Anda di halaman 1dari 9

UJI CEMARAN BAKTERI DAN CENDAWAN PADA

KEJU KASAR (Cheddar)

Srikandi

Fakultas MIPA, UNB Bogor


Jl. K. H. Soleh Iskandar Km. 4, Cimanggu, Tanah Sareal – Bogor 16166
Telp. 0252-8340217, 7535605
sriuus@yahoo.co.id

ABSTRACT

Contamination Test of Bacteria and Fungi on Rough Cheese (Cheddar)

Foodstuffs such as cheese as a source of nutrition for humans, is also a food source for
microorganisms. The growth of microorganisms in foodstuffs can cause adverse or beneficial change. Quality
cheese can be seen from the presence of bacteria and mildew stains on the cheese samples. This study aimed to
determine quantitatively the presence of bacteria and fungi in ten samples of coarse cheese (Cheddar) from five
traditional markets in Bogor. Testing performed at the microbiology laboratory a contamination of bacteria of
Salmonella sp and Listeria monocytogenes and yeast. The research results from ten samples of coarse cheese
(Cheddar) had stain of pathogenic bacteria of Listeria monocytogenes and Salmonella sp Based on standar
method of SNI 19-2897 – 1992 was negative/25g of sampel or mold and yeast was <10 cfu / g. Sample Zt was
concluded that no contamination and Save to be consumend.

Key words : Cheese (Cheddar), Bacteri and Fungi

ABSTRAK
Bahan makanan seperti keju selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber
makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan
perubahan yang merugikan atau menguntungkan. Kualitas keju dapat dilihat dari keberadaan cemaran bakteri dan
cendawan, pada sampel keju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara kuantitatif keberadaan bakteri dan
cendawan pada sepuluh sampel keju kasar (Cheddar) dari lima pasar tradisional di Bogor. Pengujian dilakukan di
laboratorium mikrobiologi berupa uji cemaran bakteri Salmonella sp, Listeria monocytogenes dan cendawan.
Data hasil penelitian dari sepuluh sampel keju kasar (Cheddar) diantaranya untuk cemaran bakteri patogen
Salmonella sp dan Listeria monocytogenes berdasarkan metode SNI 19-2897-1992 hasilnya yaitu negatif/25g
serta kapang dan khamir hasilnya < 10 cfu/g sehingga nilai cemaran mikroba dikatan memenuhi standar dan
layak untuk dikonsumsi.

Kata kunci : Keju (Cheddar), Bakteri dan Cendawan

PENDAHULUAN Beberapa makanan bisa


dinyatakan aman untuk dikonsumsi, jika
Bahan makanan seperti keju selain makanan tersebut diproses dengan proses
merupakan sumber gizi bagi manusia, juga dekontaminasi yang terkontrol dengan baik
merupakan sumber makanan bagi seperti pasteurisasi dan sterilisasi,
mikroorganisme. Pertumbuhan mikro- contohnya susu, keju, es krim dan
organisme dalam bahan pangan dapat makanan-makanan kaleng. Bahan pangan
menyebabkan perubahan yang merugikan tersebut dapat bertindak sebagai perantara
atau menguntungkan, perubahan yang atau substrat untuk pertumbuhan
menguntungkan salah satunya adalah mikroorganisme patogenik dan organisme
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya lain penyebab penyakit. Penyakit menular
cerna ataupun daya simpannya. yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera,
dan disentri mudah tersebar melalui bahan
...................................................................... Uji Cemaran dan cendawan pada Keju Kasar (Cheddar) 93

makanan. Bakteri enteropatogenik Desoxycholate (XLD), Media Agar


penyebab infeksi dan intoksisasi, Hektoen Enteric Agar (HEA), Media
diantaranya Salmonella sp, Clostridium Nutrient Agar (NA), Media Triple Sugar
perfringens, Escherichia coli, Yersinia Iron Agar (TSIA), Urea Agar, Media
entercolitica dan Listeria monocytogenes Lysine Decarboxylase, Media Voges
(Winarnoa, 2007). Proskauer (VP), Media Trypthone (Indol),
Keracunan makanan oleh Larutan ά-naftol, Pereaksi KOH, Kristal
Salmonella sp merupakan jenis infeksi keratin, Media Listeria Enrichment Broth
yang diakibatkan karena mengkonsumsi (LEB), Media Listeria Selective Agar
makanan yang didalamnya terjadi (LSA), Media Agar PALCAM, Media
proliferasi bakteri Salmonella sp. Bakteri Agar Triptcase Soy Agar dengan 0.6%
ini bersifat Gram negatif dan fakultatif Yeast Extract (TSAYE), NaCl 0.85%,
anaerob, berbentuk basil dengan flagella Minyak Imersi, Pewarna Kristal Violet,
karena itu jenis bakteri tersebut mampu Larutan Lugol, Alkohol Absolut 96%,
bergerak. Salmonella sp menyebabkan Pewarna Safranin, Akuades Steril, H2O2
penyakit yang disebut salmonellosis yang 3%, dan Media Sheep Blood Agar, Media
ditandai dengan gejala seperti demam, Potato Dextrose Agar (PDA),
sakit kepala, diare, kram perut, mual-mual, Chlorampenicol, Campuran Selen, H2SO4
dan muntah yang biasa muncul dalam 6-72 pekat, Larutan NaOH 30%, Indikator PP,
jam setelah memakan makanan yang Larutan H3BO3 10%, Larutan HCl 0.01 N,
terkontaminasi Salmonella sp (Winarnob, Air Akuades, Larutan HCl 25%, dan
2007). Heksane.
Selain bakteri Salmonella sp yang
dapat mengkontaminasi makanan ada Uji Bakteri Salmonella sp (SNI 19-2897-
bakteri lain yaitu Listeria monocytogenes 1992 butir B.4)
dilaporkan sering mengkontaminasi keju,
susu pasteurisasi, dan daging setengah 1) Pra pengkayaan
matang. Suhu lingkungan optimal bakteri a) Sampel keju sebanyak 25 gram
Listeria monocytogenes untuk mampu dimasukkan ke dalam wadah
hidup dan berkembangbiak adalah 40-370C. yang berisi 225 ml LAB
Suhu 40C umumnya terdapat pada lemari kemudian dihomogenkan.
pendingin makanan. Apabila produk b) Diinkubasikan ke dalam
makanan atau minuman tercemar oleh inkubator pada suhu 36 ± 1 0C
Listeria monocytogenes kemudian selama 16-24 jam.
makanan atau minuman tersebut di simpan
dalam lemari pendingin, berarti 2) Pengkayaan
memberikan suhu optimal untuk Listeria a) Dipipet 10 ml biakan pra-
monocytogenes berkembangbiak. Oleh pengkayaan ke dalam 100 ml
karena itu perlu dilakukan penelitian TTB, dan diinkubasikan pada
mengenai keju yang ada di pasar suhu 43 0C selama 24 jam.
tradisional khususnya keju keras (Cheddar) b) Dipipet 10 ml biakan pra-
apakah tercemar oleh bakteri patogen. pengkayaan ke dalam 100 ml
SCB, dan diinkubasikan pada
BAHAN DAN METODE suhu 35 – 37 0C selama 24 jam.

Bahan 3) Penanaman pada media selektif XLD


dan HEA
Bahan yang digunakan sampel
keju dari lima pasar tradisonal yang ada di 4) Tes Penegasan (Uji Biokimia)
Kota dan Kabupaten Bogor. Media Lactose a) Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Broth (LAB), Media Selenite Cysteine b) Urea agar
Broth (SCB), Media Tetrathionate Broth c) Lysine Decarboxylation Medium
(TTB), Media Agar Xylose Lysine d) Media Voges Proskauer (VP)

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 92 – 100
94 Uji Cemaran dan cendawan pada Keju Kasar (Cheddar) ......................................................................

e) Media Trypthone (Indol) cawan petri dengan hati-hati dan


kerjakan pemeriksaan blanko.
Uji Bakteri Listeria monocytogenes (18- d. Setelah membeku masukkan cawan
7-1/MU/SMM-SIG) petri dengan posisi terbalik ke dalam
inkubator pada suhu 25 ± 1 0C selama
1) Penyiapan dan homogenisasi contoh 3 – 5 hari.
a) Sampel keju sebanyak 25 gram e. Catat pertumbuhan koloni pada setiap
dimasukkan ke dalam wadah cawan yang mengandung 25 – 250
yang berisi 225 ml LEB, koloni setelah 3 – 5 hari.
kemudian dihomogenkan. f. Hitung jumlah kapang dalam 1 gram
b) Diinkubasikan ke dalam atau 1 ml contoh dengan mengalikan
inkubator pada suhu 35 – 37 0C jumlah rata – rata koloni pada cawan
selama 24 – 48 jam. dengan factor pengenceran yang
digunakan.
2) Penanaman pada media selektif
a) Setelah inkubasi, digores ke HASIL DAN PEMBAHASAN
media LSA dan PALCAM.
Dilakukan kontrol positif dan Keju
negatif.
b) Diinkubasikan ke dalam Produk keju yang digunakan
inkubator pada suhu 37 0C sebagai bahan penelitian ini adalah keju
selama 24 – 48 jam. olahan jenis keju keras tak bermerk dari
c) Diamati koloni L. monocytogenes pasar tradisional. Kemasan primer keju
pada kedua media dengan ciri berupa lapis aluminium foil dengan
yaitu koloni yang mempunyai beberapa lapis plastik. Keju olahan
zona (halo) berwarna hitam. tersebut diambil dari 10 (sepuluh) pasar
d) Dipilih 5 atau lebih koloni tradisional di daerah Bogor. Kondisi keju
tunggal dan goreskan pada sebelum dianalisa secara visual memiliki
permukaan Media Agar TSAYE penampakan yang baik, tidak berjamur,
dalam cawan petri yang sudah dan utuh. Kondisi penyimpanannya
disiapkan terlebih dahulu dan ditempatkan di suhu ruang dan refrigerator.
diinkubasikan pada suhu 30 0C Umur keju yang digunakan untuk
selama 24 – 48 jam. penelitian sekitar 2-3 bulan. Dasar
e) Tes Penegasan (Uji Biokimia) pemilihan keju ini adalah sering
a) Uji Motilitas dikonsumsi baik oleh konsumen rumah
b) Pewarnaan Gram tangga, pedagang ataupun para pemilik
c) Uji Katalase usaha makanan.
d) Uji hemolitik Keju olahan merupakan keju yang
memiliki kandungan lemak yang rendah
Uji Cendawan (Metode Plate Count (SNI dan memiliki kadar air yang tinggi. Keju
19-2897-1992 butir B.9) olahan merupakan keju yang didapat dari
bahan baku keju yang sama tetapi
a. Lakukan persiapan dan homogenisasi dilelehkan pada usia dua sampai empat
contoh minggu dan telah ditambahkan air, anti-
b. Pipet 1 ml dari masing-masing mycotic seperti asam sorbat, dan bahan
pengenceran ke dalam cawan petri tambahan makanan lainnya.
secara simplo dan duplo Salah satu keju olahan yang sangat
c. Ke dalam setiap cawan petri tuangkan populer dan banyak diproduksi yaitu keju
sebanyak 12 – 15 ml PDA yang telah cheddar. Keju cheddar merupakan jenis
dicairkan yang suhunya 45 ± 1 0C dari keju keras dengan perbandingan
dalam waktu 1 menit dari lemak dan kasein berkisar antara 1 : 0,68 –
pengenceran pertama. Goyangkan 1 : 0,72 (Dardanella, 2007). Keju cheddar
kadang dimodifikasi dengan menggunakan

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 92 – 100
...................................................................... Uji Cemaran dan cendawan pada Keju Kasar (Cheddar) 95

pewarna makanan kedalamnya. Jenis baku segar telah mengalami proses


pewarna makanan yang biasa digunakan pasteurisasi dan keju yang siap dikonsumsi
dalam keju cheddar adalah anato yang minimal telah diperam selama 60 hari.
didapat dari ekstrak tumbuhan achiote Keju cheddar olahan menurut SNI
yang dapat memberikan warna kuning 01-2980-1992 adalah produk berupa
kemerahan (oranye) keju cheddar lebih padatan plastis yang diperoleh melalui
dalam. pengolahan keju dengan penambahan
Keju cheddar yang baik menurut pengemulsi dan pemanasan dengan atau
Dardanella (2007) adalah yang memiliki penambahan bahan tambahan makanan
kadar air tidak lebih dari 39%, dan kadar lain yang diizinkan.
lemak kurang dari 50%. Selain itu bahan

Tabel 1. Hasil Pengujian Bakteri pada Keju di Lima Pasar Tradisional

PASAR ULANGAN Salmonella sp. L. monocytogenes

TRADISIO Standar Hasil Standar Hasil


NAL
Keju 1 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Pasar Bogor Keju 2 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 3 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 1 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Pasar Anyar Keju 2 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 3 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 1 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Pasar Gn. Batu Keju 2 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 3 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 1 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Pasar Darmaga Keju 2 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 3 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 1 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Pasar Ciampea Keju 2 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

Keju 3 Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g Negatif/25 g

- Kontrol Positif Positif Positif Positif Positif

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 92 – 100
96 Uji Cemaran dan cendawan pada Keju Kasar (Cheddar) ......................................................................

Cemaran Bakteri Khusus untuk bakteri Listeria


monocytogenes akan tumbuh makin subur
Hasil pengujian Salmonella sp pada suhu dingin. Oleh karena itu Listeria
dan Listeria monocytogenes pada 10 monocytogenes tidak menutup
(sepuluh) sampel keju dari 5 pasar kemungkinan tumbuh pada bahan pangan
tradisional dapat dilihat pada Tabel 1. yang disimpan di lemari pendingin
menunjukkan semua sampel keju (kulkas). Namun pada penelitian ini
negatif/25 g. Standar cemaran bakteri diperoleh negatif, hal ini karena sampel
untuk Salmonella sp dan Listeria keju yang di ambil dari pasar masih dalam
monocytogenes yaitu negatif/25g. keadaan baik dan tertutup aluminium foil
Meskipun keju tersebut diperoleh dan plastik.
dari pasar tradisional tetapi keju tersebut Pendinginan dapat memperlambat
disampling dalam kondisi baik dari kecepatan reaksi – reaksi metabolisme,
sumbernya (beberapa pasar tradisional) karena itu penyimpanan bahan pangan
walaupun tanpa merk. Keberadaan bakteri pada suhu rendah dapat memperpanjang
Salmonella sp dan Listeria monocytogenes masa hidup dari jaringan – jaringan di
sangat kecil kemungkinan didapat pada dalam bahan pangan. Hal ini disebabkan
sampel karena bakteri ini termasuk bakteri bukan hanya karena keaktifan resporasi
patogen yang sedikit sekali ditemukan menurun, tetapi juga karena pertumbuhan
pada bahan pangan. mikroba penyebab kebusukan dan
Adanya Salmonella sp pada bahan kerusakan dapat dihambat (Winarno,
pangan dapat disebabkan oleh beberapa 1992).
faktor diantaranya dari bahan baku keju Penggunaan suhu rendah dapat
yaitu susu. Susu yang berasal dari hewan dilakukan untuk menghambat atau
yang sakit dapat mengkontaminasi pangan mencegah reaksi-reaksi kimia, reaksi
olahannya, namun keju diolah dari susu enzimatis atau pertumbuhan mikroba.
yang telah di pasteurisasi sehingga Semakin rendah suhu semakin lambat
dimungkinkan bakteri patogen akan mati. proses tersebut. Penggunaan suhu rendah
Pada pengerjaan control positif antara lain penyimpanan sejuk (cellar
Salmonella, akan terlihat dari uji serologis. storage), pendinginan, dan penyimpanan
Salmonella dibedakan berdasarkan antigen beku.
somatik (antigen O) dan flagellar (antigen Penyimpanan sejuk biasanya
H). Antigen O berhubungan dengan dilakukan pada suhu sedikit dibawah suhu
lipopolisakarida pada permukaan luar kamar dan tidak lebih rendah dari 150C.
membran terluar sel. Antigen O ini stabil Pendinginan adalah penyimpanan bahan
terhadap panas, resisten terhadap alkohol pangan diatas suhu pembekuan yaitu -2
dan larutan asam. Antigen H berhubungan sampai + 100C. Pendinginan yang biasa
dengan flagella peritrikus. Antigen H ini dilakukan sehari – hari dalam lemari es
tidak tahan terhadap panas (Yuliatin, pada umumnya mencapai 5-80C.
2008). Walaupun suhu pendinginan dapat
Selama penyimpanan parameter – menghambat pertumbuhan atau aktivitas
parameter mutu (kandungan kimia, mikroba atau mungkin membunuh
mikrobiologis, dan organoleptik) akan beberapa bakteri tetapi pendinginan
berubah oleh adanya pengaruh lingkungan maupun pembekuan tidak dapat digunakan
misalnya suhu, kelembaban, dan tekanan untuk membunuh semua bakteri (Winarno,
udara atau komposisi makanan bahan itu 1992).
sendiri. Suhu penyimpanan produk bahan Pendinginan dapat menghambat
pangan akan mempengaruhi jenis bakteri atau memperlambat pertumbuhan mikroba
yang mungkin berkembang dan mungkin karena mikroorganisme mempunyai suhu
menyebabkan kerusakan. Suhu rendah maksimal dan minimal sebagai batas suhu
sering digunakan untuk memperlambat untuk pertumbuhannya. Pengaruh suhu
kecepatan bakteri (Dardanella, 2007). terhadap pertumbuhan mikroorganisme
disebabkan suhu mempengaruhi aktivitas

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 92 – 100
...................................................................... Uji Cemaran dan cendawan pada Keju Kasar (Cheddar) 97

enzim yang mengkatalisasi reaksi – reaksi kemasan adalah kapang apabila


biokimia dalam sel mikroorganisme. Di permukaan-permukaan kemasan
bawah suhu optimum, keaktifan enzim mempunyai kelembaban yang sangat tinggi
dalam sel menurun dengan semakin (Winarno,2007). Pada prakteknya, bahan –
rendahnya suhu, akibatnya pertumbuhan bahan kemasan yang tipis termasuk
sel juga terhambat. aluminium foil dan plastik mempunyai
Pada suhu pembekuan, semua lubang – lubang kecil yang dapat dimasuki
keaktifan metabolisme juga akan terhenti. mikroba termasuk kapang, khamir, dan
Enzim terhenti juga karena semua sel bakteri.
kekurangan cairan di sekelilingnya yang Pada umumnya, kebanyakan
digunakan untuk menyerap zat makanan kapang membutuhkan aw (activity water)
dan mengeluarkan sisa metabolisme yang minimal yaitu untuk pertumbuhan lebih
mengakibatkan pertumbuhan sel terhenti rendah dibandikan dengan khamir dan
sama sekali (Fardiaz, 1992). bakteri. Semua kapang bersifat aerobic,
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi yaitu membutuhkan oksigen untuk
oleh berbaga faktor lingkungan pertumbuhannya. Kebanyakan kapang
diantaranya adalah suhu, pH, aktivitas air, dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas,
adanya oksigen dan tersedianya zat yaitu pH 2 – 8.5, tetapi biasanya
makanan. Oleh karena itu, kecepatan pertumbuhan akan lebih baik pada kondisi
pertumbuhan mikroba dapat diubah dengan asam atau pH rendah (Fardiaz, 1992).
mengubah faktor lingkungan tersebut. Pada penelitian ini tidak
Semakin rendah suhu yang digunakan didapatkan kapang dan khamir yang
dalam penyimpanan maka semakin lambat tumbuh. Hal ini dimungkinkan karena ada
pula reaksi kimia, aktivitas enzim dan beberapa faktor pengaman yang menahan
pertumbuahn mikroba (Fardiaz, 1992). masuknya mikroba melalui lubang kecil
Faktor yang mempengaruhi proses tersebut, yaitu antara lain :
pendinginan bahan adalah suhu, kecepatan
udara dalam ruang pendinginan, komposisi 1. Adanya efek tegangan permukaan,
atmosfer serta ada tidaknya ultra violet. sehingga mikroba tidak dapat masuk
Dianjurkan untuk mempertahankan suhu melalui lubang–lubang kecil, kecuali
pendingin di bawah 5.6 0C agar dapat bila mikroba disuspensikan dalam
mengganggu pertumbuhan mikroba larutan yang mengandung bahan
psikrofilik dan mencegah pertumbuhan pembasah (wetting agents) dan
mikroba pathogen seperti Salmonella sp, tekanan di luar kemasan lebih besar
Listeria monocytogenes, dan dari tekanan di dalam kemasan.
Staphylococcus aureus. Ruang 2. Bahan kemasan yang umumnya
pendinginan memerlukan kondisi digunakan mempunyai ketebalan
kelembaban yang sesuai karena perubahan sedemikian rupa sehingga lubang –
kelembaban yang besar dapat lubangnya sangat jarang dan sangat
menyebabkan bahan menjadi lembab dan kecil.
terjadi pertumbuhan jamur (Winarno
1992). Pada umumnya, kebanyakan
kapang membutuhkan aw (activity water)
Cendawan minimal yaitu untuk pertumbuhan lebih
rendah dibandingkan dengan khamir dan
Hasil pengujian cendawan pada bakteri. Semua kapang bersifat aerobik,
sepuluh sampel keju dari lima pasar yaitu membutuhkan oksigen untuk
tradisional dapat dilihat pada Tabel 2. pertumbuhannya. Kebanyakan kapang
dimana hasil menunjukkan semua sampel dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas,
keju < 10 cfu/g. Standar cemaran bakteri yaitu pH 2-8.5, tetapi biasanya
untuk cendawan yaitu < 10 cfu/g. pertumbuhan akan lebih baik pada kondisi
Potensi terbesar bagi mikroba asam atau pH rendah (Fardiaz, 1992).
untuk tumbuh terutama pada permukaan

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 92 – 100
98 Uji Cemaran dan cendawan pada Keju Kasar (Cheddar) ......................................................................

Beberapa kapang mengeluarkan bertujuan untuk mencegah terjadinya


komponen yang dapat menghambat evaporasi dan melindungi keju dari
organisme lain. Komponen ini disebut gangguan mikroorganisme yang
antibiotik, misalnya penisilin yang merugikan. Selain itu, terdapat pengawet
diproduksi oleh Penicillium chrysogenum, seperti asam sorbat yang digunakan untuk
dan clavasin yang diproduksi oleh mencegah tumbuhnya kapang dan nisin
Aspergillus clavatus. Sebaliknya, beberapa yang digunakan sebagai antibiotik. Bahan
komponen lain bersifat mikostatik atau pengawet pangan adalah zat aditif bahan
fungistatik yaitu menghambat pangan yang berupa substansi bukan gizi
pertumbuhan kapang, misalnya asam yang ditambahkan ke dalam bahan pangan
sorbat, propionat, dan asetat, atau bersifat dengan sengaja dalam jumlah yang kecil.
fungisidal yaitu membunuh kapang Tujuan utama penambahan bahan
(Fardiaz, 1992). pengawet adalah untuk menghambat
Pada penampakannya keju pertumbuhan dan aktifitas
memiliki warna kuning cerah dan mikroorganisme, baik bakteri, kapang dan
mengkilat di sepanjang permukaannya. Hal khamir sehingga dapat memperbaiki
ini disebabkan oleh penambahan minyak penampakan, tekstur dan daya simpannya.
nabati pada saat proses produksi yang

Tabel 2. Hasil Pengujian Cendawan pada Keju di Lima Pasar Tradisional

PASAR ULANGAN Kapang Khamir

TRADISIONAL Standar Hasil Standar Hasil


Keju 1 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Pasar Bogor Keju 2 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 3 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 1 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Pasar Anyar Keju 2 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 3 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 1 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Pasar Gn. Batu Keju 2 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 3 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 1 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g


Pasar Darmaga Keju 2 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 3 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 1 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Pasar Ciampea Keju 2 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

Keju 3 < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g < 10 cfu/g

- Kontrol Positif Positif Positif Positif Positif

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 92 – 100
...................................................................... Uji Cemaran dan cendawan pada Keju Kasar (Cheddar) 99

Kapang dapat tumbuh dengan pertumbuhan berbeda-beda, yaitu


kondisi kelembaban sampel maupun dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
lingkungan yang tinggi. Jika dilihat dari kandungan nutrien substrat, pH, suhu,
nilai kadar air pada beberapa sampel keju tersedianya oksigen, ada tidaknya senyawa
diperoleh nilai sebagian besar lebih dari penghambat (Fardiaz, 1992).
standar. Namun keberadaan kapang dan Kisaran suhu untuk pertumbuhan
khamir diperoleh negatif, ini kebanyakan khamir pada umumnya hampir
dimungkinkan karena pada proses sama dengan kapang, yaitu dengan suhu
pengolahan keju tersebut banyak optimum 25 – 300C dan suhu maksimum
ditambahkan bahan pengawet agar sampel 35-470C. Kebanyakan khamir lebih
bisa bertahan lama. menyukai tumbuh pada keadaan asam,
Selain kapang, khamir pun bisa yaitu pada pH 4-4.5, dan tidak dapat
tumbuh pada medium yang sama. tumbuh dengan baik pada medium alkali,
Kebanyakan khamir tumbuh paling baik kecuali jika telah beradaptasi. Khamir
pada kondisi dengan persediaan air cukup. tumbuh dengan baik pada kondisi aerobik,
Tetapi karena khamir dapat tumbuh pada tetapi yang bersifat fermentatif dapat
medium dengan konsentrasi solut (gula tumbuh secara anaerobik meskipun lambat
atau garam) lebih tinggi daripada bakteri, (Fardiaz, 1992).
dapat disimpulkan bahwa khamir Kebanyakan spesies khamir
membutuhkan air untuk pertumbuhan lebih pertumbuhannya membentuk film pada
kecil dibandingkan kebanyakan bakteri. permukaan, dan sering merusak makanan–
Batas aktivitas air terendah untuk khamir makanan yang mengandung garam dan
berkisar antara 0.88-0.94, misalnya untuk asam dalam jumlah tinggi. Spesies yang
khamir bir adalah 0.94, untuk khamir yang bersifat lipolitik, yaitu Candida lipolytica
ditemukan pada susu kental adalah 0.90, sering menyebabkan kerusakan mentega
sedangkan untuk khamir roti adalah 0.905 dan margarin (Fardiaz, 1992).
(Fardiaz, 1992). Hasil negatif pada penelitian ini
Banyak khamir bersifat osmofilik, salah satunya dapat disebabkan karena
yaiut dapat tumbuh pada medium dengan pada sampel keju ini diperoleh nilai kadar
aktivitas air relatif rendah, yaitu sampai abu yang tinggi. Tingginya kadar abu
0.62-0.65 pada sirup, meskipun beberapa disebabkan karena tingginya.
khamir osmofilik tidak dapat tumbuh pada Garam – garam mineral pada keju
aktivitas air sekitar 0.78 dalam larutan tersebut sehingga pH pada keju tersebut
garam maupun sirup. Masing-masing menjadi alkali atau basa. Kondisi alkali ini
khamir mempunyai batas aktivitas air salah satu penyebab tidak tumbuhnya
minimal dan kisaran aktivitas air untuk khamir.

Perlu dilakukan uji kandungan


SIMPULAN DAN SARAN proksimat untuk mengetahui nilai gizi dari
keju
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Keberadaan cemaran bakteri dan
fungi mempengaruhi kualitas, rasa, dan Bell, C., P. Neaves, & A. William, 2005.
warna dari keju. Dari sepuluh sampel keju Food Microbiology and
yang diperoleh dari pasar tradisional yang Laboratory Practice. United
ada di Kota dan Kabupaten Bogor yang Kingdom : Blackwell Science.
memiliki kualitas terbaik yaitu keju 2 dari
Pasar Bogor. Namun demikian, sampel Bennet, R. W dan E. W. Robert, 1995.
keju lainnya masih layak untuk Serodiagnosis of Listeria
dikonsumsi. monocytogenes. 8th edition/1995.
FDA Bacteriological Analytical
Saran Manual.

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 92 – 100
100 Uji Cemaran dan cendawan pada Keju Kasar (Cheddar) ......................................................................

Dardanella, D., 2007. Pengaruh Jenis Badan Standardisasi Nasional


Kemasan dan Kondisi (BSN).
Penyimpanan Terhadap Mutu
Produk Keju Cheddar Selama Standar Nasional Indonesia (SNI)., 1992.
Penyimpanan. Fakultas Teknologi Cara Uji Cemaran Mikroba dalam
Pertanian IPB : Bogor. Makanan. SNI 19-2897-1992.
Badan Standardisasi Nasional
Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan. (BSN).
Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Standar Nasional Indonesia (SNI)., 1992.
Gandjar, Indrawati, Wellyzar Keju cedar Olahan . SNI 19-2980-
Sjamsuridzal, & Ariyanti Oetari. 1992. Badan Standardisasi
2006. Mikologi Dasar dan Nasional (BSN).
Terapan. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia. Winarno, FG., 1992. Kimia Pangan dan
Gizi. Gramedia Pustaka Utama :
Hitchins, Anthony D., 1995. Listeria Jakarta.
monocytogenes. 8th edition/1995.
FDA Bacteriological Analytical Winarno, FGa., 2007. Teknobiologi
Manual. Pangan. Bogor : MBrio Press.

Standar Nasional Indonesia (SNI)., 2009. Winarno, F. Gb. 2007. Analisis


Batas Maksimum Cemaran Laboratorium (Gastroenteritis dan
Mikroba dalam Pangan. SNI Keracunan Pangan). Bogor : M-
7388: 2009. Badan Standardisasi Brio Press, cetakan 1.
Nasional (BSN).
Yualiatin, Fitri., 2008. Kemampuan
Standar Nasional Indonesia (SNI)., 1992. Bertahan Salmonella Selama
Cara Uji Cemaran Mikroba dalam Proses Pembekuan Es. Fakultas
Makanan. SNI 19-2891-1992. Teknologi Pertanian IPB : Bogor.

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 92 – 100

Anda mungkin juga menyukai