Materi Sistem Pemerintahan Indonesia
Materi Sistem Pemerintahan Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Pemerintahan yang berlaku di dunia secara umum dibagi menjadi 3
yaitu Sistem Pemerintahan Parlementer, Sistem Pemerintahan Presidensial
dan Sistem Pemerintahan Campuran. Indonesia menggunakan Sistem
Pemerintahan Presidensial sejak tanggal 18 Agustus 1945, hal ini dibuktikan
oleh Pasal 4 Ayat 1 UUD 1945, Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD dan Pasal 17 berisi :
1. Presiden dibantu oleh menteri-menteri Negara
2. Menteri-Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
3. Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan
4. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran Kementrian Negara diatur
oleh Undang-Undang
Tapi pada prakteknya pemerintah pada masa itu banyak mengalami
perubahan dinamika sejarah sistem politik. Indonesia pernah merasakan jaman
Demokrasi Parlementer, era Demokrasi Terpimpin, era Demokrasi Pancasila,
hingga Demokrasi Multipartai di era Reformasi saat ini. Pasang surutnya sistem
pemerintahan berpengaruh pada pembangunan negeri ini. Tanpa kita sadari
sistem pemerintahan sangat bepengaruh dalam jalannya pemerintahan di
negeri kita. Oleh sebab itu saya mencoba menggali sedikit penerapan Sistem
Pemerintahan Presidensial pada Masa Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Dalam pembahasan makalah ini saya mencoba mencari tahu dan
membandingkan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidensial pada Masa
Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi dan pengaruhnya terhadap
pembangunan negeri ini. Kelebihan dan Kekurangan pemerintahan Indonesia
dari Masa Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Sistem Pemerintahan Indonesia yang diberikan
oleh Bapak Drs. H. Darmaji, MH.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pemerintahan Presidensil
Sistem memiliki pengertian sekumpulan unsur atau elemen yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
mencapai suatu tujuan. Setiap Negara memiliki Sistem Pemerintahan. Sistem
Pemerintahan dianut oleh suatu Negara dengan tujuan untuk menjaga
kestabilan, pondasi pemerintahan, kekuatan politik, pertahanan, ekonomi,
keamanan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sistem pemerintahan
yang dianut bangsa Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu Sistem
Pemerintahan Presidensial. Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sistem
pemerintahan dimana eksekutif berada di luar pengawasan langsung
legislative.
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial
1. Penyelenggaran negara berada di tangan presiden, presiden adalah
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
2. Kabinet dibentuk oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen alasannya presiden
tidak dipilih oleh parlemen
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen
5. Presiden memiliki kekuasaan legislative sebagai lembaga perwakilan yang
dipilih oleh rakyat
6. Presiden tidak berada langsung dibawa penguasaan parlemen
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial
1. Kedudukan badan eksekutif lebih stabil karena tidak bergantung pada
parlemen
2. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu
3. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka
waktu masa jabatannya
4. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial
1. Kekuasaan eksekutif berada di luar pengawasan langsung legislative
2. Sistem pertanggungjawaban presiden kurang jelas
3. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar
menawar antara eksekutif dan legislative sehingga dapat terjadi keputusan
tidak tegas dan memakan waktu yang lama
2.4 Masa Reformasi
Setelah berakhirnya masa jabatan Presiden Soeharto maka tampuk
pemerintahan diserahkan kepada Wakil Presiden pada masa itu yaitu B.J
Habibie. Sejak kursi pemerintahan berada di tangan B.J Habibie maka
Indonesia memasuki era reformasi dawali dengan agenda utama
mereformasikan seluruh kebijakan pada Orde Baru yang berseberangan
dengan nilai-nilai demokrasi. Pada masa pemerintahan B.J Habibie Indonesia
kehilangan Timor-Timur yang diberikan referendum. Pada tahun 1999 B.J
habibie digantikan oleh Kyai Haji Abdurrahman Wahid yang biasa disapa Gus
dur.
Abdurahman Wahid menjabat sebagai Presiden Indonesia keempat pada
tahun 1999 sampai dengan tahun 2001. Ada beberapa perubahan pada masa
pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid yaitu diakuinya agama konghuchu
di Indonesia dan menghapus diskriminasi terhadap komunitas Tionghoa,
perompakan Departemen yaitu dengan membubarkan Departemen
Penerangan yang dianggap beliau penghalang dalam kebebasan pers. Selain itu
Departemen Sosial juga dibubarkan dengan alasan Departemen ini paling
banyak korupsi. Pada Bulan Februari tahun 2000 Presiden Kyai Haji
Abdurrahman Wahid meminta Wiranto untuk memundurkan diri dari Menteri
Kordinator Bidang Politik dan Keamanan, alasannya Wiranto dianggap
penghalang dalam reformasi militer dan Wiranto diduga terkait dalam
pelanggaran HAM di Timor-Timur. Pada Bulan April tahun 2000 Presiden Kyai
Haji Abdurrahman Wahid memecat Menteri Negara Perindustrian dan
Perdagangan yaitu Jusuf Kalla dan Menteri Negara BUMN yaitu Laksamana
Sukardi. Kedua Menteri tersebut dipecat dengan tuduhan korupsi. Selain itu
ada juga kekurangannya stabilitas politik dan sosial tidak berjalan dengan baik
karena Kyai Haji Abdurrahman Wahid selaku presiden dengan mudah
mencopot jabatan-jabatan di pemerintahan yang beliau anggap melakukan
korupsi dan sebagainya. Sikap beliau pada masa itu banyak dibenci oleh lawan
politiknya. Oleh sebab itu lawan-lawan politiknya mencari celah untuk
menjatuhkan kursi kepemimpinan beliau pada masa itu. Dalam tahun yang
sama Presiden Kyai Haji Abdurrahman Wahid terlibat kasus Bullogate. Gus Dur
dituduh menyimpan sumbangan dari Sultan Brunai dan beliau tak mampu
untuk membuktikannya sehingga beliau dicopot dari jabatannya dan
digantikan oleh wakilnya yaitu Megawati.
Presiden Kelima di Indonesia adalah Megawati Soekarno Putri diangkat melalui
Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Presiden Megawati menjabat dari
tahun 2001-2004 menggantikan Presiden Kyai Haji Abdurrahman Wahid. Tidak
terlau banyak perubahan yang dirasakan pada masa itu.
Pada tahun 2004 diadakan pemilu secara langsung dan yang memperoleh
suara terbanyak adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang berasal dari Partai
Demokrat. Susilo Bambang Yudhoyono akrab disapa SBY menggantikan
Megawati menjadi Presiden keenam dan terpilih lagi pada pemilu tahun 2009
dan menjabat sebagai presiden ketujuh sampai tahun 2014.
Kelebihan Masa Reformasi
1. Mulai terjadi banyak pembenahan yaitu dibuatnya Undang-Undang yang
mengatur tentang Anti Monopoli dan persaingan sehat, perubahan undang-
Undang Partai Politik, dan yang paling penting adalah UU Otonomi Daerah
yang mampu menahan gejolak disintegrasi yang telah diwarisi pada masa
Orde Baru
2. Pada Masa Pemerintahan Kyai Haji Abdurrahman Wahid Tahun Baru Cina
(Imlek) menjadi hari libur nasional, mengakui agama Konghucu,
memperjuangkan kebebasan berekspresi, persamaan hak, semangat
keberagaman, dan demokrasi di Indonesia mulai ditegakkan
3. Pemilihan Umum secara langsung dipelopori oleh Megawati, rakyat dapat
memilih presiden tanpa harus melewati mekanisme DPR-MPR
4. Mulai banyak partai politik yang berkembang
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
6. Memberantas korupsi
7. Meningkatkan kualitas hidup sosial dengan cara menutup situs porno
yang merusak moral bangsa khususnya bagi generasi muda
8. Meningkatkan kualitas pendidikan secara bertahap buktinya merubah
kurikulum yang berlaku pada Masa Orde Lama dan Orde disertai dengan Biaya
Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan untuk meringankan beban orang
tua dalam biaya sekolah
9. Demokrasi telah dilaksanakan dengan baik
10. Masyarakat dan pers bebas untuk mengekspresikan dirinya
11. Masyarakat melalui DPR ikut mengawasi jalannya pemeritahan
Kekurangan Masa Reformasi
1. Pada Masa Pemerintahan Presiden B.J Habibie memperbolehkan
referendum di Provinsi Timor-Timur sehingga menyebabkan Timor-Timur lepas
dari Indonesia
2. Pada Masa Pemerintahan Kyai Haji Abdurrahman Wahid kompromistis
dalam menghadapi gerakan separatis. Beliau membiarkan bintang kejora OPM
dikibarkan di tanah pertiwi ini.
3. Kebebasan yang dimiliki masyarakat cenderung dimanfaatkan oleh
oknum-oknum politik untuk mengganggu stabilitas politik misalnya banyaknya
teroris yang mengganggu ketentraman masyarakat di Indonesia