Bahan Alam
Bahan Alam
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Sediaan Galenik yang selanjutnya disebut Ekstrak adalah sediaan kering, kental
atau cair dibuat dengan menyari Simplisia nabati atau hewani menurut cara yang
cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan tidak lebih dari 600C.
Rajangan adalah sediaan Obat Tradisional berupa satu jenis Simplisia atau
campuran beberapa jenis Simplisia, yang cara penggunaannya dilakukan dengan
pendidihan atau penyeduhan dengan air panas.
OBAT HERBAL TERSTANDAR Persyaratan mutu produk jadi meliputi parameter uji organoleptik, kadar
•Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan air, cemaran mikroba, aflatoksin total, cemaran logam berat, keseragaman
•Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik bobot, waktu hancur, volume terpindahkan, pH, dan Bahan Tambahan, sesuai
dengan bentuk sediaan dan penggunaannya
•Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku (Standarisasi kandungan
kimia bahan baku penyusun formula
•Contoh : Kiranti, Diapet, Lelap, Tolak Angin Obat Dalam Obat Luar
FITOFARMAKA
Rajangan Cair untuk obat luar
•Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
•Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik Serbuk Simplisia semipadat (salep, krim)
•Telah distandarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk Bentuk sediaan Oral termasuk Parem, Pilis, Tapel, Koyo/Plester,
pastile dan dodol/jenang dan suppo untuk wasir
•Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku jadi (standarisasi sediaan)
•Contoh : Stimuno, Nodiar, Tensigard
Sesak Teofilin
UMOT UKOT 1 UKOT 2 IOT nafas/asma
•Param •Semua sediaan UMOT •Semua sediaan UMOT & •Semua bentuk sediaan
•Tapel •Sediaan semipadat UKOT 1
•Pilis (krim, salep) •Kapsul
•Cairan obat luar •Cairan obat dalam
•Rajangan
Note :
Sediaan yg tidak boleh dibuat : intravaginal, tetes mata, parenteral, suppositoria
Dilarang mengandung : etil alcohol >1%, BKO, Narkotika/Psikotropika dan bahan lain yg membahayakan kesehatan serta
mengandung tumbuhan/hewan yg dilindungi.
Kelompok 7 Apt 22
STANDARISASI
Petunjuk penetapan kualitas produk obat herbal yg mengatur preparasi produk obat herbal meliputi isi dari konstituen/ kelompok dari senyawa-senyawa dengan
efek terapeutik. Seluruh proses pembuatan obat tradisional dari tahap penyiapan raw material (simplisia), bahan jadi (ekstrak), proses produksi dan obat tradisional
itu sendiri.
7. Susut pengeringan
Memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang
hilang pada proses pengeringan.
Contoh Perhitungan :
Pada proses pemeriksaan kadar air ekstrak Diketahui berat abu total simplisia kulit manggis Simplisia daun sirsak akan ditetapkan kadar sari
temulawak dilakukan penjenuhan toluene dengan adalah 0,65 gram. Selanjutnya akan ditetapkan kadar larut etanolnya. Sebanyak 10 gram simplisia
air sehingga didapatkan volume destilat awal 1,5 abu larut airnya. Abu dilarutkan dalam air panas direndam dalam 100 mL etanol selama 24 jam.
mL. selanjutnya sebanyak 1 gr ekstrak temulawak untuk selanjutnya disaring dan ampas abu hasil Selanjutnya penetapan kadar sari dilakukan triplo
dimasukan kedalam labu destilasi dan proses penyaringan kemudian diabukan kembali sehingga dengan menguapkan sebanyak 20 mL sari daun
dilanjutkan kembali sehingga didapatkan volume didapatkan berat abu dan kurs tersebut sebesar sirsak tersebut hingga didapat bobot konstan
destilat akhir bertambah menjadi 1,8 mL. 5,850g. Diketahui, berat simplisia kulit manggis sebesar 0,50, 0,48 dan 0,52g. Berapakah kadar
berapakah kadar air ekstrak tersebut ? adalah 2,0g dan berat kurs kosong adalah 5,5 g. sari larut air simplisia daun sirsak tersebut?
Berapakah kadar abu larut air dari rimpang
Jawab : temulwak tersebut? Jawab :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 5
𝑥 100 % Jawab : 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
1,8 − 1,5 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑢 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑎𝑖𝑟 0,5 𝑥 5
𝑥 100 % = 30 % 𝑥 100 % 𝑥 100 % = 25 %
1 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 10
0,65 − (5,850 − 5,5)
𝑥 100 % = 15 % 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 100 𝑚𝐿
2 5 dari , maka =5
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 20 𝑚𝐿
Kelompok 7 Apt 22
METABOLIT SEKUNDER
ALKALOID FLAVONOID KUMARIN
Ciri-ciri : Ciri-ciri : Ciri-ciri :
- Rasa pahit - Polifenol - Senyawa fenol
- Sifat basa - Semipolar atau polar Struktur
- Ciri punya atom N - Punya 2 gugus kromofor C6 – C3 memiliki heterosiklik oksigen
Klasifikasi - Umumnya memiliki aktivitas antioksidan
- True Alkaloid N Heterosiklik - Umumnya berwarna kuning, merah, biru
- Proto Alkaloid N Alifatik Struktur
Deteksi dan Penampak Bercak
- Pseudo Alkaloid Non N, heterosiklik Dua cincin benzen yg dipisahkan oleh unit
- FeCl3 Biru tua/gelap
Deteksi : propana
- Erlich Orange
- Reaksi Pengendapan (yg umum digunakan) Contoh :
1. Dragendroff Jingga kemerahan - Morinda citrofolia L. Skopoletin
2. Meyer Putih - Cinnamomi burmannii Sinamaldehid
3. Wagner merah bata Bentuk
4. Boucardat merah bata - Bebas Aglikon flavonoid
- Terikat glikosida flavonoid
- Reaksi Warna Deteksi
1. Marquis - AlCl3 berwarna
2. Froehad - Sitroborat
3. Mardalish - Natursluff
4. Erdmann - Asam sulfanilat
Contoh bahan alam - Vanillin HCl
- Nicotiana Sp. Nikotin
- Arecea catechu L. Arekolin Penampak Bercak :
- Labelia inflate L. Lobelin - AlCl3 flouresensi kuning di UV 366nm
- Atropa Belladona Atropin - Sitroborat kuning, jingga/merah
- Hysoscyamus niger Hyosiamin Contoh bahan alam
- Chinchoma Sp. Kinin - Syzygium polyantum Kuersetin
- Ephedra Sp. Efedrin - Apium graveolens Apigenin
- Erytroxylum coca Kokain - Orthosipon stamineus Sinensetin
- Hibiscus sabdariffa Sianidin
SOXKLET
Lainnya
REFLUKS
Proses/mekanisme yg terjadi :
Adsorpsi senya pada penjerap/fase diam
Kompetisi fase gerak dan solute untuk
berikatan dengan fase diam, solute lepas
dari permukaan fase diam (desorpsi)
Senyawa dielusi oleh pengembang/fase
gerak
Apabila Fase gerak yg digunakan adalah
kloroform-n heksana. Maka Urutan Bercak pada
A plat KLT adalah A>C>B, karena senyawa A
bersifat lebih polar sehingga tertahan pada fase
diamnya (polar), sedangkan senyawa B bersifat
B lebih non polar sehingga lebih menyukai fase
geraknya dan ikut terbawa hingga keatas.