Studi Kasus Jiwa Kel A
Studi Kasus Jiwa Kel A
Disusun oleh :
Seorang perempuan usia 40 tahun diantar oleh keluarganya ke RS Jiwa karena di rumah klien
sering berbicara sendiri, tertawa, dan menangis tanpa sebab. Penampilan klien terlihat kurang
dirawat dan acak-acakan. Saat dilakukan pengkajian, klien asik dengan halusinasinya. Klien
mengatakan bahwa "Saya kesal, mantan pacar saya bilang kesaya kalau saya ga cantik,
makanya dia pergi ninggalin saya". Keluarga mengatakan klien mengalami hal ini sejak satu
tahun yang lalu karena klien ditinggal menikah oleh kekasihnya. Sejak saat itu klien menjadi
murung, sedih, menyendiri dikamar dan menolak bertemu dengan orang lain. Kondisi klien
sempat membaik namun tiga bulan terakhir kembali mengalami gejala seperti tahun lalu
karena dipicu oleh meninggalnya orang tua klien. Satu minggu ini klien tidak tidur, tidak
mandi dan selalu marah-marah. Puncak kondisis klien adalah hari ini saat klien memukul
kakak klien dan menghancurkan perabotan rumah tangga.
Berdasarkan kasus di atas diskusikan dengan kelompok anda tentang
1. Faktor predisposisi dan presipitasi kondisi klien tersebut
2. Diagnosa keperawatan yang dialami klien
3. Rencana asuhan keperawatan yang diberikan pada klien
4. Teknik komunikasi keperawatan yang akan diberikan pada klien
HASIL DISKUSI
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Observasi
D. Teknik Komunikasi
1. Accepting : menerima
Misal :
“ Baik” / “Ya”
Mengangguk
2. Broad opening : memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengambil
inisiatif mengambil topik
Misal :
“ apakah ada yang ingin dibicarakan?”
“ anda lebih suka memulai dari mana?”
3. Validasi : memvalidasi atau memastikan perasaan, kesesuaian makna kata atau
maksud kata-kata pasien
Misal :
“Jadi bapak/ibu mendengar suara-suara seperti...............”
4. Exploring : menggali informasi lebih jauh
Misal :
“ coba ceritakan lebih banyak tentang itu”
“Coba ingat ingat kembali suara suara yang didengar Bapak/ibu…... itu seperti
apa ?”
5. Silence : tidak ada verbal komunikasi, menyediakan waktu untuk klien
menyampaikan pikiran atau perasaan menjadi kata-kata.
6. Formulating a plan of action : meminta pasien untuk mempertimbangkan jenis
perilaku yang mungkin sesuai di esok hari.
Misal :
“ apa yang bisa anda lakukan untuk mengekspresikan rasa marah ini tanpa
membahayakan diri sendiri atau orang lain?”
“ jika dilain waktu perasaan ini muncul, apa yang mungkin akan anda lakukan?”
7. Suggesting collaboration : menawarkan untuk berbagi, berusahan dan
bekerjasama dengan klien.
Misal :
“ Mungkin kita bisa berdiskusi dan menemukan pemicu kemarahanmu”
“ ayo pergi ke kamarmu, dan saya akan membantu kamu menemukan apa yang
kamu butuhkan”
8. Reinforcement
“Bagus, bapak/ibu masih mengingat suara-suara yang didengar.”