam semua bidang design). Pada beberapa dekade terakhir ada
fungsional. Peran manajemen sangat beberapa faktor yang juga mempengaruhi
diperlukan agar tujuan dari organisasi dapat kinerja karyawan, yaitu perasaan emosional di
dicapai secara efektif dan efisien. Efektif tempat kerja, khususnya emotional intelligence
menurut Peter F. Drucker adalah “mengerjakan (kecerdasan emosional), kecerdasan intelektual
pekerjaan yang benar” sedangkan efisian dan kecerdasan spiritual yang saat ini menjadi
adalah “mengerjakan pekerjaan dengan benar” topik perbincangan yang hangat di kalangan
(Sule, 2008). Agar hal ini dapat terwujud manajemen (Alam, 2007).
manajemen perlu mengelola fungsi-fungsi Penelitian Hardiat (2016) meneliti
manajemennya, terutama bagaimana Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
mengelola sumber daya manusia sehingga Intelektual dan Kecerdasan Spiritual terhadap
meningkatkan efisiensi dan Kinerja Karyawan Marketing PT Nasmoco
efektivitas kerja agar organisasi tetap eksis dan Bahana Motor mengatakan ada pengaruh
mampu berkompetisi. secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah Daniel Goleman (1996) dalam penelitian
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang Hidayati (2013) mengatakan bahwa kecerdasan
dicapai oleh seorang karyawan dalam emosional menyumbang 80% dari faktor
melaksanakan tugasnya sesuai dengan penentu kesuskesan seseorang sedangkan 20%
tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence
(Mangkunegara, 2012). Quotient). Kecerdasan emosional tersebut
Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh antara lain meliputi rasa empati,
berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun mengungkapkan dan memahami perasaan,
internal dari karyawan tersebut. Simamora kemampuan mengelola diri sendiri,

3
kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan Pelanggan sebesar 5,37 dengan nilai Indeks
menyelesaikan maslah antar pirbadi, membina Loyalitas Pelanggan sebesar 5,59.
hubungan dengan orang lain, serta melakukan Gambar 1
Customer Loyalty Indeks Area Bekasi Tahun
pemikiran yang tenang tanpa terbawa emosi,
2016
sehingga kecerdasan emosional sangat
diperlukan untuk sukses dalam bekerja dan
menghasilkan kinerja yang menonjol dalam
pekerjaan.
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa
kesuksesan dan keberhasilan seseorang tidak
hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual
(IQ) saja tetapi keberhasilan dan kesuksesan
atau kinerja seseorang juga dipengaruhi oleh
Dari data tersebut diatas, dapat terlihat
kecerdasan emosional (EQ) dan Kecerdasan
bahwa loyalitas pelanggan PGN memiliki nilai
Spiritual (SQ). Sa’baniah (2015) mengatakan
besar (32% - 42%) hanya pada hal-hal yang
bahwa suatu hal yang mempengaruhi individu
terkait dengan produk, seperti harga produk,
dalam bekerja, baik itu terkait motivasi,
kenyamanan pemakaian produk dan kualitas
kecerdasan, sikap terhadap pekerjaan, budaya
produk. Sementara untuk hal-hal yang terkait
organisasi dan kepemimpinan adalah
dengan pelayanan pelanggan memiliki nilai
religiusitas.
yang rendah (16% - 24%). Maka dapat
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
disimpulkan bahwa pada dasarnya pelanggan
(PGN) merupakan salah satu Perusahaan
puas terhadap kinerja pelayanan dari karyawan
BUMN besar di Indonesia. Perusahaan ini
PGN namun mempunyai loyalitas yang kurang
bergerak di bidang infrastruktur dan
sebagai pelanggan PGN. Jika hal ini tidak
pendistribusian gas bumi. Besarnya permintaan
segera ditanggulangi, tidak tertutup
gas pada masa sekarang ini membuat peluang
kemungkinan para pelanggan PGN akan
pasar PGN sangat besar, sehingga menuntut
beralih kepada competitor PGN yang
perusahaan untuk dapat bertumbuh menjadi
menawarkan produk dengan kualitas yang
lebih baik sesuai dengan visi perusahaan yaitu
sama namun dengan pelayanan yang lebih
“Menjadi Perusahaan Kelas Dunia di Bidang
baik. Untuk itu apabila PGN ingin agar para
Energi”.
pelanggannya tetap memakai setia memakai
Pada Indeks Kepuasan Pelanggan Tahun
produknya, hal yang perlu ditingkatkan adalah
2016 yang dilakukan oleh pihak ekternal
pelayanan / servis terhadap pelanggan
terhadap pelanggan PGN, didapatkan data
sehingga servis dapat dapat mempunyai nilai
bahwa dari skala 1 – 6 Indeks Kepuasan
yang setara dengan produk PGN. Agar
pelayanan terhadap pelanggan dapat meningkat
3
maka sumber daya manusia / kinerja karyawan Robbins (2014) juga menyebutkan bahwa
perlu ditingkatkan. kecerdasan intelektual adalah kemampuan
Berdasarkan uraian diatas, penulis yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
memandang perlunya melakukan penelitian aktifitas berfikir, memecahkan masalah dan
tentang ada tidaknya pengaruh Kecerdasan mampu menyimpulkan dan mengelola
Intelejensi, Kecerdasan Emosional dan informasi menjadi nyata.
Kecerdasan Spiritual terhadap kemampuan Menurut Robbins (2014) mengatakan
karyawan di tempat kerja. bahwa dalam kecerdasan intelektual terdapat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuh dimensi seperti di bawah ini, yaitu
pengaruh kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan angka, pemahaman verbal,
kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual kecepatan persepsi, penalaran induktif,
(SQ) terhadap kinerja karyawan dan faktor
penalaran dedukatif, visualisasi spasial,
kecerdasan mana yang lebih berpengaruh.
daya ingat.
Penulisan skripsi ini mempunyai dua
Gambar 2
kegunaan, yaitu yang pertama kegunaan Dimensi Kecerdasan Spiritual
teoritis, yaitu sebagai tambahan referensi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya
bidang manajemen sumber daya manusia.
Sedangkan yang kedua kegunaan praktis, yaitu
Sumber: Robbins (2014)
memberikan informasi kepada perusahaan
Selama ini banyak orang menganggap
bagaimana pengaruh dari IQ, EQ dan SQ untuk
bahwa jika seseorang memiliki tingkat
meningkatkan kinerja karyawan.
kecerdasan intelektual yang tinggi, maka orang
Kecerdasan intelektual merupakan
tersebut memiliki peluang untuk meraih
kemampuan intelektual, analisa, logika dan
kesuksesan yang lebih besar dibandingkan
rasio. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan
dengan orang yang memiliki Intelektual
untuk menerima, menyimpan dan mengelola
rendah. Menurut Robins (2008) dalam Hardiat
informasi menjadi fakta (Widodo, 2012).
(2016) mengatakan kecerdasan intelektual
Kecerdasan intelektual lazim disebut dengan
adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk
intelegensi. Menurut Anastasi (1997) dalam
melakukan berbagai aktifitas berfikir,
Hardiat (2016) disebutkan bahwa intelegeni
memecahkan masalah dan mampu
bukanlah kemampuan tunggal dan seragam
menyimpulkan dan mengelola informasi
tetapi merupakan komposit dari berbagai
menjadi nyata.
fungsi. Istilah ini umumnya digunakan untuk
Goleman (2015) mengemukakan lima
mencakup gabungan kemampuan-kemampuan
kecakapan dasar dalam kecerdasan emosi,
yang diperlukan untuk bertahan dan maju
yaitu Self Awareness, Self Management ,
dalam budaya tertentu (Trihandini, 2005).

4
Motivation, Social Awareness, dan dibutuhkan dalam dunia bisnis. Komponen yan
Relationship Management. pertama yaitu jujur yang merupakan suatu
Gambar 3 kunci dalam dunia bisnis dengan berkata benar
Dimensi Kecerdasan Emosional
dan konsisten akan kebenaran. Ini merupakan
hukum spiritual dalam dunia usaha. Selain
kejujuran, keterbukaan juga menjadi hukum
alam yang ada dalam dunia usaha.
Gambar 4
Dimensi Kecerdasan Spiritual

Sumber: Goleman (2015)

Sebuah penelitian pada sekitar 42.000


orang di 36 negara mengungkapkan hubungan
positif antar kecerdasan emosional dan
kesuksesan dalam kehidupan pribadi dan Sumber: Sukidi (2002)

pekerjaan (Stein dan Book, 2002) dalam Kinerja merupakan sebuah kata dalam
Moniaga (2012). Ini menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia yang berasal dari kata dasar
seorang karyawan juga bisa berhasil, jika di ‘Kerja’ yang merjemahkan kata dari bahasa
dalam diri mereka terbentuk nilai-nilai EQ asing yaitu prestasi. Bisa pula diartikan sebagai
yang tinggi. hasil kerja. Kinerja (Prestasi Kerja) adalah

Eckersley (2000) mendefinisikan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

kecerdasan spiritual sebagai perasaan instuisi dicapai oleh seorang pegawai dalam

yang dalam terhadap keterhubungan dengan melaksanakan tugasnya sesuai dengan

dunia luas di dalam hidup manusia. Konsep tanggung jawab yang diberikan kepadanya

mengenai kecerdasan spiritual dalam (Hasibuan, 2005).

hubungannya dengan dunia kerja, menurut Menurut Wirawan (2015) dimensi kinerja

Ashmos dan Duchon (2000, dalam Trihandini adalah unsur-unsur dalam pekerjaan yang

2005) terdapat tiga komponen yaitu kecerdasan menunjukkan kinerja. Untuk mengukur

spritual sebagai nilai kehidupan dari dalam kinerja, dimensi-dimensi kinerja

diri, sebagai kerja yang memiliki arti dan dikembangkan menajdi indikator kinerja guna

komunitas. mengembangkan instrumen evaluasi kinerja

Sukidi (2002, dalam Handayani, 2014) yang kemudian digunakan untuk mengukur

mengemukakan tentang nilai dari kecerdasan kinerja seorang pegawai. Pengembangan

spiritual berdasarkan komponen – komponen dimensi dan indikator kinerja dilaksanakan

dalam kecerdasan spiritual (SQ) yang banyak melalui analisis pekerjaan.

5
Secara umum dimensi kinerja dapat marketing PT Nasmoco Bahana Motor di Kota
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu hasil Yogyakarta dan diperoleh pengaruh
kerja, perilaku kerja dan sifat pribadi. kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual
. dan kecerdasan spiritual signifikan terhadap
Gambar 5 kinerja karyawan.
Dimensi Kinerja Karyawan Kerangka pemikiran sebagai dasar
penelitian dengan gambaran di bawah ini.
Gambar 6
Kerangka Pemikiran Hubungan Antar Variabel

Sumber: Wirawan (2015)


Dalam melakukan penelitian ini maka
penulis mengacu pada penelitian sebelumnya.
Yang pertama yaitu oleh Pingkan Moniaga
Tahun 2012 yang melakukan analisa pengaruh
analisa pengaruh kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap kinerja karyawan PT Bank Sulut
Keterangan:
Kantor Pusat dengan diperoleh variabel
Variabel X1 : Kecerdasan Intelektual
kecerdasan emosional (EQ) tidak signifikan,
Variabel X2 :Kercerdasan Emosional
variabel kecerdasan intelektual (IQ) dan
Variabel X3 : Kecerdasan Spiritual
variabel kecerdasan spiritual signifikan. Dan
Variabel Y : Kinerja Karyawan
terdapat pengaruh varibel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
Caludia Angelika Wijaya pada Tahun Metodologi
2014 melakukan analisa pengaruh kecerdasan Metode penelitian yang penulis gunakan

intelektual, kecerdasan emosional dan dalam penelitian ini adalah kausal yang

kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan tujuannya mengetahui hubungan sebab akibat

di hotel “X”), dengan hasil analisa kecerdasan antara variable Kecerdasan Intelektual (X1),

intelektual, kecerdasan emosional dan variable Kecerdasan Emosional (X2),

kecerdasan spiritual secara parsial dan Kecerdasan Spiritual (X3) dengan variable

signifikan mempengaruhi kinerja karyawan. Kinerja Karyawan (Y).

Hardiat pada tahun 2016 melakukan Variabel bebas yang digunakan (X)

analisa pengaruh analisa pengaruh kecerdasan adalah variabel yang berdiri sendiri dan tidak

intelektual, kecerdasan emosional dan dipengaruhi oleh variabel lainnya.


Tabel 1
kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan Dimensi dan Indikator Kecerdasan Intelektual

6
Variabel Dimensi Indikator Memiliki kepercayaan
Kecerdasan Mampu diri yang tinggi
Angka menghitung Self Dapat mengekpresikan
dengan cepat Management dan mengendalikan
dan tepat emosi
Pemahaman Mampu
Memiliki kepekaan
Verbal memahami apa
terhadap kata hati dan
yang dibaca dan
digunakan dalam
didengar
hubungan dan tindakan
Kecepatan Mampu
sehari-hari
Persepsi mengenali
Motivation Mampu bertahan
kemiripan dan
menghadapi kegagalan
beda visual
dengan cepat Mampu mengambil
dan tepat inisiatif
Penalaran Mampu Mampu bertindak
Induktif menganalisa secara efektif
Kecerdasan Intelektual

urutan logis Social Mampu merasakan apa


masalah dan Awareness yang dirasakan oleh
memecahkan (Empati) orang lain
masalah Mampu memahami
Penalaran Mampu perspektif orang lain
Deduktif menggunakan Mampu menimbulkan
logika dan hubungan saling
menilai percaya
implikasi dari Mampu menyelaraskan
suatu argument diri dengan berbagai
Visualisasi Mampu tipe individu
Spasial membayangkan Relationship Mampu menangani
perubahan dari Management emosi ketika
suatu objek jika berhubungan dengan
dilakukan orang lain
perubahan Dapat menciptakan dan
Daya Ingat Mampu mempertahankan
mengenang atau hubungan dengan orang
mengingat lain
kejadian dimasa Bisa mempengaruhi,
lalu memimpin,
bermusyawarah dan
Sumber: Robbins (2014) menyelesaikan
perselisihan
Variabel bebas (X2) Kecerdasan Dapat bekerja sama
dalam tim
Emosional pada penelitian ini adalah
(Goleman, 2015), yaitu self awareness, self Goleman (2015)
management, motivation, social awareness dan
Variabel bebas (X3) adalah Kecerdasan
relation management
Spiritual yang digunakan pada penelitian ini
Tabel 2
Dimensi dan Indikator Kecerdasan Emosional adalah jujur, keterbukaan, pengetahuan diri,
fokus pada kontribusi dan spiritual non
Variabel Dimensi Indikator
Self Mampu mengetahui dogmatis
Emotional
Kecerdasa

Awareness perasaan dalam dirinya


Tabel 3
n

dan efekny terhadap diri Dimensi dan Indikator Kecerdasan Spiritual


sendiri

7
Variabel Dimensi Indikator
Disiplin Kerja
Jujur Mampu berkata
sesuai dengan Perilaku
kebenaran Kerjasama
Kerja
Konsisten dalam Memanfaatkan
bertindak Waktu
Keterbuka Mampu bersikap adil Sifat
an Pribadi Pengetahuan
Selalu berpartisipasi
di jalan yang baik Yang Ada
Hubungan Keterampilan
nya
Pengetahu Memiliki Dengan Semangat Kerja
an Diri pengetahuan yang Pekerjaan
luas
Sumber: Wirawan (2015)
Mampu memahami
Kecerdasan Spiritual

barang atau
Pembahasan
pengetahuan baru
Fokus Memiliki keinginan
Objek penelitian ini adalah PT PGN
Pada untuk
Kontribusi menyumbangkan (Persero) Tbk Area Bekasi yang terletak di
kebaikan pada
lingkungan Jalan Boulevard Selatan, Ruko Sinpasa Blok
Menjaga lingkungan A, No. 11-12, Sumarecon Bekasi, 17142.
sekitar agar lebih
nyaman Teknik pengumpulan data yang paling
Spiritual Dapat bersikap
pokok dilakukdan dalam penelitian ini adalah
Non fleksibel
Dogmatis Memiliki kesadaran survey dan pengumpulan data. Menurut
yang tinggi
Indriantoro dan Supomo (2012)
Mampu menghadapi
dan memanfaatkan mengemukakan pengertian dari metode survey,
penderitaan
Memiliki kualitas “Merupakan metode pengumpulan data primer
hidup yang diilhami berdasarkan komunikasi antara penelitian
oleh visi dan nilai
dengan responden”
Sumber: Sukidi (2002) Skala Likert digunakan untuk mengukur
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini dalah sikap, pendapat dan perseptsi seseorang atau
kinerja karyawan adalah: kelompok tentang sosial (Sugiyono, 2016).
Tabel 4 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan
Skala Likert dalam penyunsunan kuesioner.
Dimensi Indikator Tabel 6
Variabel
Skala Likert 5 Poin
Kuantitas Hasil
Kerja Jawaban Nilai Bobot
Kinerja Karyawan

Kualitas Hasil 5
Hasil Sangat Sesuai
Kerja
Kerja
Ketepatan 4
Sesuai
Dalam
Melaksanakan 3
Ragu-ragu
Pekerjaan

8
2 50
Tidak Sesuai 𝑛= = 44,4
1 + 50(0,05)2
1
Sangat Tidak Sesuai
Regresi linier berganda adalah alat untuk
Sumber : Sugiyono
Penulis melakukan wawancara kepada mengukur besarnya pengaruh variabel bebas

karyawan untuk memenuhi data yang yang lebih dari satu terhadap variabel terikat.

dibutuhkan yang berkaiatan dengan penelitian Persamaan regresi linier berganda adalah :

penulis. Ŷ = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + ⋯

Populasi menurut Supranto (2016), adalah


kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi Keterangan :
dapat dibedakan satu sama lain karena Ŷ = Produktivitas karyawan
karakteristiknya. Dalam penelitian ini populasi a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel x1
yang dimaksud adalah karyawan di PT PGN b2 = Koefisien regresi variabel x2
(Persero) Tbk Area Bekasi mencakup b3 = Koefisien regresi variabel x3
penjualan dan operasi yang berjumlah 50 x1 = Gaya Kepemimpinan
x2 = Motivasi
orang.
x3 = Lingkungan Kerja
Sampel menurut Supranto (2016) adalah n = jumlah sampel
sebagian dari populoasi. Jika n adalah
Responden yang menjadi objek penelitian
banyaknya elemen sampel dan N adalah
ini adalah Karyawan PGN Area Bekasi.
banyaknya populasi, maka n < N (n lebih kecil
Adapun data responden dilihat dari jenis
dari N). Istilah lain dari sampel adalah contoh.
kelamin, umur, pendidikan dan masa kerja.
Dari populasi yang ada, ukuran sampel
minimum diperoleh dengan menggunakan Karakteristik Responden Berdasarkan
rumus Slovin dalam Umar (2010). jenis kelamin, umur, pendidikan dan mas kerja.
Rumus Slovin: Tabel 7
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Frequ Percent Valid
𝑁 Kelamin ency Percent
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒)2 Laki-laki 28 63.6 63.6
Perempuan 16 36.4 36.4
Keterangan : Total 44 100.0 100.0
N = Ukuran Populasi Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22
N = Ukuran Sampel
E = Persen kelonggaran ketidakpastian karena Tabel 8
kesalahan Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Responden
Tahun Frequency Percent Valid
Pengambilan sampel yang masih ditolerir, Percent
maksimum 5 %. Dari rumus di atas dapat di 20 – 29 4 9.1 9.1
tentukan ukuran sampel minimum: 30 – 39 30 68.2 68.2
40 – 49 7 15.9 15.9

9
50 - 59 3 6.8 6.8 emosional, kecerdasan spiritual dan kinerja
Total 44 100.0 100.0 karyawan.
Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22
Berdasarkan perhitungan dengan olahan
data statistik SPSS 22 for windows yang
Tabel 9
terlihat pada lampiran, diperoleh hasil-hasil
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
reliabilitas untuk masing-masing variabel
Freque Percent Valid
sebagai berikut:
ncy Percent
SMP 1 2.3 2.3
Tabel 11
SMA / Sdrjt 17 38.6 38.6 Hasil Reliabilitas Kuesioner
Diploma 3 8 18.2 18.2 Variabel Kecerdasan Intelektual (X1)

Strata 1 16 36.4 36.4 Cronbach's Alpha N of Items


Strata 2 2 4.5 4.5
Total 44 100.0 100.0 .699 10

Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22


Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22

Tabel 10
Tabel 12
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Hasil Reliabilitas Kuesioner
Variabel Kecerdasan Emosional (X2)
Tahun Frequency Percent Valid
Percent Cronbach's Alpha N of Items

1–5 20 45.5 45.5


.880 18
6 - 10 19 43.2 43.2
11 – 15 2 4.5 4.5 Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22
26 - 30 3 6.8 6.8
Total 44 100.0 100.0 Tabel 13
Hasil Reliabilitas Kuesioner
Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22 Variabel Kecerdasan Spiritual (X3)

Untuk memperoleh data yang diperlukan Cronbach's Alpha N of Items

dalam penulisan skripsi ini, penulis


.785 13
mengajukan seperangkat kuesioner kepada
para responden yang berjumlah 44 orang. Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22

Kuesioner tersebut kemudian diteliti lebih


Tabel 14
lanjut dengan menggunakan perhitungan Hasil Reliabilitas Kuesioner
Variabel Kinerja Karyawan (Y)
metode SPSS 22 for windows.
Kuesioner yang diajukan terdiri dari Cronbach's Alpha N of Items

sejumlah pertanyaan dan pertanyaan yang


.756 12
mewakili empat variabel sesuai dengan jumlah
variabel yang ada. Keempat instrument Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22

penelitian yang berbentuk kuisioner itu adalah


tentang kecerdasan intelektual, kecerdasan
10
Dari hasil analisis di atas, diperoleh olahan telah memenuhi syarat normalitas yaitu
koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar dengan nilai probabilitas > 0.05, maka variabel
0.756 Dengan hasil tersebut maka bisa kinerja karyawan terdistribusi secara normal
dikatakan bahwa data tersebut adalah reliabel, dan dapat digunakan dalam penelitiaan.
dengan angka menunjukan mendekati 1 Regresi linier berganda digunakan untuk
dengan batas minimal 0.600 mengetahui pengaruh antara variable
Berdasarkan tabel di atas uji normalitas Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional
diketahui adalah bahwa pada kolom variabel dan Kecerdasan Spiritual (independen) secara
kecerdasan intelektual terdapat probabilitas simultan atau bersama-sama terhadap Kinerja
signifikann 0,837 (Asymp. Sig. 2-tailed). Oleh Karyawan (dependen). Dengan perhitungan
karena itu Penempatan ini berdasarkan data regresi linier berganda dengan menggunakan
olahan telah memenuhi syarat normalitas yaitu SPSS (Statistical Package for the Social
dengan nilai probabilitas > 0.05, maka data Science) versi 22.0, maka dihasilkan
variabel kecerdasan intelektual adalah normal, persamaan regresi berganda sebagai berikut :
dan dapat digunakan dalam penelitian. Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + €
Pada kolom variabel kecerdasan Ŷ = 1,266 + 0,224X1 + 0,349X2 + 0,254X3 + €
emonsional probabilitas signifikan 0,252
Dengan persamaan regresi berganda yang
(Asymp. Sig. 2-tailed). Oleh karena itu
telah dihasilkan, maka dapat diperoleh hasil
variabel motivasi berdasarkan data olahan
interpretasi sebagai berikut :
telah memenuhi syarat normalitas yaitu dengan
 Konstanta sebesar 1,266 menyatakan bahwa
nilai probabilitas > 0.05, maka data variabel
jika Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
kecerdasan emosional terdistribusi secara
Emosional dan Kecerdasan Spiritual
normal dan dapat digunakan dalam penelitian.
dianggap konstan atau nol, maka Kinerja
Sedangkan pada kolom variabel
Karyawan sebesar 1,266.
kecerdasan spiritual terdapat probabilitas
 Koefisien regresi Kecerdasan Intelektual
signifikan 0,876 (Asymp. Sig. 2-tailed). Oleh
sebesar 0,224 menyatakan setiap kenaikan
karena itu variabel Lingkungan Kerja
Kecerdasan Intelektual sebesar 1 nilai maka
berdasarkan data olahan telah memenuhi syarat
Kinerja karyawan naik sebesar 0.224,
normalitas yaitu dengan nilai probabilitas >
dengan asumsi bahwa Kecerdasan
0.05, maka variabel kecerdasan spiritual
Emosional dan Kecerdasan Spiritual tetap.
terdistribusi secara normal dan dapat
 Koefisien regresi Kecerdasan Emosional
digunakan dalam penelitian.
sebesar 0,349 menyatakan setiap kenaikan
Dan pada kolom variabel kinerja
Kecerdasan Emosional sebesar 1 nilai maka
karyawan terdapat probabilitas signifikan
Kinerja Karyawan naik sebesar 0,349
0,586 (Asymp. Sig. 2-tailed). Oleh karena itu
variabel kinerja karyawan berdasarkan data

11
dengan asumsi bahwa Kecerdasan Residua 61.906 40 1.548

Intelektual dan Kecerdasan Spiritual tetap. l


Total 549.909 43
 Koefisien regresi Kecerdasan Spiritual
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
sebesar 0,254 menyatakan setiap kenaikan
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan
Kecerdasan Spiritual sebesar 1 nilai maka Intelektual, Kecerdasan Emotional
Kinerja Karyawan naik sebesar 0,254 Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22

dengan asumsi bahwa Kecerdasan


Dari hasil uji Anova atau F test pada table
Intelektual dan Kecerdasan Emosional tetap
diatas didapat nilai Fhitung sebesar 105,105 dan
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
nilai Ftabel dengan tingkat keyakinan 95%
seberapa jauh pengaruh suatu variabel
(menggunakan   5% ), df1 (k-1) 3 - 1 = 2,
penjelas/independen (X) secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen df2 (n - k), sebesar 44 - 3 = 41, dan diperoleh

(Y). Berikut adalah hipotesis variabel hasil Ftabel sebesar 3,23. Maka dapat dikatakan

Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 105,105 > 3,23. Dari

dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja table diatas diperoleh probabilitas (tingkat

Karyawan individual (parsial), yaitu signifikansi) 0,000. Oleh karena probabilitas

menunjukan bahwa Kecerdasan Intelektual, 0,000 lebih kecil dari 0.05, sehingga dari hasil

Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan yang diperoleh dapat dikatakan bahwa Ho3

Spiritual memiliki pengaruh yang signifikan ditolak dan Ha3 diterima. Sehingga dapat

terhadap Kinerja Karyawan. diartikan bahwa model regresi dapat digunakan

Uji simultan dimaksudkan untuk untuk memprediksi Kinerja Karyawan, dengan

mengetahui apakah semua variabel bebas kata lain Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan

mempunyai pengaruh yang sama terhadap Emosional dan Kecerdasan Spiritual secara

variabel terikat. Pengujian yang dilakukan simultan (bersama-sama) berpengaruh

menggunakan Uji F. Jika Fhitung > Ftabel maka terhadap Kinerja Karyawan.

menolak hipotesis nol (H0) dan menerima Untuk mengetahui seberapa besar variabel

hipotesis alternatif (Ha), yang berarti semua Independen Kecerdasan Intelektual (X1),

variabel bebas secara bersama-sama memiliki Kecerdasan Emosional (X2) dan Kecerdasan

pengaruh terhadap variabel terikat. Spiritual (X3) dapat menentukan hubungan


dengan variabel dependen Kinerja Karyawan
Tabel 15
(Y) maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Tabel 16
Model Sum of Df Mean F Sig.
Koefisien Determinan
Squares Square
Model Summaryb
Regressi 488.003 3 162.668 105.105 .000
1 b
on

12
Model R R Square Adjusted Std. Error of tanpa mengurangi profesionalisme yang secara
R Square the Estimate langsung berpengaruh pada kinerja.
Salah satu pertanyaan dalam variabel
1 .942a .887 .879 1.244
kecerdasan sprititual yaitu saya melaksanakan
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, apa yg sdh menjadi kesepakatan bersama yg
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emotional
merupakan dalam .. jujur. Artinya mayoritas
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan responden mempunyai kekuatan spritual yg
Sumber : Output Data Pengolahan SPSS 22
mempratekkan nilai jujur di lingkungan kerja.

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas Dalam hal kesepakatan bersama artinya para

dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi karyawan mempunyai kinerja yg baik karena

yang sudah disesuaikan (R Square Adjusted) menjalankan pekerjaan sesuai kesepakatan

adalah sebesar 0.897 dengan kata lain 87,9% bersama.

variable dependen Kinerja Karyawan


dipengaruhi oleh variabel independen Kesimpulan dan Saran

Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional Secara parsial Kecerdasan Intelektual (X1)

da Kercerdasan Spiritual. Sisanya sebesar berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

12,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar Karyawan (Y). Hal ini di buktikan dengan nilai

variabel yang digunakan. probabilitas signifikansi sebesar 0,009 yang

Pada kuesioner variabel kecerdasan lebih kecil dari α=0.05 atau dengan thitung > ttabel

intelektual terdapat nilai tertinggi yaitu saya (2,764 > 2,019). Dengan demikian Ha1 diterima

mampu memahami SOP terkait pekerjaan saya. dan H01 ditolak.

Pertanyaan ini termasuk dalam pemahaman Secara parsial Kecerdasan Emosional (X2)

verbal. Artinya mayoritas responden tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

mempunyai kekuatan dalam pemahaman Karyawan (Y). Hal ini dibuktikan dengan nilai

verbal di lingkungan kerja. Dalam pekerjaan probabilitas signifikansi sebesar 0,000 yang

migas, pemahaman dan kepatuhan terhadap lebih kecil dari α=0.05 atau dengan thitung < ttabel

SOP merupakan salah satu hal yg diutamakan (5,694 < 2.019). Dengan demikian Ha2 diterima

dalam penerapan K3. dan H02 ditolak.

Mayoritas responden dalam variabel Secara parsial Kecerdasan Spiritual (X3)

kecerdasan emosional memberikan respon berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

setuju untuk pertanyaan saya mampu Karyawan (Y). Hal ini dibuktikan dengan nilai

mengekspresikan perasaan yang saya alami probabilitas signifikansi sebesar 0,008 yang

tanpa mengurangi profesionalisme dalam lebih kecil dari α=0.05 atau dengan thitung > ttabel

bekerja. Pertanyaan ini masuk dalam kategori (2,813 > 2.019). Dengan demikian Ha3 diterima

self management, sehingga dapat diartikan dan H03 ditolak.

mayoritas responden dapat selalu berekspresi


13
Secara simultan Gaya Kepemimpinan penelitian kecerdasan emosional berpengaruh
(X1), Motivasi (X2) dan Lingkungan Kerja (X3) sangat signifikan terhadap kinerja karyawan.
berpengaruh sangat signifikan terhadap Kinerja Manajemen juga disarankan untuk
Karyawan (Y). Hal ini dibuktikan dengan nilai mengadakan pelatihan yang dapat
probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0.05, dengan meningkatkan kesungguhan dan kejujuran,
nilai Fhitung > Ftabel yaitu 105,105 > 2,23. serta keterbukaan karyawan dalam
Perusahaan disarankan untuk menambah menyelesaikan pekerjaan.
pelatihan yang berkaitan problem solving agar Bagi peneliti lain diharapkan dapat
karyawan dapat meningkatkan kemampuannya menambahkan variabel lain diluar model,
dalam memecahkan masalah yang dihadapi di sehingga dapat diketahui faktor-faktor lain
kantor. yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Perusahaan melakukan reviu terhadap
jabatan/posisi karyawan yang membutuhkan DAFTAR PUSTAKA
kecerdasan angka sudah terisi oleh orang yang
tepat. Serta memberikan sharing mengenai Sule, E. T & Kurniawan Saefullah. 2005.
Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada
ketrampilan berhitung yang diterapkan di Media
lingkungan kerja. Saran ini terkait dengan
pertanyaan. Mangkunegara, A. A. A. P. 2012. Evaluasi
Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama
Karyawan diberikan pelatihan yang terkait
dengan self awareness terutama meningkatkan Alam, R. 2007. Hubungan Empowerment
kepercayaan diri. Hasil kuesioner Dengan Burnout Paramedic Rumah Sakit
Rujukan. Unpublished Undergraduate Thesis
menunjukkan hasil rendah pada pertanyaan
“Saya tidak merasa canggung berada di sekitar Hardiat. 2016. Pengaruh Kecerdasan
orang-orang yang memiliki jabatan lebih Emosional, Kecerdasan Intelektual Dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
tinggi”, pertanyaan tersebut berkaitan dengan
Karyawan: Studi Pada Karyawan Marketing
kepercayaan diri. PT Nasmoco Bahan Motor Kota Yogyakarta.
Dilakukannya suatu forum komunikasi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah. Yogyakarta
sehingga karyawan dapat mempunyai
keterbukaan dan mampu bersikap adil di Hidayati, I. N, dkk. 2013. Kecerdasan
lingkungan kerja. Hal ini terkait dengan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual
pertanyaan “Saya mampu memberikan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan
Kinerja Karyawan: Studi di Lembaga
penilaian secara objektif”. Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Fakultas
Pelatihan ESQ dan pelatihan Anger Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Management untuk karyawan sangat Malang

disarankan, mengingat berdasarkan hasi Widodo, S. (2012). Cara Baru Memberdayakan


Diri untuk Lebih Cepat Bahagia, Sukses dan

14
Sejahtera. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta,
Utama Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Trihandini, R. A. Fabiola Meirnayati. 2005. Supranto, J. 2016, Statistik, Teori dan


Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Aplikasi, Metode Riset, Jakarta, Rineka Cipta
Kecerdasan Emosi, dan Kecerdasan Spiritual
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di
Hotel Horison Semarang). Universitas
Dipenogoro. Semarang
Robbins, S.P, Timothy A. Judge. 2014.
Perilaku Organisasi: Jilid 1. Jakarta: Salemba
Empat

Goleman, D. 2015. Emotional Intelligence:


Mengapa Emotional intelligence Lebih
Penting Daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama

Moniaga, P. 2012. Analisis Pengaruh


Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual
dan Kecerdasan Intelektual Terhadap KInerja
Karyawan: Studi Kasus Pada PT Bank Sulut
Kantor Pusat. Fakulktas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sam Ratulangi. Manado

Eckersley, R. 2000. Spiritually, Progress,


Meaning, and Value. Paper Presented 3rd
Annual Conferece of Spiritually, Leadership
and Management Ballarad

Wirawan. 2015. Evaluasi Kinerja Sumber


Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan Penelitian.
Jakarta: Salemba Empat

Wijaya. C. A. 2014. Analisa Pengaruh


Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kinerja Karyawan di Hotel “X”. Manajemen
Perhotelan Universitas Petra. Surabaya

Sukidi, I. 2002. Kecerdasan Spiritual:


Mengapa SQ Lebih Penting dari IQ dan EQ.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta

Indriantoro, Nur. dan Supomo, Bambang.,


2012, Metodolgi Penelitian Bisnis Untuk

15

Anda mungkin juga menyukai