Anda di halaman 1dari 29

BAB II

KOMPONEN ELEKTRONIKA

Kompetensi dasar

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memehami dengan benar
tentang jenis, sifat dan karakteristik dari komponen-komponen elektronika serta fungsi
atau penggunaan komponen tersebut dalam suatu rangkaian elektronika.

Indikator

Setelah mempelajari bab ibi mahasiswa diharapkan akan mengerti tentang :

_ Teori dan karakteristik dari komponen Resistor, Capasitor, Transformator, Induktor

_ Jenis-jenis Resistor (fixe resistor, variabel resistor, Resistor Non linier)

_ Jenis-jenis Capasitor (fixe capasitor,variable capasitor, polar, non polar dll)

_ Penggunaan transformator tenaga dan transformator Center Tab

_ Penggunaan Induktor.

2.1. KOMPONEN ELEKTRONIK

Semua komponen elektronik modern dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori besar:
Pasif, atau
Aktif.
Komponen elektronik pasif adalah komponen yang bila ditempatkan dalam sebuah
rangkaian dapat mengontrol sinyal yang berhubungan dengannya, tetapi tidak
menguatkan atau menambahkan energi padanya. Contoh umum komponen elektronik
pasif adalah resistor, kapasitor, dan induktor.

Komponen elektronik aktif adalah komponen yagn dapat mengubah karakteristik sinyal
yang berhubungan dengannya. Contohnya komponen ini dapat mengarahkan alirannya

10
atau mengubah keuntungannya. Contoh umum komponen aktif adalah dioda, transistor
dan peralatan semi konduktor lainnya.

Semua rangkaian elektronik terdiri dari komponen aktif dan pasif. Rangkaian elektronik
dapat dibentuk dari:
Komponen lepasan saja, atau
Komponen rangkaian terpadu saja, atau
Rangkaian hibrida, terdiri dari komponen lepasan dan komponen terpadu.

Istilah komponen lepasan artinya bahwa komponen tersebut terpisah dari komponen
lainnya dan berdiri sendiri. Komponen lepasan dibuat sebelum disambungkan dalam
rangkaian. Contoh-contoh komponen lepasan adalah resistor, kapasitor, dioda, transistor
atau induktor. Sejumlah komponen lepasan yang sering kita jumpai seperti ditunjukkan
pada gambar berikut :

Gambar 2.1. komponen lepasan

Kapasitor lepasan Resistor lepasan

Induktor lepasan Semi-konduktor lepasan

11
2.2. RESISTOR

Resistor merupakan komponen yang paling sering digunakan dalam rangkaian-


rangkaian elektronik. Resistor berfungsi untuk mengatur tegangan/arus atau sebagai
pembagi tegangan dalam operasi rangkaian. Resistor dengan harga yang tepat diperlukan
agar supaya tegangan jatuh yang tepat bias mengoperasikan transistor atau IC dengan
sempurna. Karena rangkaian elektronik menggunakan lebih banyak resistor disbanding
komponen-komponen lain, maka kita harus mampu mempelajari bagaimana cara
mengetahui rangkaian elektronik yang mengandung suatu resistor yang rusak atau
terbakar.

Secara umum, apabila dilihat dari bahan elemen resistornya maka resistor yang
digunakan dalam rangkaian elektronik adalah resistor karbon dan resistor belitan kawat
(Wire wound).

2.2.1. Karakteristik Resistor

Karakteristik utama yang perlu diketahui dalam suatu resistor adalah harga resistansi
dan rating dayanya.

Resistor yang tersedia dipasaran dengan harga resistansi yang cukup banyak, mulai dari
beberapa Ohm dibelakang koma sampai orde Mega Ohm, sedangkan rating dayanya yang
terendah mulai dari 0,1 Watt sampai yang tertinggi mencapai beberapa ratus Watt. Rating
daya sangat penting, sebab rating daya menunjukan daya maksimum yang bias
didisipasikan (dirubah) menjadi panas tanpa menimbulkan temperature yang berlebihan
sehingga merusak atau membuat resistor terbakar.

Resistor dengan rating daya 5 Watt atau lebih pada umumnya terbuat dari belitan kawat
(wire wound), sedangkan resistor dengan rating daya 2 Watt atau kurang digunakan
resistor karbon karena resistor karbon mempunyai ukuran lebih kecil dan harganya
murah.Resistor yang paling umum digunakan dalam rangkaian elektronik adalah resistor
karbon dengan dengan rating daya 1 Watt atau lebih kecil.

12
Kedua jenis resistor diatas,yaitu resistor wire wound atau resistor karbon diproduksi
dalam bentuk Fixed resistor (harga resistansinya tetap) dan variable resistor (resistansinya
variable).

2.2.2. Toleransi Resistor

Toleransi resistor yang dibuat pabrik adalah mulai dari yang paling presisi yaitu
memiliki toeransi 0,01 % sampai yang paling kasar yaitu 20%.

Sedangkan dalam praktek pemakaiannya, bisa dikelompokan berdasarkan pada toleransi


resistornya, yaitu :

- Pemakaian umum ± 20 % sampai ±5%


- Presisi menengah ± 5% sampai ±1%
- Presisi ±1% sampai ± 0,1 %
- Ultra presisi ± 0,1 % sampai ± 0,01 %

2.2.3. Kode warna resistor karbon

Karena resistor karbon secara fisik relatip kecil, maka untuk menyatakan harga
resistansi dari resistor tersebut digunakan kode warna. Metode dasar dari system kode
warna ini adalah dengan jalan menggunakan warna-warna untuk menunjukan nilai angka,
nilai pengali dan nilai toleransi seperti yang ditunjukan berikut ini.

Untuk resistor dengan toleransi 10 % dan 5 % menggunakan empat warna pada


resistornya, sedangkan untuk toleransi 1 % digunakan lima warna pada resistornya.

Sedangkan untuk resistor dengan toleransi 0,1 % dan 0,01 % digunakan enam warna pada
resistornya untuk menyatakan harga resistansinya.

Dengan melihat warna dari kode warna yang diberikan pada badan resistor, meskipun
bentuknya relatip kecil akan terlihat cukup jelas sehingga kita tidak mungkin sampai
tidak dapat membaca kode warna tersebut.

Aturan membaca kode warna tersebut adalah sebagai berikut,

13
Untuk resistor dengan toleransi 5% dan 10% yaitu terdiri empat warna :

warna pertama dan kedua menyatakan angka,

warna ketiga menyatakan pengali, sedangkan warna ke empat berjarak agak jauh dari
yang lain menyatakan toleransi dari resistor.

Untuk resistor dengan toleransi 1% ke bawah menggunakan lima kode warna :

Warna ke 1, 2 dan 3 menyatakan angka,

Warna ke 4 menyatakan pengali dan warna ke 5 menyatakan toleransinya.

Gamabar 2.2. kode warna resistor karbon

14
Gambar 2.3. Tabel Kode warna resistor karbon

15
2.2.4. Nilai –nilai standard resistor

Untuk menyediakan berbagai vaiasi yang perlu daam harga resistansi, sambil tetap
mempertahankan banyaknya persediaan resistor dalam jumlah minimum, maka industry
elektronik telah menstandardkan harga –harga resistansi tertentu yang telah dipilih.

Sebagai contoh adalah untuk resistor dengan toleransi ± 1 % ,

Harga – harga berikut tersedia dipasaran dengan kelipatannya.

1% values: 100, 102, 105, 107, 110, 113, 115, 118, 121, 124, 127, 130, 133, 137, 140,
143, 147, 150, 154, 158, 162, 165, 169, 174, 178, 182, 187, 191, 196, 200, 205, 210, 215,
221, 226, 232, 237, 243, 249, 255, 261, 267, 274, 280, 287, 294, 301, 309, 316, 324, 332,
340, 348, 357, 365, 374, 383, 392, 402, 412, 422, 432, 442, 453, 464, 475, 487, 499, 511,
523, 536, 549, 562, 576, 590, 604, 619, 634, 649, 665, 681, 698, 715, 732, 750, 768, 787,
806, 825, 845, 866, 887, 909, 931, 953, 976

Untuk memilih resistor dalam rangkaian apapun dibutuhkan berbagai macam


pertimbangan yaitu :

Ukuran fisiknya, bentuknya , cara pemasangan dan penyambungan dalam rangkaian dan
yang paling penting adalah harga resistansinya dan disipasi dayanya, disamping
kemampuan untuk menangani beban lebih, keandalan, perubahan resistansi terhadap
tegangan yang jatuh padanya serta pengaruh lingkungan..

2.3. RESISTOR VARIABEL

Resistor variable yang digunakan dalam rangkaian elektronik, secara kolektip dikenal
sebagai potensiometer, dimana merupakan suatu resistor variable dengan tiga terminal,
yang pada masing-masing ujungnya terdapat dua terminal tetap dan satu terminal variable
yang dapat digeser-geser sepanjang elemen resistornya. Pergeseran ini menyebabkan
perubahan resistansi antara terminal tetap dengan terminal variabelnya.

Secara lebih terperinci, resistor variable ini bias dikelompokkan sebagai :

- Potensiometer

16
- Adjustable resistor
- Trimmer potensiometer
- Reostat

2.3.1.Potensiometer

Potensiometer dirancang untuk memberikan suatu perubahan resistansi yang banyak


selangkah demi selangkah dengan merubah tapnya. Dan ada juga yang dirancang untuk
memberikan suatu perubahan resistansi yang kontinyu.

Potensiometer tersebut dibuat dengan berbagai bentuk untuk pemakaian di industry,


perdagangan dan militer.

Gambar Potensiometer karbon mono dan stereo

Gambar potensiometer wirewound dan potensiometer geser

Gambar 2.4. Potensiometer

17
Potensiometer dibuat dengan toleransi yang sanngat presisi maupun toleransi biasa. Juga
potensiometer ini dibuat dengan satu putaran (single turn) atau lebih dari satu putaran
(multi turn). Ada beberapa jenis potensiometer yang satu dengan satu poros pemutar yang
sama sehingga membentuk suatu pasangan (stereo) yang umumnya untuk pemakaian
audio stereo.

Potensiometer yang tersedia dipasaran adalah :

Wirewound Potensiometer , potensio ini terbuat dari belitan kawat yang berbentuk
lingkaran, sebuah lengan yang bisa digeser-geser dibuat berhubungan dengan elemen
resistor tersebut, bila lengan tadi diputar maka akan merubah kedudukan terminal
variable pada elemen resistornya sehingga menyebabkan perubahan resistansinya.

Kita bias mendapatkan wirewound potensiometer ini mulai dari harga resistansi 50Ω
sampai 50 kΩ, dengan rating daya 0,5 Watt sampai 8 Watt. Ada model khusus yang
dibuat dengan daya besar yaitu sampai 250 Watt dengan nilai resistansi antara 1Ω sampai
10 kΩ

Potensiometer Karbon , potensiometer ini mempunyai elemen resistor dalam suatu jalur
yang berbentuk lingkaran terbuat dari campuran karbon, dan lengan variabelnya
berhubungan dengan elemen resistor oleh suatu pemutar per logam. Bila as diputar maka
lengan variabelnya menggerakkan wiper tadi dan membuat kontak pada beberapa point.

Potensiometer karbon tersedia dipasaran dengan harga resistansi mulai dari 50Ω sampai
10 MΩ, rating dayanya berkisar antara 0,1 Watt sampai 2,25 Watt.

2.3.2.Adjustable Resistor

Perbedaan antara potensiometer dengan adjustable Resistor adalah pada rangkaian


yang ada diantara elemen resistip tap, dimana pada potensiometer tap yang bias bergerak
tidak pernah terbuka sekalipun hanya sebentar, sedangkan pada adjustable resistor, tap
yang bias bergeser apabila kita pindahkan kedudukannya maka akan mengalami
pemutusan meskipun hanya sebentar saja.

18
Adjustable Resistor yang ada dipasaran hanya ada satu jenis yaitu wirewound Adjustable
Resistor. Merupakan resistor belitan kawat yang bias dirubah-rubah sama dengan resistor
belitan kawat yang tidak bisadi rubah-rubah, hanya saja ditambahkan satu buah tap yang
dapat digerakkan dimana tap ini bias disekrupkan atau ada yang kontinyu.

Gambar2.5. Adjustable Resistor

2.3.3.Trimmer

Trimmer dirancang khusus hanya untuk keperluan perubahan resistansi yang hanya
sekali-sekali saja. Biasanya sering digunakan untuk mengetrim suatu kombinasi harga
resistansi dalam suatu rangkaian, misalnya untuk memperbaiki toleransi yang membesar
dan sebagainya.

Trimmer dibuat dalam bentuk satu putaran dan multi putaran untuk memenuhi
kebutuhan, dan umumnya dipasang pada PCB.

Trimmer yang tersedia dipasaran : Trimmer karbon biasanya tersedia dengan harga
resistansi mulai 500 Ω sampai 500 kΩ, dengan rating daya 0,25 Watt.

Trimmer model “Cerment” tersedia dipasaran dengan harga resistansi mulai 10 Ω sampai
1 MΩ dengan rating daya 0,5 Wat sampai 2 Watt.

Adapun cara kerja trimmer sama persis dengan potensiometer hanya saja potensiometer
dirancang untuk bias diputar-putar terus menerus, sedangkan trimmer hanya untuk

19
diputar-putar sekali-sekali saja, sehingga trimmer sebaiknya dipasang pada PCB agar
tidak sering diputar-putar, sedangkan potensiometer diberi pemutar diluar.

Gambar trimmer atau trimpot

Gambar 2.6. Trimmer

2.3.4.Reostat

Reostat adalah suatu variable Resistor dengan dua terminal yang dihubungkan secara
seri dengan beban, Reostat ini digunakan untuk mengatur besarnya arus. Dengan
menurunkan harga resistansi dari rheostat, maka arus yang mengalir kebeban akan
membesar dan sebaliknya. Rating daya dari rheostat harus cukup besar karena harus
mampu dialiri arus sesuai dengan arus yang mengalir ke beban.

Gambar Reostat

V input

REOSTAT

Gambar 2..7. REOSTAT

20
2.4. RESISTOR NON LINIER

Resistor Non Linier ada tiga type yaitu :

- Termistor : resistor yang sensitive terhadap perubahan temperature

- Vasitor : resistor yang sensitive terhadap tegangan ( Voltage Direct Resistor/VDR )

- Light Direct Resistor yang sensitive terhadap cahaya ( LDR )

Dalam ketiga jenis resistor non linier diatas, besarnya arus berubah-ubah tidak sesuai
dengan hokum Ohm , tetapi merupakan fungsi dari temperature, tegangan atau cahaya
yang diberikan padanya.

2.4.1. Termistor

Termistor adalah salah satu jenis resistor yang mempunyai koefisien temperature yang
sangat tinggi, dimana kegunaan utama resistor ini adalah untuk merubah resistansi dari
suatu rangkaian listrik karena adanya perubahan temperature pada suatu benda, atau
dengan kata lain sebagai sensor temperatur. Karakteristikyang demikian ini
memungkinkan kita untuk menyelesaikan berbagai macam masalah yang berhubungan
dengan temperatur. Misalnya untuk masalah pengindraan temperatur, kompenssasi
temperatur dan masalah –masalah pengontrolan temperatur.

Termietor mempunyai dus type dasar yaitu :

- Koefisirn Temperatur Negatif ( N T C )


- Koefisien Temperatur Positif ( P T C )

Sekalipun demikian, pemakaian dari kedua jenis diatas harus diterapkan secara terpisah,
karena karakteristik dari salah satu jenis termistor bukan merupakan kebalikan dari
termistor yang lainnya.

2.4.1.1. Termistor NTC

Tremistor NTC merupakan resistor dengan koefisien temperature negative yang


tinggi.

21
Harga nominalnya ditetapkan pada temperature 250C, dimana pada umumnya terbuat
darioksida transisi besi misalnya CoO, Fe2O3, dan lainnya.

2.4.1.2. Termistor PTC

Termistor PTC adalah suatu resistor yang mempunyai koefisien temperature positif
yang sangat tinggi.

Ada beberapa hal penting dari PTC yang sangat berbeda dengan NTC yaitu :

- Koefisien temperature dari termistor PTC akan positip hanya antara daerah
temperature tertentu, diluar daerah temperature itu, koefisien temperaturnya bias
nol atau negatip.
- Harga mutlak koefisien temperature PTC, hamper dalam seluruh daerah
temperature akan jauh lebih besar dari yang dimiliki termistor NTC..

Pada pemakaian termistor, NTC umumnya digunakan untuk sensor temperature alat
pengontrol dan pengukuran temperature pada dunia industry karena mempunyai daerah
temperatur yang luas yaitu anatara – 200 sampai sekitar 4000C.

Sedangkan untuk termistor PTC yang memiliki kepekaan sangat tinggi tetapi memiliki
daerah temperature sempit ( antara 250 C sampai sekitar 1500C) digunakan sebagai sensor
temperature alat-alat kesehatan.

2.4.2. Vasitor ( V D R )

Vasitor adalah suatu resistor yang resistansinya akan berubah bila tegangan yang
diberikan padanya berubah, sehingga tidak sesuai dengan hokum Ohm.

Adapun karakteristik dari VDR dapat kita lihat pada gambar berikut,

R (Ω)

V (Volt)

22
Gambar 2.8. Vasitor ( V D R )

2.4.3.Light Direct Resistor ( L D R )

LDR adalah suatu komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya
bergantung pada cahaya yang mengenainya. LDR tidak mempunyai sensitivitas yang
samauntuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (warna cahaya), dimana
keterangan ini diberikan oleh pabrik pembuatnya dalam bentuk karakteristik respon
spectral. Bilamana suatu LDR dibawa dari suatu tempatdengan level cahaya tertentu
kedalam ruangan yang gelap sekali, maka resistansi LDR tidak bias segera berubah ke
resistansi keadaan gelap tersebut, tetapi butuh selang waktu tertentu yang disebut Laju
Recoveri (kΩ/detik).

LDR dapat digunakan sebagai saklar (swith) atau sebagai potensiometer tanpa
menimbulkan bunga api. Tetapi perlu diingat bahwa LDR mempunyai kecepatan reaksi
yang relatip lambat, oleh karena itu pemakaian LDR diatas frekuensi tertentu bias tidak
memungkinkan. Adapun symbol dari LDR seperti berikut,

Gambar 2.9. LDR

23
2.5. CAPASITOR

Karakteristik Capasitor yang penting adalah kemampuannya untuk menyimpan


muatan listrik dalam suatu medan elektrostatis, kemampuan dari capasitor untuk
menyimpan muatan listrik disebut Capasitansi dan satuanya Farad.

Capasitor dapat dikelompokan menjadi :

- Fixe Capasitor (capasitor tetap) adalah capasitor yang nilai capasitansinya tetap /
tidak dapat dirubah-rubah.
- Variabel Capasitor adalah capasitor yang dapat dirubah-rubah nilai
capasitansinya.

Pemakaian yang paling sering dari variable capasitor adalah sebagai penalaan suatu
pesawat radio baik AM atau FM, sedangkan fixe capasitor sering digunakan sebagai filter
dalam rangkaian elektronik.

2.5.1.Capasitansi capasitor

Capasitor terbuat dari dua plat sejajar yang bersifat konduktor, yang dipisahkan oleh
suatu dielektrik yang bersifat isolator.

Gambar 2.10. Capasitor

Rumus yang kita gunakan untuk mencari besarnya capasitansi suatu capasitor adalah :

C = E0 . Er . A / d Farad

24
Dimana rumus diatas hanya berlaku bila A > > > d , hal ini untuk mencegah terjadinya
Edge Effect.

Keterangan rumus :

C = Capasitansi capasitor ( Farad )

E0 = Permitivitas absolute ( = 8,85 . 10 -12 )

Er = Permitivitas dielektrik/konstanta dielektrik

A = Luas plat sejajar ( m2 )

d = jarak antar plat / tebal dielektrik ( m )

Untuk memperoleh suatu harga yang masuk akal, maka luas plat sejajar harus cukup
besar, permitivitas dielektrik relatip cukup tinggi dan tebal dielektriknya harus sekecil
mungkin. Untuk pabrik pembuat capasitor hal ini berarti bahwa plat penghantar dan
dielektriknya harus tipis agar supaya bias membuat capasitor dengan volume yang kecil.

Lapisan dielektrik yang tipis harus dapat menahan tegangan kerja yang cukup tinggi
tanpa menimbulkan break down, sehingga kekuatan dielektrik ini merupakan factor
penting yang tidak boleh diabaikan.

2.5.2. Karakteristik capasitansi capasitor

Capasitansi dari capasitor tidak selalu konstan, tetapi dipengaruhi oleh temperature,
tegangan dan frekuensi kerja yang diberikan padanya. Contohnya, dengan kenaikan
temperature, pembesaran bahan dielektrik dan perubahan dalam permitivitas dielektrik
akan menyebabkan capasitansi kapasitor berubah.

Capasitor jenis polystyrene, mika dan beberapa capasitor keramik bias memberikan
perubahan capasitansi yang minimum akibat adanya perubahan temperature.

Adapun karakteristik capasitor sangat tergantung pada dielektriknya, sehingga capasitor


diberi nama sesuai dengan dielektriknya.

25
2.5.3.Bahan dielektrik

Zat-zat yang mempunyai resistansi sangat tinggi dalam orde Mega Ohm
dikelompokkan sebagai penyekat (isolator), dengan resistansi yang sangat tinggi,
penyekat tidak bisa mengalirkan arus yang terasa bilamana diberi sumber tegangan.

Akibatnya penyekat mempunyai dua fungsi, yaitu untuk menyekat antara beberapa
penghantar sehingga tidak bersentuhan dan yang kedua adalah untuk menyimpan muatan
listrik bila diberi tegangan. Penyekat yang memiliki dua fungsi tersebut dinamakan
Dielektrik ( memiliki dua fungsi listrik).

Sifat – sifat kelistrikan dari Dielektrik :

- Kekuatan dielektrik

-Permitivitasnya

-Resistivitas transversal dan supervisialnya

-Loss factor ( factor kerugian)

- Kekuatan dielektrik :

Kekuatan dielektrik merupakan suatu kekuatan medan listrik maksimum yang bisa
ditahan oleh dielektrik tanpa menimbulkan break down padanya. Besaran ini dinyatakan
dalam Volt/mm atau kV / meter. Biasanya ditentukan berdasarkan hasil-hasil percobaan.

Tabel Kekuatan dielektrik dari hasil percobaan

BAHAN DIELEKTRIK KEKUATAN DIELEKTRIK


Air of vacuum 40
Steatite 250
Glass (kaca) 100
Mika 700
Paper 200
Polystirene 500
Porcelen 60
Rubber 200
Silicon 400

26
Epoxi resin 200
Teflon 170
Parafin oil 380

- Permitivitas relatif

Permitivitas relative merupakan suatu konstanta dari suatu bahan dielektrik yang
menunjukkan karakteristik dari kemampuan untuk menerima / menyimpan muatan listrik.

Tabel Permitivitas dari dielektrik

Dielectric Relative permittivity

Vacuum 1

Air 1.0006

Polythene 2.3

Waxed paper 2.7

Mica 5.4

Glycerin 43

Pure water 80

Strontium titanate 310

- Resistivitas

Resistivitas tranfersal dan superficial sangat besar untuk penyekat. Resistivitas superficial
bergantung pada lingkungan sekitar dan biasanya merupakan fungsi dari kelembaban
relatip dan bahan tertentu.. Sedangkan resisitivitas transfersal ( resistivitas volume )
untuk bahan dielektrik sangat besar yaitu antara 0,2 sampai 300.000 Tera Ohm cm.

-Faktor kerugian ( Loss Factor )

27
Loss factor dari suatu dielektrik akan menentukan apakah dielektrik ini cocok untuk
frekuensi sangat tinggi ( UHF ) , frekuensi tinggi ( HF ) atau hanya untuk frekuensi
rendah ( LF ). Loss factor dinyatakan dengan tg & untuk suatu frekuensi kerja yangtelah
ditentukan.Semakin tinggi Loss factor maka semakin tinggi kerugiannya.

Rangkaian equivalen dari capasitor ideal adalah sebuah Rs seri dengan suatu capasitor,
,dan loss factor dinyatakan : tg ∂ = Rs . w . C.

Sehingga apabila sebuah capasitor dioperasikan pada frekuensi semakin tinggi maka loss
faktornya akan bertambah besar.

2.5.4. Toleransi capasitor

Toleransi perubahan capasitansi maksimum yang boleh terjadi dan digaransi oleh pabrik
pembuat capasitor .

Besarnya toleransi ini bergantung pada bahan dielektriknya, seperti pada beberapa contoh
berikut ini :

JENIS CAPASITOR TOLERANSI


Kertas ± 10%
Mika ± 0,5%
Polystirene ± 1%
Elektrolit -20% dan +50%

2.5.5. Jenis dan sifat-sifat capasitor

28
Gambar 2.11. berbagai jenis Capasitor

A. Capasitor Mika

Karena stabilitasnya tinggi dan factor kerugian (loss) yang rendah, maka capasitor mika
sering digunakan pada rangkaian elektronik dengan frekuensi tinggi.

Adapun nilai capasitansi yang tersedia dipasaran mulai dari beberapa pF sampal 0,47 nF,
dengan toleransi 0,5 % sampai 20%. Sedangkan tegangan nominal mulai dari 100 Volt
sampai 1000 Volt, tahan temperature sampai 125 derajat Celcius untuk beberapa model
tertentu.

B. Capasitor Keramik

Capasitor keramik ini bias dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Loss kecil dan permitivitas kecil.

Biasanya capasitor ini terbuat dari Steatite (mineral alami).

b. Permitivitas tinggi.

Capasitor ini mempunyai keuntungan dalam kemampuan untuk membuat suatu Capasitor
dengan capasitansi besar dalam volume yang kecil.

29
Capasitor dengan loss rendah pada dasarnya digunakan sebagai capasitor kopling
(coupling), rangkaian penala (tuning) dan sebagai kompensasi temperature.

Sedangkan capasitor dengan permitivitas tinggi pada dasarnya digunakan sebagai


pemakaian umum untuk couplingdan decoupling.

C. Capasitor Kertas

Capasitor kertas bias dipisahkan menjadi dua jenis yaitu :

a. Non metal : Dielektriknya terbuat darinlembaran kertas tipis, sedangkan elektrodanya


terbuat dari aluminium tipis.

b. Metal atau logam : Dalam capasitor jenis logam ini, aluminium diuapkan dalam udara
hampa lalu ditempelkan pada seluruh permukaan kertas sehingga terbuat dari dua plat
aluminium tipis dengan dielektrik kertas.

Capasitor kertas, lama kelamaan diganti kedudukannya oleh film dari plastic (plastic Film
capasitor ). Capasitor kertas pada umumnya digunakan dalam rangkaian untuk starting
dan menjalankan motor,serta untuk rangkaian dengan frekuensi rendah.

D. Plastik Film Capasitor

Capasitor ini mempunyai stabilitas yang sangat tinggi,resistansi isolasi yang sangat tinggi
dan koefisien temperature yang rendah. Capasitor ini bias dibuat dengan toleransi yang
sangat baik. Pada umumnya plastic film capasitor digunakan secara meluas dalam
rangkaian-rangkaian yang memerlukan resistansi kebocoran yang tinggi, loss factor
rendah dan stabilitas tinggi.

E. Capasitor Elektrolit

Capasitor ini mempunyai hasil kali CV yang sangat tinggi disbanding seluruh capasitor
jenis non elektrolit. Capasitor ini sering digunakan sebagaireservoir dan sebagai elemen
perata dalam rangkaian power supply, capasitor ini juga dipakai sebagai coupling dan
decoupling dalam penguat audio. Nilai capasitansi yang besar bias diperoleh dari suatu
dielektrik yang terbentuk dari elektrolit yang ternyata sangat tipis, hanya beberapa

30
nanometer.Karena capasitor elektrolit hanya menggunakan volume yang kecil untuk
mendapatkan capasitansi yang besar dan mempunyai polaritas, maka dalam
pemasangannya tidak boleh terbalik.

Gambar 2.12. Capasitor keramik untuk frekuensi tinggi

Gambar 2.13. Capasitor AC dan Capasitor elektrolit

F. Capasitor Variabel

Capasitor variable dapat melayani dua fungsi yaitu sebagai Tuning dan Trimming.

Tuning Capasitor digunakan untuk merubah frekuensi resonansi dari suatu rangkaian
oscillator LC atau RC.

Trimming Capasitor adalah suatu capasitor yang bias diatur, tetapi harga capasitansinya

Kecil. Capasitor ini dipasang paralel dengan capasitor tuning yang harganya jauh lebih
besar atau kadang-kadang dipasang dengan suatu capasitor tetap. Pemasangan cxapasitor
trimming ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu perubahan capasitansi yang lebih
halus dalam mengatur capasitansi total suatu rangkaian. Contoh dalamdalam rangkaian
kalibrasi, tracking (penelusuran ) dan netralisasi.

31
Gambar 2.14. Capasitor Variabel

2.6. TRANSFORMATOR DAN INDUKTOR

2.6.1. Transformator

Transformator adalah suatu alat untuk mengubah arus atau tegangan listrik yang
terdiri dua lilitan atau lebih yang dikopelkan secara induktif.

Apabila suatu tegangan bolak-balik diberikan pada salah satu lilitannya (lilitan primer),
maka akan timbul tegangan bolak-balik pada sisi yang lain (disebut sekunder) yang
besarnya ada hubungannya dengan tegangan sisi primer.

32
2.6.1.1 Karakteristik Transformator

Pada transformator ideal, drop tegangan dan kerugian-kerugian dalam trafi diabaikan,
maka daya listrik yang diterima disisi primer trafo sama dengan besarnya daya yang
dikeluarkan trafo pada sisi sekunder. Sehingga secara matematis,dapat dinyatakan :

I1 . V1 = I2 . V2 Sehingga didapat : V1 : V2 = N1 : N2 = I2 : I1

Gambar 2.15. Transformator ideal

Untuk trafo disini juga akan dibahas mengenaintransformator Center Tap, dimana pada
sisi sekunder kumparannya dibagi menjadi dua yang sama panjangnya sehingga terbentuk
Tap yang persis ditengah-tengah.

Gambar 2.16. Transfomator Center Tap

33
2.6.2. Induktor

Induktor adalah suatu alat yang terbuat dari sebuah coil (lilitan) yang bekerjanya
dengan induktansi terkumpul. Induktor dapat terbuat dari coil yang berinti besi atau coil
yang berinti non konduktor.

Induktor didesain sedemikian rupa sehingga impedansinya pada frekuensi yang telah
ditentukan atau diatas frekuensi rangenya bisa induktif reaktif.

L
+ v -
i

Gambar 2. 17. Induktor

2.6.2.1. Induktansi

Suatu coil mempunyai besar induktansi tertentu, apabila suatu arus berubah-ubah
didalam suatu coil akan menghasilkan medan magnet yang berubah-ubah dan akan
menghasilkan EMF induksi dengan arah yang berlawanan pada coil yang sama, gejala ini
disebut induksi diri (self induction)

Hal diatas sesuai dengan hokum Lenz, definisi :

Sebuah coil dikatakan mempunyai induktansi sebesar satu Henry bila arus yang
mengalir dalam coil tersebut berubah dengan laju 1 Ampere per detik dan
menghasilkan tegangan balik sebesar 1 Volt.

34
Besarnya induktansi bergantung pada besar fisik, banyaknya belitan dan jenis bahan inti
dari inductor yang bersangkutan.

Besarnya tegangan induksi (self Induction) ;

di
v =L
dt

Sedangkan besarnya energy yang tersimpan dalam inductor adalah :

1
E= LI 2
2

2.6.2.2. Kerugian Induktor

Seperti halnya trafo, kerugian dalam inductor bias dibagi menjadi dua yaitu :

1. Kerugian dalam belitan yang besarnya bergantung pada besar resistansi dari
kawat dan arus yang mengalirinya.
2. Kerugian dalam inti yang besarnya bergantung dari bahan inti dan frekuensi
kerjanya.

2.6.2.3. Faktor kualitas

Kerugian inductor bias ditunjukan dengan sebuah resistor yang dipasang seri dengan
sebuah inductor, dan dari sini kita bisa menggambarkan diagram vektornya.

Faktor kualitas ( Q factor ) didefinisikan sebagai : Q = 1 / tg ∂ = w L / R.

Faktor kualitas (factor Q ) sangat penting penggunaannya dalam rangkaian penala dan
filter, sebab factor Q ini akan menentukan lebar band frekuensinya.

Faktor Q bergantung pada frekuensi dan Rs.

35
2.7. RANGKUMAN

Komponen elektronik dikelompokkan menjadi :

= komponen pasif dan

- Komponen aktif

Rangkaian elektronik dapat dibuat dari :

- Komponen lepasan
- Komponen rangkaian terpadu (Integrated Circuit)
- Komponen hybrid terdiri komponen lepasan dan rangkaian terpadu.

Resistor dapat dikelompokan menjadi resistor linier dan non ;inier.

Resistor linier dapat dibagi lagi menjadi fixed resistor dan resistor variable yang terdiri
dari resistor karbon dan resistor wire wound.

Resistor non linier antara lain Termistor, Vasitor dan LDR.

Capasitor dapat dibedakan menjadi fixe capasitor dan variable capasitor.

Karakteristik capasitor yang perlu diketahui adalah :

- Kekuatan dielektrik
- Permitivitas
- Resistivitas dan
- Loss factor

Transformator yang dibahas disini meliputi :

- Transformator biasa
- Transformator Center Tap (Tap Tengah)

Induktor secara umum ada yang berinti besi dan inti non konduktor, dan pada inductor
berlaku hokum Lenz untuk induktansi diri (self induction)

36
2.8. SOAL-SOAL LATIHAN

1. Tuliskan harga resistansi dari resistor dengan kode warna berikut ini :

a. Hitam, coklat, hitam , emas

b. merah, merah, merah perak

c. coklat, hitam, hitam emas

d. oranye, putih, oranye , emas.

e. kuning, putih, abu-abu, emas, coklat

g.merah, merah, violet, perak, merah

h. abu-abu, hijau, merah, coklat, emas

i. orange, biru, merah, merah

j. coklat, hitam, hijau, perak, biru.

2. Tuliskan kode warna dari resistor dengan toleransi 5% , 10% dan 2% yang memiliki
harga resistansi berikut ini :

a. 2k2 , 470Ω , 10Ω , 1 Ω , 2,2 Ω , 4,7Ω , 0,1Ω , 0,22Ω , 0,47Ω (untuk empat warna)

b. 2,5Ω , 4,7Ω , 0,22Ω , 0,47Ω , 1 MΩ , 100 kΩ , 2,36Ω , 2,33Ω (lima warna)

3. Lengkapi table dibawah ini dengan benar :

No Susunan Warna Nilai toleransi


1. Coklat, Hitam, emas, emas
2. Coklat, Hitam, Hitam, Emas
3. Coklat, Hitam , Orange,
Emas, cklat
4. Coklat, Hitam, Kuning,
Emas, merah
5. Coklat, Hitam, Biru, Emas
6. Coklat, Hitam, Emas, Perak
7. Orange, Putih, Emas, Perak

37
4. Apakah perbedaan pokok antara potensiometer dengan trimmer

5. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara resistor non linier dan linier.

6. Pada rangkaian equivalen sebuah capasitor diketahui Rs = 0,1 Ω dan besar


capasitansinya 0,001 µF maka tentukan besar loss factor bila frekuensi kerja :

a. 50 Hz

b. 1 kHz

c. 100 kHz

d. 10 MHz.

7. Hitung day yang didisipasikan dalam sebuah capasitor bila diketahiu resistansi
kebocorannya 109 Ohm, dan tegangan yang diberikan 220 Volt.

8. Hitung luas plat yang dibutuhkan bila kita hendak membuat sebuah capasitor sebesar
0,1 Farad,bila jarak antar plat 0,01 mm. Dielektrik mika.

9. Hitung besarnya capasitansi dari sebuah capasitor yang terbuat dari plat sejajar dengan
jarak antar plat 0,1 mm, serta luas platnya 1 m2, sedangkan dielektrik digunakan mika.

10. Apabila kita hendak membuay sebuah capasitor sebesar 1 Farad dengan luas plat
sejajar 0,5 m2 dan jarak antar plat 1mm, tentukan permitivitas dari bahan dielektrik yang
dipergunakan untuk membuat capasitor tersebut.

38

Anda mungkin juga menyukai