Anda di halaman 1dari 11

CASE STUDY KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh :

Febrianto Kurniawan J230215063


Susvita Kamalia J230215064
Mei Kumala Wati J230215066
Alfisa Her Bening J230215067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
KASUS

Seorang perempuan usia 40 tahun diantar oleh keluarganya ke RS Jiwa karena di rumah klien
sering berbicara sendiri, tertawa, dan menangis tanpa sebab. Penampilan klien terlihat kurang
dirawat dan acak-acakan. Saat dilakukan pengkajian, klien asik dengan halusinasinya. Klien
mengatakan bahwa "Saya kesal, mantan pacar saya bilang kesaya kalau saya ga cantik,
makanya dia pergi ninggalin saya". Keluarga mengatakan klien mengalami hal ini sejak satu
tahun yang lalu karena klien ditinggal menikah oleh kekasihnya. Sejak saat itu klien menjadi
murung, sedih, menyendiri dikamar dan menolak bertemu dengan orang lain. Kondisi klien
sempat membaik namun tiga bulan terakhir kembali mengalami gejala seperti tahun lalu
karena dipicu oleh meninggalnya orang tua klien. Satu minggu ini klien tidak tidur, tidak
mandi dan selalu marah-marah. Puncak kondisis klien adalah hari ini saat klien memukul
kakak klien dan menghancurkan perabotan rumah tangga. 
 
Berdasarkan kasus di atas diskusikan dengan kelompok anda tentang
1. Faktor predisposisi dan presipitasi kondisi klien tersebut
2. Diagnosa keperawatan yang dialami klien
3. Rencana asuhan keperawatan yang diberikan pada klien
4. Teknik komunikasi keperawatan yang akan diberikan pada klien
HASIL DISKUSI

A. Faktor Predisposisi Dan Presipitasi Klien Tersebut :


1. Faktor Predisposisi
Keluarga klien mengatakan semenjak klien ditinggal menikah oleh kekasihnya
satu tahun yang lalu, klien menjadi murung, sedih, menyendiri di kamar dan
menolak bertemu dengan orang lain.
2. Faktor Presipitasi
Tiga bulan terakhir klien kembali mengalami gejala seperti tahun lalu karena
dipicu oleh meninggalnya orang tua klien.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data

DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH


DS : Ketidakmampuan Perilaku kekerasan
- Klien mengatakan bahwa "Saya mengendalikan (D.0132)
kesal, mantan pacar saya bilang ke dorongan marah
saya kalau saya ga cantik, makanya
dia pergi ninggalin saya".
- klien memukul kakak klien dan
menghancurkan perabotan rumah
tangga. 
- Selama satu minggu klien tampak
marah marah
DO :
- Klien tampak marah
DS : Gangguan Gangguan persepsi
- Klien mengatakan bahwa "Saya kesal, pendengaran sensori (D.0085)
mantan pacar saya bilang ke saya
kalau saya ga cantik, makanya dia
pergi ninggalin saya".
Halusinasi : mantan pacarnya
mengatakan bahwa dia tidak cantik
- Keluarga mengatakan klien menjadi
murung, sedih, menyendiri dikamar
dan menolak bertemu dengan orang
lain
- Keluarga mengatakan di rumah klien
sering berbicara sendiri, tertawa, dan
menangis tanpa sebab.
DO :
- Saat dilakukan pengkajian, klien asik
dengan halusinasinya.
DS : Gangguan Defisit perawatan
- Keluarga mengatakan satu minggu psikologis diri (D.0109)
klien tidak tidur dan tidak mandi
DO :
- Penampilan klien terlihat kurang
dirawat dan acak-acakan

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan


a. Perilaku kekerasan (D.0132) b.d Ketidakmampuan mengendalikan dorongan
marah
b. Gangguan persepsi sensori (D.0085) b.d gangguan pendengaran
c. Defisit perawatan diri (D0109) b.d gangguan psikologis

C. Rencana Asuhan Keperawatan


NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL ( NOC ) INTERVENSI ( NIC )
1. Perilaku Kekerasan bd Setelah dilakukan asuhan Manajemen Pengendalian Marah
Ketidakmampuan keperawatan selama 3 x 24 jam (I.09290)
mengendalikan dorongan diharapkan perilaku kekerasan
Observasi
marah (D.0132) pasien menurun dengan kriteria
hasil : a. Identifikasi penyebab/pemicu
kemarahan
b. Identifikasi harapan perilaku
Kontrol Diri (L.09076) terhadap ekspresi kemarahan
c. Monitor potensi agresi tidak
a. Perilaku menyerang cukup
konstruktif melakukan tindakan
menurun sebelum agresif
b. Perilaku melukai orang lain d. Monitor kemajuan dengan
cukup menurun membuat data (jika perlu)
c. Perilaku merusak lingkungan Terapetik
sekitar cukup menurun
a. Gunakan pendekatan yang
d. Perilaku agresif/amuk cukup
tenang atau meyakinkan
menurun
b. Fasilitasi mengekspresikan
e. Verbalisasi kehilangan
marag secara adaptif
hubungan yang cukup penting
c. Cegah kerusakan fisik akibat
menunjukkan hasil cukup
ekspresi marah (mis;
menurun
menggunakan senjata)
d. Cegah aktivitas pemicu agresi
(mis; meninju tas, mondar-
mandir, berolahraga berlebihan)
e. Lakukan kontrol eksternal (mis;
pengekangan, timeout, dan
seklusi) jika perlu
f. Dukung menerapkan strategi
pengendalian marah dan ekspresi
amarah adaptif
g. Berikan penguatan atas
keberhasilan penerapan strategi
pengendalian marah
Edukasi

a. Jelaskan makna, fungsi marah,


frustasi, dan respon marah
b. Anjurkan meminta bantuan
perawat atau keluarga selama
ketegangan meningkat.
c. Ajarkan strategi untuk mencegah
ekspresi marah maladaptif
d. Ajarkan metode untuk
memodulasi pengalaman emosi
yang kuat (mis; latihan asertif,
teknik relaksasi, jurnal, aktivitas
penyaluran energi).

Manajemen Perilaku (I.12463)

Observasi

a. Identifikasi harapan untuk


mengendalikan perilaku
Terapetik

a. Diskusikan tanggung jawab


terhadap perilaku
b. Jadwalkan kegiatan terstruktur
c. Ciptakan dan pertahankan
lingkungan dan kegiatan
perawatan konsisten setiap dinas
d. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
kemampuan
e. Batasi jumlah pengunjung
f. Bicara dengan nada rendah dan
tenang
g. Lakukan kegiatan pengalihan
terhadap sumber agitasi
h. Cegah perilaku pasif adan agresif
i. Beri penguatan positif terhadap
keberhasilan mengendalikan
perilaku
j. Lakukan pengekangan fisik
sesuai indikasi
k. Hindari bersikap menyudutkan
dan menghentikan pembicaraan
l. Hindari sifat mengancam dan
berdebat
m. Hindari berdebat atau menawar
batas perilaku yang telah
ditetapkan
Edukasi

a. Informasikan keluarga bahwa


keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif
(SDKI, SLKI & SIKI, 2017)
2. Gangguan Persepsi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Halusinasi (I.09288)
Sensori b.d gangguan keperawatan selama 3 x 24 jam
Observasi
pendengaran (D.0085) diharapkan persepsi sensori pasien
membaik dengan kriteria hasil : a. Monitor perilaku yang
mengindikasi halusinasi
b. Monitor dan sesuaikan tingkat
Persepsi Sensori (L.13124) aktivitas dan stimulasi
lingkungan
a. Verbalisasi mendengar bisikan
c. Monitor isi halusinasi (mis;
cukup menurun
kekerasan atau membahayakan
b. Perilaku halusinasi cukup
diri)
menurun
Terapetik
c. Menarik diri cukup menurun
a. Pertahankan lingkungan yang
aman
b. Lakukan tindakan keselamatan
ketika tidak dapat mengontrol
perilaku (mis; limit setting,
pembatasan wilayah,
pengekangan fisik, seklusi)
c. Diskusikan perasaan dan respon
terhadap halusinasi
d. Hindari perdebatan tentang
validitas halusinasi
Edukasi
a. Anjurkan memonitor sendiri
situasi terjadinya halusinasi
b. Anjurkan bicara pada orang yang
dipercaya untuk memberi
dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
c. Anjurkan melakukan distraksi
(mis; mendengarkan musik,
melakukan aktivitas dan teknik
relaksasi)
d. Ajarkan pasien dan keluarga cara
mengontrol halusinasi
Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian obat


antipsikotik dan antiansietas, jika
perlu
(SDKI, SLKI & SIKI, 2017)
3. Defisit Perawatan Diri Setelah dilakukan asuhan Dukungan Perawatan Diri
(D.0109) b.d Gangguan keperawatan selama 3x24 jam (I.11348)
Psikologis diharapkan defisit perawatan diri Observasi
dapat teratasi dengan kriteria hasil : a. Identifikasi kebiasaan aktivitas
perawatan diri sesuai usia
Perawatan Diri (L.11103) b. Monitor tingkat kemandirian
a. Kemampuan mandi meningkat c. Identifikasi kebutuhan alat bantu
b. Kemampuan mengenakan kebersihan diri, berpakaian,
pakaian meningkat berhias dan makan.
c. Verbalisasi keinginan Terapeutik
melakukan perawatan diri
a. Sediakan lingkungan yang
meningkat
terapeutik (mis; suasana hangat,
d. Minat melakukan perawatan
rileks, privasi)
diri meningkat
b. Siapkan keperluan pribadi (mis;
e. Mempertahankan kebersihan
parfum, sikat gigi dan sabun
diri meningkat
mandi)
c. Dampingi dalam melakukan
Tingkat keletihan (L.0506046) perawatan diri sampai mandiri
a. Verbalisasi lelah menurun d. Fasilitasi untuk menerima
b. Gelisah menurun keadaan ketergantungan
c. Pola napas membaik e. Fasilitasi kemandirian, bantu jika
tidak mampu melakukan
perawatan diri
f. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi

a. Anjurkan melakukan perawatan


diri secara konsisten sesuai
kemampuan

Dukungan Perawatan Diri : Mandi


(I.11352)
Observasi
a. Identifikasi usia dan budaya
dalam membantu kebersihan diri
b. Identifikasi jenis bantuan yang
dibutuhkan
(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2017)
c. Monitor kebersihan tubuh (mis;
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, rambut, mulut, kulit dan kuku)
2017) d. Monitor integritas kulit

(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017) Terepeutik


a. Sediakan peralatan mandi (mis;
sabun, sikat gigi, shampoo,
pelembab kulit)
b. Sediakan lingkungan yang aman
dan nyaman.
c. Fasilitasi menggosok gigi, sesuai
kebutuhan
d. Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
e. Pertahankan kebiasaan kebersihan
diri
f. Berikan bantuan sesuai tingkat
kemandirian
Edukasi

a. Jelaskan manfaat mandi dan


dampak tidak mandi terhadap
kesehatan
b. Ajarkan kepada keluarga cara
memandikan pasien jika perlu
(SDKI, SLKI & SIKI, 2017)

D. Teknik Komunikasi
1. Accepting : menerima
Misal :
“ Baik” / “Ya”
Mengangguk
2. Broad opening : memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengambil
inisiatif mengambil topik
Misal :
“ apakah ada yang ingin dibicarakan?”
“ anda lebih suka memulai dari mana?”
3. Validasi : memvalidasi atau memastikan perasaan, kesesuaian makna kata atau
maksud kata-kata pasien
Misal :
“Jadi bapak/ibu mendengar suara-suara seperti...............”
4. Exploring : menggali informasi lebih jauh
Misal :
“ coba ceritakan lebih banyak tentang itu”
“Coba ingat ingat kembali suara suara yang didengar Bapak/ibu…... itu seperti
apa ?”
5. Silence : tidak ada verbal komunikasi, menyediakan waktu untuk klien
menyampaikan pikiran atau perasaan menjadi kata-kata.
6. Formulating a plan of action : meminta pasien untuk mempertimbangkan jenis
perilaku yang mungkin sesuai di esok hari.
Misal :
“ apa yang bisa anda lakukan untuk mengekspresikan rasa marah ini tanpa
membahayakan diri sendiri atau orang lain?”
“ jika dilain waktu perasaan ini muncul, apa yang mungkin akan anda lakukan?”
7. Suggesting collaboration : menawarkan untuk berbagi, berusahan dan
bekerjasama dengan klien.
Misal :
“ Mungkin kita bisa berdiskusi dan menemukan pemicu kemarahanmu”
“ ayo pergi ke kamarmu, dan saya akan membantu kamu menemukan apa yang
kamu butuhkan”
8. Reinforcement
“Bagus, bapak/ibu masih mengingat suara-suara yang didengar.”

Anda mungkin juga menyukai