Anda di halaman 1dari 58

BUKU SAKU

PENDAMPINGAN KEGIATAN PENGUATAN


INTERVENSI SPESIFIK GIZI DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
(Untuk Supervisor, Dosen dan Mahasiswa Pendamping)

DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT


DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENKES RI
DAN
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI VOKASI GIZI INDONESIA
(AIPVOGI)
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat tersusun Buku Saku Pendampingan Kegiatan
Penguatan Intervensi Spesifik Gizi Dalam Percepatan Penurunan Stunting. Buku saku ini
merupakan panduan ringkas yang digunakan oleh personil atau pihak yang terlibat dalam
kegiatan pendampingan yang dilaksanakan oleh Direktorat Gizi Masyarakat Dirjen Kesmas
Kemenkes RI dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Vokasi Gizi Indonesia (AIPVOGI)
pada tahun 2021 pada 5 (lima) wilayah kabupaten di Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Nusa Tenggara Barat.
Buku saku ini antara lain menjelaskan tentang maksud dan tujuan pendampingan,
pengorganisasian, pihak yang terlibat, uraian tugas dan teknis pelaksanaan pendampingan serta
dilengkapi dengan formulir-formulir yang digunakan oleh setiap personil pendamping dalam
melaksanakan tugasnya. Buku saku ini disusun secara ringkas, menggunakan bahasa yang jelas
dan sederhana sehingga mudah dan praktis untuk dipahami serta digunakan. Harapan kami
dengan pelaksanaan pendampingan ini akan mendukung program pemerintah dalam
percepatan penurunan masalah stunting yang ditetapkan angka stunting secara nasional harus
turun menjadi 14% pada tahun 2024.
Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang memberikan
masukan serta koreksi dalam proses penyusunan buku saku ini. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa membalas atas kebaikannya. Kami berharap pelaksanaan pendampingan dapat berjalan
lancar serta sesuai target sehingga dapat mendukung percepatan penurunan masalah stunting
di Indonesia.

Jakarta, Agustus 2021


Penyusun

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK ii


SAMBUTAN
KETUA UMUM ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI
VOKASI GIZI INDONESIA (AIPVOGI)

Indonesia saat ini masih menjadi negara dengan prevalensi balita stunting kelima
terbesar di dunia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan angka
stunting secara nasional masih sebesar 30,8%. Angka tersebut memang mengalami
penurunan apabila dibandingkan Riskesdas tahun 2013 yakni sebesar 37,2%, namun jumlah
tersebut masih di atas batas maksimal (20%) yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO). Bahkan pemerintah juga telah menyatakan pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 yang menetapkan angka stunting secara
nasional harus turun menjadi 14%.
Pada tahun 2021 ini, Direktorat Gizi Masyarakat Ditjen Kesmas Kemenkes RI dan
Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Vokasi Gizi Indonesia (AIPVOGI) melakukan
kegiatan kerjasama dalam Pendampingan Kegiatan Penguatan Intervensi Spesifik Gizi
dalam Percepatan Penurunan Stunting pada 5 (lima) wilayah kabupaten di Provinsi Jawa
Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Pendampingan tersebut melibatkan unsur
AIPVOGI, dosen pendidikan tinggi vokasi gizi (Poltekkes Kemenkes), dan
mahasiswa/lulusan pendidikan tinggi vokasi gizi (Poltekkes Kemenkes) di lokasi
pendampingan.
Untuk memberikan panduan dalam melaksanakan pendampingan, maka disusun Buku
Saku Pendampingan Kegiatan Penguatan Intervensi Spesifik Gizi Dalam Percepatan
Penurunan Stunting. Buku saku ini sangat jelas karena menjelaskan tentang
pengorganisasian, pihak yang terlibat, uraian tugas, dan teknis pelaksanaan pendampingan
serta disusun secara ringkas dan sederhana sehingga mudah dan praktis untuk digunakan
personil pendamping. Tim penulis buku ini merupakan personil expert dan berpengalaman
dalam mengembangkan pendampingan permasalahan gizi di masyarakat. Kami
mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang sudah berupaya untuk mewujudkan
buku saku ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas atas kebaikannya.
Akhir kata, semoga buku saku ini dapat dimanfaatkan secara baik bagi para
pendamping. Semoga kegiatan pendampingan tersebut dapat menjadi role model sebagai
salah satu bentuk penanggulangan stunting di Indonesia, serta dapat sebagai bentuk aksi
nyata dalam percepatan penurunan masalah stunting. Aamiin.

Jakarta, Agustus 2021


Ketua Umum AIPVOGI

Joko Susilo, SKM, M.Kes.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK iii


SAMBUTAN
DIREKTUR GIZI MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENKES RI

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan


gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di
bawah standar. Masalah ini disebabkan oleh multifaktor dan membutuhkan penanganan
multisektoral. Stunting saat ini menjadi proritas nasional dalam penanggulannya.Percepatan
penurunan stunting melalui optimalisasi cakupan intervensi-intervensi yang berbasis bukti
terus dilakukan agar target penurunan menjadi 14% di tahun 2024.
Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
menyebutkan bahwa intervensi penanggulangan stunting yang dilakukan mencakup intervensi
sensitif yang dilakukan oleh lintas sektor dan intervensi spesifik yang dilaksanakan oleh sektor
kesehatan. Seperti yang disampaikan The Lancet (2021) intervensi gizi spesifik dapat
berkontribusi 30% dalam menurunkan prevalensi stunting, jika cakupan intervensi gizi spesifik
tersebut mencapai minimal 90%.
Upaya penanggulangan stunting untuk mencapai target cakupan yang direkomendasikan
menghadapi tantangan yang cukup banyak, baik dari sisi supply maupun demand. Di sisi supply
teridentifikasi kualitas layanan gizi yang masih belum memadai karena sumber daya manusia
yang belum memadai dari sisi kapasitas maupun kuantitas, sarana dan prasarana yang belum
mencukupi, alokasi dana untuk program gizi terutama di tingkat implementasi. Sementara di
sisi demand tantangan yang dihadapi adalah perilaku masyarakat seperti kepatuhan terhadap
konsumsi TTD baik ibu hamil maupun remaja putri, praktik pemberian MP-ASI yang belum
tepat, keterampilan kader dan tingkat partisipasi masyarakat, ketahanan pangan dan gizi di
tingkat keluarga, hingga pemanfaatan data surveilans gizi oleh daerah. Sebagai upaya untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan pendekatan yang komprehensif yang menyasar sisi supply
dan demand melalui pendampingan oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi
bekerjasama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Vokasi Gizi Indonesia (AIPVOGI).
Buku saku ini merupakan hasil pemikiran dan gagasan luar biasa dari para penulis yang
berasal dari AIPVOGI yang kami yakini menjadi panduan praktik dalam pelaksanaan
pendampingan. Untuk itu kami mengapresiasi atas upaya tersebut dan berharap semoga atas
kerjasama ini dapat mendukung kesuksesan percepatan penurunan masalah stunting di
Indonesia.

Jakarta, Agustus 2021


Direktur Gizi Masyarakat
Dirjen Kesmas Kemenkes RI

Dr. Rr. Dhian Proboyekti, SKM, MA.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK iv


DAFTAR SINGKATAN

ANC : Antenatal Care; asuhan prenatal/selama kehamilan


Anemia (pada : keadaan Hb darah ibu hamil dibawah 11 gr/dL
ibu hamil) Catatan Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb)
yang rendah dalam darah. (WHO,2015). National Institute of Health
(NIH) Amerika 2011 menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh
tidak memiliki jumlah sel darah merah yang cukup
AIPVOGI : Institusi Pendidikan Tinggi Vokasi Gizi Indonesia
ASI : Air Susu Ibu;
Catatan ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi
bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna
makanan padat. Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon
prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi
Baduta : Bawah Dua Tahun
Balita Bawah Lima Tahun
BB : Berat Badan
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi yang lahir
dengan berat < 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam waktu 1 (satu) jam pertama setelah lahir
Ditjen : Direktorat Jenderal
Dkk : Dan Kawan Kawan
DKT : Diskusi Kelompok Terarah
D/S : Anak yang Ditimbang/Seluruh anak yang ada di wilayah tersebut
Catatan D/S menggambarkan Tingkat Partisipasi
Dsb : Dan sebagainya
Dst : Dan seterusnya
Dinkes : Dinas Kesehatan
Dit Gizi : Direktorat Gizi
Gizi-Kurang : status Gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB anak berada pada <-2
SD standr WHO
Hb : Haemoglobin
Catatan = Kadar Hb normal untuk laki-laki dewasa adalah 13 g/dL (gram
per desiliter), sedangkan kadar Hb normal wanita dewasa adalah 12 g/dL
HPK : Hari Pertama Kehidupan
Catatan 1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak
terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak
berusia 2 tahun (730 hari). Pada periode inilah organ-organ vital ; otak,
hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh
lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang
IPTVG : Institusi Pendidikan Tinggi Vokasi Gizi
KEK : Kurang Energi Kronis, batasan LILA dikatakan KEK adalah di bawah
23,5cm
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KMS : Kartu Menuju Sehat
Kesmas : Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Linsek : Lintas Sektor
LILA : Lingkar Lengan Atas, sering juga disebut LLA

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK v


Lokus : Lokasi khusus
MHS : Mahasiswa
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Catatan : Makanan Pendamping Air Susu Ibu merupakan makanan
tambahan yang mudah dikonsumsi yang diberikan pada bayi selain ASI
ketika ASI tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi anak untuk tumbuh
kembang optimal. MPASI diberikan pada anak pas berumur 6 bulan
dengan tetap memberikan ASI
PB : Panjang Badan
PKL : Praktek Kerja Lapangan
PIGM : Praktek Intervensi Gizi Masyarakat
PMBA : Pemberian Makan Bayi dan Anak; Melakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), Memberikan ASI Eksklusif; Memberikan Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan dan Melanjutkan menyusui sampai dua
tahun atau lebih; 2) Menjaga kesehatan anak; 3) Berinteraksi dengan anak
dengan penuh kasih sayang lewat berbagai kegiatan yang sesuai anak,
orang tua dapat memberikan belaian, senyuman, dekapan, penghargaan
dan bermain, mendongeng, menyanyi serta memberikan contoh-contoh
tingkah laku sehari-hari yang baik dan benar kepada anak
PMT : PemberianMakanan Tambahan. Ada dua tujuan,untukibu hamil yang
KEK dan Anak dengan Gizi Kurang
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
PP : Pemantauan Pertumbuhan
PB/U : Panjang Badan menurut Umur
Catatan Ukuran Panjang Badan (PB)= digunakan untuk anak umur 0
sampai 24 bulan yg diukur telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan
diukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan penambahan
0,7 cm
PMT : Pemberian Makanan Tambahan
Catatan : Ada dua jenis, PMT untuk ibu hamil yang KEK dan PMT
Anak dengan Gizi Kurang. Semua dalam bentuk biskuit
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
SD : Standar Deviasi
SIGIZI : Sistem Informasi Gizi
SMD : Survey Mawas Diri
Tridharma : Tiga dharma/kewajiban
Trimester I : usia kehamilan 0-12 minggu
Kehamilan
Trimester II : usia kehamilan 13 minggu-27minggu
Kehamilan
Trimester III : usia kehamilan 28 minggu – 42 minggu
kehamilan
TTD : Tablet Tambah Darah
Catatan merupakan tablet salut gula yang mengandung zat besi dan asam
folat. Zat besi penting dalam pembentukan hemoglobin di tubuh sehingga
dapat membantu mengatasi anemia saat menstruasi, hamil, menyusui,
masa pertumbuhan, dan setelah mengalami pendarahan
TB/U : Tinggi Badan menurut Umur

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK vi


Catatan Ukuran Tinggi Badan (TB)= ukuran Tinggi Badan (TB)
digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang diukur berdiri. Bila anak
umur di atas 24 bulan diukur telentang, maka hasil pengukurannya
dikoreksi dengan mengurangi 0,7 cm
TPG : Tenaga Palaksana Gizi
Umur : umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh;umur 2 bulan 29 hari dihitung
sebagai umur 2 bulan
WHO : World Health Organization
.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK vii


DAFTAR ISTILAH

Advokasi : Membangun komunikasi demokrasi yang kuat kepada


pembuat kebijakan atau pejabat public untuk mendapatkan
dukungan
Anemia : Berkurangnya sel darah merah dalam tubuh akibat
kekurangan zat gizi besi (Fe)
ASI Eksklusif : Pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan
kepada bayi hingga berusia 6 bulan
Buku Saku : Buku ukuran kecil dapat dimasukan ke dalam saku dan
mudah di bawa ke mana mana
Demand : Permintaan
Diskusi Kelompok : Diskusi terarah dengan adanya fokus masalah dan topik yang
Terarah jelas sebagai bahan diskusi dan pembahasan bersama
Edukasi : Suatu proses pembelajaran secara formal maupun non
formal untuk mendidik, memberikan ilmu pengetahuan dan
mengembangkan potensi diri
Gizi : Substansi organik yang dibutuhkan makhluk hidup untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan kesehatan
Gizi Buruk : Keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi sangat
kurus disertai atau tidak edema pada kedua punggung kaki,
berat badan menurut Panjang badan atau tinggi badan kurang
dari -3 standar deviasi
Gizi Kurang : Keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi kurus,
berat badan menurut Panjang badan atau tinggi badan kurang
dari (-2) – (-3) standar deviasi
Gizi Spesifik : Gizi yang terkait atau berhubungan langsung dengan
masalah Kesehatan yang dihadapi
Harmonisasi Kerja : Upaya yang dilakukan untuk mengatasi perbedaan atau
pertentangan dalam kerja sama
Intervensi : Upaya yang dilakukan untuk mengatasi suatu masalah
Infeksi : Masalah Kesehatan yang diakibatkan oleh mikroorganisme
seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit biasanya ditandai
dengan demam atau panas
Komprehensif : Segala sesuatu yang bersifat teliti, lengkap, menyeluruh, luas
serta berkesinambungan
Konseling : Proses pemberian bantuan dari seorang konselor kepada
individu yang mengalami masalah
Kronis : Kondisi penyakit yang telah lama terjadi
Kurang Energi Kronis : Keadaan dimana ibu menderita kejadian kekurangan kalori
dan protein yang dapat mengakibatkan gangguan Kesehatan
pada wanita usia subur dan ibu hamil
Lintas Sektor : Kerja sama yang dilakukan dengan satu atau dua institusi
lain dalam mengatasi suatu masalah
Monitoring : Pemantauan atau pengawasan tentang apa yang ingin
diketahui.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK viii


Multi Faktor : Banyak faktor

Orientasi : Perkenalan untuk bisa menentukan sikap berupa arah dan


pandangan pikiran seseorang

Personal Expert : Seseorang yang ahli dalam bidangnya

Prevalensi : Proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu


dalam jangka waktu tertentu

Rujukan : Sesuatu yang digunakan untuk menyokong atau memperkuat


pernyataan dengan tegas
Spesifik : Kekhususan
Stunting : Balita dengan panjang badan (PB/U atau TB/U) menurut
umurnya dibandingkan dengan standar baku lebih pendek
Supply : Penawaran
Suplementasi : Sesuatu yang ditambahkan guna melengkapi atau
menggantikan zat gizi yang hlang atau tidak tercukupi
Survey Mawas Diri : Upaya bersama yang dilakukan dengan melibatkan peran
serta masyarakat untuk bersama sama mengidentifikasi
permasalahan Kesehatan di masyarakat serta menggali
potensi yang dimiliki untuk memecahkan masalah tersebut
Role Model : Seseorang yang dijadikan teladan atau panutan bagi orang
lain
Vokasi : Pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan
keahlian terapan tertentu
Zat Gizi Mikro : Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK ix


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
C. Sasaran ......................................................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 2
E. Indikator Keberhasilan ............................................................................................................... 3
F. Manfaat ........................................................................................................................................ 3
BAB II PENGORGANISASIAN PENDAMPINGAN ..................................................................... 4
BAB III OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM KONSUMSI TABLET
TAMBAH DARAH (TTD) ................................................................................................................... 7
A. Tujuan ........................................................................................................................................ 7
B. Sasaran ....................................................................................................................................... 7
C. Indikator spesifik ...................................................................................................................... 7
D. Waktu kegiatan ......................................................................................................................... 7
E. Kegiatan ..................................................................................................................................... 7
F. Indikator .................................................................................................................................... 8
BAB IV OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM KONSUMSI BISKUIT PMT
PADA IBU HAMIL KEK .................................................................................................................. 10
A. Tujuan ...................................................................................................................................... 10
B. Sasaran ..................................................................................................................................... 10
C. Indikator spesifik .................................................................................................................... 10
D. Waktu kegiatan ....................................................................................................................... 10
E. Kegiatan ................................................................................................................................... 10
F. Indikator .................................................................................................................................. 11
BAB V OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM KONSUMSI BISKUIT PMT
PADA BADUTA GIZI KURANG ..................................................................................................... 13
A. Tujuan ...................................................................................................................................... 13
B. Sasaran ..................................................................................................................................... 13
C. Indikator spesifik .................................................................................................................... 13
D. Waktu kegiatan ....................................................................................................................... 13
E. Kegiatan ................................................................................................................................... 13
F. Indikator .................................................................................................................................. 15
BAB VI OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
.............................................................................................................................................................. 16
A. Tujuan ...................................................................................................................................... 16
B. Sasaran ..................................................................................................................................... 16
C. Indikator spesifik .................................................................................................................... 16
D. Waktu kegiatan ....................................................................................................................... 16
E. Kegiatan ................................................................................................................................... 16
F. Indikator .................................................................................................................................. 18
BAB VII OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN ANAK BADUTA ................................................................................................ 19
A. Tujuan ...................................................................................................................................... 19
BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK x
B. Sasaran ..................................................................................................................................... 19
C. Indikator spesifik .................................................................................................................... 19
D. Waktu kegiatan ....................................................................................................................... 19
E. Kegiatan ................................................................................................................................... 19
F. Indikator .................................................................................................................................. 21
BAB VIII PENUTUP ........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 23
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 24

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK xi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mekanisme Pendampingan Intervensi Spesifik Gizi ............................................................ 4


Gambar 2. Skema Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting............................................................... 5
Gambar 3. Peran Supervisor dari AIPVOGI dan Dosen Pendamping .................................................... 5
Gambar 4. Agenda Kerja Pendampingan Intervensi Gizi Spesifik ......................................................... 6

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK xii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pendampingan untuk Supervisor AIPVOGI .................................................. 25


Lampiran 2. Instrumen Pendampingan untuk Dosen Pendamping ....................................................... 27
Lampiran 3. Instrumen Pendampingan untuk Mahasiswa/Lulusan ...................................................... 29
Lampiran 4. Instrumen Pendampingan untuk Kader (Diisi Oleh Mahasiswa/ Lulusan) ...................... 32
Lampiran 5. Tim Penyusun Buku Saku Pendampingan Kegiatan Penguatan Intervensi Spesifik Gizi
dalam Percepatan Penurunan Stunting ............................................................................ 35
Lampiran 6. Formulir Pencatatan Bumil yang Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ............. 36
Lampiran 7. Formulir Pencatatan Bumil KEK yang Mengkonsumsi Cookies PMT ............................ 37
Lampiran 8. Formulir Pencatatan Baduta Gizi Kurang yang Mengkonsumsi Biskuit PMT ................ 38
Lampiran 9. Formulir Pencatatan Pemberian ASI Ekslusif .................................................................. 39
Lampiran 10. Formulir Pencatatan Pemantauan Pertumbuhan (Penimbngan) ..................................... 40
Lampiran 11. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Bumil Trimester I .................................................. 41
Lampiran 12. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Bumil Trimester II ................................................ 42
Lampiran 13. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Bumil Trimester III ............................................... 43
Lampiran 14. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Bumil Trimester III ............................................... 44
Lampiran 15. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Balita Gizi Kurang ................................................ 45

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK xiii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan prevalensi balita stunting kelima terbesar di
dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018, meslipun
angka stunting nasional sudah mengalami penurunan dari 37,2% menjadi 30,8 %, angka
tersebut masih di atas batas maksimal (20%) kriteria masalah kesehatan masyarakat yang
ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, pemerintah telah menetapkan upaya
perbaikan gizi masyarakat sebagai salah satu program prioritas dengan indikator target
capaian terjadinya penurunan prevalensi stunting sampai mencapai 14%.
Masalah stunting berdampak pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak,
sehingga akan menurunkan sumber daya manusia. Oleh sebab itu stunting harus
ditanggulangi dengan tepat dan efektif. Upaya perbaikan yang sudah dilakukan untuk
menanggulangi stunting meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara
langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk mencegah dan memperbaiki faktor yang
secara tidak langsung berpengaruh terhadap stunting (intervensi gizi sensitif). Intervensi gizi
spesifik umumnya dilakukan di sektor kesehatan, namun hanya berkontribusi 30%,
sedangkan 70% merupakan kontribusi intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai
sector selain kesehatan.
Menurut The Lancet (2021) penanggulangan stunting melalui intervensi gizi spesifik
pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) terbukti efektif dapat mencegah terjadinya
stunting jika cakupannya mencapai minimal 90%. Intervensi gizi spesifik pada 1000 HPK
meliputi: suplementasi zat gizi mikro pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan untuk
ibu hamil dengan masalah gizi, konseling dan promosi PMBA (Pemberian Makan Bayi dan
Anak), suplementasi zat gizi mikro pada balita, penanganan anak dengan masalah gizi akut
(gizi buruk), dan pemantauan pertumbuhan (Keats dkk., 2021).
Dalam rangka optimalisasi implementasi program intervensi gizi di lapangan
diperlukan adanya dukungan ,kerjasamadan kemitraan berbagai elemen terkait ,mulaidari
tingkat pusat dan daerah. Dalam kaitan dengan hal tersebut, Direktorat Gizi Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Vokasi Gizi Indonesia
(AIPVOGI) pada tahun 2021 akan melakukan pendampingan keluarga beresiko stunting
khususnya untukprogram intervensi spesifik gizi : Suplementasi zat gizi mikro (tablet
tambah darah) pada ibu hamil, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu hamil
Kurang Energi Kronik (KEK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi dan Anak Gizi
Kurang), pemberian ASI Eksklusif dan pemantauan pertumbuhan balita. Pendampingan
dilakukan dengan melibatkan Tim dari AIPVOGI, Dinas Kesehatan/puskesmas dan
perguruan tinggi vokasi gizi di wilayah setempat.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 1


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Buku saku ini sebagai acuan pelaksanaan proses pendampingan untuk meningkatkan
kualitas dan cakupan intervensi spesifik gizi dalam upaya percepatan penurunan stunting
di 5 kabupaten terpilih.

2. Tujuan Khusus
a) Melaksanakan pendampingan dan evaluasi konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
pada ibu hamil
b) Melaksanakan pendampingan dan evaluasi konsumsi PMT pada Ibu hamil dengan
status KEK (Kurang Energi Kronis).
c) Melaksanakan pendampingan dan evaluasi konsumsi PMT pada anak baduta
dengan status Gizi Kurang.
d) Melaksanakan pendampingan dan evaluasi pemberian ASI Eksklusif pada ibu
menyusui.
e) Melaksanakan pendampingan dan evaluasi partisipasi masyarakat (D/S) dalam
program pemantauan pertumbuhan.

C. Sasaran
Sasaran dari kegiatan pendampingan adalah keluarga yang berisiko dan atau terindikasi
memiliki masalah stunting yang terdiri dari:
1. Keluarga yang memiliki Ibu hamil untuk peningkatan cakupan konsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD).
2. Keluarga yang memiliki ibu hamil yang Lingkar Lengan Atas nya dibawah 23,5 cm
atau disebut Kurang Energi Kronik (KEK) untuk konsumsi PMTnya.
3. Keluarga yang memiliki baduta (bawah dua tahun) gizi kurang (Berat Badan
berdasarkan Panjang Badannya dibawah -2SD standar BB/PB) untuk konsumsi
PMTnya.
4. Keluarga yang memiliki Ibu menyusui dengan bayi 0-6 bulan untuk pemberian ASI
eksklusif pada umur 0-6 bulan.
5. Keluarga yang memiliki anak di bawah dua tahun (baduta) dalam dalam proses
pemantauan pertumbuhan.

D. Ruang Lingkup
1. Wilayah kegiatan pendampingan meliputi masing-masing 2 (dua) Puskesmas pada:
a. Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, meliputi Puskesmas Cijeruk dan Bojong.
b. Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, meliputi Puskesmas Sukajadi dan
Ketapang.
c. Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, meliputi Puskesmas Sidamulya dan
Karangsari.
d. Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur, meliputi Puskesmas Silo II dan Rambipuji.
e. Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat, meliputi Puskesmas Sikur
dan Denggen.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 2


2. Proses kegiatan pendampingan melibatkan:
a. Dosen Penyelia/supervisor.
b. Dosen yang mendampingi mahasiswa dalam proses pendampingan.
c. Mahasiswa/lulusan dari institusi pendidikan tinggi vokasi gizi yang menjadi anggota
AIPVOGI.

E. Indikator Keberhasilan
1. Bertambahnya ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi TTD.
2. Bertambahnya ibu hamil KEK yang mengkonsumsi Biskuit PMT.
3. Bertambahnya anak baduta Gizi Kurang yang mengkonsumsi Biskuit PMT.
4. Bertambahnya ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif.
5. Bertambahnya ibu/keluarga yang menimbangkan anaknya (baduta) dalam kegiatan
penimbangan setiap bulan.

F. Manfaat
1. Bagi keluarga sasaran
Meningkatkan pengetahuan dan praktik pada keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi
pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) meliputi kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD), peningkatan pemberian ASI Eksklusif,
kepatuhan konsumsi PMT ibu hamil yang KEK, kepatuhan konsumsi PMT anak
dengan Gizi Kurang, dan meningkatkan ibu/keluarga yang menimbangkan anaknya
(baduta) dalam kegiatan penimbangan setiap bulan.
2. Para Dosen Pembimbing dan Tenaga pendamping (dosen dan mahasiswa/lulusan)
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyelia dan tenaga pendamping dalam
mengelola upaya percepatan penurunan masalah stunting.
3. Pemerintah (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dam
Kepala Puskesmas)
Sebagai bahan masukan dalam rangka menyusun dan mengembangkan kebijakan dalam
penanggulangan masalah stunting.
5. Institusi Pendidikan Tinggi Vokasi Gizi (PTVG)
Mengaplikasikan ilmu dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang ketiga yaitu
pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
penelitian dan pengembangan kurikulum sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan.
6. AIPVOGI
Mendayagunakan institusi pendidikan tinggi vokasi bidang gizi dalam upaya membantu
pembangunan kesehatan nasional khususnya dalam percepatan penurunan masalah
stunting.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 3


BAB II
PENGORGANISASIAN PENDAMPINGAN

Gambar 1 secara skematis menampilkan pengorganisasian kegiatan pendampingan


keluarga berisiko stunting di lokus yang terpilih. Pihak yang terlibat dalam kegiatan
pendampingan untuk penguatan intervensi spesifik gizi dalam percepatan penurunan stunting
di 5 Kabupaten terdiri dari dosen, mahasiswa/lulusan dan kader di masyarakat.

Gambar 1. Mekanisme Pendampingan Intervensi Spesifik Gizi

Mekanisme pendampingan dilaksanakan melalui proses koordinasi, advokasi dan


sosialisasi disemua tingkatan, serta pembinaan dan supervisi terhadap intervensi yang
dilakukan pada sasaran. Diharapkan melalui mekanisme ini, proses pendampingan terlaksana
secara maksimal dan mampu meningkatkan cakupan intervensi gizi spesifik utamanya terkait
pemberian TTD pada ibu hamil, pemberian PMT pada Ibu hamil KEK, pemberian PMT pada
anak Gizi Kurang, pemantauan pemberian ASI Eksklusif dan pemantauan pertumbuhan balita
khususnya baduta.

Pengorganisasian pendampingan selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah


mengikuti orientasi dan sosialisasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten, dosen bersama dengan
tenaga gizi puskesmas memberikan orientasi kepada mahasiswa yang akan ditugaskan.
Masing-masing mahasiswa dan kader bertanggung jawab memberikan pendampingan kepada
10-20 individu sesuai dengan kelompok sasaran di wilayah kerjanya masing-masing.
BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 4
Pendampingan dilakukan melalui home visit dan pemberian edukasi, konsultasi serta
pencatatan dan pelaporan.

Gambar 2. Skema Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting

Secara skematis, agenda kerja pendampingan program intervensi gizi spesifik di lapangan
dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

Gambar 3. Peran Supervisor dari AIPVOGI dan Dosen Pendamping

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 5


Gambar 3. Menunjukan tahapan kegiatan di tataran level administrasi, sekaligus secara
ringkas memberikan gambaran pada komponen AIPVOGI, siapa? Melakukan apa? Dalam
rangkaian persiapan, proses dan penilaian pendampingan. Supervisor AIPVOGI bekerja
ditataran nasional dan juga propinsi dalam melaksanaan persiapan pendampingan. Dosen
pendamping dengan dukungan supervisor melakukan advokasi bersama Direktorat gizi dan
Dinkes Kesehatan Propinsi. Dosen Pendamping bersama Dinas Kesehatan Kabupaten
melakukan langkah persiapan di tingkat kecamatan. Dosen pendamping bersama mahasiswa
dan bermitra puskesmas melakukan pendampingan.

Gambar 4. Agenda Kerja Pendampingan Intervensi Gizi Spesifik

Gambar 4 menunjukan ruang lingkup dan jenis kegiatan yang menjadi agenda para pihak
terkait khususnya komponen AIPVOGI dalam melakukan pendampingan utamanya adalah
dosen dan mahasiswa pendamping. Pada level pelaksanaan Dosen pendamping harus bermitra
erat dengan kecamatan, puskesmas dan desa. Mahasiswa harus selalu bergandengan dengan
petugas gizi puskesmas dan bidan desa. Sehingga harapannya seluruh agenda dapat terlaksana
dan mencapai target/tujuan yang diharapkan. Penjelasan secara teknis agenda kegiatan tersebut
diuraikan secara rinci pada BAB Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 6


BAB III
OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM KONSUMSI
TABLET TAMBAH DARAH (TTD)

A. Tujuan
Melaksanakan pendampingan dan evaluasi konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD pada ibu
hamil dalam

B. Sasaran
Mahasiswa/lulusan bersama kader melakukan pendampingan pada keluarga dengan Ibu
Hamil yang mendapat tablet tambah darah (TTD).

C. Indikator spesifik
Diminumnya tablet tambah darah (TTD) Ibu hamil selama minimal 90 hari selama
pendampingan.

D. Waktu kegiatan
Kegiatan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan frekuensi pendampingan sebanyak 9
(sembilan) kali. Kegiatan pendampingan setiap bulan dilakukan 3 (tiga) kali dengan
perincian pendampingan I melakukan pendampingan pada kegiatan posyandu, serta
pendampingan II dan III melakukan monitoring dan evaluasi konsumsi tablet tambah darah
(TTD),

E. Kegiatan
a. Supervisor
1) Melaksanakan supervisi proses analisis situasi terkait capaian program suplementasi
TTD pda ibu hamil
2) Melaksanakan supervisi dalam penyusunan rencana kegiatan pendampingan progam
suplementasi TTD pada ibu hamil oleh dosen pendamping dan Dinas Kesehatan
kabupaten.
3) Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan pendampingan
progamsuplementasi TTD pada ibu hamil bersama Dinas Kesehatan
4) Memonitor pelaksanaan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa yang
dilakukan dosen pendamping.
5) Memonitor pemantauan proses pendampingan pemberian TTD pada ibu hamil yang
dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa/lulusan dan kader.

b. Dosen Pendamping
1) Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan pendampingan suplementasi
TTD ibu hamil bersama Dinas Kesehatan Kabupaten.
2) Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan pendampingan bersama
Dinas Kesehatan.
3) Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.
BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 7
4) Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa.
5) Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa/lulusan dan kader.
6) Melakukan evaluasi terhadap proses pendampingan.

c. Mahasiswa
1) Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di Puskesmas, Bidan Desa, dan
Kader untuk penyiapan pelaksanaan pendampingan pada ibu hamil dalam
mengkonsumsi TTD.
2) Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan kepada lintas sektor di wilayah
kerja Puskesmas bersama tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya pada Ibu
hamil dalam mengkonsumsi TTD.
3) Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan intervensi gizi spesifik seperti
Posyandu, Kelas Ibu Hamil dan/atau Kelas Ibu Balita, serta menginisiasi kegiatan
tersebut apabila belum ada pada lokasi pendampingan.
4) Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi TTD yang dilakukan oleh kader.
5) Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada ibu hamil dalam
mengkonsumsi TTD.
6) Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.
7) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD.

d. Kader
1) Mengidentifikasi keluarga dengan ibu hamil yang mendapat TTD.
2) Memberikan edukasi dan melakukan monitoring kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi
TTD.
3) Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
perbaikan gizi masyarakat khususnya ibu hamil.
4) Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan kesehatan dan gizi yang
dibutuhkan khususnya ibu hamil.
5) Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang harus ditangani tenaga
kesehatan selama proses pendampingan.

F. Indikator
a. Indikator Input
Setiap mahasiswa/lulusan dan kader pendamping memiliki:
1) Buku Saku Pendampingan.
2) Media KIE tentang anemia dan TTD pada ibu hamil.
3) Formulir pencatatan pendampingan.
4) Data jumlah sasaran yaitu ibu hamil yang mendapat TTD.
5) Informasi masalah ibu hamil dan kaitannya dalam mengkonsumsi TTD.
6) Rencana kunjungan rumah dan pemberian edukasi gizi.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 8


b. Indikator Proses
1) Dilaksanakannya analisis situasi.
2) Dilaksanakannya orientasi pada keluarga dengan ibu hamil.
3) Dilaksanakannya advokasi, sosialisasi dan koordinasi.
4) Dilaksanakannya proses pendampingan, yaitu
a. Edukasi dan konseling.
b. Monitoring kepatuhan minum TTD.
c. Rujukan jika diperlukan.

c. Indikator Output
Peningkatan Jumlah (%) ibu hamil yang mengkonsumsi TTD minimal 90 tablet.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 9


BAB IV
OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM KONSUMSI
BISKUIT PMT PADA IBU HAMIL KEK

A. Tujuan
Melaskaanakan pendampingan dan evaluasi konsumsi biskuit PMT ibu hamil KEK

B. Sasaran
Mahasiswa/lulusan bersama kader melakukan pendampingan pada keluarga dengan Ibu
Hamil KEK yang mendapat biskuit PMT.

C. Indikator spesifik
Dikonsumsinya biskuit PMT oleh Ibu hamil KEK minimal 90 hari selama pendampingan.
Aturan konsumsi biskuit PMT adalah 2 keping sehari untuk trimester I dan 3 keping untuk
trimester II dan ke III selama 90 hari. Setiap kemasan biskuit PMT berisi 3 keping dengan
berat 60 gram (20 gram per keping). Setiap kemasan mengandung 270 kilokalori, 6 gram
protein dan 12 gram lemak.

D. Waktu kegiatan
Kegiatan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan frekuensi pendampingan sebanyak 9
(sembilan) kali. Setiap bulan pendampingan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dengan
perincian pendampingan I melakukan pendampingan pada kegiatan posyandu, sedangkan
pendampingan II dan III melakukan monitoring dan evaluasi konsumsi biskuit PMT Ibu
Hamil KEK,

E. Kegiatan
a. Supervisor
1) Melaksanakan supervisi proses analisis situasi dan perencanaan kegiatan
pendampingan PMT ibu hamil KEK oleh Dinas Kesehatan Kabupaten bersama dosen
pendamping.
2) Melakukan supervise proses advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan
pendampingan PMT ibu hamil KEK yang dilakukan oleh dosen pendamping bersama
Dinas Kesehatan.
3) Melakukan supervisi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan yang dilakukan
dosen dan mahasiswa.
4) Melakukan supervisi pelaksanaan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa
yang dilakukan dosen pendamping.
5) Melakukan supervisi pemantauan proses pendampingan dilakukan oleh dosen
terhadap mahasiswa/lulusan dan kader pada kepatuhan Ibu hamil KEK dalam
mengonsumsi biskuit PMT.
b. Dosen Pendamping

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 10


1) Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan PMT ibu hamil KEK bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten.
2) Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan pendampingan bersama
Dinas Kesehatan.
3) Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.
4) Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa.
5) Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa dan kader pada
keluarga dengan ibu hamil KEK terhadap konsumsi biskuit PMT.
6) Melakukan evaluasi terhadap proses pendampingan melalui kepatuhan jumlah biskuit
PMT yang telah dikonsumsi sesuai trimesternya.

c. Mahasiswa
1) Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di Puskesmas, Bidan Desa, dan
Kader untuk penyiapan pelaksanaan pendampingan pada ibu hamil KEK.
2) Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan kepada lintas sektor di wilayah
kerja Puskesmas bersama tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya pada Ibu
hamil KEK.
3) Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan intervensi gizi spesifik seperti
Posyandu, Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita serta menginisiasi kegiatan tersebut
bila belum ada di wilayah pendampingan.
4) Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan sasaran yang dilakukan
oleh kader.
5) Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada Ibu Hamil KEK dalam
kepatuhan mengkonsumsi biskuit sesuai dengan trimester kehamilannya.
6) Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.
7) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan
ibu hamil KEK melalui konsumsi biskuit.

d. Kader
1) Mengidentifikasi keluarga dengan ibu hamil yang KEK.
2) Memberikan edukasi dan melakukan monitoring kepatuhan ibu hamil KEK dalam
mengonsumsi biskuit sesuai trimester kehamilan yaitu: 2 keping biskuit setiap hari
pada kehamilan trimester pertama dan 3 biskuit per hari pada trimester 2 dan ke 3.
3) Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
perbaikan gizi masyarakat khususnya ibu hamil.
4) Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan kesehatan dan gizi yang
dibutuhkan khususnya ibu hamil.
5) Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang harus ditangani tenaga
kesehatan selama proses pendampingan.

F. Indikator
a. Indikator Input
Setiap mahasiswa/lulusan dan kader pendamping memiliki:
1) Buku Saku Pendampingan
2) Media KIE tentang Pemberian PMT pada ibu hamil
3) Formulir pencatatan pendampingan

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 11


4) Data jumlah sasaran yaitu ibu hamil yang KEK
) Informasi masalah ibu hamil dan kaitannya dalam mengonsumsi biskuit
Rencana kunjungan rumah dan pemberian edukasi gizi

b. Indikator Proses
1) Dilaksanakannya Analisis Situasi jumlah ibu hamil KEK.
2) Dilaksanakannya Orientasi pada keluarga dengan ibu hamil KEK dalam
mengonsumsi biskuit.
3) Dilaksanakannya advokasi, sosialisasi dan koordinasi.
4) Dilaksanakannya proses pendampingan, yaitu:
a. Edukasi dan konseling.
b. Monitoring kepatuhan konsumsi biskuit sesuai trimester kehamilannya.
c. Rujukan jika diperlukan.

c. Indikator Output
Peningkatan Jumlah (%) ibu hamil yang mengkonsumsi biskuit 2 keping biskuit pada
kehamilan trimester pertama dan 3 biskuit pada trimester 2 dan ke 3.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 12


BAB V
OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM KONSUMSI
BISKUIT PMT PADA BADUTA GIZI KURANG

A. Tujuan
Melaksanakan pendampingan dan evaluasi konsumsi biskuit PMT pada anak baduta gizi
kurang

B. Sasaran
Mahasiswa/lulusan bersama kader melakukan pendampingan pada keluarga dengan anak
baduta gizi kurang yang mendapat biskuit PMT.

C. Indikator spesifik
Dikonsumsinya biskuit PMT sebanyak 8 keping (dua bungkus) per hari oleh anak umur 6-
11 bulan yang mengalami gizi kurang dan 12 keping (3 bungkus) per hari oleh anak umur
12-59 bulan yang mengalami gizi kurang selama 90 hari. Setiap kemasan berisi 4 keping
berat 40 gram sehingga 1 keping biskuit berat 10 gram. Setiap 100 g biskuit mengandung
450 kkal energi, 9 g protein dan 14 g lemak.

D. Waktu kegiatan
Kegiatan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan frekuensi pendampingan sebanyak 9
(sembilan) kali. Setiap bulan pendampingan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dengan
perincian pendampingan I melakukan pendampingan pada kegiatan posyandu, sedangkan
pendampingan II dan III melakukan monitoring dan evaluasi konsumsi biskuit PMT balita
gizi kurang,

E. Kegiatan
a. Supervisor
1) Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten bersama dosen pendamping.
2) Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan pendampingan bersama
Dinas Kesehatan.
3) Melakukan monitoring pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan yang dilakukan
dosen dan mahasiswa.
4) Melakukan monitoring pelaksanaan koordinasi dengan Puskesmas dan Desa yang
dilakukan dosen pendamping.
5) Melakukan monitoring pemantauan proses pendampingan dilakukan oleh dosen
terhadap mahasiswa dan kader pada kepatuhan anak baduta yang Gizi Kurang dalam
mengkonsumsi biskuit sesuai umurnya.

b. Dosen Pendamping
1) Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 13


2) Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan pendampingan bersama
Dinas Kesehatan.
3) Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.
4) Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa.
5) Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa dan kader pada
keluarga dengan anak baduta gizi kurang terhadap konsumsi biskuit PMT.
6) Melakukan evaluasi terhadap proses pendampingan melalui kepatuhan jumlah biskuit
PMT yang telah dikonsumsi sesuai umur anak.
7) Melakukan evaluasi pada anak baduta gizi kurang terhadap MPASI yang diberikan
sesuai umur.

c. Mahasiswa/Lulusan
1) Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di Puskesmas, Bidan Desa, dan
Kader untuk penyiapan pelaksanaan pendampingan pada baduta gizi kurang.
2) Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan kepada lintas sektor di wilayah
kerja Puskesmas bersama tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya pada baduta
gizi kurang.
3) Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan intervensi gizi spesifik seperti
Posyandu, Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita, serta menginisiasi kegiatan tersebut
bila belum ada di wilayah pendampingan.
4) Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan pada baduta gizi kurang
yang dilakukan oleh kader.
5) Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada baduta gizi kurang dalam
kepatuhan mengkonsumsi biskuit PMT sesuai dengan umurnya.
6) Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada baduta gizi kurang dalam
memberikan edukasi mengenai MPASI.
7) Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.
8) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan
pada baduta gizi kurang dalam kepatuhan mengkonsumsi biskuit PMT sesuai dengan
umurnya.

d. Kader
1) Mengidentifikasi keluarga dengan balita gizi kurang.
2) Memberikan edukasi dan melakukan monitoring kepatuhan anak baduta gizi kurang
dalam mengkonsumsi biskuit PMT sesuai umur anak yaitu:
a. Anak umur 6-11 bulan: 8 keping biskuit setiap hari (2 bungkus).
b. Anak umur 12-59 bulan: 12 keping per hari setiap hari (3 bungkus).
c. Setiap bungkus berisi 4 keping.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 14


3) Memberikan edukasi mengenai MPASI sesuai dengan tahapan umurnya.
4) Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
perbaikan gizi masyarakat khususnya pada baduta gizi kurang.
5) Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan kesehatan dan gizi yang dibutuhkan
khususnya pada baduta gizi kurang.
6) Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang harus ditangani tenaga kesehatan
selama proses pendampingan.

F. Indikator
a. Indikator Input
Setiap mahasiswa/lulusan dan kader pendamping memiliki:
1) Buku Saku Pendampingan.
2) Media KIE tentang Pemberian biskuit PMT pada anak baduta gizi kurang.
3) Formulir pencatatan pendampingan.
4) Data jumlah sasaran yaitu baduta gizi kurang.
7) Informasi masalah baduta gizi kurang dan kaitannya dalam mengkonsumsi biskuit
PMT.
8) Rencana kunjungan rumah dan pemberian edukasi gizi tentang MPASI dan keadaan
gizi kurang.
b. Indikator Proses
1) Dilaksanakannya analisis situasi jumlah balita gizi kurang.
2) Dilaksanakannya orientasi pada keluarga dengan pada anak baduta gizi kurang dalam
mengkonsumsi biskuit.
3) Dilaksanakannya advokasi, sosialisasi dan koordinasi.
4) Dilaksanakannya proses pendampingan, yaitu:
a. Edukasi dan konseling.
b. Monitoring kepatuhan konsumsi biskuit pada baduta gizi kurang.
c. Edukasi mengenai MPASI.
d. Rujukan jika diperlukan.

c. Indikator Output
meningkatnya Jumlah(%) anak gizi kurang berumur 6-24 bulan yang mengkonsumsi
biskuit PMT, dengan ketentuan anak umur 6-11 bulan mengkonsumsi 8 keping (2
bungkus) biskuit setiap hari dan anak umur 12-59 bulan sebanyak 12 keping (3
bungkus) per hari setiap hari.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 15


BAB VI
OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN DALAM
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

A. Tujuan
Melaksanakan pendampingan dan evaluasi pemberian ASI Eksklusif pada keluarga dengan
ibu menyusui.

B. Sasaran
Mahasiswa/lulusan bersama kader melakukan pendampingan pada keluarga dengan ibu
menyusui

C. Indikator spesifik
Diberikannya ASI eksklusif pada bayinya sampai anak berusia 6 bulan dan tetap menyusui
pada saat anak mendapat MPASI sampai anak berusia 24 bulan.

D. Waktu kegiatan
Kegiatan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan frekuensi pendampingan sebanyak 9
(sembilan) kali. Setiap bulan pendampingan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dengan
perincian pendampingan I melakukan pendampingan pada kegiatan posyandu, sedangkan
pendampingan II dan III melakukan monitoring dan evaluasi pemberian ASI Eksklusif.

E. Kegiatan
a. Supervisor
1) Melaksanakan supervisi analisis situasi dan perencanaan kegiatan pendampingan
pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
bersama dosen pendamping.
2) Melakukan supervise proses advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan
pendampingan oleh dosen pendamping bersama Dinas Kesehatan.
3) Melakukan monitoring pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan yang dilakukan
dosen dan mahasiswa/lulusan.
4) Memonitor pelaksanaan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa yang
dilakukan dosen pendamping.
5) Memonitor pemantauan proses pendampingan dilakukan oleh dosen terhadap
mahasiswa/lulusan dan kader pada keluarga dengan ibu menyusui dalam memberikan
ASI eksklusif pada anak berumur 0-6 bulan dan meneruskan pemberian ASI setelah
anak diberi MAPSI sampai anak berumur 24 bulan.

b. Dosen Pendamping
1) Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 16


2) Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan pendampingan bersama
Dinas Kesehatan.
3) Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.
4) Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa.
5) Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa/lulusan dan kader
bagi keluarga yang memiliki ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada
anak umur 0-6 bulan dan meneruskan pemberian ASI setelah anak diberi MAPSI
sampai anak berumur 24 bulan.
6) Melakukan evaluasi pada pada keluarga dengan ibu menyusui dalam memberikan ASI
eksklusif pada anak berumur 0-6 bulan.

c. Mahasiswa/Lulusan
1) Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di Puskesmas, Bidan Desa, dan
Kader untuk penyiapan pelaksanaan pendampingan pada ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif.
2) Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan kepada lintas sektor di wilayah
kerja Puskesmas bersama tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya keluarga
dengan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada anak umur 0-6 bulan.
3) Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan intervensi gizi spesifik seperti
Posyandu, Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita, serta menginisiasi kegiatan tersebut
bila belum ada di wilayah pendampingan.
4) Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring pemberian ASI eksklusif pada ibu
menyusui sampai anak pada umur 0-6 bulan.
5) Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada keluarga dengan ibu
menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada anak umur 0-6 bulan.
6) Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.
7) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi dan monitoring pada
keluarga dengan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada anak usia 0-6
bulan dan meneruskan pemberian ASI saat MPASI diberikan sampai anak berumur
24 bulan.

d. Kader
1) Mengidentifikasi keluarga dengan ibu yang menyusui eksklusif.
2) Memberikan edukasi dan melakukan monitoring pada keluarga dengan ibu menyusui
dalam memberikan ASI eksklusif pada anak berumur 0-6 bulan dan meneruskan
pemberian ASI saat MPASI diberikan sampai anak berumur 24 bulan.
3) Memberikan edukasi mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif. pada bayi umur
0-6 bulan.
4) Memberikan edukasi mengenai pentingnya tetap meneruskan memberikan ASI setelah
diberikannya MPASI sampai anak berumur 24 bulan.
5) Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
perbaikan gizi masyarakat khususnya pada keluarga dengan ibu menyusui eksklusif

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 17


6) Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan kesehatan dan gizi yang
dibutuhkan khususnya pada keluarga dengan ibu yang menyusui secara eksklusif.
7) Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang harus ditangani tenaga
kesehatan selama proses pendampingan.

F. Indikator
a. Indikator Input
Setiap mahasiswa/lulusan dan kader pendamping memiliki:
1) Buku Saku Pendampingan
2) Media KIE tentang ASI Eksklusif
3) Media KIE tentang MPASI pada anak 6-24 bulan
4) Formulir pencatatan pendampingan
5) Data jumlah sasaran yaitu ibu yang menyusui eksklusif
6) Informasi masalah ibu yang menyusui eksklusif
7) Rencana kunjungan rumah dan pemberian edukasi gizi tentang MPASI dan keadaan
Gizi Kurang

b. Indikator Proses
1) Dilaksanakannya analisis situasi jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif.
2) Dilaksanakannya orientasi pada keluarga yang memiliki ibu menyusui.
3) Dilaksanakannya advokasi, sosialisasi dan koordinasi.
4) Dilaksanakannya proses pendampingan, yaitu:
a. Edukasi dan konseling.
b. Monitoring pada ibu yang memberikan ASI eksklusif.
c. Edukasi mengenai menyusui eksklusif.
d. Rujukan jika diperlukan.

c. Indikator Output
bertambahnya jumlah (%) ibu menyusui yang memberikan ASI Eksklusif.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 18


BAB VII
OPERASIONALISASI PENDAMPINGAN
DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK BADUTA

A. Tujuan
Melaksanakan pendampingan dan evaluasi partisipasi masyarakat(D/S) pada program
pemantauan pertumbuhan dalam bentuk penimbangan berat badan baduta.

B. Sasaran
Mahasiswa/lulusan bersama kader melakukan pendampingan pada keluarga yang memiliki
baduta.

C. Indikator spesifik
Ditimbangnya anak baduta setiap bulan secara teratur dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat
(KMS).

D. Waktu kegiatan
Kegiatan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan frekuensi pendampingan sebanyak 9
(sembilan) kali. Setiap bulan pendampingan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dengan
perincian pendampingan I melakukan pendampingan pada kegiatan posyandu, sedangkan
pendampingan II dan III melakukan transfer pengetahuan kepada keluarga anak baduta
dalam pemantauan pertumbuhan (BB/U).

E. Kegiatan
a. Supervisor
1) Melaksanakan supervisi analisis situasi dan perencanaan kegiatan pendampingan
pemantauan pertumbuhan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten bersama dosen
pendamping.
2) Melakukan supervisi terhadap proses advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan
pendampingan oleh dosen pembimbing bersama Dinas Kesehatan.
3) Melakukan monitoring pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan yang dilakukan
dosen dan mahasiswa/lulusan.
4) Memonitor pelaksanaan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa yang
dilakukan dosen pendamping.
5) Memonitor pemantauan proses pendampingan dilakukan oleh dosen terhadap
mahasiswa/lulusan dan kader pada keluarga yang memiliki anak baduta dalam
pemantauan pertumbuhan berdasarkan berat badan dan mencatatnya pada KMS.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 19


b. Dosen Pendamping
1) Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan pendampingan program
pemantauan pertumbuhan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten.
2) Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan pendampingan bersama
Dinas Kesehatan.
3) Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.
4) Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa.
5) Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa/lulusan dan kader
pada keluarga dengan pada keluarga yang memiliki yang memiliki anak baduta dalam
pemantauan pertumbuhan berdasarkan berat badan dan mencatatnya pada KMS.
6) Melakukan evaluasi pada pada keluarga yang memiliki anak baduta dalam melakukan
pemantauan pertumbuhan dan mencatatnya dalam KMS.

c. Mahasiswa/Lulusan
1) Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di Puskesmas, Bidan Desa, dan
Kader untuk penyiapan pelaksanaan pendampingan pada baduta dalam pemantauan
pertumbuhan dan mencatatnya dalam KMS.
2) Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan kepada lintas sektor di wilayah
kerja Puskesmas bersama tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya pada
keluarga dengan baduta dalam pemantauan pertumbuhannya setiap bulan.
3) Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan intervensi gizi spesifik seperti
Posyandu, Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita, serta menginisiasi kegiatan tersebut
bila belum ada di wilayah pendampingan.
4) Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring pemantauan pertumbuhan anak
baduta berumur 0-24 bulan.
5) Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada keluarga dengan baduta
dalam pemantauan pertumbuhannya setiap bulan dan mencatatnya dalam KMS.
6) Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.
7) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi dan monitoring pada
keluarga baduta dalam pemantauan pertumbuhannya dan mencatatnya dalam KMS.
8) Memberikan edukasi pengukuran panjang badan baduta kepada kader dengan baik
dan benar.

d. Kader
1) Mengidentifikasi keluarga yang mempunyai baduta.
2) Memberikan edukasi dan melakukan monitoring pada keluarga yang memiliki baduta
dalam pemantauan pertumbuhannya secara rutin.
3) Memberikan edukasi mengenai pentingnya penimbangan bulanan pada baduta.
4) Memberikan edukasi mengenai pentingnya catatan berat badan anak.
5) Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
perbaikan gizi masyarakat khususnya pada keluarga baduta dalam pemantauan
pertumbuhan anak.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 20


6) Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan kesehatan dan gizi yang
dibutuhkan khususnya pada keluarga baduta dalam pemantauan pertumbuhan anak.
7) Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang harus ditangani tenaga
kesehatan selama proses pendampingan.

F. Indikator
a. Indikator Input
Setiap mahasiswa/lulusan dan kader pendamping memiliki:
1) Buku Saku Pendampingan.
2) Media KIE tentang pemantauan Pertumbuhan anak pada KMS.
3) Media KIE tentang penimbangan anak.
4) Media KIE tentang pengukuran Panjang badan anak.
5) Formulir pencatatan pendampingan.
6) Data jumlah sasaran yaitu baduta.
7) Informasi masalah pemantauan pertumbuhan anak.
8) Rencana kunjungan rumah dan pemberian edukasi gizi tentang Pemantauan
Pertumbuhan anak.

b. Indikator Proses
5) Dilaksanakannya analisis situasi jumlah anak baduta.
6) Dilaksanakannya orientasi pada keluarga yang memiliki anak baduta.
7) Dilaksanakannya advokasi, sosialisasi dan koordinasi.
8) Dilaksanakannya proses pendampingan, yaitu:
e. Edukasi dan konseling.
f. Monitoring pada kegiatan pemantauan pertumbuhan anak.
g. Edukasi mengenai pentingnya pemantauan pertumbuhan anak yang rutin.
h. Rujukan jika diperlukan.

c. Indikator Output
Jumlah balita yang ditimbang berat badannya (dipantau pertumbuhannya) secara rutin
setiap bulan.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 21


BAB VIII
PENUTUP

Buku saku pendampingan kegiatan penguatan intervensi spesifik gizi dalam percepatan
penurunan stunting ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga pendamping (supervisor,
dosen, dan mahasiswa/lulusan) dalam melakukan pendampingan terhadap kader dan
masyarakat sasaran. Kegiatan pendampingan meliputi konsumsi TTD pada ibu hamil,
pemberian PMT bagi Ibu KEK dan balita kurang gizi, pemberian ASI eksklusif. dan
pemantauan pertumbuhan pada baduta.
Agar Buku Saku ini dapat diimplementasikan dengan baik, perlu dilakukan koordinasi dan
penyamaan persepsi terlebih dahulu pada semua pihak yang terlibat. Dalam proses penyusunan
Buku Saku ini tidak menutup kemungkinan adanya ketidaksempurnaan, sehingga masukan,
koreksi dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga Buku Saku ini dapat
bermanfaat dalam implementasi program intervensi spesifik gizi penurunan masalah stunting.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 22


DAFTAR PUSTAKA

Achadi, Endang L; Achadi, Anhari, Aninditha, Tiara. 2020. Pencegahan Stunting, Pentingnya
Peran 1000 Hari Pertama Kehidupan. Depok: PT RAJAGRAFIDO PERSADA.

Keats, E.C., Das, J.K., Salam, R.A., Lassi, Z.S., Imdad, A., Black, R/E, dan Bhutta, Z.A. 2021.
Effective interventions to address maternal and child malnutrition: an update of the
evidence. Lancet Child Adolesc Health 2021. www.thelancet.com/child-adolescent
Published online March 7, 2021 https://doi.org/10.1016/S2352-4642 (20)30274-1

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Situasi Balita Pendek. Buletin Jendela data dan informasi.
September 2018. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riskesdas 2013. Jakarta: Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan RI. Permenkes Nomor HK.01.07/MENKES/4631/2021 tentang


Petunjuk teknis Pengelolaan Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita Gizi Kurang dan
Ibu Hamil Kurang Energi Kronis

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 23


LAMPIRAN

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 24


Lampiran 1. Instrumen Pendampingan untuk Supervisor AIPVOGI
Nama Supervisor :
Institusi Asal :
Dosen disupervisi : 1. …
2. …
Supervisi ke : 1. Hari / Tanggal …
2. Hari / Tanggal …
Lokasi Supervisi : - Kabupaten : Bogor/Bandung/Cirebon/Jember/Lombok Timur *)
- Provinsi : Jawa Barat / Jawa Timur / Nusa Tenggara Barat *)

JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
A Konsumsi TTD 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan
bagi Ibu Hamil bersama Dinas Kesehatan Kabupaten dan dosen
pendamping.

2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan


pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

3 Melakukan monitoring pelaksanaan orientasi pada tenaga


kesehatan yang dilakukan dosen dan mahasiswa/lulusan.
4 Melakukan monitoring pelaksanaan koordinasi dengan
Puskesmas dan Pemerintah Desa yang dilakukan dosen
pendamping.

5 Melakukan monitoring pemantauan proses pendampingan


pemberian TTD pada ibu hamil yang dilakukan oleh dosen
terhadap mahasiswa/lulusan dan kader.

B Konsumsi Biskuit 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan


PMT bagi Ibu bersama Dinas Kesehatan Kabupaten bersama dosen
Hamil KEK pendamping.

2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan


pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

3 Melakukan monitoring pelaksanaan orientasi pada tenaga


kesehatan yang dilakukan dosen dan mahasiswa.

4 Melakukan monitoring pelaksanaan koordinasi dengan


Puskesmas dan Pemerintah Desa yang dilakukan dosen
pendamping.

5 Melakukan monitoring pemantauan proses pendampingan


dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa/lulusan dan
kader pada kepatuhan Ibu hamil KEK dalam mengonsumsi
biskuit PMT.

C Konsumsi Biskuit 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan


PMT bagi Baduta bersama Dinas Kesehatan Kabupaten bersama dosen
Gizi Kurang pendamping.

2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan


pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 25


JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
3 Melakukan monitoring pelaksanaan orientasi pada tenaga
kesehatan yang dilakukan dosen dan mahasiswa.

4 Melakukan monitoring pelaksanaan koordinasi dengan


Puskesmas dan Desa yang dilakukan dosen pendamping.

5 Melakukan monitoring pemantauan proses pendampingan


dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa dan kader pada
kepatuhan anak baduta yang Gizi Kurang dalam
mengkonsumsi biskuit sesuai umurnya.
D Pemberian ASI 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan
Eksklusif bersama Dinas Kesehatan Kabupaten bersama dosen
pendamping.

2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan


pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

3 Melakukan monitoring pelaksanaan orientasi pada tenaga


kesehatan yang dilakukan dosen dan mahasiswa/lulusan.

4 Melakukan monitoring pelaksanaan koordinasi dengan


Puskesmas dan Pemerintah Desa yang dilakukan dosen
pendamping.
5 Melakukan monitoring pemantauan proses pendampingan
dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa/lulusan dan
kader pada keluarga dengan ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif pada anak berumur 0-6 bulan
meneruskan pemberian ASI setelah anak diberi MAPSI
sampai anak berumur 24 bulan

E Pemantauan 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan


Berat Badan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten bersama dosen
Baduta pendamping
2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan
pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

3 Melakukan monitoring pelaksanaan orientasi pada tenaga


kesehatan yang dilakukan dosen dan mahasiswa/lulusan

4 Melakukan monitoring pelaksanaan koordinasi dengan


Puskesmas dan Pemerintah Desa yang dilakukan dosen
pendamping

5 Melakukan monitoring pemantauan proses pendampingan


dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa/lulusan dan
kader pada keluarga yang memiliki anak baduta dalam
pemantauan pertumbuhan berdasarkan berat badan dan
mencatatnya pada KMS

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 26


Lampiran 2. Instrumen Pendampingan untuk Dosen Pendamping
Nama Dosen :
Institusi Asal :
Mahasiswa didampingi : 1. …
2. …
dst.
Waktu Pendampingan : 1. Hari / Tanggal …
2. Hari / Tanggal …
dst
Lokasi Supervisi : - Puskesmas : …
- Kabupaten : Bogor/Bandung/Cirebon/Jember/Lombok Timur *)
- Provinsi : Jawa Barat / Jawa Timur / Nusa Tenggara Barat *)

JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
A Konsumsi TTD 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan
bagi Ibu Hamil bersama Dinas Kesehatan Kabupaten.

2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan


pendampingan bersama Dinas Kesehatan

3 Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan

4 Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah


Desa

5 Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh


mahasiswa/lulusan dan kader

6 Melakukan evaluasi terhadap proses pendampingan

B Konsumsi Biskuit 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan


PMT bagi Ibu bersama Dinas Kesehatan Kabupaten.
Hamil KEK
2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan
pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

3 Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.

4 Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah


Desa.
5 Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh
mahasiswa dan kader pada keluarga dengan ibu hamil KEK
terhadap konsumsi biskuit PMT.

6 Melakukan evaluasi terhadap proses pendampingan melalui


kepatuhan jumlah biskuit PMT yang telah dikonsumsi
sesuai trimesternya.

C Konsumsi Biskuit 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan


PMT bagi Baduta bersama Dinas Kesehatan Kabupaten.
Gizi Kurang
2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan
pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

3 Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 27


JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
4 Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah
Desa.

5 Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh


mahasiswa dan kader pada keluarga dengan anak baduta
gizi kurang terhadap konsumsi biskuit PMT.

6 Melakukan evaluasi terhadap proses pendampingan melalui


kepatuhan jumlah biskuit PMT yang telah dikonsumsi
sesuai umur anak.

7 Melakukan evaluasi pada anak baduta gizi kurang terhadap


MPASI yang diberikan sesuai umur.

D Pemberian ASI 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan


Ekslusif bersama Dinas Kesehatan Kabupaten.

2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan


pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

3 Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.

4 Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah


Desa.

5 Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh


mahasiswa/lulusan dan kader bagi keluarga yang memiliki
ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada anak
umur 0-6 bulan dan meneruskan pemberian ASI setelah
anak diberi MAPSI sampai anak berumur 24 bulan.

6 Melakukan evaluasi pada pada keluarga dengan ibu


menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada anak
berumur 0-6 bulan
E Pemantauan 1 Melaksanakan analisis situasi dan perencanaan kegiatan
Berat Badan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten.
Baduta
2 Melakukan advokasi lintas sektor untuk dukungan kegiatan
pendampingan bersama Dinas Kesehatan.

3 Mendampingi pelaksanaan orientasi pada tenaga kesehatan.


4 Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah
Desa.
5 Memantau proses pendampingan yang dilakukan oleh
mahasiswa/lulusan dan kader pada keluarga dengan pada
keluarga yang memiliki yang memiliki anak baduta dalam
pemantauan pertumbuhan berdasarkan berat badan dan
mencatatnya pada KMS.

Melakukan evaluasi pada pada keluarga yang memiliki


anak baduta dalam melakukan pemantauan pertumbuhan
dan mencatatnya dalam KMS.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 28


Lampiran 3. Instrumen Pendampingan untuk Mahasiswa/Lulusan
Nama Mahasiswa/Lulusan :
Institusi Asal :
Nama Kader didampingi : 1. …
2. …
dst.
Nama Sasaran didampingi :
Alamat Sasaran :
Waktu Pendampingan : 1. Hari / Tanggal …
2. Hari / Tanggal …
dst
Lokasi Pendampingan : - Posyandu :
- Puskesmas : …
- Kabupaten : Bogor/Bandung/Cirebon/Jember/Lombok Timur *)
- Provinsi : Jawa Barat / Jawa Timur / Nusa Tenggara Barat *)

JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
A Konsumsi TTD 1 Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di
bagi Ibu Hamil Puskesmas, Bidan Desa, dan Kader untuk penyiapan
pelaksanaan pendampingan pada ibu hamil dalam
mengkonsumsi TTD.

2 Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan


kepada lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas bersama
tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya pada Ibu
hamil dalam mengkonsumsi TTD.

3 Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan


intervensi gizi spesifik seperti Posyandu, Kelas Ibu Hamil
dan/atau Kelas Ibu Balita, serta menginisiasi kegiatan
tersebut apabila belum ada pada lokasi pendampingan.

4 Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan


ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD yang dilakukan oleh
kader.

5 Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada


ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD.

6 Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila


diperlukan.

7 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


edukasi dan monitoring kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi TTD.

B Konsumsi Biskuit 1 Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di


PMT bagi Ibu Puskesmas, Bidan Desa, dan Kader untuk penyiapan
Hamil KEK pelaksanaan pendampingan pada ibu hamil KEK.

2 Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan


kepada lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas bersama
tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya pada Ibu
hamil KEK.

3 Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan


intervensi gizi spesifik seperti Posyandu, Kelas Ibu Hamil
BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 29
JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
dan Kelas Ibu Balita serta menginisiasi kegiatan tersebut bila
belum ada di wilayah pendampingan.
4 Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan
sasaran yang dilakukan oleh kader.

5 Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada Ibu


Hamil KEK dalam kepatuhan mengkonsumsi biskuit sesuai
dengan trimester kehamilannya.
6 Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.

7 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi


dan monitoring kepatuhan ibu hamil KEK melalui konsumsi
biskuit.

C Konsumsi Biskuit 1 Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di


PMT bagi Baduta Puskesmas, Bidan Desa, dan Kader untuk penyiapan
Gizi Kurang pelaksanaan pendampingan pada baduta gizi kurang.

2 Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan


kepada lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas bersama
tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya pada baduta
gizi kurang.

3 Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan


intervensi gizi spesifik seperti Posyandu, Kelas Ibu Hamil
dan Kelas Ibu Balita, serta menginisiasi kegiatan tersebut
bila belum ada di wilayah pendampingan.

4 Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring kepatuhan


pada baduta gizi kurang yang dilakukan oleh kader.
5 Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada
baduta gizi kurang dalam kepatuhan mengkonsumsi biskuit
PMT sesuai dengan umurnya.
Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada
baduta gizi kurang dalam memberikan edukasi mengenai
MPASI.

6 Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.

7 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi


dan monitoring kepatuhan pada baduta gizi kurang dalam
kepatuhan mengkonsumsi biskuit PMT sesuai dengan
umurnya.

D Pemberian ASI 1 Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di


Eksklusif Puskesmas, Bidan Desa, dan Kader untuk penyiapan
pelaksanaan pendampingan pada ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif.

2 Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan


kepada lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas bersama
tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya keluarga
dengan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif
pada anak umur 0-6 bulan.

3 Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan


intervensi gizi spesifik seperti Posyandu, Kelas Ibu Hamil

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 30


JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
dan Kelas Ibu Balita, serta menginisiasi kegiatan tersebut
bila belum ada di wilayah pendampingan.

4 Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring pemberian


ASI eksklusif pada ibu menyusui sampai anak pada umur
0-6 bulan.

5 Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada


keluarga dengan ibu menyusui dalam memberikan ASI
eksklusif pada anak umur 0-6 bulan.

6 Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.


7 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi
dan monitoring pada keluarga dengan ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif pada anak usia 0-6 bulan dan
meneruskan pemberian ASI saat MPASI diberikan sampai
anak berumur 24 bulan.

E Pemantauan 1 Melakukan koordinasi bersama tenaga kesehatan di


Berat Badan Puskesmas, Bidan Desa, dan Kader untuk penyiapan
Baduta pelaksanaan pendampingan pada baduta dalam pemantauan
pertumbuhan dan mencatatnya dalam KMS.
Melakukan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan
kepada lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas bersama
tenaga kesehatan didampingi dosen khususnya pada
keluarga dengan baduta dalam pemantauan
pertumbuhannya setiap bulan.

2 Berperan aktif dalam kegiatan yang terintegrasi dengan


intervensi gizi spesifik seperti Posyandu, Kelas Ibu Hamil
dan Kelas Ibu Balita, serta menginisiasi kegiatan tersebut
bila belum ada di wilayah pendampingan.

3 Mendampingi kegiatan edukasi dan monitoring pemantauan


pertumbuhan anak baduta berumur 0-24 bulan.

4 Melakukan kunjungan rumah untuk pendampingan pada


keluarga dengan baduta dalam pemantauan
pertumbuhannya setiap bulan dan mencatatnya dalam
KMS.

5 Memfasilitasi rujukan ke petugas kesehatan bila diperlukan.

6 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi


dan monitoring pada keluarga baduta dalam pemantauan
pertumbuhannya dan mencatatnya dalam KMS.

7 Memberikan edukasi pengukuran panjang badan baduta


kepada kader dengan baik dan benar.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 31


Lampiran 4. Instrumen Pendampingan untuk Kader (Diisi Oleh Mahasiswa/ Lulusan)
Nama Kader pendamping : . …
Nama Mahasiswa/Lulusan :
Institusi Asal :
Nama Sasaran didampingi :
Alamat Sasaran :
Waktu Pendampingan : 1. Hari / Tanggal …
2. Hari / Tanggal …
dst
Lokasi Pendampingan : - Posyandu :
- Puskesmas : …
- Kabupaten : Bogor/Bandung/Cirebon/Jember/Lombok Timur *)
- Provinsi : Jawa Barat / Jawa Timur / Nusa Tenggara Barat *)

JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
A Konsumsi TTD 1 Mengidentifikasi keluarga dengan ibu hamil yang mendapat
bagi Ibu Hamil TTD.

2 Memberikan edukasi dan melakukan monitoring kepatuhan


ibu hamil mengkonsumsi TTD.

3 Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk


berpartisipasi aktif dalam kegiatan perbaikan gizi
masyarakat khususnya ibu hamil.

4 Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan


kesehatan dan gizi yang dibutuhkan khususnya ibu hamil.

5 Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang


harus ditangani tenaga kesehatan selama proses
pendampingan.

B Konsumsi Biskuit 1 Mengidentifikasi keluarga dengan ibu hamil yang KEK.


PMT bagi Ibu
Hamil KEK 2 Memberikan edukasi dan melakukan monitoring kepatuhan
ibu hamil KEK dalam mengonsumsi biskuit sesuai
trimester kehamilan yaitu: 2 keping biskuit setiap hari pada
kehamilan trimester pertama dan 3 biskuit per hari pada
trimester 2 dan ke 3.

3 Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk


berpartisipasi aktif dalam kegiatan perbaikan gizi
masyarakat khususnya ibu hamil.

4 Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan


kesehatan dan gizi yang dibutuhkan khususnya ibu hamil.

5 Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang


harus ditangani tenaga kesehatan selama proses
pendampingan.

C Konsumsi Biskuit 1 Mengidentifikasi keluarga dengan balita gizi kurang.


PMT bagi Baduta
Gizi Kurang 2 Memberikan edukasi dan melakukan monitoring kepatuhan
anak baduta gizi kurang dalam mengkonsumsi biskuit PMT
sesuai umur anak yaitu:

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 32


JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
− Anak umur 6-11 bulan: 8 keping biskuit setiap hari (2
bungkus).
− Anak umur 12-59 bulan: 12 keping per hari setiap hari
(3 bungkus).
− Setiap bungkus berisi 4 keping
3 Memberikan edukasi mengenai MPASI sesuai dengan
tahapan umurnya.

4 Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk


berpartisipasi aktif dalam kegiatan perbaikan gizi
masyarakat khususnya pada baduta gizi kurang.

5 Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan


kesehatan dan gizi yang dibutuhkan khususnya pada baduta
gizi kurang.

6 Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang


harus ditangani tenaga kesehatan selama proses
pendampingan
D Pemberian ASI 1 Mengidentifikasi keluarga dengan ibu yang menyusui
Eksklusif eksklusif.

2 Memberikan edukasi dan melakukan monitoring pada


keluarga dengan ibu menyusui dalam memberikan ASI
eksklusif pada anak berumur 0-6 bulan dan meneruskan
pemberian ASI saat MPASI diberikan sampai anak berumur
24 bulan.

3 Memberikan edukasi mengenai pentingnya pemberian ASI


eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan.

4 Memberikan edukasi mengenai pentingnya tetap


meneruskan memberikan ASI setelah diberikannya MPASI
sampai anak berumur 24 bulan.

5 Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk


berpartisipasi aktif dalam kegiatan perbaikan gizi
masyarakat khususnya pada keluarga dengan ibu menyusui
eksklusif

6 Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan


kesehatan dan gizi yang dibutuhkan khususnya pada
keluarga dengan ibu yang menyusui secara eksklusif.

7 Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang


harus ditangani tenaga kesehatan selama proses
pendampingan.

E Pemantauan 1 Mengidentifikasi keluarga yang mempunyai baduta.


Berat Badan
Baduta 2 Memberikan edukasi dan melakukan monitoring pada
keluarga yang memiliki baduta dalam pemantauan
pertumbuhannya secara rutin.

3 Memberikan edukasi mengenai pentingnya penimbangan


bulanan pada baduta.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 33


JENIS
NO KEGIATAN YA TIDAK
PENDAMPINGAN
4 Memberikan edukasi mengenai pentingnya catatan berat
badan anak.

5 Menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk


berpartisipasi aktif dalam kegiatan perbaikan gizi
masyarakat khususnya pada keluarga baduta dalam
pemantauan pertumbuhan anak.

6 Membantu masyarakat agar dapat mengakses pelayanan


kesehatan dan gizi yang dibutuhkan khususnya pada
keluarga baduta dalam pemantauan pertumbuhan anak.

7 Merujuk sesuai kebutuhan apabila ditemukan masalah yang


harus ditangani tenaga kesehatan selama proses
pendampingan

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 34


Lampiran 5. Tim Penyusun Buku Saku Pendampingan Kegiatan Penguatan Intervensi
Spesifik Gizi dalam Percepatan Penurunan Stunting

NO JABATAN NAMA JABATAN DALAM INSTITUSI


DALAM TIM AIPVOGI
1 Penanggung- 1. Joko Susilo, SKM, M.Kes Ketua Umum Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
jawab 2. Slamet Santoso Kurniawan, AMG., Wakil Ketua Universitas M.H Thamrin Jakarta
SKM., MKM
2 Ketua Dr. Moesijanti Soekatri, MCN Ketua Bid. Litbang. Poltekkes Kemenkes Jakarta II

3 Wakil Ketua 1. Dr. Kun Aristiati, BSc., M.Kes Anggota Bid. Litbang Poltekkes Kemenkes Semarang
2. Dr. Gusnedi, STP, MPHCN Anggota Bid. Litbang Poltekkes Kemenkes Padang

4 Sekretaris 1. Titus Priyo Haryatmo, SKM, Sekretaris Poltekkes Kemenkes Jakarta II


M.Kes. Wakil Sekretaris Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2. Dr. Agus Wijanarka, S.Si.T, M.Kes.

7 Anggota 1. Sartono, SKM, M.Kes. Anggota Bid. Litbang Poltekkes Kemenkes Palembang
2. Rijanti Abdurrachim, DCN, M.Kes Anggota Bid. Litbang Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
3. Dr. Nur Rahman, STP, MP. Anggota Bid. Litbang Poltekkes Kemenkes Malang
4. Priyo Sulistiono, SKM, MKM Anggota Bid. TI Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
5. Dr. Waryana, SKM, M.Kes. Anggota Bid. Penjamu Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
6. Dr. Judiono, MPS. Anggota Bid. Kurikulum Poltekkes Kemenkes Bandung
7. Tapriadi, SKM, M.Pd. Koor Bid. Kerjasama Poltekkes Kemenkes Malang
8. Sugeng Iwan Setyobudi, STP, Korwil Jawa & Nusa Tenggara Poltekkes Kemenkes Malang
MKes.
9. Nur Hidayat, SKM, M.Kes Anggota Bid. Ukom Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
10. Wiwik Wijaningsih, STP, MSi. Bendahara Poltekkes Kemenkes Semarang
11. I Gde Narda Widiada, STP, M.Si. Anggota Poltekkes Kemenkes Mataram

5 Tim 1. Dyah Retno Anggraini, S.Tr.Gz. Sekretariat Poltekkes Kemenkes Jakarta II


Sekretariat 2. Herni Endah Widyawati, S.Tr.Gz. Sekretariat Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 35


Lampiran 6. Formulir Pencatatan Bumil yang Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)

POSYANDU : ____________________________
PUSKESMAS: ____________________________

TANGGAL PENDAMPINGAN:

NAMA NAMA TRIM KONSUMSI TTD


NO IBU SUAMI ALAMAT ESTE TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL ..
HAMIL R YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 36


Lampiran 7. Formulir Pencatatan Bumil KEK yang Mengkonsumsi Cookies PMT

POSYANDU : ____________________________
PUSKESMAS: ____________________________

TANGGAL PENDAMPINGAN:

NAMA NAMA TRIM KONSUMSI COOKIES PMT


NO IBU SUAMI ALAMAT ESTE TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL ..
HAMIL R YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK

Keterangan:
Konsumsi Cookies PMT dinyatakan “YA” apabila Ibu Hamil KEK mengkonsumsi jumlah cookies yang sesuai dengan umur kehamilannya.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 37


Lampiran 8. Formulir Pencatatan Baduta Gizi Kurang yang Mengkonsumsi Biskuit PMT

POSYANDU : ____________________________
PUSKESMAS: ____________________________

TANGGAL PENDAMPINGAN:

NAMA NAMA UMU KONSUMSI BISKUIT PMT


NO ANAK AYAH ALAMAT R TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL ..
(BLN) YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK

Keterangan:
Konsumsi Biskuit PMT dinyatakan “YA” apabila Anak Baduta Gizi Kurang mengkonsumsi jumlah biskuit yang sesuai dengan umurnya.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 38


Lampiran 9. Formulir Pencatatan Pemberian ASI Ekslusif

POSYANDU : ____________________________
PUSKESMAS: ____________________________

TANGGAL PENDAMPINGAN:

NAMA NAMA UMU PEMBERIAN MAKANAN/MINUMAN NON ASI


NO IBU BAYI ALAMAT R TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL .. TGL ..
BAYI YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
(BLN)

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 39


Lampiran 10. Formulir Pencatatan Pemantauan Pertumbuhan (Penimbngan)

POSYANDU : ____________________________
PUSKESMAS: ____________________________

TANGGAL PENDAMPINGAN:

NAMA NAMA UMU KEHADIRAN DALAM PENIMBANGAN


NO ANAK AYAH ALAMAT R BLN .. BLN .. BLN .. BLN .. BLN .. *) BLN .. *) BLN .. *)
ANA YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
K
(BLN)

Keterangan:
*) = TANDA BINTANG = adalah bulan pendampingan.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 40


Lampiran 11. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Bumil Trimester I

NAMA : _________________________________
ALAMAT : _________________________________
Cara pengisian kartu aksi:
1. Tuliskan tanggal yang sesuai pada saat pemberian biskuit PMT.
2. Tuliskan jumlah biskuit (keping) yang dikonsumsi per hari.
3. Apabila diperlukan tuliskan informasi lain pada kolom keterangan (misalnya: biskuit diolah dengan modifikasi resep, lupa tidak makan biskuit, atau keterangan lainnya).

TRIMESTER I
(Konsumsi yang dianjurkan sebanyak 2 (dua) keping per hari).

JUMLAH YANG JUMLAH YANG


TANGGAL PEMBERIAN HARI DIKONSUMSI KETERANGAN HARI KE DIKONSUMSI KETERANGAN
KE... (KEPING) ... (KEPING)
1 16
2 17
3 18
4 19
5 20
6 21
7 22
8 23
9 24
10 25
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30
.

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 41


Lampiran 12. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Bumil Trimester II

NAMA : _________________________________
ALAMAT : _________________________________
Cara pengisian kartu aksi:
1. Tuliskan tanggal yang sesuai pada saat pemberian biskuit PMT.
2. Tuliskan jumlah biskuit (keping) yang dikonsumsi per hari.
3. Apabila diperlukan tuliskan informasi lain pada kolom keterangan (misalnya: biskuit diolah dengan modifikasi resep, lupa tidak makan biskuit, atau keterangan lainnya).

TRIMESTER II
(Konsumsi yang dianjurkan sebanyak 3 (tiga) keping per hari).

JUMLAH YANG JUMLAH YANG


TANGGAL PEMBERIAN HARI DIKONSUMSI KETERANGAN HARI KE DIKONSUMSI KETERANGAN
KE... (KEPING) ... (KEPING)
1 16
2 17
3 18
4 19
5 20
6 21
7 22
8 23
9 24
10 25
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 42


Lampiran 13. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Bumil Trimester III

NAMA : _________________________________
ALAMAT : _________________________________
Cara pengisian kartu aksi:
1. Tuliskan tanggal yang sesuai pada saat pemberian biskuit PMT.
2. Tuliskan jumlah biskuit (keping) yang dikonsumsi per hari.
3. Apabila diperlukan tuliskan informasi lain pada kolom keterangan (misalnya: biskuit diolah dengan modifikasi resep, lupa tidak makan biskuit, atau keterangan lainnya).

TRIMESTER III
(Konsumsi yang dianjurkan sebanyak 3 (tiga) keping per hari).

JUMLAH YANG JUMLAH YANG


TANGGAL PEMBERIAN HARI DIKONSUMSI KETERANGAN HARI KE DIKONSUMSI KETERANGAN
KE... (KEPING) ... (KEPING)
1 16
2 17
3 18
4 19
5 20
6 21
7 22
8 23
9 24
10 25
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 43


Lampiran 14. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Bumil Trimester III

NAMA : _________________________________
ALAMAT : _________________________________
Cara pengisian kartu aksi:
1. Tuliskan tanggal yang sesuai pada saat pemberian biskuit PMT.
2. Tuliskan jumlah biskuit (keping) yang dikonsumsi per hari.
3. Apabila diperlukan tuliskan informasi lain pada kolom keterangan (misalnya: biskuit diolah dengan modifikasi resep, lupa tidak makan biskuit, atau keterangan lainnya).

TRIMESTER III
(Konsumsi yang dianjurkan sebanyak 3 (tiga) keping per hari).

JUMLAH YANG JUMLAH YANG


TANGGAL PEMBERIAN HARI DIKONSUMSI KETERANGAN HARI KE DIKONSUMSI KETERANGAN
KE... (KEPING) ... (KEPING)
1 16
2 17
3 18
4 19
5 20
6 21
7 22
8 23
9 24
10 25
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 44


Lampiran 15. Kartu Aksi Konsumsi Biskuit PMT Balita Gizi Kurang
NAMA BALITA : NAMA ORANG TUA :
USIA : ALAMAT :

Cara pengisian kartu aksi:


1. Tuliskan tanggal yang sesuai pada saat pemberian biskuit PMT.
2. Tuliskan jumlah biskuit (keping) yang dikonsumsi per hari.
3. Apabila diperlukan tuliskan informasi lain pada kolom keterangan (misalnya: biskuit diolah dengan modifikasi resep, lupa tidak makan biskuit, atau keterangan lainnya).

BALITA USIA 6-11 BULAN : Konsumsi yang dianjurkan sebanyak 8 (delapan) keping per hari
BALITA USIA 12-59 BULAN : Konsumsi yang dianjurkan sebanyak 12 (duabelas) keping per hari

JUMLAH YANG JUMLAH YANG


TANGGAL PEMBERIAN HARI DIKONSUMSI KETERANGAN HARI KE DIKONSUMSI KETERANGAN
KE... (KEPING) ... (KEPING)
1 16
2 17
3 18
4 19
5 20
6 21
7 22
8 23
9 24
10 25
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30

BUKU SAKU PENDAMPINGAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK 45

Anda mungkin juga menyukai