Anda di halaman 1dari 16

3.3.

2 Implementasi Asuhan Gizi


Implementasi gizi yang dilakukan adalah dengan pemberian diet TETP
pada pasien kanker paru. Pemberian diet disesuaikan dengan kondisi pasien dan
standar porsi yang telah ditetapkan oleh instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi.

3.3.2.1 Pemberian Diet


 Tujuan Diet
1) Memberikan makanan sesuai kebutuhan serta daya terima
pasien.
2) Membantu memperbaiku status gizi hingga mencapai normal
dan mencegah penurunan BB lebih lanjut.
3) Membantu meningkatkan kadar Hb hingga batas normal.
4) Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap
makanan oleh pasien dan keluarganya
 Terapi Diet
1) Jenis diet : Diet TETP 1829,52 kkal
2) Bentuk makanan: Lunak
3) Cara pemberian : Oral
4) Frekuensi : 3x makan utama & 2x selingan
 Prinsip dan syarat diet
1) Tinggi energi, dihitung menggunakan rumus Miflin dengan
FA= 1,2 dan FS= 1,4
2) Tinggi protein dengan target asupan yang dibutuhkan 1,5
g/kgBB
3) Lemak 25% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi total yang
dikurangi dengan protein dan lemak
5) Pemberian makan bertahap dimulai dari 80% kebutuhan.
6) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
7) Makanan yang diberikan tidak berbumbu tajam
8) Fe diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien yaitu 9 mg

 Implementasi Menu
1) Implementasi Hari 1
Tabel 3.13
Menu Implementasi Pelayanan Hari-1
Waktu Nama Bahan Berat E P L KH Fe
Pemberian Hidangan Makanan (g) kkal G G G mg
Bubur Nasi Beras 17,5 73,1 1,15 0,1 18,6 0,1
Telur Telur 50 93 6,4 5,15 0,6 0,6
bumbu Santan 2 2,1 0 0,9 3,3 0
gulai Minyak Kelapa 2 19,3 0 2 0 0
Makan Pagi
Tempe Tempe 9,4 7,25 0,6 0,2 1,6 0,15
(07.00)
Terik Santan 2 2,1 0 0,9 3,3 0
labu siam 75 15 0,6 0,3 3,3 0,3
Sambal
kacang tolo 10 9,2 0,3 0,14 1,8 0,3
goreng
Santan 3,5 30,2 0 1,6 0,9 0
snack
Muffin Muffin 40 193 2,8 4,3 27,9 0,4
(09.00)
Bubur Nasi Beras 26 109,7 1,72 0,15 27,9 0,15
Ayam Ayam 67 190,9 13 10,1 0 0,9
Bumbu Minyak Kelapa 3,5 37,2 0 3,5 0 0
Gulai Santan 2 2,1 0 0,9 3,3 0
Makan
Tahu Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 0,7
Siang
(12.30) bumbu Santan 7 60,4 0 3,2 1,8 0
Kare Gula pasir 2 7,7 0 0 2 0
bunga kol 26 4,725 0,22 0,07 1,05 0,15
Cah sayur
Wortel 30 6,9 0,22 0,10 1,35 0,225
Buah Pisang mas 67 71,5 0,6 0,5 14,5 0,15
Pastel
snack kacang Pastel kacang 40 192,8 2,9 1,2 8,5 0,7
(15.00) hijau hijau
Bubur Nasi Beras 17,5 7,315 0,11 0,01 1,86 0,01
Ikan Ikan segar 40 93 7,1 2,3 0 0,25
Bumbu
Minyak Kelapa 5 48,7 0 5 0 0
Asam
Manis Gula Merah 3,5 12,9 0 0 3,3 0
Makan
malam Buncis 38 5,7 0,85 0,09 0,76 0,38
(17.30) Acar 1,61
33 6,935 0,19 0,09 0,665
kuning wortel 5
Minyak kelapa 2 19,3 0 2 0 0
Tempe Tempe 0 0 0 0 0 0
Bacem Santan 0 0 0 0 0 0
Total 1360,9 42,9 47,2 130,1 6,13
Kebutuhan sehari (80%) 1829,5 53,4 50,82 221,4 5,34
Persentase 74% 80% 93% 59% 115%
2) Implementasi Hari 2
Tabel 3.14
Menu Implementasi Pelayanan Hari-2
Waktu Nama Bahan Berat E P L KH Fe
Pemberian Hidangan Makanan (g) kkal (g) (g) (g) (mg)
Bubur Nasi
Beras 26 109,7 1,72 0,15 27,9 0,15
Ayam Ayam 67 190,9 13 10,1 0 0,9
Goreng As Minyak kelapa 2 17,2 0 2 0 0
Manis Gula Merah 3,5 12,9 0 0 3,3 0
Makan Pagi
Tempe Bb Tempe 0 0 0 0 0 0
(07.00)
Bali Minyak kelapa 0 0 0 0 0 0
oseng kc Kc panjang 19 8,77 0,37 0,07 1,5 0,22
panjang wortel 50 9,75 0,3 0,15 1,8 0,75
wortel Minyak kelapa 1,5 12,9 0 1,5 0 0
Snack Tepung sagu 10 39,4 1 0,1 12,4 0,2
Papeda
(09.30) santan 2 2,1 0 0,9 3,3 0
Bubur Nasi Beras 33 138,9 2,18 0,19 35,3 0,19
Galantin Ayam 67 190,9 13 10,1 0 0,9
Ayam Minyak kelapa 3,5 30,2 0 1,6 0 0
Oven tepung terigu 5 19,2 0,5 0,1 3,8 0,1
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 0,7
Makan Tahu
Minyak kelapa 2,5 21,6 0 1,2 0 0
siang Bacem
(12.30) Gula merah 2 12,9 0 0 4,3 0
Tauge 75 45,6 1,1 2,7 3,6 0,3
Sayur Soun 15 48,1 0 0 9,1 0,1
Laksa Santan 2 2,1 0 0,9 3,3 0
Minyak kelapa 3,5 30,2 0 1,6 0 0
Buah Melon 120 103,5 0,9 0,2 15,1 0,2
Snack Serabi Serabi
40 133,2 1,1 1,2 41,8 0,3
(15.30) notosuman notosuman
Makan Bubur Nasi Beras 2 7,315 0,11 0,01 1,36 0,01
Telur ayam 50 93 6,4 5,15 0,6 0,6
Telur dadar
Minyak kelapa 2,5 21,6 0 1,2 0 0
Tempe Tempe 25 55 4,8 0,9 12,6 1,2
Malam Bumbu Santan 3,5 30,2 0 1,6 0,9 0
(17.30) Rendang Gula pasir 2 7,7 0 0 2 0
Kc panjang 35 14,2 0,4 0,1 2,8 0,3
Sayur
terong 40 16,2 0,3 0,1 2,6 0,2
Lodeh
Santan 2 2,1 0 0,9 3,3 0
Total 1465,4 51,3 47,12 193,6 7,325
Kebutuhan sehari (80%) 1829,5 53,4 50,82 221,3 5,34
Persentase 80% 96% 93% 87% 137%

3) Implementasi Hari 3
Tabel 3.15
Menu Implementasi Pelayanan Hari-3
Waktu Nama Bahan Berat E P L KH Fe
Pemberian Hidangan Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g) (mg)
Bubur Nasi Beras 26 109,72 1,72 0,15 20,4 0,15
Daging Sapi 50 143,4 11,1 8,4 0 0,9
Rendang
Santan 2 15,1 0 0,8 2,8 0
Daging
Minyak kelapa 7 60,4 0 3,2 0 0
Sarapan
Tempe Tempe 12,5 27,5 2,4 0,45 6,3 0,6
(07.00)
Terik Santan 2 15,1 0 0,8 2,8 0
Wortel 2 0,33 0,01 0,01 0,08 0,03
Sup Jamur Kuping 2 0,34 0,05 0,02 0,18 0,01
Buncis 2 0,44 0,03 0,01 0,10 0,02
snack pagi
Fruit cake Fruit cake 45 144,2 0,6 1,9 38,5 0,7
(10.00)
Bubur Nasi
Beras 26 109,72 1,72 0,15 20,4 0,15
Ayam Ayam 33,5 95,45 6,5 5,2 0 0,45
Bumbu Minyak kelapa 1,75 15,1 0 0,8 0 0
Opor Santan 1,75 15,1 0 0,8 2,8 0
Makan
Tahu bb Tahu 50 38 4,1 2,4 1,9 0,7
siang
Kare Santan 3,5 30,2 0 1,6 5,6 0
(13.00)
Sawi 6,25 1,45 0,15 0,08 0,13 0,05
Sup Oyong 6,25 1,48 0,05 0,03 0,28 0,08
Wortel 6,25 2,13 0,05 0,03 0,30 0,03
Buah Jeruk 95 98,1 1,1 0,8 19,6 0,2
snack sore
Sosis Keju Sosis Keju 45 175,1 2,9 2,9 25,2 0,5
(15.00)
Bubur Nasi Beras 35 146,3 2,3 0,2 27,2 0,2
Makan sore
Telur bb Telur 50 73 6,4 5,15 0,6 0,6
(17.30)
rujak Minyak kelapa 3,5 30,2 0 1,6 0 0
Tahu Tahu 50 38 4,1 2,4 1,9 0,7
Bacem Santan 3,5 30,2 0 1,6 5,6 0
Gulai Labu Siam 37 9,225 0,3 0,22 1,65 0,15
kacang Kc panjang 19 7,35 0,37 0,22 1,5 0,22
panjang
labu siam Santan 2,5 22,65 0 1,2 4,2 0
Total 1743,2 45,9 43,1 190 6,42
Kebutuhan sehari (80%) 1829,5 53,4 50,8 221,3 5,34
Persentase 95% 86% 85% 86% 120%

3.3.2.2 Pemberian Edukasi dan Konseling


 Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
 Waktu : ±30 menit
 Materi : Memberikan informasi tentang Diet TETP
 Metode : Diskusi dan Tanya jawab
 Media : Leaflet
3.3.2.3 Pelaksanaan Koordinasi Asuhan Gizi
 Berkoordinasi dengan dokter terkait penentuan jenis diet dan
bentuk makanan pasien
 Berkoordinasi dengan perawat terkait kondisi pasien dan
pemeriksaan tanda vital
 Berkoordinasi dengan farmasi terkait interaksi obat dengan zat
gizi
 Berkoordinasi dengan keluarga dalam kepatuhan diet pasien
3.4 Monitoring dan Evaluasi Gizi
3.4.1 Monitoring dan Evaluasi Biokimia
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada hari ke-3 pelayanan yaitu
pada tanggal 6 April 2021

Tabel 3.16
Monitoring dan Evaluasi Biokimia

Parameter Hasil Nilai Normal & Satuan Keterangan


Hb 11,2 g/dL 13,5-17,5 g/dL Rendah
Hematokrit 36% 33-45% Normal
Leukosit 18,9 rb mcL 4,5-11 rb mcL Tinggi
Trombosit 105.000 uL 150.000-450.000 uL Rendah
Eritrosit 4,19 juta uL 4,5-5,9 juta uL Normal

3.4.2 Monitoring dan Evaluasi Fisik Klinis


3.4.2.1 Fisik

Tabel 3.17
Monitoring dan Evaluasi Fisik

Tanggal Pemeriksaan fisik


04 April 2021 Composmentis, ada mual, nyeri pada WSD
05 April 2021 Composmentis, tidak ada mual, nyeri pada WSD
Composmentis, tidak ada mual, nyeri pada WSD
06 April 2021

Keadaan fisik pasien pada tanggal 05 dan 06 April 2021 mengalami


perubahan yaitu tidak ada rasa mual. Namun, pada tanggal 04 sampai 06
April 2021, pasien masih merasakan nyeri pada bagian WSD.

3.4.2.2 Klinis

Monitoring data klinis dilakukan setiap hari selama waktu


pelayanan dari tanggal 04 sampai 06 April 2021.

Tabel 3.18
Monitoring dan Evaluasi Klinis

Parameter 04 April 2021 05 April 2021 06 April 2021


Tekanan darah 110/80 130/80 120/80
RR 20 20 20
Nadi 80 86 88
Suhu 36,7oC 36,8oC 36,7oC
Pada tabel diatas menunjukkan keadaan klinis pasien pada tanggal
05 April 2021, tekanan darah sistolik pasien mengalami peningkatan dari
tanggal 04 April 2021 dan dapat dikategorikan prehipertensi. Namun, pada
hari selanjutnya yaitu tanggal 06 April 2021, terjadi penurunan tekanan
darah namun masih dalam kategori normal. Sedangkan untuk respirasi,
nadi dan suhu semuanya masih dalam batas yang normal meskipun
mengalami sedikit peningkatan.

3.4.3 Perkembangan Asupan Makan

Tabel 3.19
Menu Implementasi Pelayanan Hari-1
E P L KH Fe
04 April 2021
kkal g g G Mg
Kebutuhan 2286,9 66,75 63,52 276,7 6,67
Perencanaan (80%) 1829,52 53,4 50,82 221,36 5,34
Yang disajikan 1741,2 53,6 50,88 212,5 8,3
Asupan 1360,9 42,8 57,2 130,11 6,13
Persentase 74% 80% 113% 59% 115%
Kategori Kurang Baik Lebih Kurang Lebih

Tabel 3.20
Menu Implementasi Pelayanan Hari-2
E P L KH Fe
05 April 2021
kkal g g G Mg
Kebutuhan 2286,9 66,75 63,52 276,7 6,67
Perencanaan (80%) 1829,52 53,4 50,82 221,36 5,34
Yang disajikan 1733 56,3 50,5 228 8,5
Asupan 1465,45 51,3 47,125 193,6 7,325
Persentase 80% 96% 93% 87% 137%
Kategori Baik Baik Baik Baik Lebih

Tabel 3.21
Menu Implementasi Pelayanan Hari-3
E P L KH Fe
06 April 2021
kkal g g g Mg
Kebutuhan 2286,9 66,75 63,52 276,7 6,67
1829,5
Perencanaan (80%) 2 53,4 50,82 221,36 5,34
Yang disajikan 1741,2 56,1 51,5 217,7 8,4
Asupan 1743,2 45,95 43,1 190 6,42
Persentase 95% 86% 85% 86% 120%
Kategori Baik Baik Baik Baik Lebih
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Skrining Gizi


Pada saat dilakukan skrining, pasien mengalami risiko malnutrisi. Dikarenakan
adanya penurunan nafsu makan, penurunan BB sebanyak 4 kg dalam 1 bulan dan kondisi
diagnose pasien yaitu kanker paru pro kemoterapi dengan anemia mikrositik hipokromik
yang menyebabkan pasien dalam kategori penyakit berat dan membutuhkan pewaratan
serta asupan makanan yang sesuai dengan diet yang diberikan pada saat intervensi gizi.
4.2 Evaluasi Biokimia

Data pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil pada tabel 4.1. Evaluasi Biokimia
berikut ini

Tabel 4.1
Evaluasi Biokimia

Parameter Nilai Normal Pemeriksaan 1 Pemeriksaan 2


Hemoglobin 13,5-17,5 g/dL 9,8 g/dL 11,2 g/dL
Leukosit 4,5-11 rb mcL 7,6 mcL 18,9 rb mcL
Trombosit 150-450 rb uL 729 rb/uL 105 rb uL

Berdasarkan data pemeriksaan biokimia didapatkan hasil adanya peningkatan kadar


Hb pada pemeriksaan pertama dan pemeriksaan berikutnya, yaitu dari 9,8 g/dL menjadi
11,2 g/dL. Kenaikan kadar Hb pada pasien ini dapat dipengaruhi oleh pasien yang
mendapatkan transfusi PRC sebanyak 1 kolf pada awal pasien masuk rumah sakit serta
pemberian makanan yang dapat membantu menaikan kadar Hb. Adanya kenaikan kadar
Hb pada pasien ini, namun kadar Hb masih dalam kategori rendah atau kurang dari nilai
normal yaitu dibawah 13,5 g/dL. Anemia yang terjadi pada pasien juga ditandai dengan
kondisi pasien yang mengeluh merasa lemas. Tingginya kadar trombosit diindikasikan
karena faktor dari penyakit keganasan (kanker).

4.3 Evaluasi Pemeriksaan Fisik/Klinis


Pemeriksaan klinis/fisik dilakukan untuk melihat apakah pasien mempunyai kelainan
klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi
(Kemenkes RI, 2013). Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai kondisi perkembangan
pasien meliputi keadaan umum dan tanda vital pasien.
4.3.1 Fisik
Hasil pemeriksaan fisik pasien pada saat dilakukan studi kasus dapat dilihat
pada tabel berikut

Tabel 4.2
Evaluasi Fisik

Tanggal Pemeriksaan fisik


04 April 2021 Composmentis, ada mual, nyeri pada WSD
05 April 2021 Composmentis, tidak ada mual, nyeri pada WSD
Composmentis, tidak ada mual, nyeri pada WSD
06 April 2021

Keadaan fisik pasien pada tanggal 05 dan 06 April 2021 mengalami


perubahan yaitu tidak ada rasa mual. Namun, pada tanggal 04 sampai 06 April
2021, pasien masih merasakan nyeri pada bagian WSD.

4.3.2 Klinis
Monitoring data klinis dilakukan setiap hari selama waktu pelayanan
melalui rekam medis pasien dari tanggal 04 April 2021 sampai tanggal 06 April
2021 dan data yang diperoleh adalah seperti pada tabel berikut

Tabel 4.3
Evaluasi Klinis

Parameter 04 April 2021 05 April 2021 06 April 2021


Tekanan darah 110/80 130/80 120/80
RR 20 20 20
Nadi 80 86 88
Suhu 36,7oC 36,8oC 36,7oC

Pada tabel diatas menunjukkan keadaan klinis pasien pada tanggal 05 April
2021, tekanan darah sistolik pasien mengalami peningkatan dari tanggal 04 April
2021 yaitu dari 110/80 mmHg menjadi 130/80 mmHg dan dapat dikategorikan
prehipertensi. Menurut WHO, prehipertensi merupakan kondisi di mana hasil
pengukuran tekanan darah berada di angka antara 121/80 mmHg hingga 139/89
mmHg. Namun, dikarenakan ada peningkatan kadar hemoglobin sehingga membuat
tekanan darah meningkat.
Pada pemeriksaan hari selanjutnya yaitu tanggal 06 April 2021, terjadi
penurunan tekanan darah (sistolik) namun kembali dalam kategori normal yaitu
120/80 mmHg. Sedangkan untuk respirasi, nadi dan suhu masih dalam batas yang
normal meskipun mengalami sedikit peningkatan.

4.4 Asupan Makanan


Berdasarkan hasil recall 1x24 jam sebelum masuk rumah sakit, supan
makan pasien yaitu kurang yang disebabkan pasien mengalami mual dan kesulitan
mengunyah sehingga nafsu makan pasien mengalami penurunan. Asupan energy
total pasien sebesar 797 kkal dan kurang dari kebutuhan 1829,52 kkal yaitu hanya
43,5% dari kebutuhan sehari. Asupan lemak pasien sebesar 28,7 gram dan kurang
dari kebutuhan 50,82 gram yaitu hanya 56,4% dari kebutuhan sehari. Asupan protein
pasien sebesar 42,1 gram dan kurang dari kebutuhan 53,4 gram yaitu hanya 78,8%
dari kebutuhan sehari. Asupan karbohidrat pasien sebesar 93,1 gram dan kurang dari
kebutuhan 223,2 gram yaitu hanya 41,7% dari kebutuhan sehari.
Dietary history menunjukkan bahwa kebiasaan makan pasien dengan pola
makan utama 3x sehari dan 2x selingan dengan mengonsumsi makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayur dan buah yang menunjukkan bahwa asupan makan pasien
kurang bervariasi serta porsi makan pasien masih tergolong kurang.
Asupan makan pasien sebelum pelayanan hingga sesudah pelayaan
mengalami peningkatan meskipun pasien masih merasakan nyeri pada WSD
sehingga nafsu makan menjadi menurun, tetapi hal ini dapat diatasi dengan
pemberian edukasi selama pelayanan ketika pasien hendak makan maupun telah
selesai makan.
Pada saat pelayanan yaitu tanggal 04 April 2021 sampai 06 April 2021,
pasien diberikan diet TETP 1829,52 kkal dengan 80% asupan. Pemberian diet secara
bertahap disesuaikan dengan kemampuan pasien yang bertujuan untuk membantu
meningkatkan status gizi pasien, meningkatkan kadar hemoglobin dan mempercepat
proses penyembuhan.
Pada hari pertama pemberian makan, dilakukan monitoring asupan makan
dilihat dari sisa makanan pasien menggunakan metode visual Comstock. pada pagi
hari pasien dapat menghabiskan bubur 50%, lauk hewani 100%, lauk nabati 25%,
sayuran 100% dan snack 100%. Siang hari asupan makan pasien yang dihabiskan
bubur 75%, lauk hewani 100%, lauk nabati 100%, sayuran 75%, buah 100% dan
snack 100%. Malam hari asupan makan pasien yang dihabiskan bubur 5%, lauk
hewani 100%, lauk nabati 0% dan sayuran 95%.
Pada hari kedua pelayanan, pada pagi hari pasien dapat menghabiskan bubur
75%, lauk hewani 100%, lauk nabati 0% sayuran 75% dan snack 100%. Siang hari
asupan makan pasien yang dihabiskan bubur 95%, lauk hewani 100%, lauk nabati
100%, sayuran 100%, buah 100% dan snack 100%. Malam hari asupan makan pasien
yang dihabiskan bubur 5%, lauk hewani 100%, lauk nabati 100% dan sayuran 100%.
Pada hari ketiga pelayanan, pada pagi hari pasien dapat menghabiskan
bubur 75%, lauk hewani 100%, lauk nabati 100% sayuran 5% dan snack 100%.
Siang hari asupan makan pasien yang dihabiskan bubur 75%, lauk hewani 50%, lauk
nabati 100%, sayuran 25%, buah 100% dan snack 100%. Malam hari asupan makan
pasien yang dihabiskan bubur 100%, lauk hewani 100%, lauk nabati 100% dan
sayuran 25%.
4.3.3 Asupan Energi

Presentase Asupan Energi


100%
90% 95%
80%
80%
70% 74%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
4-Apr-21 5-Apr-21 6-Apr-21

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi asupan energi pada hari pertama
dilakukan pemberian intervensi asuhan gizi asupan energy pasien adalah 1360,9 kkal
(74 %) hal tersebut karena pasien masih mengalami mual dan nyeri pada bagian
WSD. Pada hari kedua intervensi asuhan gizi asupan energi meningkat menjadi
1465,45 kkal (80 %), hal tersebut terjadi karena pasien sudah tidak merasakan mual
namun masih ada nyeri pada bagian WSD. Pada hari ketiga asupan energy meningkat
kembali menjadi 1743,2 kkal (95%) karena pasien sudah tidak merasakan mual
namun masih ada nyeri pada bagian WSD. Saat dilakukan pelayanan pada hari
pertama hingga hari ketiga asupan energi terus membaik dan persentase asupan
energi termasuk dalam katagori baik pada hari kedua dan ketiga karena sudah
mencapai diatas 80 %.

4.3.4 Asupan Protein

Persentase Asupan Protein


100%

95% 96%

90%

85% 86%

80%
80%
75%

70%
4-Apr-21 5-Apr-21 6-Apr-21

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi asupan protein pada hari pertama
intervensi asupan protein adalah 42,8 gram (80%), kondisi ini disebabkan karena
pasien tidak nafsu makan karena pasien merasa mual dan nyeri pada bagian WSD.
Pada hari kedua dilakukan intervensi asuhan gizi asupan protein meningkat menjadi
51,3 gram (96%), hal tersebut terjadi karena pasien tidak merasa mual namun masih
ada nyeri pada bagian WSD. Pada hari ketiga asupan protein kembali turun menjadi
45,95 gram (86%) dikarenakan pasien tidak menghabiskan makanan sumber protein
hewani. Saat dilakukan intervensi hari pertama hingga hari ketiga persentase asupan
protein termasuk dalam katagori cukup karena asupan diatas 80 %.

4.3.5 Asupan Lemak


Persentase Asupan Lemak
120%
113%
100%
93%
80% 85%

60%

40%

20%

0%
4-Apr-21 5-Apr-21 6-Apr-21

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi asupan lemak pada hari pertama
intervensi asuhan gizi asupan lemak pasien adalah 57,2 gram (113%). Asupan lemak
tersebut lebih dari 80 %. Pada hari kedua dilakukan intervensi asuhan gizi asupan
lemak turun menjadi 47,125 gram (93%). Pada hari ketiga dilakukan pemberian
intervensi asuhan gizi asupan lemak kembali turun menjadi 43,1 gram (85%). Saat
dilakukan intervensi hari pertama hingga hari ketiga asupan lemak terus mengalami
penurunan, namun persentase asupan lemak termasuk dalam katagori baik karena
asupan lebih dari 80 %.

4.3.6 Asupan Karbohidrat

Persentase Asupan Karbohidrat


100%
90%
80% 87% 86%
70%
60%
59%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
4-Apr-21 5-Apr-21 6-Apr-21

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi asupan karbohidrat hari pertama


intervensi asuhan gizi adalah 130,11 gram (59%), kondisi ini disebabkan karena
pasian mual dan nyeri pada bagian WSD. Pada hari kedua intervensi asuhan gizi
asupan karbohidrat pasien meningkat menjadi 193,6 gram (87%), asupan meningkat
karena pasien sudah tidak mual namun masih ada nyeri di bagian WSD. Pada hari
ketiga pemberian asuhan gizi asupan karbohidrat turun sedikit menjadi 190 gram
(86%), asupan meningkat dikarenakan pasien pasien sudah tidak mual namun masih
ada nyeri di bagian WSD. Saat dilakukan intervensi hari kedua hingga hari ketiga
asupan karbohidrat meningkat dan persentase asupan karbohidrat termasuk dalam
katagori cukup karena diatas dari 80 %.
4.3.7 Asupan Zat Besi
140%
135%
130%
125%
120%
115%
110%
105%
100%
4-Apr-21 5-Apr-21 6-Apr-21

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi asupan zat besi hari pertama
intervensi asuhan gizi adalah 6,13 mg (115%). Pada hari kedua intervensi asuhan gizi
asupan zat besi pasien meningkat menjadi 7,3 mg (137%). Pada hari ketiga
pemberian asuhan gizi asupan zat besi turun menjadi 6,42 (120%). Saat dilakukan
intervensi hari pertama, persentase asupan zat besi termasuk dalam kategori cukup
115%, hari kesua hingga hari ketiga persentase asupan zat besi termasuk dalam
katagori lebih karena asupan lebih dari 120%.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil diagnosis medis, pasien mengalami kanker paru pro kemoterapi
dengan Anemia
2. Status gizi pasien berdasarkan perhitungan IMT adalah gizi kurang yaitu 16,34
kg/m2.
3. Berdasarkan data biokimia terkait gizi yang mengalami permasalahan adalah
bemoglobin
4. Berdasarkan data klinis-fisik, tekanan darah pasien rendah yaitu 110/70 mmHg,
pasien mengalami lemas, nyeri pada daerah WSD, composmentis (CM), mual
5. Berdasarkan hasil recall 1x24 jam, aasupan makan pasien dalam kategori kurang dari
kebutuhan.
6. Diagnosis gizi yang ditetapkan dalam kasus ini ialah:
a. Domain Asupan (NI)
1) NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat

b. Domain Klinis (NC)


1) NC 1.2 Kesulitan menelan
2) NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi
3) NC 3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan

c. Domain Kebiasaan (Behavior)


1) NB 1.5 Pemilihan makanan yang salah
7. Intervensi gizi yang diberikan yaitu pemberian diet TETP 1829,52 kkal serta protein
53,4 gr dalam bentuk makanan lunak berupa bubur dan dengan cara pemberian
melalui oral dengan frekuensi makan sebanyak 3x makan utama dan 2x selingan
8. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukan adanya peningkatan asupan makan pasien
dari aspek energi, protein, lemak, karbohidrat dan zat besi serta membaiknya kondisi
pasien dari aspek bikimia, fisik dan klinis.

Anda mungkin juga menyukai