Pada regio cruris dextra terdapat plak eritematosus soliter, berbentuk
bulat-oval, reguler dengan ukuran numular dengan diameter kurang lebih 5 cm, dengan distribusi lokalisata serta terdapat erosi dan eksoriasi.
Gambar 1. Efloresensi pada Pasien
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tes tempel berguna untuk kasus kronik yang rekalsitran terhadap
terapi dan menyingkirkan kemungkinan adanya dermatitis kontak. IgE darah dilaporkan normal, namun hasil tersebut tidak terlalu berguna dalam penegakan diagnosis. Lesi pada dermatitis numularis steril, kultur bakteri tidak diindikasikan untuk dilakukan kecuali ada kecurigaan infeksi superimposed.
2. Histopatologi
Biopsi kulit dan pemeriksaan histopatologi mungkin dilakukan
untuk menyingkirkan diagnosis lain seperti autoimmune blistering disorders dan limfoma T-sel kutaneus. Gambaran histopatologi tercermin dari fase lesi saat biopsi dilakukan. Pada lesi akut ditemukan spongiosis dengan atau tampa mikrovesikel spongiotik. Pada plak subakut, terdapat gambaran parakeratosis (terdapat plasma dan neutrofil), scale crust, hyperplasia epidermal, dan spongiosis epidermis. Selain itu, terdapat sel infilrat campuran (limfosit, makrofag, dan eosinophil) di dermis. Pada lesi kronik, tampak gambaran hyperkeratosis dan akantosis, mungkin menyerupai liken simpleks kronikus.