Anda di halaman 1dari 144

Anamnesis & pemeriksaan fisik

jantung

1
Anamnesis
• Informasi tentang diagnostik
• Informasi tentang derajat penyakit
• Informasi tentang etiologi
• Informasi tentang interaksi penyakit jantung
anak dengan keluarganya

2
Informasi diagnostik
• DRA+karditis+gagal jantung :
1. Artritis berpindah-pindah
2. Demam
3. Sesak nafas
4. Berdebar-debar
5. Edema (+/-)

• Endokarditis infektif :
1. Demam ringan lama
2. Riwayat kel jantung struktural sebelumnya

3
• Saat timbul sianosis :
1. Sianosis berat saat lahir : AP, AT, sindroma hipoplasia jantung kiri
2. Sianosis hr 1-2 : TGV
3. Sianosis >minggu 1 : TF
• Riwayat mulai terdengar bising jantung:
1. Sejak lahir : SP, SA, VSD kecil, PDA
2. Usia 2-4 minggu : PDA
• Riwayat waktu terjadi gagal jantung :
1. 10 hari post natal : obstruksi jantung kiri : Coar-Ao, Atresia Aorta
2. Minggu ke 2-6 : obstruksi jantung kiri berat, kel miokardium, MI
3. Minggu 6-3 bulan : VSD, PDA, defek septum AV

4
Informasi derajat kelainan
• Gangguan hemodinamik ∞ derajat kelainan
jantung:
1. Gangguan pertumbuhan
2. Sianosis
3. Berkurangnya toleransi latihan
4. Ispa berulang
5. Komplikasi neurologis

5
Informasi etiologi
• Riwayat keluarga :
1. Saudara kandung/ortu : PJB
2. Penyakit tertentu dlm keluarga : DM, hipertensi, penyakit jantung
3. Riwayat kehamilan : obat, radiasi, penyakit infeksi, riwayat perdarahan
trimester I

• Kelainan genetik : sindroma-sindroma

6
Informasi interaksi kel jantung anak dg keluarga

• Status sosioekonomi keluarga


• Persepsi keluarga tentang penyakit anak

• Penting untuk tata-laksana penyakit anak :


pemeriksaan rutin, khusus & rencana operasi

7
Pemeriksaan fisik
• Pola pertumbuhan anak : TB, PB, BB, LLA
• Keadaan umum : inspeksi :
1. Dismorfik wajah
2. Kesan penampakan sakit
3. Kesadaran
4. Status gizi
5. Pucat, sianosis, ikterus
6. Distress , gerakan involunter, tremor, paresis
7. Cara duduk, jalan, berbaring

8
• Kel bawaan/sindroma tertentu
Sindroma PJB tersering
Down (Trisoma 21) Defek septum AV, VSD
Trisomi 17-18 & 13-15 VSD
Turner (XO) Koarktasio aorta
Turner lelaki (XO) & mosaik Stenosis pulmonal
Rubella PDA, SP, Stenosis cab arteri
pulmonalis perifer

9
Kulit & mukosa :
Sianosis
1. Sianosis tepi/perifer : ujung jari, daun
telinga, ujung hidung
2. Sianosis sentral : saturasi O2 rendah :
mukosa bibir, lidah, konjungtiva
 Pucat : anemia berat
 Kulit gelap, ikterus
 Eritema marginatum, nodul subcutan

10
11
12
• Nadi
1. Diraba pada 4 arteri : a radialis D/S, a brachialis
(neonatus) & a femoralis D/S atau a dorsalis pedis

2. Denyut : dinilai :
a. Kecepatan : takikardia & bradikardia
b. Irama : aritmia, disritmia
c. Amplitudo nadi :
magnus : nadi teraba sangat kuat
parvus : nadi teraba sangat lemah
alternans : amplitudo berselang seling
tardus : nadi teraba naik dengan lambat,
mendatar, menurun lambat

13
• Tekanan darah
1. Diukur pada 4 ekstremitas (1 ektremitas jika nadi 4 ekstremitas
sama)
2. Manset sesuai
Umur Lebar manset
0-1 tahun 5cm
1-5 tahun 7cm
5-12 tahun 9,5cm
>12 tahun 12,5cm

3. Posisi : berbaring telentang/duduk


4. Nilai normal tergantung usia anak
Usia Tek sistolik Tek diastolik
Neonatus 50-75 30-45
1-12 bulan 60-90 40-70
1-3 tahun 75-100 50-75
4-8 tahun 80-115 50-75
9-15 tahun 85-125 50-80
14
15
Pemeriksaan jantung
Pectus ekscavatum

• Inspeksi :
1. Asimetris/kelainan bentuk dada
2. Pembonjolan dada kiri
3. Dada membulat
4. Pembonjolan dada difus
5. Iktus cordis
6. Pulsasi epigastrium

Pectus carinatum 16
17
18
Palpasi

• Ujung jari
& telapak
tangan

19
Perkusi
• Menentukan pembesaran & kontur jantung
• Sulit dilakukan pada bayi & anak

20
Auskultasi

• Stetoskop :
1. Diafragma : bunyi &
bising nada tinggi
2. Sungkup : bunyi &
bising nada rendah
3. Ukuran stetoskop
tergantung usia

21
Bunyi jantung

22
Bunyi jantung
• Berhubungan dengan
1. pembukaan & penutupan katub jantung
2. Kontraksi otot jantung
3. Percepatan atau perlambatan aliran darah
• Terdapat 4 bunyi jantung : I, II, III, IV

23
24
25
• Suara jantung I : penutupan katub mitral & tricuspid
• Suara jantung II : penutupan katub aorta & pulmonal
• Suara jantung III : apex jantung : vibrasi dinding
ventrikel saat arus darah ke ventrikel terlalu banyak
• Suara jantung IV : saat kontraksi atrium

26
Bising jantung
• Karena arus turbulensia
• Dibagi berdasarkan waktu terdengarnya
1. Bising sistolik
2. Bising diastolik
3. Bising sistolik & diastolik

27
Terima kasih perhatiannya

28
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

Dr Erny SpA(K)
ernyprasetyo65@yahoo.com

29
Tujuan Instruksional umum
• Mampu memahami mengenai PJB dan
melakukan deteksi dini serta
melakukan tatalaksana PJB

30
Tujuan instruksional khusus
• Mampu menyebutkan definisi PJB
• Mampu menjabarkan hemodinamika yang
terjadi pada PJB
• Mampu melakukan anamnesa pada PJB
• Mampu melakukan pemeriksaan fisik pada
PJB
• Mampu menyusun program tatalaksana
pada PJB
• Mampu menentukan pola rujukan pada PJB

31
Anatomi dan hemodinamika sistim
kardiovaskuler normal

32
33
DOES THE HEALTHY HEART WORKS

34
35
36
Definisi PJB
• Defek anatomis pada bagian-bagian
jantung yang terjadi selama proses
organogenesis intrauterine
• Terjadi sebelum usia kehamilan 8
minggu

37
Epidemiologi
• Insiden PJB diseluruh dunia relatif
sama dan tetap
• Insiden 6-10 per 1000 kelahiran hidup

38
Tabel 1. distribusi usia saat diagnostik PJB ditegakkan
(n=2091)

usia PJB Non sianotik PJB sianotik


0-1 bulan 62 59
1-12 bulan 690 197
13bln-5 th 466 113
5-10th 275 85
>10th 109 35

39
Tabel 2. diagnosis PJB di poliklinik jantung anak RSCM Jakarta
1983-1992

diagnosis jumlah %

PJB Non-sianotik
VSD 694 33,1
PDA 281 13,4
PS 111 5,3
DSAV 30 1,4
AS 23 1,1
Koar 4 0,2
PJB Sianotik
TF 212 10,5
TAB 74 3,5
VKAJKG 25 1,2
PA 20 0,9
TA 19 0,9
TAPVD 10 0,4
40
Etiologi
• Eksogen : (3%)
- Obat maternal
- Penyakit maternal
- Pajanan sinar X
• Endogen :
- Penyakit genetik (10%)
- Sindroma tertentu
• Multifaktorial (90%)
• Tidak diketahui

41
PJB NON SIANOTIK

42
Definisi
• Defek anatomis pada jantung yang tidak
menyebabkan gejala atau tanda sianosis
• Macam kelainan :
1. VSD
2. ASD
3. PDA
4. PS
5. AS
6. Koartasio aorta

43
Pembagian PJB Non-sianotik
• Berdasarkan ada/tidak adanya pirau :
1. Pirau kiri ke kanan : VSD, ASD, DSAV, PDA
2. Pirau tanpa pirau : PS, AS, Koartasio aorta

44
VSD (VENTRICULER SEPTAL DEFECT)

45
Hemodinamik - VSD

• Hanya berdampak pada VSD sedang-besar


• Pirau bermakna dari ventrikel kiri ke ventrikel
kanan
• Bising jantung mulai terdengar setelah usia 2–6
minggu (setelah tahanan paru menurun)
• Semakin kecil VSD semakin keras suara bising
jantung
• Semakin besar VSD semakin lemah – tidak
terdengar bising jantung

46
47
Kemungkinan yang terjadi pada
VSD besar
• Defek mengecil
• Defek menutup
• Stenosis infundibular : pirau berkurang
• Defek tetap besar : aliran darah ke paru
meningkat, perubahan vaskuler paru (gr I _
VI), tekanan ventrikel kanan melebihi VS,
pirau berbalik, penderita sianotik (sindroma
essenmenger)

48
Gambaran klinis
• Tergantung : besar defek & derajat
pirau
• Defek kecil :
1. Asimptomatis
2. Suara jantung normal
3. Bising sistolik di ICS III-IV

49
Defek sedang
1. Gejala mulai masa bayi
2. Sesak saat minum
3. Bb sulit naik, kurus
4. Jika mengalami radang paru lama sembuh
5. Gagal jantung pada usia 3 bulan
6. Dispnea, takipnea, retraksi ICS
7. Suara jantung Normal, bising pansistolik
keras & kasar ICS III-IV kiri

50
Defek besar
1. Gejala mulai masa neonatus
2. Dispnea bermakna dalam mg I
3. Gagal jantung pada mg VI
4. Diawali infeksi paru-paru
5. Dispnea saat istirahat
6. Suara jantung normal
7. Bising pansistolik dengan atau tanpa
getaran bising

51
Defek besar dengan Sindroma Essenmenger
(hipertensi pulmonal):

1. Dada menonjol ok pembesaran VD


2. Pada tahap awal tampak “lebih
baik”
3. Pada tahap lanjut terjadi pirau
kanan ke kiri : sianotik, pneumonia
berulang, gg pertumbuhan berat,
jari tabuh
4. Suara jantung 1 normal, suara 2
mengeras
5. Bising jantung ejeksi sistolik
6. Hepatomegali ok bendungan
sistemik

52
Gambaran Radiologis
• Merupakan refleksi besarnya pirau kiri
ke kanan
• Bergantung pada ukuran defek,
tahanan vaskuler paru, lesi obstruktif
pada jalan keluar VD & VS

53
• Defek kecil :
1. bentuk & ukuran jantung normal
2. Vaskularisasi paru normal atau sedikit
meningkat
• Defek sedang :
1. Kardiomegali, konus pulmonalis menonjol
2. Peningkatan vaskularisasi paru
3. Pembesaran pembuluh darah pada hilus

54
• Defek besar :
1. Kardiomegali nyata, konus
pulmonalis menonjol
2. Pembuluh darah hilus membesar
3. Vaskularisasi paru meningkat

Defek besar + hipertensi


pulmonal :
Konus pulmonalis sangat
menonjol
Vaskularisasi paru
meningkat disekitar hilus
berkuarng di perifer

55
EKG
• Defek sedang : Peningkatan aktivitas
VS & VD, tetapi aktivitas VS lebih
meningkat

• Defek besar : hipertrofi biventrikel

• Hipertensi pulmonal : pembesaran


atrium kiri

56
Ekokardiografi
• Perlu untuk menentukan besar dan
letak defek
• Menentukan kelainan penyerta

57
Prinsip dasar Terapi medis
• Memaksimalkan performa jantung
• Asupan oksigen
• Asupan nutrisi
• Pencegahan dan pengobatan komplikasi

58
Penatalaksanaan
• Medis :
1. Defek kecil : tidak perlu, kecuali
profilaksis antibiotika jika terjadi
endokarditis infektif pre operasi
rongga mulut, digestif dan UG
2. Defek sedang-besar : gagal jantung :
Digoksin 0,01mg/kg/hari 2x/hari

59
• Pembedahan : indikasi :
1. Jika usia 3-4 tahun defek belum
menutup
2. Terdapat pembesaran jantung
3. Pletora paru

60
Prognosis
• Defek kecil : kemungkinan menutup
spontan pada usia 1 tahun
• Setelah 2 tahun belum menutup kecil
kemungkinan menutup spontan
• Hipertensi pulmonal : prognosis buruk

61
ASD

62
ASD HEMODINAMIK

63
Definisi
• Defek anatonis yang terdapat pada antara AD & AS

• Berdasarkan anatomi dibagi menjadi :


1. ASD primum
2. ASD sekundum (80%)
3. ASD tipe sinus venosus
4. ASD tipe sinus koronarius

64
• Banyak dijumpai secara kebetulan pada
remaja dan dewasa karena asimptomatis

65
ASD Sekundum
• Defek di fossa ovalis ukuran kecil s/d besar
• Terjadi pirau dari AS ke AD : beban volume AD
& VD

66
67
Gambaran klinis
• Mayoritas asimptomatis
• Pirau besar :
1. Dispnea
2. Infeksi paru berulang
3. Gg pertumbuhan ringan
4. Suara jantung 1 mengeras
5. Bising ejeksi sitolik daerah pulmonal

68
Radiologi

• Defek bermakna :
AD menonjol,
konus pulmonalis
menonjol, jantung
sedikit membesar,
vaskularisasi paru
meningkat sesuai
dengan besar defek

69
EKG
• Pola RBBB : beban volume VD
• Deviasi sumbu QRS ke kanan
• Blok AV derajat I
• Hipertrofi ventrikel kanan

70
Penatalaksanaan
• Terapi definitif : pembedahan

• Prognosis : secara umum baik


• Masalah timbul pada usia dekade II – III, masa
mengandung

71
ASD Primum
• Celah pada bagian bawah septum atrium
• Celah pada daun katub mitral

• Menyebabkan pirau kiri ke kanan


• Menyebabkan arus sistolik dari VS ke AS

72
Gambaran klinis
• BB kurang
• Prekordium menonjol ok pembesaran ventrikel
kanan
• Kardiomegali ok pembesaran VD & VS
• Suara jantung I normal/mengeras, suara jantung II
melebar
• Bising ejeksi sistolik pada pulmonal ok stenosis
pulmonal
• Bising pansistolik ok regurgitasi mitral

73
Radiologis

• Pembesaran VD dengan
atau tanpa dilatasi AD
• Konus pulmonalis
menonjol
• Peningkatan
vaskularisasi paru pada
hilus & perifer
• Pembesaran VS & AS ok
regurgitasi mitral

74
Penatalaksanaan
• Tindakan pembedahan jika pembesaran
jantung terjadi progresif
• Profilaksis antibiotika untuk mencegah
endokarditis

75
PJB Sianotik

76
Definisi

• PJB dengan
manifestasi klinis
sianosis (warna
kebiruan pada
mukosa karena ada
>5g/dL hemoglobin
tereduksi dalam
sirkulasi)

77
Angka kejadian
• Lebih sedikit dibanding dengan PJB non-
sianotik (rasio 1:4)
• Morbiditas & mortalitas lebih tinggi
• 65% di diagnosis <2 tahun
• 17% antara usia 2-5 tahun
• 18% usia >5 tahun

78
Klasifikasi
• Dari gambaran radiologis :
1. PJB sianotik dengan vaskularisasi paru menurun (oligemia
paru) : TF, AP, AT, anomali ebstein
2. PJB sianotik dengan vaskularisasi paru meningkat (pletora
paru)

• Dari gambaran EKG :


1. Deviasi sumbu QRS ke kanan & hipertrofi ventrikel kanan
(mayoritas)
2. Deviasi sumbu QRS kekiri & hipertrofi ventrikel kiri

79
Tetralogi Fallot

80
Angka kejadian
• PJB Sianotik terbanyak
• 10% dari seluruh PJB

81
82
TETRALOGI FALLOT HEMODINAMIKA

83
Hemodinamik
• Penentu derajat penyakit : stenosis pulmonal
(ringan-atresia)
• Stenosis pulmonal bersifat progresif
• VSD besar, dibawah katub aorta & lebih
anterior

84
Hasil akhir dari hemodinamik :
• Hipoksia : kompensasi :
1. Polisitemia
2. Terbentuk sirkulasi kolateral (jangka
panjang)

85
Manifestasi klinis
• Mencerminkan derajat hipoksia :
1. BBL belum sianotik, baru sianotik setelah tumbuh
2. Jari tabuh usia >6 bulan
3. Serangan sianotik : sesak nafas mendadak, nafas cepat dan
dalam, sianosis bertambah, lemas dapat disertai kejang
atau sinkop) bila berat dapat koma bahkan kematian
4. Dada menonjol karena pelebaran ventrikel kanan
5. Bising sistolik yang makin melemah dengan peningkatan
derajat stenosis

86
87
88
Radiologis
• Jantung tidak membesar
• Arkus aorta disebelah kanan
• Apeks jantung kecil dan terangkat
• Konus pulmonalis cekung
• Vaskularisasi paru menurun
• Secara umum dikenal dengan bentuk sepatu

89
90
Komplikasi
• CVA usia < 5 tahun, setelah serangan sianotik, atau
dehidrasi
• Abses otak usia >5 tahun
• Endokarditis infektif akibat infeksi di berbagai
tempat(tonsil, gigi, kulit, nasopharynx)
• Anemia relatif
• Trombosis paru
• perdarahan

91
Penatalaksanaan
• Medikamentosa :
• Serangan sianotik :
1. Posisi knee-chest position
2. O2 masker
3. Morfin sulfat 0,1-0,2mg/kg/sc/im
4. Sodium bicarbonat 1mEq/kg/iv
5. Transfusi darah jika Hb <15g/dl
6. Propanolol 0,1mg/kg/iv

• Rumatan propanolol untuk penderita yang belum bisa


dioperasi
• Hygiene sanitasi gigi-mulut
• Cegah dehidrasi
• Terapi bedah

92
DEMAM REUMATIK AKUT

93
Pendahuluan

• Penyakit peradangan akut yang dapat


menyertai faringitis akibat Streptococcus
beta-haemolyticus grup A
• Tidak pernah menyertai infeksi kuman lain
atau infeksi streptococcus ditempat lain
• Merupakan penyakit multisistim : jantung,
sendi, otak, jaringan kutan & subcutan

94
• Penyebab terpenting penyakit jantung
dapatan
• Angka kejadiannya stabil diberbagai dunia
• Hingga saat ini masih banyak dijumpai

95
Risk factors
• Family history. Some people may carry a gene or genes that
make them more likely to develop rheumatic fever.
• Age
• Poor socioeconomic status
• Recurrence infection

96
Patogenesis
• Mekanisme imunologik, humoral atau seluler
menyebabkan cedera jaringan jantung

97
Manifestasi klinis
• Artritis : paling sering
• Carditis : paling serius
• Chorea : paling aneh
• Nodul subcutan & erithema marginatum :
paling jarang

98
Manifestasi mayor (capoches)
• Karditis
1. ± 50% penderita
2. Penyebab mortalitas
tersering selama stadium
akut
3. Terjadi miokarditis,
endokarditis (MI, AI)
4. Merupakan keadaan
progresif

99
Artritis
• 70% kasus
• Tidak spesifik, banyak DD
• Nyeri hebat, bengkak, erithema, demam
• Mengenai sendi besar : lutut, siku,
pergelangan tangan
• Asimetris dan berpindah-pindah tempatnya

100
Chorea sydenham
• 15% kasus
• Keterlibatan SSP ; ganggial basalis & nucleus
caudatus
• Masa timbul ≥ 3 bulan
• Gerakan tidak bertujuan, inkoordinasi
muscular, emosi labil (muka, ekstremitas)
• Lebih tampak jika px stress

101
SYDENHAM CHOREA

TULISAN PENDERITA CHOREA

102
Erithema marginatum

• Ruam kulit khas


• 5% kasus
• Tidak gatal, makular, tepi erithema
menjalar, diameter 2,5cm
• Tersering : batang tubuh, ekstremitas
• Muncul : stadium awal, menetap,
hilang

103
Nodul subcutan

• ≤ 5% kasus
• Lokasi : permukaan ekstensor
sendi siku, ruas jari, lutut,
persendian kaki, kepala,
columna vertebralis
• Ukuran 0,5-2cm, tidak nyeri,
mobile

104
Manifestasi minor
• Demam remiten, <39◦C, kembali normal dlm
2-3mg
• Nyeri abdominal karena distensi hati (RF
dengan gagal jantung)
• Anoreksia, nousea (RF dengan gagal jantung
kongestif
• Epistaksis

105
Pemeriksaan penunjang dx

Uji radang jaringan akut Uji bakteriologis & serologis radiologis EKG Echocardiografi

Reaktan fase akut Menentukan CTR


Diff count, LED, PCR Pemeriksaan serial
Indikator radang nonspesifik Gambaran :
jaringan 1. Kardiomegali
2. Gagal jantung
Menegakkan diagnosis DRA
Biakan usap tenggorok
Serologis : membuktikan infeksi
streptococus sebelumnya +/- Awal & serial : diagnosis & monitor
ASTO Titer (80-85% (+)) tatalaksana karditis DRA
Gambaran :
1. PR interval memanjang (28-40%)
2. Disritmia krn AV blok
3. Perubahan ST-T difus :
miokarditis
106
KRITERIA DIAGNOSTIK DRA
Manifestasi mayor manifestasi minor

Karditis klinik :
Poliartritis riwayat DRA atau PJR
Korea atralgia
Erithema marginatum demam
Nodulus subcutan laboratorium :
reaktan fase akut
1. LED
2. PCR
3. leukositosis

pemanjangan PR interval

ditambah
bukti infeksi sreptokokus :
- ASO titer - biakan usap tenggorok (+)
- demam skarlatina yang baru

Diagnosis DRA : 2 mayor, atau satu mayor + 2 minor


107
Prinsip Penatalaksanaan
• Tirah baring
• Eradikasi streptokokus
• Pencegahan sekunder
• Pengobatan simptomatis
• Pengobatan karditis
• Pengobatan pembedahan

108
Pedoman tirah baring DRA
Status karditis penatalaksanaan

Karditis (-) 2 minggu & bertahap rawat jalan


selama 2 minggu dg salisilat

Karditis tanpa kardiomegali 4 minggu & bertahap rawat jalan


selama 4 minggu

Karditis dg kardiomegali 6 minggu & bertahap rawat jalan


selama 6 minggu

Karditis dg gagal jantung ketat selama gejala gagal


jantung & bertahap rawat jalan
selama 3 bulan

109
Pengobatan medikamentosa karditis

• Karditis tanpa gagal jantung : aspirin


• Karditis dengan gagal jantung : digitalisasi
digoksin 0,04-0,06mg/kg dosis maksimal
1,5mg

110
Jadwal pengobatan & pencegahan streptokokus

Pengobatan pharingitis pencegahan infeksi


(pencegahan primer) (pencegahan sekunder)
1. Penicilin benzatin G IM 1. penicilin benzatin G IM
a. 600.000-900.000 IU a. 600.000 IU untuk BB<30kg
untuk BB<30kg tiap 3-4 minggu
b. 1,2 juta IU untuk BB>30kg b. 1,2 juta IU untuk BB>30kg
setiap 3-4 minggu
2. Penicilin V oral : 2. penicilin V oral :
250mg 3-4x/hr 10 hari 250mg 2x/hr

3. Eritromisin : 3. eritromisin :
40mg/kg/hr 2-4x/hr 10 hari 250mg 2x/hr

4. sulfadiazin :
a. BB<30kg : 0,5g 1x/hr
b. BB>30kg : 1 gr 1x/hr 111
Obat antiradang pada DRA

Manifestasi klinis pengobatan


Atralgia Hanya analgesik (asetaminofen)

Artritis Salisilat 100mg/kg/hr 2 minggu &


25mg/kg/hr selama 4-6 minggu

Karditis Prednison 2mg/kg/hr selama 2 minggu


& diturunkan bertahap 2 minggu
Salisilat 75mg/kg/hr 2 minggu &
dilanjutkan selama 6 minggu

112
Pengobatan chorea
• Ringan : tirah baring
• Berat :
1. fenobarbital 15-30mg/6-8jam
2. Haloperidol 0,5mg dinaikkan sampai
2mg/8jam tgt respons klinis

113
Prognosis
• Morbiditas tergantung derajat keterlibatan
jantung
• Mortalitas pada karditis berat
• Profilaksis sekunder efektif mencegah relaps
DRA sehingga mencegah perburukan status
jantung

114
DUCTUS ARTERIOSUS PERSISTEN
(DPA/PDA)

115
Definisi
• Ductus arteriosus yang tetap terbuka setelah
bayi lahir
• 7% dari PJB
• Sering dijumpai : bayi prematur
• BBL < 1500 gram : 40%
• BBL < 1000 gram : 80%
• Normal : ductus menutup >1 tahun jarang
dijumpai

116
117
118
Manifestasi klinis
• DAP kecil :
1. Asimptomatis
2. Getaran bising di ICS II kiri sternum
3. Bising kontinu persisten di subclavis kiri
4. Radiologis & EKG dbn

119
• DAP sedang :
1. Gejala ringan mulai timbul pada usia 2-5 bulan
2. Sulit makan, URI, mudah lelah
3. RR meningkat, getaran bising di ICS I-II
parasternal kiri
4. Bising kontinu ICS II-III parasternal kiri menjalar
kesekitarnya
5. Radiologis : cardiomegali (Ventrikel kiri),
vaskularisasi paru meningkat & pd hilus
membesar
6. EKG : hipertrofi ventrikel kiri dengan atau tanpa
dilatasi atrium kiri

120
• DAP besar :
1. Gejala berat sejak minggu pertama lahir
2. Sulit minum, BB sulit bertambah
3. Dyspnea, takipnea, hiperhidrosis saat minum
4. Getaran bising tidak teraba
5. Auskultasi : bising kontinu atau hanya bising sistolik,
tidak menjalar
6. Sering gagal jantung
7. Sering mengalami hipertensi pulmonal
8. Radiologis : pembesaran ventrikel kanan & kiri, a
pulmonalis & cabangnya
9. EKG : hipertrofi biventrikel dengan dominasi aktivitas
ventrikel kiri dengan atau tanpa dilatasi ventrikel kanan,
aorta & a pulmonalis besar

121
122
• DAP besar & hipertensi pulmonal :
1. Pada DAP besar yang tidak di operasi
2. Terjadi pada usia < 1 tahun, sering pada usia
2 atau 3 tahun
3. Progresif, ireversibel
4. Operasi tidak dilakukan jika kelainan sudah
sangat berat.

123
Penatalaksanaan

• Terapi medikamentosa :
1. Indometasin iv atau po 0,2mg/kg 3x selang 12 jam :
Hanya efektif pada bayi prematur usia < 1 minggu :
Dapat menutup ductus ± 70%
2. Terapi gagal jantung : digitalisasi

• Terapi pembedahan : indikasi :


1. DAP pada bayi yang tidak berespon dengan indometasin
2. DAP dengan keluhan
3. DAP dengan endokarditis infektif

124
GAGAL JANTUNG
(Decompensasi Cordis)

125
Definisi
• Keadaan ketidakmampuan jantung sebagai
pompa darah untuk memenuhi secara adekwat
kebutuhan metabolisme tubuh.

126
Penyebab

• Primer : otot jantung


• Beban jantung berlebihan
• Kombinasi ke dua penyebab diatas

Preload----kontraktilitas----afterload
Beban vol myocard beban tekanan
Pre-cardial & setelah output
Intracardial aorta

127
Hasil dari DC
Penurunan Cardiac output

Ketersediaan oksigen di jaringan kurang

Kegagalan multiorgan

128
Gagal jantung

Cardiac output
Angiotensin I (AI)
Turun (1)

Angiotensin II (AII) (4)


Perfusi ginjal turun Merangsang sekresi renin
(2) (3)
2 3
Vasokonstriksi arteri poten Merangsang sekresi aldosteron
1 4 Venokonstriktor lemah (5) Merangsang sekresi ADH (5)

6 5
Retensi Natrium
Peningkatan afterload (6) Ekskresi Kalium

Peningkatan preload (6)

129
Penyebab gagal jantung neonatus

Disfungsi miokardium :
asfiksia, sepsis, hipoglikemia, miokarditis
Beban tekanan :
stenosis aorta berat, koarktasio aorta
sindroma hipoplasia jantung kiri
Beban volume (relatif jarang) :
duktus arteriosus
VSD
AV defek
Disritmia :
takikardia supraventrikuler
fibrilasi/geletar atrium
blok jantung lengkap

130
Penyebab gagal jantung bayi

Beban volume :
VSD
PDA
trunkus arteriosus
transposisi
anomali total drainage vena pulmonalis
atresia trikuspid
ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda
Kelainan miokardium :
miokarditis, kawasaki disease
fibroelastosis endokardial
Gagal jantung sekunder :
penyakit ginjal
hipertensi

131
Penyebab gagal jantung anak

Demam rematik/PJR
Miokarditis virus
Endokarditis
Sekunder :
penyakit ginjal
tirotoksikosis
kardiomiopati
kor pulmonale

132
Mekanisme kompensasi
• Meningkatkan preload
• Meningkatkan kontraktilitas miokardium dg
peningkatan katekolamin
• Hipertrofi miokardium dg/tanpa dilatasi ruang
jantung

Kompensasi ini punya batasan

133
Manifestasi klinis tergantung :
• Usia
• Etiologi
• Ruang jantung yg terlibat
• Derajat gg penampilan jantung

134
Anamnesa

Bayi : Anak :
1. Tidak kuat minum 1. Cepat lelah,
2. Nafas cepat Kurang aktif
2. Toleransi
3. Banyak keringat berkurang
4. Bb sulit naik 3. Batuk, mengi,
5. Sering mengalami sesak nafas
infeksi sal nafas bawah ringan sd berat
135
Pemeriksaan fisik
• Gangguan pertumbuhan
• Takikardia (>150x/m saat istirahat)
• Takipnea (>50x/m saat istirahat)
• Palpasi : prekordial : aktivitas meningkat
• Auskultasi : bising jantung (+/-) tgt kelainan strukturalnya
• Irama gallop : terutama neonatus
• Bendungan vena sistemik : tek vena juguler & refluks
hepato-juguler meningkat
• Hepatomegali (>2cm bac)
• Ujung ekstremitas dingin
136
Thoraks foto
• Kardiomegali
• Bendungan vena pulmonalis

137
EKG : tergantung penyakit dasar
• Frekuensi QRS cepat
• Disritmia
• Pembesaran ruang jantung

138
Pemeriksaan penunjang
• Hb, Hct
• Analisis gas darah
• Serum elektrolit (Na, K, Ca, Cl)
• Kadar gula darah
• Urinalisis : albuminuria, hematuria

139
Prinsip pengobatan
• Pengobatan kondisi gagal jantung
• Pengobatan penyakit dasar (CHD)
• Pengobatan faktor pencetus (anemia, infeksi,
disritmia)

140
Pengobatan umum
• Bedrest posisi setengah duduk
• Maintenance suhu & kelembaban : neonatus
• Oksigen
• Pemberian cairan & diet :
1. cairan tanpa Na
2. jumlah cairan tergantung derajat gagal jantung
3. diberikan dengan pemantauan ketat (klinis, lab)
4. Diet rendah garam

141
Tabel : dasar pengobatan gagal jantung

Umum : bedrest (kp sedasi)


posisi ½ duduk
awasi bahaya aspirasi
pengaturan suhu & kelembaban
oksigenasi
cairan, koreksi elektrolit & metabolik imbalance, diet

Medikamentosa :
obat inotropik : digitalis, obat inotropik iv
vasodilator : arteri, vena, arteri-vena
diuretik
pengobatan disritmia : pacu jantung

Pembedahan :
PJB : paliatif, korektif
PJ dapatan : valvuloplasti, penggantian katub jantung

142
Kasus

143
• Seorang bayi usia 8 bulan dibawa orang
tuanya ke RS karena sering sesak nafas

144

Anda mungkin juga menyukai