Anda di halaman 1dari 8

86 _____Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Social Studies sebagai Pembentukan…, Hasni, dkk

URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM SOCIAL


STUDIES SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER CERDAS BAGI
GENERASI MUDA PADA MASA GLOBAL

Oleh:
Hasni , Sapriya2, Erlina Wiyanarti3
1
1, 2, 3
Universistas Pendidikan Indonesia
1
hasni@upi.edu; 2sapriya@upi.edu; 3erlina.wiyanarti93@gmail.com

ABSTRAK: Ruang lingkup kajian pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang


kajian yang bersifat multifacet dengan konteks lintas bidang keilmuan. Dengan
Pendidikan Kewarganegaraan dalam social studies dengan baik dan benar diharapkan
generasi penerus bangsa Indonesia akan memiliki karakter cerdas (smart), memiliki
kemampuan untuk melakukan perubahan di tengah masyarakat, melakukan transfer of
learning (proses pembelajaran diri), transfer of values (proses penjawantahan nilai-nilai),
dan transfer of principles (proses pengalihan prinsip-prinsip) demokrasi, HAM, dan
masyarakat madani dalam kehidupan nyata. Metode dalam penelitian ini adalah metode
studi pustaka dengan mengkaji lembar-lembar pustaka dari berbagai kriteria mulai dari
buku, jurnal atau artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan dalam social studies adalah sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan
dengan menanamkan kepada anak didik suatu komitmen dasar tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yaitu nilai pengetahuan, tingkah laku dan nilai-nilai kekayaan budaya
serta membantu anak didik untuk mengembangkan kemampuannya untuk
mengaplikasikan nilai-nilai kemasyarakatan tersebut. Sedangkan urgensi pendidikan
kewarganegaraan dalam social studies sebagai pembentukan karakter cerdas bagi
generasi muda pada masa global adalah warga negara yang memiliki pengetahuan dan
sikap kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang percaya diri (civic confidence),
warga negara yang memiliki pengetahuan dan keterampilan menjadi warga negara yang
mampu (civic competence), warga negara yang memiliki sikap dan keterampilan
kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang komitmen (civic commitment),
sehingga warga negara atau generasi muda yang memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan kewarganegaraan akan menjadi warga negara smart dan good citizenship.

KATA KUNCI: Pendidikan Kewarganegaraan, Social Studies, Karakter Cerdas

ABSTRACT: The scope of the study of civic education is a multifaceted field of study
with a cross-scientific context. With Citizenship Education in social studies properly and
correctly it is hoped that the next generation of the Indonesian nation will have a smart
character (smart), have the ability to make changes in society, transfer of learning (self-
learning process), transfer of values. values), and the transfer of principles (the process
of transferring the principles) of democracy, human rights, and civil society in real life.
The method in this research is the literature study method by examining the bibliography
sheets of various criteria ranging from books, journals or articles. The results showed that
civic education in social studies is the inheritance of citizenship values by instilling in
students a basic commitment to social values, namely the value of knowledge, behavior
and values of cultural wealth and helping students to develop their ability to apply these
values. Meanwhile, the urgency of citizenship education in social studies as the formation
of intelligent character for the young generation in the global era is citizens who have the

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 86 - 93) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 87

knowledge and attitude of citizenship will become confident citizens (civic confidence),
citizens who have the knowledge and skills to become capable citizens. (civic
competence), citizens who have citizenship attitudes and skills will become citizens who
are committed (civic commitment), so that citizens or young people who have the
knowledge, attitudes and skills of citizenship will become smart citizens and good
citizenship.

KEYWORDS: Citizenship Education, Social Studies, Intelligent Character

PENDAHULUAN mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,


mandiri dan menjadi warga Negara yang
Pendidikan Kewarganegaraan demokratis serta bertanggung jawab”
dalah program pendidikan yang (Nasional, 2003).
demokrasi politik yang diperluas dengan Relevan dengan fungsi
sumber-sumber pengetahuan lainnya dan Pendidikan dalam Undang-undang
pengaruh-pengaruh positif dari tersebut di atas, maka Civic Education
Pendidikan sekolah, masyarakat, dan bertujuan untuk membangun karakter
orang tua, yang diproses guna melatih (character building) bangsa atau generasi
para peserta untuk berpikir kritis, analitis, muda yang antara lain: (a) membentuk
bersikap dan bertindak demokratis dalam kecakapan partisipatif warga Negara
mempersipkan hidup demokratis yang yang bermutu dan bertanggung jawab
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan
(Somantri et al., 2001). Ruang lingkup bernegara, (b) menjadikan warga Negara
kajian Civic Education merupakan Indonesia yang cerdas, aktif, kreatif dan
bidang kajian yang bersifat multifacet demokratis, namun tetap memiliki
dengan konteks lintas bidang keilmuan. komitmen menjaga persatuan dan
Menurut Chreshore dalam (Sapriya, integritas bangsa, (c) mengembangkan
2011), bahwa Civic Educatioan memiliki kultur demokrasi yang berkeadaban,
objek kajian pokok ilmu politik, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi,
khususnya konsep demokrasi politik dan tanggung jawab (Kamaruddin
(political democracy) untuk hak dan Hidayat, 2008).
kewajiban (duties and rights of citizens). Sebagai suatu bidang ilmu,
Dalam konteks Pendidikan menurut Barr, Bart dan Shermis dalam
Nasional, Pendidikan Kewarganegaraan (Sapriya, 2011) maka Civic Eeducation
dijadikakan sebagai wadah dan merupakan pengembangan salah satu dari
instrument untuk mewujudkan tujuan lima tradisi Social Studies yaitu transmisi
pendidikan nasional dalam Undang- kewarganegaraan (Citizenship
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Transmision) yang sudah berkembang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 pesat menjadi suatu struktur keilmuan
menyatakan bahwa: “Pendidikan yang dikenal sebagai Citizenship
berfungsi untuk mengembangkan Education. Perkembangan tradisi
kemampuan dan membentuk watak serta tersebut terdiri dari: domain akademisi,
peradaban bangsa yan bermartabat dalam domain kurikuler, dan domain sosial
rangka mencerdasakan kehidupan kultural (Winataputra, 2001). Dengan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya demikian Civic Education menempati
potensi peserta didik agar menjadi posisi yang urgen dalam Social Studies
manusia yang beriman dan bertakwa yang memiliki basis tradisi disiplin ilmu,
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak sehingga pengajaran IPS (Ilmu

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
88 _____Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Social Studies sebagai Pembentukan…, Hasni, dkk

Pengetahuan Sosial) sebagai transmisi warga negara Indonesia yang demokratis


kewarganegaraan memandang bahwa dan bertanggung jawab, dan cinta damai.
cara mengajarkan IPS (Ilmu Pengetahuan Menurut Sanusi dan Sumantri
Sosial) berkaitan dengan penanaman dalam Sariatun Pendidikan IPS di
tingkah laku, pengetahuan, pandangan sekolah-sekolah yang diajarkan di
dan nilai yang harus dimiliki para peserta Indonesia pada prinsipnya identik dengan
didik di sekolah yang merupakan Studi Sosial (Social Studies) yang
kekayaan budaya ini harus ditransmisikan diajarkan di sekolah-sekolah luar Negeri,
kepada generasi selanjutnya dalam proses terutama di Amerika Serikat tetapi isi
pendidikan yang dilaksanakan kontennya di samakan dengan
(Sariyatun., 2019). karakteristik atau kondisi di Indonesia
Istilah IPS menurut Kementrian (Sariyatun., 2019). Secara lebih khusus,
Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa di bahwa pendidikan IPS memuat tiga sub
tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah tujuan yaitu sebagai kewarganegaraan,
Mengah Pertama (SMP) dalam penjelasan sebagai ilmu konsep dan generalisasinya
kurikulum 2013 dikembangkan sebagai mata
dalam disiplin ilmu sosial; sebagai ilmu
pelajaran integrative social studies bukan
sebagai disiplin ilmu, melainkan sebagai
yang menyerap bahan pendidikan dari
pendidikan orientasi aplikatif, kehidupan nyata dalam masyarakat
pengembangan kemampuan berfikr, kemudian dikaji secara reflektif
kemampuan belajar rasa ingin tahu dan (Sariyatun., 2019).
pengembangan sikap peduli dan tanggung Dengan demikian, setelah peserta
jawab terhadap lingkungan sosial dan alam didik atau generasi muda mendapatakan
(Amanullah et al., 2019). Sedangkan menurut pendidikan kewarganegaraan dalam social
Nursid Sumaatmadja dalam Idad Suhada studies dengan baik dan benar diharapkan
Social Studies (Studi Sosial) berbeda dengan mereka akan menjadi generasi penerus
ilmu-ilmu sosial. Studi Sosial bukan bangsa Indonesia yang memiliki karakter
merupakan bidang keilmuan atau disiplin cerdas (smart), memiliki kemampuan untuk
akademis, melainkan lebih merupakan suatu melakukan perubahan di tengah masyarakat,
bidang kajian tentang segala gejala dan melakukan transfer of learning (proses
masalah sosial, dalam mengkaji masalah pembelajaran diri), transfer of values (proses
sosial tentunya studi sosial lebih bersifat penjawantahan nilai-nilai), dan transfer of
praktis dari pada akademis-teoritis (Suhada, principles (proses pengalihan prinsip-
2017). Hal ini sejalan dengan penelitian prinsip) demokrasi, HAM, dan masyarakat
terdahulu dengan kajian bahwa pada madani dalam kehidupan nyata (Kamaruddin
hakikatnya, objek kajian pendidikan Hidayat, 2008).
kewarganegaraan adalah perilaku warga Berdasarkan latar belakang
negara (Sapriya, 2007). tersebut di atas kajian dalam tulisan ini
Dalam materi pembelajaran IPS secara khusus hanya mengkaji salah satu
(Ilmu Pengetahuan Sosial) baik di tujuan IPS adalah IPS yang diajarkan
Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan
Menengah Pertama (SMP) memiliki (citizenship transmission). Oleh karena
kesamaan adalah untuk mengkaji itu yang menjadi permasalahan adalah
seperangkat peristiwa berupa fakta, bagaimana pewariasan nilai
konsep, generalisasi yang berkaitan kewarganegaraan dalam social studies
dengan isu sosial. Melalui hasil kajian dan bagaimana urgensi pendidikan
(Amanullah et al., 2019), bahwa mata kewarganegaraan dalam social studies
pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sebagai upaya pembentukan karakter
maka peserta didik diarahkan menjadi cerdas bagi generasi muda pada masa
global.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 86 - 93) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 89

METODE Esa. Kematangan tersebut perlu dilatih,


diajar dan didik melalui Pendidikan
Metode penelitian yang kewrganegaraan dengan pendekatan
digunakan adalah metode studi pustaka pendidikan berbasis nilai (Ine Kusuma &
dengan mengkaji lembar-lembar pustaka Markum Susatim, 2010).
dari berbagai kriteria mulai dari buku, Dengan munculnya perubahan
jurnal atau artikel. Menurut (Mestika, yang dapat terjadi secara nasional,
2014) bahwa penelitian kepustakaan maupun internasional, maka civic
sendiri menekankan pada usaha peneliti education (pendidikan kewarganegaraan)
dalam menggunakan sumber dengan cara memiliki peran yang penting untuk
yang professional dan jeli mulai dari memperkuat rasa identitas nasional setiap
membuat catatan penelitian sampai pada bangsa agar tidak dengan mudah terbawa
bibliografi. arus perubahan yang terjadi. Istilah
kewarganegaraan multidimensi dapat
dilihat melalui empat dimensi yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN dimensi personal, sosial, spasial, dan
temporal. Dimensi personal meliputi
Pewarisan Nilai Pendidikan kapasitas personal dan komitmen
Kewarganegaraan dalam Social terhadap etika warga negara yang
Studies dikarateristikkan oleh kebiasaan
tanggung jawab pikiran, perasaan dan
Konsep Kewarganegaraan tindakan secara individu maupun sosial.
(Citizenship) adalah materi yang Dimensi sosial menekankan pada
memfokuskan pada pembentukan diri aktivitas sosial yang melibatkan orang
yang beragam dari segi agama, sosio- lain untuk hidup dan bekerja sama untuk
kultural, bahasa, usia dan suku bangsa, kewarganegaraan. Dimensi spasial
untuk menjadi warga negara Indonesia mengharuskan untuk mampu hidup dan
yang cerdas, terampil, dan berkarakter, bekerja pada tingkat lokal, regional,
sesuai dengan yang diamanatkan oleh nasional, dan multinasional. Dimensi
pancasila dan UUD 1945 (Susanto, temporal menekankan warga negara
2014). dalam menghadapi tantangan yang terjadi
Dalam era global saat ini dengan pada saat ini tidaklah hanya terkait
persaingan ilmu pengetahuan dan dengan masa sekarang sehingga mereka
teknologi, pendidikan nilai melalui lupa akan masa lalu dan masa yang akan
materi Pendidikan kewarganegaran datang (Wuryandani & Fathurrohman.,
sangat diperlukan untuk menangkal 2012).
kesemrawutan krisis multi dimensional. Menurut Jorolimek dan Parker
Manusia khususnya generasi muda 1993 dalam (Sapriya, 2011), bahwa
memerlukan kematangan moral dan bidang studi yang mempunyai tanggung
intelektual, kecerdasan intelektual dalam jawab khusus terhadap Civic Education
mengkitisi berbagai wacana pemikiran adalah Social Studies dalam hal ini
yang muncul di kalangan publik, relevan dengan Pendidikan IPS. Lebih
kematangan emosional untuk dapat hidup lanjut dinyatakan bahwa Social Studes
kooperatif sekaligus kompetitif yang harus mampu mempersipakan siswa agar
didasarkan atas jalinan sosial yang menjadi: “An informed person, skilled in
harmonis dan kematangan spiritual the processes of a free society, who is
sebagai perwujudan ikatan transedental committed to democrative values and is
antara dirinya dengan Tuhan Yang Maha able, and feels abliged to participate in

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
90 _____Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Social Studies sebagai Pembentukan…, Hasni, dkk

social, political, and economic ahli-ahli ilmu sosial dengan tujuan utama
processes”. mengembangkan para peserta didik agar
Dalam pembelajaran pendidikan dapat menguasai pengetahuan,
kewarganegaraan yang merupakan inti keterampilan dan metode dari disiplin
dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ilmu-ilmu sosial sebagai sarana untuk
(IPS) berdasarkan konsep Social Studies menjadi warga negara yang efektif (Ine
pada tataran konseptual dan praktis oleh Kusuma & Markum Susatim, 2010).
(Barr, R.D., Barth, J.L, & Shermis, 1977) Pembelajaran IPS sebagai tranmisi
dikelompokkan dalam tiga tradisi kewarganegaraan merupakan strategi
pedagogis, adalah: (a) sebagai proses pengajaran IPS yang berhubungan
transmisi pendidikan kewarganegaraan dengan penanaman tingkah laku,
(citizenship transmission), (b) sebagai pengetahuan dan nilai yang harus dimiliki
pengembangan ilmu-ilmu sosial (social oleh peserta didik. Pewarisan nilai
science) dan (c) sebagai cara berpikir kewarganegaraan dalam Pendidikan IPS
kritis melalui penemuan. tujuannya adalah mempersipakan anak
Tradisi citizenship transmission didik menjadi warga negara yang baik
merupakan tradisi tertua dari pendidikan (Effendi, 2012). Menurut (Barr, R.D.,
ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang Barth, J.L, & Shermis, 1977) bahwa
isinya menekankan pada esensi dalam citizenship transmission
mendapatkan pengetahuan sebagai “self traditioan, nilai-nilai-nilai tertentu
evident truth” atau kebenaran yang dipandang sebagai “nilai-nilai yang baik”
diyakini sendiri. Karenanya tugas guru ditanmakan dalam upaya untuk mengajari
menurut tradisi ini adalah menyampaikan peserta didik menjadi warga negara yang
pengetahuan yang telah diyakini baik. Tradisi ini menggunakan
kebenarannya itu dengan cara pendekatan inkluisi dalam pembelajaran.
kelangsungan hidup masyarakat yang Berikut ini contoh pengajaran Pendidikan
diyakini dapat dipertahankan. Sedangkan IPS sebagai pewarisan nilai
tradisi social science merupakan tradisi kewarganegaraan:
yang dimotori oleh para sejarahwan dan
No. Komponen Uraian
Pewarisan nilai kewarganegaraan melalui penanaman nilai-
1 Tujuan
nilai sebagai kerangka pembuatan keputusan
Pewarisan nilai dan konsep ditanamkan melalui teknik seperti
2 Metode textbook, ceramah, resitasi, tanya jawab dan latihan pemecahan
masalah (problem solving)
Diseleksi oleh guru yang memiliki otoritas dengan bahan
3 Bahan
menggunakan aspek nilai, keimanan dan sikap
Sumber (Effendi, 2012)

Dari contoh pembelajaran kemampuannya untuk mengaplikasikan


tersebut di atas, maka menurut penganut nilai-nilai tersebut terhadap masalah yang
tradisi transmisi kewarganegaraan dihadapi bangsa (Effendi, 2012).
Pendididikan IPS memiliki dua tujuan Berdasarkan kajian penganut
pokok adalah sebagai berikut: (1) tradisi transimisi kewarganengaraan,
Menanamkan kepada anak didik suatu maka dapat dianalisis bahwa komponen
komitmen dasar tentang nilai-nilai yang terpenting dari nilai-nilai itu ialah
kemasyarakatan. (2) Membantu anak bagaimana supaya peserta didik dapat
didik untuk mengembangkan menerapkan nilai-nilai tersebut secara

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 86 - 93) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 91

rasional dan kritis (critical thinking) atau yang efektif dan partisipatif. Oleh karena itu
secara inquiri khususnya diantara teman- fokus utama dalam Social Studies adalah
temannya. Namun demikian Civic Education yaitu belajar berpartisipasi
pertimbangan dengan rasional dan kritsis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Menurut (Jarolimek, John and
tidaklah memadai tanpa didukung oleh
Parker, 1993) bahwa misi utma dari Social
perimbangan keimanan (beliefs), dan
Studies ialah membantu peserta didik belajar
sikap (attitudes). tentang dunia sosial dimana mereka berada
Dengan mengembangkan nilai dan bagaimana cara belajar memecahkan
pendidikan kewarganegaraan dalam realitas sosial, dan mengembangkngan
Pendidikan IPS , maka setiap warga negara melalui pengetahuan (knowledge), sikap
atau peserta didik akan menjadi warga negara (attitude), dan keterampilan (skill) yang
yang baik (to be good citizen), adalah peserta diperlukan untuk membentuk manusia yang
didik yang memiliki kecerdasan (civic berkarakter cerdas (smart).
intelegen) baik intelektual, emosional, sosial, Dengan misi utama Social Stadies
maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tersebut di atas, maka relevan dengan
tanggung jawab (civic responsibility), serta komponen utama Civic Education dari
mampu berpartisipasi dalam kehidupan konsep (CCE, 1994) yaitu konsepsi dan
bermasyarakat dan bernegara (civic budaya kewarganegaraan (civic virtue and
participation) agar tumbuh rasa kebangsaan civic culture) yang meliputi: “Penalaran
dan cinta tanah air (Sapriya, 2011). kewarganegaraan (civic knowledge),
sikap/watak kewarganegaraan (civic
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan disposition), keterampilan kewarganegaraan
dalam Social Studies sebagai Upaya (civic skill), keyakinan diri kewarganegaraan
Pembentukan Karakter Cerdas Bagi (civic confidence), komitmen
Generasi Muda Pada Masa Global kewarganegaraan (civic commitment), dan
kemampuan kewarganegaraan (civic
Berbagai isu aktual yang compotence).
berkembang di tengah masyarakat saat ini Dari kajian tersebut di atas, maka
dan mendapat perhatian luas dari publik dapat dianalisis implementasi pengembangan
menjadi bagian dari reorganisasi materi, kompenen utama Civic Education tersebut
sehingga tuntutan publik terhadap berbagai adalah: Civic knowledge berkaitan denga
perubahan struktur materi Civic Education misi apa yang seharusnya warga negara atau
dapat menciptakan materi kajian yang peserta didik ketahui. Civic skills adalah
sistematis, integrative, holistic dan strategis keterampilan apa yang seharusnya dimiliki
(actual-empiris) yang beroerientasi pada oleh warga negara atau peserta didik yang
terwujudnya responsibility, smart, and good meliputi: keterampilan intelektual dan
citizenship (Hamidi & Lutfi, 2010). keterampilan partisipasi. Sedangkan civic
Pendidikan kewarganegaraan disposition adalah berkaitan dengan karakter
merupakan bidang yang multidisipliner. privat dan publik dari warga negara yang
Sebagai bidang yang multidispliner bahwa perlu dipelihara dan tingkatkan dalam
pendidikan kewarganegaraan sebagai demokrasi konstitusional di Indonesia.
pendidikan demokrasi, pendidikan karakter Ketiga komponen Civic Education berkaitan
bangsa, pendidikan nilai dan moral, erat dengan misi pembentukan pribadi di era
pendidikan bela negara, pendidikan politik, global. Warga negara yang memiliki
dan pendidikan hukum (Sapriya, 2007). pengetahuan dan sikap kewarganegaraan
Berdasarkan kajian dari (Banks, akan menjadi warga negara yang percaya diri
2017) tentang kegagalan kewarganegaraan (civic confidence), warga negara yang
dan transformasi pendidikan memiliki pengetahuan dan keterampilan
kewarganegaraan, maka pada masa global kewarganegaraan akan menjadi warga negara
peran sekolah sangat penting dalam yang mampu (civic competence), warga
implementasi pendidikan kewarganegaraan negara yang memiliki sikap dan keterampilan
yang telah gagal menjadikan warga negara kewarganegaraan akan menjadi warga negara

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
92 _____Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Social Studies sebagai Pembentukan…, Hasni, dkk

yang komitmen (civic commitment) sehingga yang tidak saja membimbing dan membina
warga negara atau peserta didik yang setiap anak didik untuk memiliki kompetensi
memiliki pengetahuan, sikap dan intelektual, keterampilan mekanik, produktif,
keterampilan kewarganegaraan akan menjadi inovatif, dan pembangunan karakter”.
warga negara smart dan good citizenship (W Dari kajian tersebut dapat dianalisis
Winarno, 2013). bahwa pendidikan generasi muda berorentasi
Oleh karena itu urgensi Pendidikan pada karakter berbasis potensi diri dengan
kewarganegaraan pada dasarnya adalah tujuan yang diinginkan adalah adanya
membentuk generasi muda atau warga negara perubahan sikap yang semula
yang cerdas (smart) dan baik serta mampu kontraproduktif menjadi kreatif.
mendukung keberlangsungan bangsa dan
negara. Upaya mewarganegarakan generasi PENUTUP
muda atau orang-orang yang hidup dalam
suatu negara merupakan tugas pokok negara. Berdasarkan hasil penelitian dan
Konsep warga negara yang baik dan cerdas pembahasan di atas, adapun yang menjadi
(smart and good citizenship) adalah menjadi
penutup dalam tulisan ini bahwa
indikator dari pandangan hidup dan sistem
politik negara yang bersangkutan (Winarno
kompenen yang terpenting dari nilai-nilai
Winarno, n.d.) tradisi transimsi kewarganegaraan dalam
Pengembangan pribadi berkarakter social studies ialah bagaimana supaya
cerdas berbasis pada harkat dan martabat peserta didik dapat menerapkan nilai-
manusia yang ditanamkan sebagai nilai-nilai nilai pengetahuan, nilai tingkah laku dan
luhur pancasila dan ditempatkan materi nilai-nilai kekayaan budaya secara
kecerdasan dalam rangka membangun rasional dan kritis (critical thinking) atau
pribadi utuh berkarakter cerdas. Upaya secara inquiri khususnya diantara teman-
pengembangan karaker cerdas tersebut temannya. Namun demikian
merupakan wujud dari pemenuhan amanat pertimbangan dengan rasional dan kritsis
Undang-undang Dasar, adalah mencerdaskan
tidaklah memadai tanpa didukung oleh
kehidupan bangsa (Prayitno & Manullang,
2011). Sedangkan menurut (Lickona, 2004)
perimbangan keimanan (beliefs), dan
menyatakan bahwa: “Character is made up of sikap (attitudes).
core etical values that incorporate ones Misi utma dari Social Studies
thought process, emotion and action”. ialah membantu peserta didik belajar
Maksud dari teori Lickona adalah tentang dunia sosial dimana mereka
karakter terbentuk dari nilai-nilai etika inti berada dan bagaimana cara belajar
yang menyertakan kesatuan proses berfikir, memecahkan realitas sosial, dan
emosi dan tindakan. Hal yang sama mengembangkngan melalui pengetahuan
dikemukakan oleh (Berkowitz et al., 2020), (knowledge), sikap (attitude), dan
bahwa terdapat 8 karakter dasar yang dapat keterampilan (skill) yang diperlukan
dikembangkan yaitu jujur (honesty),
untuk membentuk manusia yang
keberanian atau keteguhan hati (corage),
hormat (respect), tanggung jawab
berkarakter cerdas dan baik (smart and
(responbility), tekun (perseverence), good citizenship).
kerjasama (cooperation), mampu
mengendalikan diri (self-control) dan bela
Negara (citizenship). DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan karakter lazimnya
bersifat khas individual sehingga pendidikan Amanullah, M. A., Suryani, N., & Ardianto,
karakter perlu memperhatikan potensi diri D. T. (2019). Pendidikan
yang dimiliki individu atau berbasis potensi Kewarganegaraan (Citizenship)
diri. Berdasarkan kajian teori (Larry P. N, sebagai Sarana Mewujudkan
2014) bahwa: “Pendidikan karakter berbasis Warga Negara yang Beradab
potensi diri (individu) merupakan pendidikan (Good Citizenship).

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 86 - 93) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 93

Banks, J. A. (2017). Failed citizenship and Sistem Pendidikan Nasional.


transformative civic education. Jakarta: Depdiknas, 33.
Educational Researcher, 46(7), Prayitno, & Manullang, B. (2011).
366–377. Pendidikan karakter dalam
Barr, R.D., Barth, J.L, & Shermis, S. . (1977). pembangunan bangsa. Gramedia
Defening the Social Studies. Widiasarana Indonesia (Grasindo).
National Council for the Social Sapriya. (2011). Teori dan Landasan
Studies. Pendidikan Kewarganegaraan.
Berkowitz, M. W., Lickona, T., Nast, T., Alfabeta Bandung.
Schaeffer, E., & Bohlin, K. (2020). Sapriya, H. (2007). Pemikiran Pakar Tentang
THE ELEVEN PRINCIPLES OF Pendidikan Kewarganegaraan
EFFECTIVE CHARACTER Dalam Pembangunan Karakter
EDUCATION: A Brief History. Bangsa. Disertasi Doktor Pada
Journal of Character Education, Universitas Pendidikan Indonesia.
16(2), 1–10. Sariyatun. (2019). Pengorganisasian Materi
CCE. (1994). National Standard for Civic IPS dalam Kurikulum. MIPS
and Government. Calabasas. Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan
Effendi, R. (2012). Perspektif Dan Tujuan Sosial., Volume 9 N.
Pendidikan IPS. Modul Somantri, M. N., Indonesia, U. P., Supriadi,
Pengembangan Pendidikan IPS: D., & Mulyana, R. (2001).
UPI Bandung. Menggagas pembaharuan
Hamidi, J., & Lutfi, M. (2010). Civic pendidikan IPS: menandai 70
education: antara realitas politik tahun usia Prof. Muhammad
dan implementasi hukumnya. PT Numan Somantri, M. Sc., guru
Gramedia Pustaka Utama. besar senior PPS dan FPIPS UPI.
Ine Kusuma & Markum Susatim. (2010). Diterbitkan atas kerjasama Program
Pendidikan Kewarganegaraan Pascasarjana dan FPIPS UPI
Berbasis Nilai. Ghalia Indonesia. dengan PT ….
Jarolimek, John and Parker, W. C. (1993). Suhada, I. (2017). Konsep Dasar IPS.
Social Studies in Elementary Remaja Rosdakarya.
Education (9th Editio). Macmillan Susanto, A. (2014). Pengembangan
Publishing Company. pembelajaran IPS di SD. Kencana.
Kamaruddin Hidayat. (2008). Pendidikan Winarno, W. (2013). Pembelajaran
Kewargaan (Civic Education) pendidikan kewarganegaraan: Isi,
Demokrasi Hak Asasi Manusia dan strategi, dan penilaian. Jakarta:
Mayarakat Madani. Kencana, Bumi Aksara.
Prenada Media Group. Winarno, Winarno. (n.d.). Karakter Warga
Larry P. N, D. N. (2014). Handbook Negara Yang Baik Dan Cerdas.
Pendidikan Moral dan Karakter PKn Progresif, 7(1), 159625.
(Handbook of Moral and Character Winataputra, U. (2001). Apa dan Bagaimana
Education). Nusa Media. Pendidikan Kewarganegaraan.
Lickona, T. (2004). Character matters: How Sawangan Depok.
to help our children develop good Wuryandani & Fathurrohman. (2012).
judgment, integrity, and other Pembelajaran Pendidikan
essential virtues. Simon and Kewarganegaraan di Sekolah
Schuster. Dasar. Ombak.
Mestika. (2014). Metode Penelitian
Kepustakaan. Komunitas Bambu.
Nasional, D. P. (2003). Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369

Anda mungkin juga menyukai