Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN

PRAKTIKUM V

MENGUKUR KADAR KLOROFIL KEMBANG SEPATU


(Hibiscus rosa-sinensis)

Fauziah Khoirun Nisa

17030244003

Biologi 2017 D

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2018/2019
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Mengukur Kadar
Klorofil Daun” adalah bagaimana pengaruh jumlah kadar klorofil berbagai daun
dari daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) terhadap umurnya yang
berbeda-beda?

B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada “Mengukur Kadar Klorofil Daun” berdasarkan
rumusan masalah di atas adalah mengukur kadar klorofil berbagai daun dari daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) yang umurnya berbeda-beda.

C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis:
Hipotesis a (Ha) : Umur daun mempengaruhi kadar klorofil daun kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis.
Hipotesis nol (H0 ) : Umur daun tidak mempengaruhi kadar klorofil daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis.

D. Kajian Pustaka
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di
dunia baik secara langsung maupun tidak langsung. Organisme memperoleh
senyawa organik yang digunakannya untuk energi dan rangka karbon dengan satu
atau dua cara utama: nutrisi autrofilik atau heterofilik. Pada mulanya, istilah
autofilik (bahasa Yunani, autos, berarti “sendiri”, dan trophos, berarti “memberi
makan”) tampak bertentangan dengan prinsip bahwa organisme merupakan sistem
terbuka, yang mengambil sumberdaya dari lingkungannya.
Akan tetapi autotrof bukanlah mencukupi diri sendiri secara total; autotrof
itu menyediakan makan bagi diri sendiri hanya dalam pengertian bahwa autrotrof
dapat mempertahankan dirinya sendiri tanpa memakan dan menguraikan
organisme lain. Autotrof membuat molekul organik mereka sendiri dari bahan
mentah anorganik yang diperoleh dari lingkungannya. Oleh karena alasan inilah
para ahli biologi menyebut autotrof sebagai produsen biosfer.
Semua bagian yang berwarna hijau pada tumbuhan, termasuk batang hijau
dan buah yang belum matang, memiliki kloropas, tetapi daun merupakan tempat
utama berlangsungnya fotosintesis pada sebagaian besar tumbuhan. Terdapat kira-
kira setengah juta kloropas tiap milimeter persegi permukaan daun. Warna daun
berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloropas. Energi
cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sintesis molekul makanan
dalam kloropas. Kloropas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan
yang terdapat di bagian dalam daun. Klorofil terdapat di dalam membran tilakoid
(Campbell, dkk., 2002: 181-183)

E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi : Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
yang umurnya berbeda-beda.
2. Variabel Kontrol : Panjang gelombang, jumlah alkohol.
3. Variabel Respon : Klorofil a, klorofil b, dan klorofil total.

F. Definisi Operasional Variabel


Variabel manipulasi yaitu daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
didapat dari nodus ke-1, nodus ke- 3, dan nodus ke-5. Kedua, variabel kontrol
yaitu panjang gelombang spectrofotometer pada 649 nm dan 665 nm. Dan terakhir
variabel respon yaitu klorofil a dihitung dengan rumus: 13,7 x OD 665 – 5,76 x
OD 649 (mg/L); klorofil b dihitung dengan rumus: 25,8 x OD 649 – 7,70 x OD
665 (mg/L); klorofil total dihitung dengan rumus: 20,0 x OD 649 + 6,10 x OD
665 (mg/L).

G. Alat dan Bahan


Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dengan umur yang
berbeda, meliputi: daun muda, nodus ke 1; daun setengah tua, nodus ke 3; dan
daun yang tua, nodus ke 5 masing-masing 1 gram, pipet tetes, gelas ukur,
lumpang porselin, kertas saring, alkohol 95% 100 mL, dan spectrofotometer.
H. Rancangan Percobaan

1. Timbang 1 gr 2. Geruslah daun 3. Ekstraksi


daun yang segar, tersebut dalam gerusan daun
kemudian potong lumpang porselin tersebut dengan
kecil-kecil sampai halus 100 ml alkohol
95%

6. Larutan yang 5. Dikalibrasi 4. Saring ekstrak


digunakan untuk spectofotometer dengan kertas
dikalibrasi adalah sebelum saring sampai
alkohol 95% pengukuran volume mencapai
100 ml

7. Ukur kadar 8. Catat nilai 9. Dihitung kadar


klorofil dengan absorbansi klorofil a, kadar
spectrofotometer, (Optical Density) klorofil b dan
pada 649 nm dan larutan kadar klorofil
665 nm total

I. Langkah Kerja
1. Timbang satu gram daun yang masih segar, kemudian potong kecil-kecil
2. Geruslah potongan-potongan daun tersebut dalam lumpang porselin
sampai halus
3. Ekstraksi gerusan daun tersebut dengan menggunakan 100 ml alkohol
95%
4. Saring ekstrak tersebut dengan menggunakan kertas saring sampai volume
akhir filtrat mencapai 100 ml. Jika volume filtrat kurang dari 100 ml
tambahkan kembali alkohol 95%
5. Dikalibrasi spectofotometer terlebih dahulu sebelum pengukuran
6. Menggunakan larutan alkohol 95% sebagai pelarut untuk dikalibrasi
7. Ukur kadar klorofil filtrat dengan menggunakan spectrofotometer pada
panjang gelombang 649 nm dan 665 nm
8. Catat nilai absorbansi (Optical Density) larutan tersebut
9. Kadar klorofil a, kadar klorofil b dan kadar klorofil total dapat dihitung
dengan rumus dari Wintermans dan de Mots sebagai berikut:
- Klorofil a : 13,7 x OD 665 – 5,76 x OD 649 (mg/L)
- Klorofil b : 25,8 x OD 649 – 7,70 x OD 665 (mg/L)
- Klorofil total : 20,0 x OD 649 + 6,10 x OD 665 (mg/L)

J. Rancangan Tabel Pengamatan


Tabel 1. Hasil pengamatan kadar klorofil daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis)
No. Nama Nodus OD Klorofil Klorofil Klorofil
Daun Ke- 649 (A) 665 (A) A B Total
(mg/L) (mg/L) (mg/L)
Daun 1 0,503 0,807 8,159 6,763 14,983
1. Kembang 3 0,466 0,737 7,413 6,348 13,816
Sepatu 5 0,580 0,977 10,044 7,441 17,560

Nodus ke-1:
Klorofil a = 13,7 x OD 665 – 5,76 x OD 649
= 13,7 x 0,807– 5,76 x 0,503
= 8,159 mg/L
Klorofil b = 25,8 x OD 649 – 7,70 x OD 665
= 25,8 x 0,503– 7,70 x 0,807
= 6,763 mg/L
Klorofil total = 20,0 x OD 649 + 6,10 x OD 665
= 20,0 x 0,503+ 6,10 x 0,807
= 14,983 mg/L
Nodus ke-3:
Klorofil a = 13,7 x OD 665 – 5,76 x OD 649
= 13,7 x 0,737 – 5,76 x 0,466
= 7,413 mg/L
Klorofil b = 25,8 x OD 649 – 7,70 x OD 665
= 25,8 x 0,466 – 7,70 x 0,737
= 6,348 mg/L
Klorofil total = 20,0 x OD 649 + 6,10 x OD 665
= 20,0 x 0,466 + 6,10 x 0,737
= 13,816 mg/L
Nodus ke-5:
Klorofil a = 13,7 x OD 665 – 5,76 x OD 649
= 13,7 x 0,977– 5,76 x 0,580
= 10,044 mg/L
Klorofil b = 25,8 x OD 649 – 7,70 x OD 665
= 25,8 x 0,580 – 7,70 x 0,977
= 7,441mg/L
Klorofil total = 20,0 x OD 649 + 6,10 x OD 665
= 20,0 x 0,580 + 6,10 x 0,977
= 17,560 mg/L

20 17.56
14.983
15 13.816
Kadar Klorofil

10.044
10 8.159 7.413 7.441
6.763 6.348
5

0
Nodus 1 Nodus 3 Nodus 5
Nodus

Klorofil a (mg/l) Klorofil b (mg/l) Klorofil Total (mg/l)

Gambar 1. Grafik kadar klorofil daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

K. Rencana Analisis Data


Berdasarkan data hasil pengamatan tentang kadar klorofil daun kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) yang umurnya berbeda-beda didapat bahwa kadar
kloofil total daun yang berumur lebih tua lebih banyak dibandingkan dengan daun
yang berumur muda dan daun yang berumur setengah tua.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa daun Hibiscus rosa-sinensis muda
yang diambil dari nodus ke-1 memiliki kadar klorofil a lebih besar daripada kadar
klorofil b. Kadar klofil a sebesar 8,159 mg/L, kadar klorofil b sebesar 6,763 mg/L,
dan klorofil total sebesar 14,983 mg/L lebih kecil daripada klorofil total dalam
daun Hibiscus rosa-sinensis yang berumur tua.
Kadar klorofil a daun Hibiscus rosa-sinensis berumur setengah tua yang
diambil dari daun pada nodus ke-3 berjumlah lebih banyak, yaitu 7,413 mg/L
dibandingkan kadar klorofil b sebesar 6,348 mg/L. Sedangkan klorofil total daun
Hibiscus rosa-sinensis berumur setengah tua adalah 13,816 mg/L.
Daun Hibiscus rosa-sinensis berumur tua diambil dari nodus ke-5
memiliki kadar klorofil total lebih banyak, yaitu 17,560 mg/L daripada daun
Hibiscus rosa-sinensis yang berumur muda dan setengah tua. Kadar klorofil a
dalam daun Hibiscus rosa-sinensis berumur tua lebih besar yaitu sebanyak 10,044
mg/L dibandingkan kadar klorofil b sebanyak 7,441 mg/L.

L. Hasil Analisis Data


Berdasarkan hasil pengamatan tentang klorofil daun Hibiscus rosa-
sinensis berumur tua memiliki kadar klorofil lebih banyak daripada daun
Hibiscus rosa-sinensis yang berumur muda dan setengah tua. Perbedaan
kandungan klorofil total pada suatu tanaman diakibatkan perbedaan metabolisme
yang berkaitan dengan umur, morfologi, dan faktor genetik daun pada tanaman
(Biber, 2007).
Pada daun yang berwarna hijau memiliki pigmen klorofil. Klorofil ini
merupakan zat hijau daun dimana juga berfungsi atau berperan dalam proses
fotosintesis. Klorofil dalam proses fotosintesis berperan dalam menangkap cahaya
matahari (Gogahu, Y. et al, 2016).
Dari tabel hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa kadar klorofil a lebih
banyak daripada kadar klorofil b pada daun Hibiscus rosa-sinensis muda,
setengah tua dan tua, hal ini disebabkan karena klorofil a itu sendiri merupakan
klorofil utama pada tumbuhan. Klorofil ini merupakan klorofil yang berperan
langsung dalam proses fotosintesis, yaitu dalam mengubah energi matahari
menjadi energi kimia. Sedangkan klorofil b merupakan klorofil aksesori yang
bekerja secara tidak langsung dalam proses fotosintesis. Klorofil b ini berperan
dalam memindahkan cahaya (Sumanta et al, 2014).
Sedangkan kadar klorofil a, klorofil b, dan klorofil total pada daun
Hibiscus rosa-sinensis setengah tua lebih sedikit daripada kadar klorofil total pada
daun Hibiscus rosa-sinensis muda. Mungkin terjadi kesalahan saat menggerus
daun Hibiscus rosa-sinensis setengah tua atau alkohol 95% kurang tercampur
dengan klorofil pada nodus daun setengah tua, sehingga kadar klorofilnya kurang.

M. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin tua usia daun kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), kadar klorofil yang ada di daun tersebut semakin
tinggi, dan begitu juga sebaliknya.

N. Daftar Pustaka

Biber, P.D. 2007. Evaluating a Chlorophyll II Content Meter on There Coastal


Wetland Plant Species. Journal of Agricultural, Food and Environmental
Science. 1 (2): 1-11.

Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi Jl. 1 Ed. 5.
Jakarta: Erlangga.

Gogahu, Y., N. S. Ai, dan P. Siahaan. 2016. Konsentrasi Klorofil pada Beberapa
Varietas Tanaman Puring (Codiaeum varigatum L.). Mipa Unstrat Online,
5(2): 76-80.

Sumanta, N., C. I. Haque, J. Nishika, dan R. Suprakash. 2014. Spectrophotometric


Analysis of Chlorophylls and Carotenoids from Commonly Grown Fern
Species by Using Various Extracting Solvents. Research Journal of
Chemical Sciences, 4(9): 63-69.
O. Lampiran

Gambar 2. Penimbangan Gambar 3. Penggerusan Gambar 4. Ekstraksi


daun Hibiscus rosa-sinensis daun Hibiscus rosa-sinensis dengan alkohol 95%

Gambar 5. Penyaringan Gambar 6. Pengukuran Gambar 7. Pengukuran


klorofil sampai 100 ml spectrofotometer 649 nm spectrofotometer 665 nm

Anda mungkin juga menyukai