Anda di halaman 1dari 19

NAMA : SITI HAJIR

NIM : 219031495286
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul 3. Keanekaragaman Makhluk Hidup Dan Ekologi
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Klasifikasi dan Keanekaragaman Tumbuhan
2. Klasifikasi dan keanekaragaman Hewan
3. Ekologi Biologi Populasi
4. Ekologi Biologi Konservasi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta
konsep KB 1: Klasifikasi dan Keanekaragaman Tumbuhan
(istilah dan
definisi) di Klasifikasi dan
Keanekaragaman
Tumbuhan
modul ini
Tumbuhan Tumbuhan Vaskuler
Kunci Determinasi Nonvaskuler
Asal Mula Tumbuhan Tak Berbiji Tumbuhan Berbiji
dan Kunci Dikotomi
( Tumbuhan Lumut) (Tumbuhan Paku

Lumut daun Paku Purba Gymnosperma

Lumut hati Paku kawat Angiospermae

Lumut tanduk Paku ekor kuda

Paku sejati

1. Kunci dikotomi atau kunci identifikasi biasanya terdiri atas dua


keterangan yang berlawanan dari ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu
kelompok makhluk hidup dalam bentuk diagram.
2. Kunci determinasi adalah uraian keterangan tentang ciri-ciri makhluk
hidup yang disusun sedemikian rupa mulai dari ciri umum hingga ke ciri
khusus untuk menentukan identitas suatu makhluk hidup.
3. Asal Mula Tumbuhan: Adaptasi Struktural, Kimiawi, dan Reproduksi
4. Tumbuhan kemungkinan berevolusi dari alga hijau yang disebut karofita
5. Alga hijau (karofita) adalah protista fotosintetik yang paling dekat
kekerabatannya dengan tumbuhan.
6. Pergiliran generasi pada tumbuhan diawali dari pembelahan meiosis yang
tertunda
7. Adaptasi pada air yang dangkal merupakan pra-adaptasi tumbuhan untuk
kehidupan di daratan
8. Tumbuhan Nonvaskuler : Tumbuhan Lumut (Briofita)
9. Lumut Daun atau Moss (Divisi Briofita merupakan briofita yang paling
terkenal.
10. Lumut Hati atau Liverwort (Divisi Hepatofita)
11. Lumut Tanduk atau Hornwort (Divisi Anthoserofita)
12. Tumbuhan Vaskuler Tak Berbiji: Tumbuhan Paku
13. Tumbuhan paku termasuk Chormophyta (Tumbuhan berkomus) artinya
sudah dapat dibedakan mana akar, batang, dan daun.
14. Gymnospermae (Gymnosperma) berarti “biji telanjang/terbuka” tidak
memiliki ruangan pembungkus (ovarium) tempat biji Angiosperma
berkembang
15. 4 divisi Gimnospermae, yaitu:
 Coniferophyta (divisi yang paling besar)
Coniferophyta yaitu konifer (bahasa latin, conus, “kerucut”, dan ferre,
“membawa”) berasal dari struktur reproduktif tumbuhan ini, konus,
yang merupakan kumpulan sporofit yang menyerupai sisik.
 Cycadophyta
Divisi ini menyerupai palem, namun bukan palem sejati, yang
merupakan tumbuhan berbunga.
 Ginkgophyta
Ginkgo adalah satu-satunya spesies yang masih hidup dari divisi
Ginkgophyta.
 Tumbuhan ini memiliki daun seperti kipas yang warnanya berubah
keemasan dan rontok pada musim gugur, suatu sifat yang tidak
umum bagi gimnosperma.
 Gnetophyta
Tumbuhan-tumbuhan dari genus kedua, Gnetum, tumbuh di daerah
tropis sebagai tumbuhan merambat.
16. Angiospermae (Angiosperma) yaitu memiliki ciri khas pada bijinya
(tumbuhan berbiji tertutup)
17. Angiosperma dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu:
a) Kelas Monokotiledonae (biji berkeping satu)
b) Kelas Dikotiledonae (biji berkeping dua)

KB 2: Klasifikasi dan Keanekaragaman Hewan

1. Pengertian kunci dikotomi dan kunci determinasi pada hewan dan tumbuhan
prinsipnya sama, tetapi ini berfokus pada hewan.
2. Asal Mula Keanekaragaman Hewan
 Nenek moyang dari hewan adalah Choanoflagellates.
 Hewan adalah eukariota multiseluler, heterotrofik.
 Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan
kuat seperti yang dimiliki tumbuhan dan fungi.
 Beberapa ciri kunci dari sejarah kehidupan juga membuat hewan berbeda.
 Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual dengan tahapan diploid
yang umumnya mendominasi siklus hidupnya.
 Sebagian besar ahli sistematika sekarang setuju bahwa kingdom hewan
adalah monofiletik, yaitu jika kita melacak semua garis keturunan hewan
kembali ke asal mulanya, hewan akan menyatu pada suatu nenek moyang
bersama kemungkinan adalah suatu protista berflagellata.
 4 titik pokok percabangan evolusi pada pohon silsilah, yaitu:
a. Parazoa tidak memiliki jaringan sejati.
b. Radiata dan bilateria adalah cabang utama eutazoa
c. Evolusi rongga tubuh menghasilkan hewan yang kompleks.
d. Selomata bercabang menjadi protostoma dan deuterostoma.

3. Invertebrata
1) Parazoa/Porifera (hewan berpori)
 Berdasarkan sifat spikulanya, Filum Porifera dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
a. Kelas Calcarea
 Ciri khususnya pada spikulanya yang terbuat dari kalsium
karbonat (zat kapur) dalam bentuk kalsit atau aragonit.
b. Kelas Hexatinellida
 Kelas ini spikula tubuh yang tersusun dari zat kersikdengan 6
cabang.
 Kelas ini sering disebut sponge gelas atau porifera kaca
(Hyalospongiae), karena bentuknya yang seperti tabung atau gelas
piala.
c. Kelas Demospongia
 Kelas ini memiliki tubuh yang terdiri atas serabut atau benang
spongin tanpa skeleton.
 Kadang-kadang dengan spikula dari bahan zat kersik.
2) Radiata
 Hewan radiata adalah hewan diploblastik (hanya memiliki ektoderm dan
endoderm) dan memiliki simetri radial.
 Kedua filum cabang radiata yaitu:
1. Cnidaria (coelenterata) contohnya hidra, ubur-ubur, anemon laut, dan
karang
 Filum Cnidaria dibagi kedalam 3 kelas utama:
1) Kelas Scypozoa : Medusa umumnya bertahan lebih lama dalam
siklus hidupnya.
2) Kelas Anthozoa : dikenal sebagai hewan berbunga, mereka hanya
ditemukan sebagai polip. Contohnya Anemon laut dan karang.
3) Kelas Hydrozoa : sebagian besar hidrozoa melakukan
pergiliran bentuk antara polip dan medusa, seperti pada siklus
hidup Obelia.

2. Ctenophora (Ubur-ubur sisir)


 Ctenophora berarti “mengandung sisir” dan hewan ini dinamai
menurut kedelapan baris lempengan yang mirip sisir, yang terdiri
atas silia yang menyatu.
 Mereka adalah hewan terbesar yang menggunakan silia untuk
pergerakkan.
3. Aselomata
 Aselomata mewakili satu percabangan awal hewan bersimetri bilateral,
tidak memiliki rongga tubuh (yaitu ruang antara diiding tubuh dan salura
pencernaan), hewan tripoblastik (memiliki ektoderm, mesoderm, dan
endoderm).
 Aselomata memiliki 1 filum yaitu Platyhelminthes (Platyhelminth artinya
“cacing pipih”).
 Cacing pipih disebut demikian karena tubuhnya tipis/pipih diantara
permukaan dorsal dan ventral.
 Cacing pipih dibagi ke dalam 4 kelas:
1. Turbellaria : yang sebagian besar adalah cacing pipih yang hidup
bebas.
2. Monogenea
3. Trematoda cacing pipih parasit
4. Cestoidea (Cacing Pita)

4. Pseudoselomata
Ada 2 filum Pseudoselomata yang dibahas:
1. Rotifera
 Kata Rotifer berarti “pembawa roda” yang mengacu pada mahkota
silia yang menarik putaran air ke dalam mulut.
 Rotifer adalah hewan multiseluler dan memiliki sistem organ khusus,
termasuk saluran pencernaan sempurna (suatu saluran pencernaan
dengan mulut dan anus terpisah).
2. Nematoda (Cacing Gilig)
 Tubuhnya tertutupi oleh kutikula keras dan tranparan, tubuhnya
silindris dan tak bersegmen, dan dpada sebagian besar habitat
akuatik, di dalam tanah lembab, di dalam jaringan lembab
tumbuhan, dan di dalam cairan tubuh dan jaringan hewan,
5. Selomata: Protostoma
 Garis keturunan protostoma hewan selomata terbagi menjadi beberapa
filum, yaitu:
1) Filum Nemertea: posisi cacing proboscis di pohon filogenik masih
belum jelas
 Anggota filum Nemertea disebut dengan cacing proboscis atau
cacing belalai.
2) Filum-filum Lophophorata: Bryozoa, Phoronida, dan Brachiopoda
memiliki tentakel bersilia di sekeliling mulutnya
 Secara kolektif filum Bryzoa, Phoronida, dan Brachiopoda disebut
hewan lofoforata karena memiliki struktur yang khas, yaitu
lofofor.
 Lofofor adalah lipatan berbentuk tapal kuda atau sirkuler pada
dinding tubuh dan mengandung tentakel bersilia yang
mengelilingi mulut.
 Bryozoa adalah hewan berkoloni yang sangat menyerupai
lumut. Bryozoa artinya “hewan lumut”
 Phoronida adalah cacing laut yang tinggal dalam tabung
panjang yag terbuat dari kitin
 Brachiopoda atau lamp shell (cangkang lampu) sangat
menyerupai remis dan mollusca bercangkang dua, tetapi
kedua paruh cangkang brachiopoda adalah bagian dorsal dan
ventral hewan tersebut dan bukan lateral, seperti pada remis.
3) Filum Mollusca: anggota filum Mollusca memiliki kaki berotot, massa
viseral, dan suatu mantel
 Mollusca adalah hewan berdan lunak (Latin molluscus berarti
“lunak”), tetapi sebagian besar terlindungi oleh suatu cangkang
keras yang mengandung kalsium karbonat.

4) Filum Annelida: anggota filum annelida adalah cacing yang tubuhnya


bersegmen
 Annelida berarti “cincin kecil” dan tubuh bersegmen yang mirip
dengan serangkaian cincin yang menyatu.
5) Filum Arthropoda: anggota filum arthropoda memiliki segmentasi
regional, tungkai bersendi, dan eksoskleton
 Arthropoda berarti kaki bersendi” tubuhnya ditutupi oleh kutikula
suatu eksoskleton (kerangka eksternal) yang dibangun dari
lapisan-lapisan protein dan kitin.
6. Selomata: Deuterostoma
 Deutrostoma hewan selomata memiliki ciri khas yaitu pembelahan secara
radial, perkembangan selom dari arkenteron, dan pembentukan mulut
pada ujung embrio yang berlawanan arah dengan blastopori.
 Anggota hewan ini yaitu:
1. Filum Echinodermata (hewan bertubuh duri)
 Filum Echinodermata memiliki sistem pembuluh air dan simetri
radial sekunder.
 Filum Echinodermata dibagi menjadi 6 kelas:
a. Asteroidea (bintang laut)
b. Ophiuroidea (bintang mengular)
c. Echinoidea (bulu babi dan sand dollar)
d. Crinoidea (lili laut dan bintang bulu)
e. Holothuroidea (timun laut)
f. Concentrychycloidea ( aster laut
2. Filum Chordata
 Filum chordata meliputi 2 subfilum:
a. Invertebrata
b. Semua vertebrata
4. Vertebrata
 Tengkorak dan tulang punggung/belakang yang mengelilingi dan
melindungi tali saraf merupakan bagian dari kerangka aksial vertebrata,
yaitu struktur penyokong utama sumbu atau batang tengah tubuh.
 Ada 2 superkelas subfilum Vertebrata yang masih hidup sampai saat ini:
1. Superkelas Agnatha: Vertebrata tak Berahang
 Vertebrata tak Berrahang yang masih hidup sampai saat ini dalam
2 kelas, yaitu: Kelas Myxini (hagfish) dan Kelas
Chelhalaspidomorphi (Lamprey)
2. Superkelas Gnathostomata I: Ikan
 Superkelas Gnathostoma (“mulut berahang”) menggantikan
sebagian besar hewan Agnatha.
 Kelas ikan yang masih hidup yaitu: Chondrichthyes dan
Osteichthyes
 Tabel kelompok Vertebrata yang masih hidup
3. Superkelas Gnathostomata II: Tetrapoda
 Keanekaragaman mamalia diwakili oleh 3 kelompok utama:
1. Monotrema (mamalia yang bertelur)
2. Marsupial (mamalia berkantung)
3. Mamalia eutheria (berplasenta)
Kunci Determinasi dan Kunci Dikotomi

Asal Mula Nenek moyang hewan adalah


Keanekaragaman Choanoflagellates

Parazoa/Porifera (hewan berpori)

F. Cnidaria
Radiata
F. Ctenophora

Aselomata F. Platyhelminthes

F. Rotifera
Pseudoselomata
F. Nematoda (Cacing gilig)

Klasifikasi dan
Invertebrat F. Nemertea
Keanekaragama
n Hewan F. Laphophorata

Selomata:
F. Mollusca
Protostoma

F. Annelida
F. Arthropoda

F. Echinodermata
Selomata:
Deuterostoma
F. Chordata

Superkelas agnatha: Vertbrata tak Beahang

Vertebrata Superkelas Gnathostoma I: Ikan

Superkelas Gnathostoma II: Tetrapoda

Monotrema (mamalia bertelur)

Marsupial (mamalia berkantung)

Mamalia eutheria (berplasenta)

KB 3: Ekologi Biologi Populasi

A. Jenis-Jenis Simbiosis Sebagai Bentuk Interaksi antar Makhluk Hidup


1. Simbiosis merupakan suatu jenis interkasi biologis jangka panjang dan dekat
antara dua organisme biologis yang berbeda atau sebuah hubungan timbal
balik diantara dua makhluk hidup yang berbeda
2. Fungsi simbiosis yaitu bertahan hidup dengan mengandalkan atau
berhubungan makhluk hidup lain yang berbeda jenis.
3. Simbiosis dibedakan menjadi 2 kategori diantaranya yaitu:
a) Ektosimbiosis adalah bentuk hubungan antara dua organisme yang
berbeda jenis dimana organisme yang satu hidup di bagian luar
organisme lainnya.
b) Endosimbiosis adalah bentuk hubungan antara dua organisme yang
berbeda jenis dimana organisme yang satu hidup di bagian dalam
organisme yang lain.
4. Jenis-jenis simbiosis ada 4, yaitu:
a) Simbiosis Mutualisme yaitu hubungan sesama makhluk hidup yang
saling menguntungkan antar kedua pihak.
b) Simbiosis Parasitisme yaitu hubungan sesama makhluk hidup dimana
pihak yang satu mendapat keuntungan namun merugikan pihak lainnya.
c) Simbiosis Komensalisme yaitu hubungan sesama makhluk hidup dimana
pihak yang satu mendapat keuntungan namun pihak lainnya tidak
dirugikan dan pula tidak diuntungkan.
d) Simbiosis amensalisme yaitu hubungan sesama makhluk hidup yang
mana satu pihak dirugikan dan pihka lainnya tidak diuntungkan dan
tidak dirugikan.

B. Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya


I. Interaksi antara Populasi-populasi spesies yang berlainan
1. Interaksi antarspesies akan dapat berpengaruh positif (+), negatif (-),
atau netral (0).
a. Pemangsaan dan parasitisme adalah interaksi +/-
b. Kompetisi antarspesies adalah interaksi -/-
c. Komensalisme dan mutualisme secara berturut-turut adalah
interaksi +/0 dan +/+
II. Interaksi Antarspesies dan Struktur Komunitas
1. Pengaruh interaksi antarspesies atas struktur komunitas dan
keberagamannya:
a. Pemangsa dapat mengubah struktur komunitas dengan cara
membatasi kompetisi di atara spesies-spesies mangsa.
b. Mutualisme dan parasitisme dapat mempunyai dampak yang luas
terhadap komunitas
c. Kompetisi antarspesies mempengaruhi populasi banyak spesies dan
dapat mempengaruhi struktur komunitas
d. Hubungan yang kompleks di antara interaksi-interaksi antarspesies
dan adanya keragaman lingkungan merupakan ciri struktur
komunitas
III. Gangguan dan kesetimbangan
1. Ketidakseimbangan yang dihasilkan oleh gangguan adalah suatu ciri yang
menonjol pada sebagian besar komunitas.
2. Gangguan menyingkirkan organisme dalam komunitasnya, mengubah
ketersediaan sumber daya, dan menciptakan relung kosong yang dapat
ditempati oleh spesies lain.
3. Manusia adalah penyebab gangguan terbesar dalam komunitas.
4. Suksesi adalah suatu proses perubahan yang disebabkan oleh gangguan
dalam komunitas.
5. Suksesi primer terjadi di mana belum ada tanah yang terbentuk
sebelumnya
6. Suksesi sekunder mulai dari suatu daerah dimana tanah masih tetap ada
setelah suatu gangguan.
C. Hubungan antara Populasi Makhluk Hidup dengan Kebutuhan Hidupnya
I. Populasi Makhluk Hidup
A. Karakteristik Populasi : karakteristik suatu populasi dibentuk oleh
interaksi-interaksi antara individu dengan lingkungannya baik dalam
skala waktu ekologis maupun evolusioner, dan seleksialam dapat
mengubah semua karakteristik.
B. Dua karakteristik penting pada populasi manapun adalah kepadatan dan
jarak antarindividu/penyebarannya.
1) Kepadatan (density) adalah jumlah individu per satuan luas atau
volume.
2) Penyebaran (dipersion) adalah pola jarak antara individu di dalam
batas geografis populasi.
C. Pengukuran Kepadatan
1) Menentukan ukuran dan kepadatan populasi dengan menghitung
langsung seluruh individu yang ada di dlaam suatu batas suatu
populasi
2) Cara lain dengan teknik pengambilan sampel atau contoh untuk
menaksir kepadatan dan ukuran total populasi
3) Teknik pengambilan sampel lainnya yang umum digunakan untuk
menaksir populasi binatang liar adalah metode penandaan dan
penangkapan kembali
D. Pola Penyebaran
1) Kepadatan lokal bisa bervariasi secara mendasar karena lingkungan
membentuk patch-patch.
2) Patch adalah sebidang tanah kecil yang berbeda dari yang lain
terutama karena ditumbuhi jenis tumbuhan yang berbeda.
3) Penyebaran suatu jenis tumbuhan dalam suatu populasi dapat
dibedakan dalam 3 pola, yaitu:
a. Acak (random): terjadi karena faktor lingkungan seragam.
b. Rumpun (clumped): terjadi saat sumber-sumber yang diperlukan
tidk menyebar secara merata
c. Merata (uniform) : terjadi karena persaingan antar individu dan
kompetisi yang tinggi menyebabkan pembagian tempat yang
sama.
4) Pola penyebaran yang paling umum adalah pembentukan rumpun
(clump) dengan individu-individu berkelompok di dalam patch-patch
5) Suatu lingkungan beralur kasar adalah lingkungan dimana patch-
patch yang ada sedemikian besarnya (relatif terhadap ukuran dan
aktivitas organisme) sehingga suatu individu organisme dapat
membedakan dan memilih patch yang diinginkannya di antara patch-
patch yang ada tersebut.
6) Suatu lingkungan beralur halus adalah lingkungan dimana patch-
patch yang ada relatif kecil terhadap ukura dan aktivitas suatu
organisme dan organisme tersebut bahkan tidak berprilaku seolah-
olah patch-patch itu ada.
E. Demografi adalah kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan penurunan populasi
1) Angka kelahiran/fekunditas adalah jumlah keturunan yang dihasilkan
selama jangka waktu tertentu
2) Suatu ciri demografik penting yang berhubungan dengan struktur
umur adalah waktu generasi yaitu rata-rata rentang waktu antara
kelahiran suatu individu dengan kelahiran keturunannya.
3) Rasio jenis kelamin, proporsi individu dari masing-masing jenis
kelamin adalah statistik demografik penting lainnya yang
mempengaruhi pertumbuhan populasi
II. Faktor-Faktor Pembatas Populasi
A. Faktor-faktor yang bergantung pada kepadatan
mengatur pertumbuhan populasi dengan cara yang
bervariasi sesuai dengan kepadatan
1) Pengertian biologis utama model logistik adalah
peningkatan kepadatan populasi mengurangi
ketersediaan sumber daya bagi individu suatu
organisme dan keterbatasan sumber daya akhirnya
akan membatasi pertumbuhan populasi.
B. Kejadian dan kehebatan faktor-faktor yang tidak
bergantung pada kepadatan, tidak berhubungan dengan
kepadatan populasi adalah yang berhubungan dengan
cuaca dan iklim
C. Gabungan faktor-faktor yang bergantung pada
kepadatan dan yang tidak bergantung pada kepadatan,
kemungkinan membatasi pertumbuhan sebagian besar
populasi
D. Beberapa populasi memiliki siklus ledakan dan siklus
penurunan yang beraturan
III. Pertumbuhan Populasi Manusia
1. Sejak revolusi industri, pertumbuhan populasi manusia telah didukung
oleh faktor-faktor seperti perbaikan nutrisi, pemeliharaan kesehatan dan
sanitasi yang telah menurunkan angka kematian.
Simbiosis Mutualisme
Jenis –jenis simbiosis
Simbiosis Parasitisme
sebagai bentuk
interkasi antar Simbiosis Komensalisme
makhluk hidup
Simbiosis Amensalisme

Interaksi antarspesies akan


dapat berpengaruh positi (+),
Interkasi makhluk negatif (-), dan netral (0)
hidup dengan
lingkungannya

Ketidakseimbangan Suksesi Primer


dalam komunitas
menyebabkan Suksesi Sekunder

EKOLOGI
BIOLOGI Kepadatan dan Penyebaran
POPULSI Populasi

Populasi 1. Rumpun
Makhluk Hidup Pola Penyebaran 2. Acak
3. Seragam

Demografi
Hubungan antara
Kelahiran dan Imigrasi
populasi makhluk
idup dengan
Kematian dan Emigrasi
kebutuhan
hidupnya
Faktor
Pembatas
Populasi

Pertumbuhan Model
Eksponensial
Pertumbuhan
Populasi Manusia Pertumbuhan Model
Logistik
KB 4: Ekologi Biologi Konservasi
A. Polusi (Pencemaran Lingkungan)
1. Polusi adalah penambahan materi ke udara, air, dan tanah yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia atau mengancam keberadaan
makhluk hidup lainnya.
2. Polutan adalah zat atau bahan yang dapat menagkibatkan pencemaran.
3. Kebanyakan polutan bersifat padat, cair, dan gas sebagai hasil dari sebuah
proses.
4. Polutan dapat masuk ke dalam lingkungan secara alamiah (misalnya dari
letusan gunung berapi) atau oleh aktivitas manusia (misalnya penggunaan
bahan bakar dan aktivitas lainnya)
5. Efek yang tidak diinginkan dari polusi adalah menurunnya kemampuan alam
untuk mendukung kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya,
membahayakan tatanan kehidupan alami, membahayakan kesehatan
manusia, merusak benda-benda berharga dan gangguan lainnya terhadap
indra kita
6. Terdapat 3 faktor yang menentukan derajat bahaya dari polutan:
a. Komposisi kimianya
b. Konsentrasinya
c. Persitensinya atau keberadaannya di alam
B. Gangguan Siklus Kimia
1. Aktivitas pertanian, perindustrian dan rumah tangga dapat menyebabkan
terganggunya keseimbangan siklus kimiadalam ekosistem yang
menimbulkan pencemaran air dan tanah.
2. Pencemaran air yang disebabkan karena penumpukan polutan di perairan
dinamakan eutrofikasi.
3. Akibat dari penumpukan polutan adalah pertumbuhan fitoplankton atau
alga yang meningkat yang disebut dengan istilah blooming alga.
4. Bahaya lainnya adalah ketika alga-alga tersebut mati akan terjadi
penumpukan nutrien yang sangat tinggi dan mengakibatkan kematian ikan
di perairan tersebut secara tiba-tiba.
5. Terjadinya pencemaran akibat polutan pada suatu ekosistem dapat
menyebabkan ternganggunya jaring-jaring makanan.
6. Terjadinya magnifikasi biologis merupakan proses masuknya senyawa-
senyawa yang terkonsentrasi dalam tingkat-tingkat trofik yang berurutan
pada suatu jaring-jaring makanan.
7. Penumpukan senyawa paling tinggi pada tingkat tropik paling tinggi
C. Perubahan Komposisi Udara di atmosfer
1. Efek rumah kaca merupakan peristiwa dimana gas-gas di atmosfer seperti
CO2 dapat menahan panas matahari dan panas matahari terperangkap di
dalam atmosfer bumi.
2. Pemanasan global terjadi karena aktivitas manusia diantaranya,
peningkatan penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan pestisida,
penggunaan CFC.
3. Sebagian besar CO2 yang menyebabkan pemanasan pada udara diserap
oleh lautan, sehingga menyebabkan suhu lautan meningkat pula. Akibatnya:
a. Rusaknya terumbu karang
b. Peningkatan temperatur laut
c. Hilangnya gunung es
D. Perubahan Musim
1. Perubahan musim dan gejala-gejala lain seperti perubahan suhu yang
ekstrim, kekeringan, peningkatan evaporasi, munculnya tornado, angin
siklon, curah hujan yang tidak menentu dapat terjadi karena peningkatan
suhu bumi.
2. Keberadaan polutan seperti CFC (zat kimia untuk lemari es, sebagai bahan
bakar dalam kaleng aerosol) dapat menyebabkan lapisan ozon tipis dan
terjadi lubang ozon, hujan asam
E. Perubahan Habitat dan Keanekaragaman Biologis
1. Akibat bertambahnya populasi manusia berakibat pada terganggunya
ekosistem dengan secara langsung mempengaruhi penyebaran organisme
sehingga mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup di suatu tempat.
2. Evapotranspirasi adalah penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun
tanaman.
F. Kesuburan Tanah
1) Siklus Nitrogen
1. Nitrogen merupakan salah satu unsur kimia utama dalam ekosistem.
Siklus nitrogen yaitu:
a. Fiksasi nitrogen merukan proses yang terjadi di alam dimana
nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3)
b. Asimilasi : Tanaman mendapat nitrogen dari tanah melalui
absorbsi akar baik dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium.
Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman yang
mereka makan.
c. Amonifikasi : terjadi ketika tumbuhan atau hewan mati dan
nitrogen organik diubah menjadi amonium oleh bakteri dan jamur
d. Nitrifikasi : konversi amonia menjadi nitrat oleh bakteri. Kemudian
nitrat diubah menjadi nitrit.
e. Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi
gas nitrogen untuk menyelesaikan siklus nitrogen.
f. Oksidasi amonia anaerobik : nitrit dan amonium dikonversi
langsung ke elemen gas nitrogen (N2).
2) Siklus Fosfor
1. Fosfor merupakan senyawa esensial yang diperlukan oleh makhluk
hidup untuk pertumbuhan. Siklus fosfor yaitu:
a. Pencucian : dilakukan oleh hujan dan erosi yang mengakibatkan
fosfor tercuci dan masuk ke dalam tanah.
b. Absorbsi oleh tumbuhan dan hewan
c.Dekomposisi : ketika tanaman dan hewan mati terjadi proses
dekomposisi yaitu pengembalian fosfor ke alam melalui air dan
tanah.
G. Strategi/solusi Penanganan Pencemaran Lingkungan
1. Penanganan pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan.
2. Konservasi pada tingkat spesies dan populasi, dilakukan dengan berbagai
cara yaitu:
a. Mempertahankan keanekaragaman genetik
b. Perlindungan terhadap habitat untuk menjaga keberadaan populasi
c. Melakukan analisis kelangsungan hidup (viabilitas) populasi
3. Konservasi pada tingkat komunitas, ekosistem, dan bentang alam :
dilakukan dengan memelihara lingkungan untuk tetap menjadi habitat bagi
populasi yang menjadi ciri khas ekosistem
Udara
Polusi
(Pencemaran Tanah
Lingkungan)
Air

Eutrofikasi
Gangguan
Blooming Alga
Siklus Kimia
Magnifikasi Biologis

Perubahan Efek Rumah Kaca


Komposisi Udara
di Atmosfer Pemanasan Global

1. Peningkatan Suhu Bumi


Disebabkan oleh
EKOLOGI Perubahan Musim 2. Zat CFC
BIOLOGI
KONSERVASI

Perubahan Perbuatan Manusia seiring dengan


Habitat dan Bertambahnya Populasi Manusia
Karena
Keanekaragaman
Biologis

Siklus Nitrogen
Kesuburan
Tanah
Siklus Fosfor
Bioremediasi
Strategi Penanganan
Pencemaran
Konservasi Tingkat gen,
Lingkungan
Spesies, dan Populasi

Konservasi Tingkat Komunitas,


Ekosistem, dan Bentang alam

Daftar materi  Asal mula tumbuhan tentang homologi antara tumbuhan dan karofita
yang sulit  Pertumbuhan model eksponensial dan model logistik
dipahami di  Siklus nitrogen dan siklus fosfor
modul ini
3 Daftar materi
yang sering  Filum Bryzoa, Phoronida, dan Brachiopoda (hewan Lofofrata)
mengalami  Membedakan pola penyebaran secara rumpun, seragam, dan acak
miskonsepsi  Membedakan konservasi tingkat gen, spesies, populasi, komunitas,
ekosistem, dan bentang alam

Anda mungkin juga menyukai