Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN BIBIT OKULASI


DURIAN CHANEE (Durio zibethinus Murr.)

Oleh
Gede Arya Supradnyana

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
USULAN PENELITIAN

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN


BIBIT OKULASI DURIAN CHANEE (Durio zibethinus Murr.)

Usulan Penelitian ini Diajukan untuk Penyelesaian Skripsi


pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh
Gede Arya Supradnyana
NIM. 1706541067

KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020

i
PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN
BIBIT OKULASI DURIAN CHANEE (Durio zibethinus Murr.)

Gede Arya Supradnyana


NIM. 1706541067

Usulan Penelitian Skripsi ini Telah Disetujui pada Tanggal. . . . . . . .

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Gede Wijana, M.S. Dr. Ida Ayu Putri Darmawati, S.P., M.Si.

NIP. 196107071986031001 NIP. 197109152000032003

Mengetahui
Koordinator Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Udayana

Dr.Ir. Ni Made Trigunasih, MP.

NIP. 195912041986012001

ii
DAFTAR ISI
USULAN PENELITIAN ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 2
1.5 Hipotesis .................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
2.1 Durian ......................................................................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Durian .......................................................... 3
2.1.2 Morfologi Tanaman Durian ........................................................... 3
2.1.3 Syarat Tumbuh ............................................................................... 4
2.2 Peran Media Tanam Dalam Pertumbuhan Tanaman ........................ 4
2.2.1 Tanah................................................................................................ 4
2.2.2 Arang Sekam ................................................................................... 5
2.2.3 Sekam ............................................................................................... 5
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 7
3.2 Bahan dan Alat ....................................................................................... 7
3.3 Rancangan Percobaan ........................................................................... 7
3.4 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 8
3.5 Parameter yang Diamati .................................................................. 10
3.6 Analisis Data ......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman durian adalah tanaman tahunan yang bisa mencapai ketinggian
kurang lebih 30 m. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan
Kalimantan. Buah durian sangat digemari oleh banyak orang dan sudah dikenal di
Asia Tenggara (Wibowo, 2018).
Dilihat dari prospek budidaya durian di Indonesia sudah cukup baik,
bahkan sampai saat ini tanaman durian masih terus dibudidayakan karena
mempunyai nilai komersial yang tinggi (Harahap, 2019). Menurut Ding et al,
(2015) untuk mempertahankan tanaman durian agar tetap selalu ada serta sebagai
plasma nutfah dimasa yang akan datang perlunya pembibitan yang lebih banyak
baik itu dari Generatif ( berasal dari biji) dan Vegetatif (berasal dari okulasi atau
sambung pucuk).
Bibit tanaman durian, khususnya durian chanee saat ini sudah banyak
dipasaran, tetapi akan lebih baik lagi jika petani dapat memproduksi bibit sendiri
agar dapat menekan biaya pada budidaya durian chanee. Bibit durian yang berasal
dari perbanyakan secara vegetatif tentu lebih baik digunakan dalam budidaya
karena tanaman lebih cepat berbuah dan memiliki sifat yang sama dengan
indukya. Salah satu cara perbanyakan secara vegetatif yaitu dengan cara okulasi.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya durian yaitu
masalah bibit, untuk itu pertumbuhan bibit durian perlu dipacu agar menghasilkan
bibit yang bermutu dan dapat meningkatkan hasil buah yang optimal. Salah satu
cara memacu pertumbuhan bibit durian dengan menggunakan media tanam yang
dapat mengikat air dan unsur hara, tempat berpijaknya tanaman, mempunyai
drainase dan airase yang baik, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar
tanaman. Media tanaman memang mempunyai peran yang sangat penting untuk
tanaman karena media tanam merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya akar
tanaman, saat ini media tanam yang digunakan tidak hanya tanah saja, seperti

1
2

pada penelitian Swastini (2015), yang menggunakan tanah dan arang sekam
sebagai media tanam untuk tanaman kangkung darat. Sedangkan pada penelitian
Ding et al, (2015), menggunakan tanah top soil, arang sekam, pasir dan pupuk
kandang sebagai media tanam pada tanaman durian. Tentu saja dari kedua
penelitian diatas memiliki hasil yang berbeda juga, pada penelitian Swastini
(2015) pertumbuhan terbaik kangkung darat didapatkan dari media tanam tanah
yang dicampur arang sekam, sementara pada penelitian Ding et al, (2015) dimana
media tanam tanah top soil yang dicampurkan dengan pupuk kandang
memberikan hasil yang terbaik dibandingkan media lainnya. Dari penelitian
diatas penggunaan media tanam yang bervariasi pada bibit juga mempengaruhi
pertumbuhan bibit yang optimal sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya penelitian mengenai
Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Durian Chanee ( Durio
zibethinus). Untuk mengetahui media tanam yang paling sesuai untuk
pertumbuhan bibit durian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan
dikaji adalah bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan bibit
durian chanee ( Durio zibethinus)?.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini ditemukan meda tanam terbaik untuk pertumbuhan bibit
durian chanee.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diarapkan
dapat memberi rekomendasi media tanam pada bibit durian chanee kepada
mahasiswa, petani wani,dan akademisi lainnya.
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan pada penelitian ini yaitu pertumbuhan
terbaik terjadi pada media tanam tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Durian
Durian ( Durio zibethinus) merupakan salah satu tanaman hasil
perkebunan yang telah dikenal oleh masyarakat, tanaman yang termasuk jenis
pohon hutan basah ini memiliki harga jual tinggi. Kerena di negara barat jarang
ditemukan tanaman durian, maka dari itu tanaman ini menjadi sangat berharga di
Asia Tenggara termasuk Indonesia Buah durian berwarna hijau sampai
kecoklatan, tertutup oleh duri-duri yang berbentuk piramid lebar, tajam dan
panjang 1 cm.

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Durian


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Bombacales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr.

2.1.2 Morfologi Tanaman Durian


Akar pohon durian mempunyai akar tunggang yang membantu menopang
tanaman durian agar tetap berdiri kokoh dan akar tanaman durian bisa mencegah
erosi yang terjadi di lereng. Tanaman durian memiliki batang berkayu, berbentuk
silindris, tegak, permukaan kulit pecah – pecah dan kasar, percabangan simpodial,
bercabang banyak batang utama tumbuh secara mendatar. Daun tanaman durian
mempunyai jenis daun tunggal, bertangkai pendek tersusun berseling, permukaan
atas berwarna hijau tua dan permukaan bawah berwarna cokelat kekuningan
dengan panjang 6,5 – 25 cm, lebar 3 -5 cm, ujung runcing pangkal membulat,
permukaan atas daun mengkilat pada permukaan bawah daun sedikit buram.
Bunga pada tanaman durian muncul dibatang atau cabang yang sudah besar,
kelopak bunga berbentuk lonceng berwarna putih hingga coklat keemasan. Buah
tanaman durian rata – rata berbentuk bulat atau lonjong, kulit buah durian
memiliki banyak duri duri tajam, warna buah durian beraneka ragam ada

3
4

berwarna cokelat keemasan atau kuning Buah yang sudah matang panjangnya
sekitar 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, sedangkan untuk ukuran berat dari buah
durian dapat mencapai berat 1,5 hingga 5 kg (Ruwaida, 2009). Setiap buah berisi
5 juring yang didalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah.
2.1.3 Syarat Tumbuh
Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan
minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan
kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80 %. Tanaman
durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 0C. Tanaman durian dapat tumbuh di
dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Namun, produksi terbaiknya
dicapai jika penanaman dilakukan pada ketinggian 400-600 m di atas permukaan
laut (Rohman, 2013).

2.2 Peran Media Tanam Dalam Pertumbuhan Tanaman


Media tanam adalah tempat tumbuh tanaman yang dimana pada umumnya
media tanaman yang baik dapat menyangga perakaran tanaman agar dapat berdiri
dengan tegak dan tidak roboh dan memiliki drainase dan airase yang baik. Media
tanam sangat berperan penting terhadap pertumbuhan tanaman yang masih ada
pada masa bibit karena fungsinya yang menyediakan nutrisi bagi tanaman, tempat
berkembangnya perakaran, tempat tersedianya air serta penompang tanaman agar
tumbuh tegak. Dalam hal ini, media yang digunakan yaitu tanah, arang sekam,
humus dan sekam mentah yang penggunaannya disesuaikan dengan perlakuan
yang diberikan.
2.2.1 Tanah
Tanah adalah media tanam yang paling mudah didapatkan . Pada dasarnya
ada bermacam-macam jenis tanah yang bisa dijadikan media tanam. Struktur
tanah di Indonesia pada umumnya cenderung padat dan memiliki sedikit ruang
pori. Hal ini mengakibatkan media cenderung lebih banyak mengikat air dan akar
lebih sulit mengambil unsur hara (Wiryanta, 2007). Berdasarkan karakteristik
tersebut, dapat dikatakan bahwa tanah tidak cocok digunakan sebagai media
5

tanam tunggal. Tanah dapat dicampur dengan media tanam lain yang dapat
meningkatkan kegemburan media serta menunjang kebutuhan hara tanaman.
2.2.2 Arang Sekam
Arang sekam adalah sekam yang mengalami pembakaran tidak sempurna,
pembakaran sekam dihentikan sebelum sekam padi menjadi abu. Arang sekam
merupakan media tanam yang porous. Wuryaningsih dan Darliah (1994)
menyatakan bahwa arang sekam dapat digunakan sebagai media karena memiliki
sifat ringan, kasar (banyak pori) sehingga sirkulasi udara tinggi, berwarna coklat
kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif, serta dapat
mengurangi pengaruh penyakit khusus bakteri. Arang sekam sangat baik untuk
membantu menyuburkan tanah. arang sekam bisa berfungsi sebagai penyimpan
sementara unsur hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air dan
sangat mudah dilepaskan ketika dibutuhkan atau diambil oleh akar tanaman
(Swastini, 2015).
Arang sekam bersifat mudah mengikat air, mudah lapuk, mudah
menggumpal, serta tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri. Arang sekam
merupakan sumber karbon yang tinggi sehingga media tanam menjadi gembur.
Sekam Bakar atau arang sekam bisa mengikat air lebih lama jika dibandingkan
dengan sekam mentah (Wiryanta, 2007).
2.2.3 Sekam
Sekam merupakan kulit biji padi yang diperoleh dari proses penggilingan
bulir padi. Sekam banyak digunakan sebagai media tanam tanaman. Sekam padi
adalah media yang bersifat porous dan tidak dapat menggumpal/memadat
sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan sempurna. Menurut
Maman (2004) sekam padi memiliki bobot ringan tetapi drainase dan aerasi baik.
Sekam padi mengandung unsur N dengan jumlah 1% dan unsur K 2%. Apabila
yang dipergunakan sebagai media tanam adalah sekam yang sudah mengalami
pelapukan hasilnya sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
6

2.2.4 Humus
Humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan sisa sisa mahkluk
hidup seperti dedaunan dan kotoran mahkluk hidup. Tanah ini memiliki warna
kehitaman, sangat subur, memiliki kandungan mineral yang tinggi, tanah ini
memiliki beberapa manfaar seperti membantu menaikan aerasi tanah, berperan
baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah.
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Juli sampai September 2021.
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kaja Kangin, Desa Sudaji, Kecamatan
Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Dengan ketinggian rata – rata 500 m dari
permukaan laut, curah hujan 3000 mm per tahun dengan temperatur 18-23C.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan meliputi bibit tanaman durian hasil okulasi, media
tanam yaitu tanah, arang sekam, sekam, humus.
Alat yang digunakan meliputi cangkul, polybag (ukuran 40 x 25), alat
tulis, jangka sorong, kamera, meteran, timbangan dan ember.

3.3 Rancangan Percobaan


Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dikarenakan faktor lingkungan yang tidak homogen, dengan faktor tunggal yang
terdiri dari 5 taraf. Perlakuan diulang 5 kali dimana setiap ulangan ada 2 tanaman
per taraf sehingga terdapat 50 unit percobaan. Perlakuan berupa media tanam (P)
terdiri dari 5 taraf, yaitu :
P0 = Media Tanah
P1 = Media Tanah + Arang Sekam ( 1:1 )
P2 = Media Tanah + Sekam ( 1:1 )
P3 = Media Tanah + Humus ( 1:1 )
P4 = Media Tanah + Arang Sekam + Sekam + Humus (0,5 : 0,5 : 0,5 : 0,5)

7
8

Blok I Blok II Blok III Blok IV Blok V


P4 P3 P5 P5 P1 P5 P1 P3 P4 P3
P2 P1 P4 P3 P3 P1 P2 P2 P2 P1
P1 P2 P2 P2 P3 P5 P5 P4 P5 P4
P3 P5 P3 P1 P2 P4 P1 P3 P1 P5
P5 P4 P1 P4 P4 P2 P4 P5 P2 P3

Tabel 1. Denah Percobaan.

3.4 Pelaksanaan Penelitian


Tempat penanaman berupa rumah paranet dengan luas 100m2, paranet
dibuat dengan lebar 100m2 dengan ketebalan paranet 50% yang sudah di
bersihkan dari rumput liar. Paranet dipasang dengan ketinggian 2 meter yang
bertujuan melindungi tanaman dari sinar matahari langsung, derasnya guyuran air
hujan dan gangguan lainnya.
Bibit durian durian berasal dari okulasi antara batang bawah durian lokal
dengan perbanyakan generatif dan mata tunas berasal dari durian chanee. Bibit
yang digunakan adalah bibit yang sudah berumur 3 minggu setelah okulasi
(Gambar 1.).
Media tanam yang digunakan terdiri dari campuran tanah, arang sekam,
sekam, dan humus sesuai dengan perlakuan. Tanah yang digunakan berasal dari
tanah di sekitar lokasi penelitian. Media tanam dicampur terlebih dahulu sebelum
dimasukan ke dalam polybag. Komposisi atau volume campuran media tanam
sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Perlakuan P0 ( kontrol) menggunakan
media tanah. Perlakuan M1 menggunakan campuran media tanah dan arang sekam
dengan perbandingan volume 1:1. Perlakuan M2 menggunakan media tanah dan
sekam (padi) dengan perbandingan volume 1:1. Pada perlakuan M3 menggunakan
media tanah dan humus dengan perbandingan volume 1:1. Perlakuan M4
menggunakan media tanah, arang sekam, sekam (padi), dan humus dengan
perbandingan volume 0,5:0,5:0,5:0,5. Media tanam kemudian dimasukan ke
dalam polybag dengan ukuran 5 kg. Tanaman durian ditanam sampai seluruh akar
9

ditutupi media, selanjutnya disusun berdasarkan tempat yang telah disiapkan dan
diletakan berdasarkan denah letak penelitian ( Tabel 1).
Pemeliharaan tanaman meliputi pembumbunan polybag, pengendalian
gulma dan hama, dan penyiraman. Pembumbunan dilakukan disekitar polybag
dengan tujuan agar kelembapan media terjaga sehingga tidak cepat kering.
Pengendalian gulma dan hama dilakukan secara manual apabila gulma terlihat
tumbuh di sekitar tanaman dan pengendalian hama dilakukan secara kimia apabila
terdapat serangan hama. Penyiraman dilakukan sore hari apabila tidak hujan.
Pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang dilakukan
pada saat bibit berumur 30, 60 dan 90 hst.

Gambar 1. Bibit Okulasi Durian Chanee umur 3 minggu setelah


ditempel. (https://www.kartani.co.id, 2021).
10

3.5 Parameter yang Diamati


a. Pertambahan tinggi tunas
Pengamatan dilakukan dengan mengukur pertambahan tinggi tunas dari
tinggi awal tunas, diukur pada saat tanaman dipindahkan ke polybag dan di umur
30, 60 dan 90 HST . Tinggi tunas dihitung dari pangkal tunas hingga ujung daun
teratas.
b. Pertambahan jumlah daun ( helai)
Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun dari jumlah daun
awal tanaman, jumlah daun awal dihitung saat tanaman dipindahkan ke polybag.
Pengamatan dilakukan dengan menghitung seluruh daun yang terlah terbuka
sempurna. Pengamatan dilakukan pada umur 30, 60 dan 90 HST.
c. Diameter batang (cm)
Diameter batang diukur dengan jangka sorong. Diameter batang yang
diukur yaitu bagian atas tanaman (tunas). Yang dilakukan pada umur 30, 60 dan
90 HST.
d. Panjang akar (cm)
Panjang akar dihitung dengan menghitung panjang akar terpanjang pada
setiap bibit. Dilakukan saat berumur 90 HST.

3.6 Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan analisis sidik ragam
jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap varibel yang diamati maka akan diuji
lanjut dengan uji BNT taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA

Ding, T., H. Sutejo, dan A. Patah. 2015. Pengaruh Berat Benih dan Media
Tanam terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bibit Durian (Durio
zibethinus Murr.). Jurnal AGRIFOR. (2).

Harahap, Riski R.M. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan NPK
16:16:16 terhadap Pertumbuhan Bibit Durian Bintana ( Durio
zibethinus Murr.). Skripsi. Fakultas Pertanian, Agroteknologi,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.

Maman, H. 2004. Pengaruh Media Tumbuh dan Jenis Pupuk Kandang


Terhadap Pertumbuhan Bibit Pandan Jaksi ( Pandanus Tectorius
Var. Jaksi ). Simposium IV Hasil Penelitian Tanaman Perkebunan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Jakarta.

Rohman, 2013. Pemupukan NPK pada Tanaman Durian (Durio zibethinus


Murr.) Lokal Umur 3 Tahun. Jurnal Produksi Tanaman. 1(5): 422-
426

Ruwaida, 2009. Analisis Keragaman Tanaman Durian Sukun (Durio


zibethinus) Berdasarkan Penanda RAPD. Jurnal Bioteknologi, 6 :
96-105.

Swastini, N. L. M. 2015. Pengaruh Arang Sekam sebagai Media Tanam


terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea
reptans Poir.). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.

Wibowo., A. Suprapto, dan M. Astiningrum. 2018. Pengaruh Dosis


Trichoderma spp. dan Komposisi Media terhadap
Pertumbuhan Bibit Durian (Durio zibethinus, L.). Jurnal Ilmu
Pertanian Tropika dan Subtropika. 3(1) : 17 – 21.

Wiryanta, B. T. W. 2007. Media Tanam Untuk Tanaman Hias. Agro Media.


Jakarta

Wuryaningsih, S. dan Darliah. 1994. Pengaruh Media Sekam Padi terhadap


Pertumbuhan Tanaman Hias Pot (Spathiphyllum). Jurnal Buletin
Penelitian Tanaman Hias. 2(2): 119 – 129.

11

Anda mungkin juga menyukai