Anda di halaman 1dari 3

RESUME PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN RUMAH SAKIT

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perundang-undangan Rumah Sakit

Disusun Oleh:

Alya Larasati (1320118003)

Dosen Pengampu :

Rahmi Nurmadinisia, S.KM., MKM.

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES RAFLESIA

DEPOK

2021
Resume PPT : Nirmala Syahri Dwi Cahyanti (1320118009)

PEDOMAN JAMINAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KESEHATAN


MASYARAKAT (PERMENKES No. 40 Tahun 2012)

A. Pendahuluan
Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
Tahun 1948 (Indonesia ikut menandatanganinya) dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28 H, menetapkan bahwa kesehatan
adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin, yang dalam implementasinya
dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
Program Jamkesmas memberikan perlindungan sosial di bidang kesehatan untuk
menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh
pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatannya yang layak dapat terpenuhi. Iuran bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu dalam Program Jamkesmas bersumber dari
Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) dari Mata Anggaran Kegiatan
(MAK) belanja bantuan sosial.

B. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2012


 TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN
1. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk pelayanan
kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) berdasarkan
kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan medik.
2. Pada keadaan gawat darurat (emergency), seluruh fasilitas kesehatan baik
jaringan Jamkesmas atau bukan, wajib memberikan pelayanan penanganan
pertama kepada peserta Jamkesmas. Bagi fasilitas kesehatan yang bukan
jaringan Jamkesmas pelayanan tersebut merupakan bagian dari fungsi
sosial fasilitas kesehatan, selanjutnya fasilitas kesehatan tersebut dapat
merujuk ke fasilitas kesehatan jaringan fasilitas kesehatan Jamkesmas
untuk penanganan lebih lanjut.
3. Pemberian pelayanan kepada peserta oleh fasilitas kesehatan lanjutan
harus dilakukan secara efisien dan efektif, dengan menerapkan prinsip
kendali biaya dan kendali mutu, untuk mewujudkannya maka dianjurkan
manajemen fasilitas kesehatan lanjutan melakukan analisis pelayanan dan
memberi umpan balik secara internal kepada instalasi pemberi layanan.
C. Contoh Kasus
” Bayi Naila Meninggal Karena Lambat Penanganan”

Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Lasinrang, Pinrang drg Sitti Hasnah Syam
MARs, kepada Tribun, mengkonfirmasikan keterlambatan pelayanan dan kekeliruan
rujukan dari dokter puskesmas menjadi salah satu penyebab meninggalnya bayi Naila
Mustari. "Kita belum periksa, sebab meninggal saat antre di depan loket. Tapi kita
menduga, dia meninggal karena jadi suspect infeksi pernafasan dan paru-paru," kata
Hasnah. Hasnah yang saat kejadian tengah berada di luar rumah sakit
mengkonfirmasikan pernyataan Kepala Bidang Pelayanan RSU Lasinrang dr A Rivai,
Kamis (31/10), menyebtkan, layanan terlambat dan berbelit, karena rujukan dari
dokter Puskesmas Lampa, langsung ke polianak, bukan ke unit gawat darurat, tempat
dimana pasien yang alami sesak nafas akut atau kondisi darurat dirujuk.
"Mestinya rujukan yang diberikan, ditujukan ke UGD karena kondisi bayi tersebut
sudah kritis," katanya. Belum lengkapnya berkas keterangan sebagai warga miskin
menjadi alasan perawat setempat menolak memberi layanan kesehatan. Sebelumnya,
Naila sempat diperiksa di Puskesmas Lampa sebelum dirujuk ke RS tersebut.

D. Analisis Kasus
Dari kasus diatas tentang 2 bayi yang meninggal karna lambatnya penanganan dari
pihak fasilitas pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit yang tidak bertanggung jawab
dan terlalu mengabaikan keselamatan dengan administrasi yang berbelit-belit dan
penyebab lain yang belum diketahui pasti sebab meninggalnya bayi tersebut.
Dari pihak rumah sakit belum adanya konfirmasi yang jelas sehingga penyebab bayi
tersebut meninggal harus ditelusuri lagi.

E. Kesimpulan Contoh Kasus


Dalam melaksanakan kewajiban seharusnya rumah sakit bertanggung jawab dan
bersikap professional dalam melayani seluruh pasien dengan tidak membeda-bedakan
pasien kalangan atas maupun bawah karna pada dasarnya pasien berhak mendapatkan
pelayanan terbaik dari fasilitas kesehatan yang ada, hal ini telah diatur dalam hak
asasi manusia dan permenkes no 40 tahun 2012 serta peraturan perundang-undangan
kesehatan lainnya. Dalam peremenkes 40 tahun 2012 tentang pedoman
penyelanggaran program kesehatan sudah ditegaskan pada bagian bab tatalaksana
pelayanan kesehatan bahwa “ Pada keadaan gawat darurat (emergency), seluruh
fasilitas kesehatan baik jaringan Jamkesmas atau bukan, wajib memberikan pelayanan
penanganan pertama kepada peserta Jamkesmas atau kurang mampu”. Dan pada
undang undang kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 5 ayat “Setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.”

Anda mungkin juga menyukai