Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REVIEW

FILSAFAT PENDIDIKAN

(Menyiapkan Pendidikan Kejuruan Berbasis Kearifan Lokal yang Berdaya Saing)

Dosen Pengampu : Drs.Hidir Efendi,Mpd.

DISUSUN OLEH :

NAMA : ERWIN JOSEP REYMOND SIMBOLON

OCTAVIANUS SAMOSIR

ANDREAS

AMSTA

ASTRA

KELAS : B REGULER

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan.

Tugas Jurnal Review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua mengenai Filsafat Pendidikan. Apabila dalam tugas ini banyak
kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman kami masih terbatas. Oleh karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik
dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini.

Semoga Critical Jurnal Review ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat lebih
mengerti tentang materi yang telah kami sajikan.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih.Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
bersama kita.

Medan, Oktober 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Identitas Jurnal...............................................................................................2

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL......................................................................3

2.1 Jurnal Pertama................................................................................................3


2.2 Jurnal Kedua..................................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................8

3.1 Kelebihan Jurnal ...........................................................................................8


3.2 Kelemahan Jurnal...........................................................................................9

BAB IV PENUTUP..................................................................................................10

3.1 Kesimpulan....................................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mengkritik sebuah Jurnal adalah salah satu kegiatan yang harus dikuasai oleh
siswa maupun mahasiswa. Terlebih lagi terhadap kita pendidik bangsa. Banyak jurnal-
jurnal yang beredar sekarang ini yang biasa dikritik baik dari segi penulisan, cocok
tidaknya bahan materi dengan pembaca, maupun dari segi kelengkapan materi.

Penulisan jurnal Menyiapkan Pendidikan Kejuruan Berbasis Kearifan Lokal


yang Berdaya Saing yang ditulis oleh Muhammad Nurtanto akan dianalisis apa saja
kelemahan dan kelebihannya. Setiap jurnal yang dibuat oleh penulis tertentu, pastilah
mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelayakan suatu jurnal dapat
kita ketahui jika kita melakukan review terhadap jurnal tersebut dengan perbandingan
terhadap jurnal lainnya. Suatu jurnal dengan kelebihan yang lebih dominan
dibandingkan dengan kekurangannya artinya jurnal ini sudah layak untuk dipakai
dan dijadikan sumber referensi bagi siswa dan maupun mahasiswa yang mendalami
dan mengajarkan materi ini.

Di dalam makalah ini juga tidak ada maksud menyudutkan beberapa pihak
tertentu. Pada makalah ini disertakan keunggulan dan kekurangan dari jurnal tersebut.
Baik dari segi penulisan dan pemakaian Bahasa, bahan materi yang disampaikan
maupun dari segi kelengkapan materi. Karena pada dasarnya tidak ada jurnal yang
sempurna. Dengan demikian diharapkan tidak ada pihak-pihak yang tersinggung atas
penyajian makalah ini. Karena makalah ini dibuat dari sudut pandang opini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah Apakah
keunggulan dan kelemahan dari jurnal Menyiapkan Pendidikan Kejuruan Berbasis
Kearifan Lokal yang Berdaya Saing yang ditulis oleh Muhammad Nurtanto.

1
1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui keunggulan
dan kelemahan dari jurnal Menyiapkan Pendidikan Kejuruan Berbasis Kearifan Lokal
yang Berdaya Saing yang ditulis oleh Muhammad Nurtanto

1.4 IDENTITAS JURNAL

A. JURNAL PERMATA

Judul : Menyiapkan Pendidikan Kejuruan Berbasis Kearifan Lokal yang


Berdaya Saing

Penulis : Muhammad Nurtanto

P-ISSN : 2528-5688

E-ISSN : 2528-5696

Volume :1

Nomor :1

Tahun : 2016

B. JURNAL KEDUA

Judul : Pengembangan Standar Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)


Siswa Smk Program Keahlian Teknik Pemesinan Di Wilayah Surakarta

Penulis : Sarwo Edi, Suharno, Indah Widiastuti

P-ISSN :-

E-ISSN :-

Volume : 10

Nomor :1

Tahun : 2017

2
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1 Jurnal Pertama

Pendahuluan

Tujuan pelaksanaan pendidikan kejuruan atau vokasional selayaknya multi-fungsi dan


saling berkaitan. Fungsi utama pendidikan kejuruanyaitu membekali kompetensi siswa untuk
memperoleh pekerjaan sesuai bidang keahliannya, sedangkan fungsi kedua pendidikan
kejuruan yaitu mampu berkontribusi dalam penyesuaian diri dan perubahan terhadap
pencapaian tujuan pembangunan nasional (Nurtanto,2015). Selain itu, peningkatan
kompetensi berwirausaha menjadi salah satu poin positif untuk mempersiapkan lulusan yang
siap bersaing dan berkompetisi di dunia usaha.
Pengembangan SMK yang berdaya saing selayaknya menjadi acuan bagi para
pengembangan pendidikan kejuruan. Pembukaan SMK selayaknya berlandaskan pada
karakteristik dan kebutuhan yang ada pada masing-masing daerah. Kenyataan yang terjadi
saat ini mengenai pembukaan SMK lebih terkesan untuk memenuhi tuntutan rasio yang telah
direncanakan dan melenceng dari substansi yang seharusnya. Hal ini menjadi pembahasan
penting karena berkaitan dengan kompetensi angkatan kerja yang dihasilkan oleh lembaga
pendidikan kejuruan yang dikembangkan pada setiap daerah.

Hasil Dan Pembahasan

Karakteristik Daerah

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus; mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai


dengan perwatakan tertentu yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain
(Ketiga, 2002). Dengan demikian, karakteristik daerah merupakan ciri-ciri khusus yang
melekat pada daerah tersebut, menandai pada suatu daerah atau potensi yang diunggulkan dan
membedakan dengan daerah lain.
Koridor dari masing-masing daerah berdasarkan keunggulan dan potensi strategis
sebagai berikut: (1) Sumatra yaitu sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung
energi nasional; (2) Kalimantan yaitu pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan
lumbung energi nasional; (3) Sulawesi yaitu pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian,
perkebunan, dan perikanan serta pertambangan nikel nasional; (4) Jawa yaitu pendorong
industri dan jasa nasionl; (5) Bali-Nusa Tenggara yaitu pintu gerbang pariwisata dan
3
pendukung pangan nasional; (6) Papua-Maluku yaitu pusat pengembangan pangan,
perikanan, energi dan pertambangan nasional. Hal ini berdampak pada ketepatan pemenuhan
kompetensi lulusan yang diharapkan oleh daerah tersebut, sehingga diharapkan dapat
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dan kearifan lokal daerah untuk
meningkatkan daya saing daerah tersebut dengan mengoptimalkan karakteristik daerah yang
dimiliki.
Regulasi Pemerintah Daerah
Pengembangan pendidikan dalam suatu daerah memiliki dampak terhadap,
keberlangsungan hidup masyarakat di daerah tersebut. Selain itu pendidikan memiliki
pengaruh yang besar terhadap perkembangan dunia industri dan kualitas sumber daya
manusia yang dihasilkan. Oleh karena itu, pemerintah daerah selayaknya mengembangkan
pendidikan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut melalui
kebijakan yang berpihak pada pengembangan pendidikan.

Kesadaran Masyarakat

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama, (www.e-jurnal.com). Kesadaran
masyarakan mengenai pembukaan pendidikan kejuruan di daerah merupakan hal penting
untuk kesuksesan pelaksanaan pendidikan kejuruan yang sesuai dan tepat sasaran. Kesadaran
masyarakat yang rendah atau apatis terhadap perkembangan pendidikan di daerahnya akan
berdampak pada ketidaktepatan pengembangan pendidikan kejuruan. Hal yang perlu
dilakukan adalah tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan pengembangan
pendidikan yang berkelanjutan yang sebaiknya ada di daerah tersebut sehingga dapat
memberikan dampak lanjutan yang bermanfaat untuk masyarakat setempat.
Pengembangan pendidikan kejuruan selayaknya harus mempertimbangkan kebutuhan
dan karakteristik masyarakatsekitar. Pengembangan pendidikan yang berlandaskan kebutuhan
masyarakat, akan menghasilkan lulusan yang dapat diterima langsung sesuai dengan
karakteristik daerah.

Kesiapan Sekolah Vokasional

Salah satu strategi terbaik untuk memastikan pengembangan individu, masyarakat,


dan negara adalah melalui beberapa kesiapan diantaranya: kesiapan pembiayaan sekolah,
peserta didik, fasilitas (sarana dan prasarana) dan keluarga. Berbagai kesiapan tersebut

4
menjadi pertimbangan penting bagi pengembagan pendidikan kejuruan, sehingga dalam
implemantasinya diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Persiapan
pengembangan dan penyelenggaraan sekolah kejuruan di daerah sangat penting untuk
keberhasilan program yang direncanakan. Kesiapan sekolah kejuruan merupakan

kunci utama pelaksanaan sekolah atau kompetensi keahlian yang akan dibuka.

Karakteristik Industri Setempat


Pengembangan sekolah kejuruan selayaknya memperhatikan karakteristik industri
yang ada pada masing-masing daerah. Hal ini sangat penting karena berkaitan dengan
karakteristik lulusan yang dihasilkan. Industri yang berkembang di setiap daerah berbeda-
beda sesuai dengan potensi dan keunikan masingmasing. Oleh karena itu pengembangan
pendidikan kejuruan selayaknya memperhatikan kebutuhan industri setempat, sehingga
pekerja, karyawan, atau pihak yang menjalankan roda industri tersebut berasal dari
masyarakat pribumi. Hal ini berdampak pada pengurangan angka pengangguran dan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat sekitar karena pihak industri dapat menyerap lulusan
dari pendidikan kejuruan setempat karena telah memiliki karakteristik kompetensi yang
sesuai yang dibutuhkan oleh industri tersebut.

2.2 Jurnal Kedua

PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
bertanggungjawab menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,
keterampilan, dan keahlian sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun
dalam dunia kerja (Arif Rifai & Barnawi, 2012:13). Arti pendidikan ini dijabarkan secara
lebih spesifik lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah, yaitu pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk pelaksanaan jenis pekerjaan
tertentu
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan adalah
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan pekerjaan.

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Prakerin dimulai dengan Tahap praprakerin. Tahap pra-prakerin SMK Negeri 5


Surakarta memiliki kelebihan dibanding dengan SMK yang lain karena adanya Tahap
sinkronisasi kurikulum yang dilakukan oleh SMK Negeri 5 Surakarta guna meningkatkan
kualiatas siswa dan juga mengurangi kesenjangan pembelajaran yang ada di sekolah dengan
kompetensi praktik yang ada di DU/DI. Sehingga dengan adanya sinkronisasi kurikulum ini
SMK tidak tertinggal jauh dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
SMK Negeri 5 Surakarta juga melakukan evaluasi kelayakan industri sebelum siswa
mulai prakerin, sedangkan sekolah yang lain evaluasinya dilaksanakan pada saat siswa sudah
prakerin. Evaluasi yang dilaksanakan pada saat prakerin kurang baik karena dapat
merepotkan pihak panitia prakerin sendiri. Misal tampat prakerin tidak layak maka pihak
sekolah yang akan repot mencari dan mengurus administrasi kembali untuk memindahkan
peserta prakerin dari tempat prakerin ke tempat prakerin lain yang belum tentu lebih baik dari
tempata prakerin yang terdahulu. SMK Negeri 5 Surakarta juga memeliki kelebihan pada
evaluasi ini dimana telah memiliki pedoman-pedoman evaluasi kelayakan yang sudah tertulis
jelas.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 5


Surakarta, SMK Pancasila Surakarta, dan SMK PGRI 1 Surakarta yang sudah dijelaskan pada
bab IV maka dapat diusulkan alur pelaksanaan prakerin sebagai berikut:
1. Tahap Pra-prakerin
a. Tahap Sinkronisasi Industri Tahap Sinkronisasi Industri ini meliputi Analisis
Kompetensi pada Paket Keahlian, Analisis Kompetensi yang ada di DU/DI,
Analisis Kompetensi Dasar Non Struktur Kurikulum di DU/DI, Analisis
Pemetaan Industri.
b. Tahap Evaluasi Kelayakan Industri
c. 3) Tahap Penetapan Industri Sementara
d. 4) Tahap Sosialisasi Prakerin
e. 5) Tahap Pemilihan DU/DI oleh peserta prakerin
f. 6) Tahap Final Penetapan Industri
g. 7) Tahap Pembuatan Kerjasama dengan DU/DI
6
2. Tahap Pelaksanaan Prakerin
a. Tahap Pembekalan Prakerin
b. Tahap Penyerahan Prakerin
c. Tahap Pelaksanaan Prakerin
d. Tahap Pembimbingan Prakerin
e. Tahap Penanganan Siswa Bermasalah
f. Tahap Penarikan Prakerin

3. Tahap Laporan Pelaksanaan Prakerin


a. Tahap Penilaian dan Sertifikasi Peserta Prakerin
b. Tahap Pengumpulan dan Pemberkasan Rekaman Prakerin

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN

A. Jurnal Pertama
 Jurnal ini memiliki volume , nomor terbit dan tahun jurnal sehingga pembaca
dapat mengetahui terbitan pada jurnal ini.
 Jurnal ini menggunakan menggunakan bahasa yang mudah dipahami Bahasa
dalam jurnal ini mudah dipahami pembaca, dengan kalimat yang sederhana
dan jelas tidak terdapat bahas asing yang membuat pembaca sulit memahami,
dan kata-kata yang digunakan penulis pun kata yang sederhana dan mudah
dipahami pembaca.
 Jurnal ini sudah memiliki ISSN yang mendandakan bahwa jurnal ini sudah
bertaraf nasional
 Penulisan abstrak jurnal sudah baik, dimana penulisannya sudah sesuai dengan
sistematika penulisan jurnal seperti penulis mencantumkan tujuan
penelitiannya, sampel penelitiannya dan jenis penelitiannya
 Dibagian pendahuluan juga penulis menjelaskan latar belakang penelitiannya
dengan baik dimana pembahasannya selalu berkaitan dengan judul yaitu
 Penulis mencantumkan referensi penulisan jurnalnya sehingga membantu
pembaca mendapatkan info yang akurat dalam penulisan jurnal ini.

B. Jurnal Kedua
 Jurnal ini memiliki volume , nomor terbit dan tahun jurnal sehingga pembaca
dapat mengetahui terbitan pada jurnal ini.
 Jurnal ini tidak memiliki ISSN sehingga tidak mendandakan bahwa jurnal ini
sudah bertaraf nasional
 Penulisan abstrak jurnal sudah baik, dimana penulisannya sudah sesuai dengan
sistematika penulisan jurnal seperti penulis mencantumkan tujuan
penelitiannya, sampel penelitiannya dan jenis penelitiannya
 Dibagian pendahuluan juga penulis menjelaskan latar metode penelitiannya
dengan baik dimana pembahasannya selalu berkaitan dengan judul yaitu

8
 Penulis mencantumkan referensi penulisan jurnalnya sehingga membantu
pembaca mendapatkan info yang akurat dalam penulisan jurnal ini.

3.2 KELEMAHAN

A. Jurnal Pertama
 Peneliti tidak mencantumkan kendala atau kekurangan yang dihadapi saat
melaksanakan penelitiannya
 Jurnal ini memiliki beberapa kata/kalimat yang sulit dipahami seperti
singkatan OHSAS,ISO sehingga pembaca harus lebih hati-hati dalam
membaca karena membutuhkan kecermatan dalam membaca dan referensi
lain untuk lebih memahami penjelasannya.

B. Jurnal kedua
 Terdapat banyak Bahasa asing dalam penjelasan isi buku, sehingga pembaca
yang kurang memahami Bahasa asing seperti Bahasa inggris harus memiliki
referensi lain seperti kamus untuk menerjemahkan arti dari penjelasan buku
tersebut.
 Peneliti tidak mencantumkan kendala atau kekurangan yang dihadapi saat
melaksanakan penelitiannya

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kedua jurnal ini sudah baik. Setiap jurnal memiliki keunggulannya yang
menjadi kekuatan jurnal dan juga pastinya ada kelemahan jurnal si peneliti. Dalam
kedua jurnal ini penjelasannya yang sudah sesuai dengan judul dan menulis jurnalnya
sudah sesuai dengan sistematika penulisan jurnal membantu pembaca dalam
memahami jurnal dan menjadi referensi dalam membuat jurnal.

Setiap jurnal perlu dikritik untuk diketahui bagaimana isinya, agar penulis tahu
apa aja yang kurang dalam jurnalnya yang akan menjadi perbaikan untuk kedepannya.
Melalui hasil kritikan, pengkritik berpendapat bahwa jurnal ini sudah dapat digunakan
pembaca khususnya menjadi panduan bagi Guru, Dosen dan Mahasiswa yang
mendalami materi ini.

4.2 SARAN
Saya menyadari bahwa kajian review yang telah saya buat tidak terelpasa dari
kekurangan maka saya mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan
pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga kajian reviw
ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dalam keilmuan
tentang kesehatan dan keselamtan kerja khususnya bagi Mahasiswa.

10
DAFTAR PUSTAKA

A. JURNAL PERTAMA

Nurtanto,Muhammad. Menyiapkan Pendidikan Kejuruan Berbasis Kearifan Lokal yang


Berdaya Saing. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. 1(1). Hal 59-66

B. JURNAL KEDUA

Sarwo Edi, dkk. 2017. PENGEMBANGAN STANDAR PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA


INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI
WILAYAH SURAKARTA. Surakarta : Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.

11

Anda mungkin juga menyukai