Anda di halaman 1dari 4

Instrumen Penilaian Keterampilan

PORTOFOLIO (LKPD)

Nama Satuan Pendidikan : SMAN 3 Kupang


Kelas/Program/Semester : XII IPA-IPS/1 (Satu)
Tahun Ajaran : 2021/2022
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
3.1 Menganalisis upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara lain
PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI
4.1 Merekonstruksi upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara
lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
Judul kegiatan : LKPD
Jenis kegiatan : kegiatan kelompok
Tujuan kegiatan :
 Menceritakan kembali sejarah singkat peristiwa Permesta
 Mengidentifikasi ancaman disintegrasi bangsa Indonesia melalui peristiwa Permesta
 Menelaah akibat yang ditimbulkan dari upaya disintegrasi bangsa Indonesia melalui peristiwa
Permesta
 Menganalisis upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi peristiwa Permesta yang mengancam
disintegrasi bangsa Indonesia

Langkah-langkah kegiatan:
1. Peserta didik dan mencari dan membaca materi dari berbagai sumber baik melalui sumber terulis
maupun sumber online
2. Peserta didik menuliskan setiap informasi yang dapat diperoleh dari berbagai sumber tersebut
pada LKPD yang telah disiapkan oleh guru
3. Peserta didik mengirim LKPD tersebut kepada guru melalui WA Group
4. Waktu pengirimannya sesuai dengan yang telah ditentukan oleh guru

Berdasarkan literasi dari laman berbagai sumber sesuai dengan materi pelajaran hari ini, kerjakanlah
LKPD berikut dalam kelompok kalian mengenai materi hari ini dan kirimkanlah pada guru melalui
WA Group
P E R T A N YA A N
 Ceritakanlah kembali sejarah singkat peristiwa Permesta!
Jawab :
Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) adalah gerakan militer yang
dideklarasikan oleh pemimpin militer Negara Indonesia Timur. 
Gerakan ini dibentuk pada tanggal 2 Maret 1957 yang mulanya terjadi di Makassar, namun
kemudian berpindah ke Manado, Sulawesi Utara. 
Gerakan ini dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual, seorang perwira militer yang terlibat
dalam Revolusi Nasional Indonesia. 

Munculnya pemberontakan Permesta di Indonesia Timur disebabkan oleh beberapa alasan. 


Salah satunya adalah berkembangnya sentimen di Sulawesi dan Sumatera Tengah yang
merasa kebijakan yang dibentuk pemerintah pusat di Jakarta telah menghambat perekonomian
lokal. 
Para perwira daerah merasa kecewa karena pemerintah pusat dianggap terlalu
mengistimewakan Pulau Jawa dibandingkan pulau lain. 

Politik dan perekonomian Indonesia pada saat itu terpusat di Pulau Jawa. Padahal sumber-
sumber perekonomian negara lebih banyak berasal dari pulau lain. 
Dengan hambatan tersebut, proses pengembangan daerah juga jadi terbatas dan terganggu.
Adanya perselisihan ini kemudian memunculkan aspirasi untuk memisahkan diri dari
Indonesia. 

Pada 1957, Gubernur Sulawesi Andi Pangerang Pettarani bertemu dengan Perdana Menteri
Ali Sastroamidjoyo dan Menteri Dalam Negeri R. Sunarjo. 

Saat itu, Gubernur Pangerang mendesak pemerintah pusat agar mengupayakan otonomi yang
lebih besar, khususnya di Indonesia Timur. 
Selain itu, Pangerang juga meminta pembagian pendapatan pemerintah yang lebih banyak
bagi daerah guna melaksanakan proyek pembangunan lokal. 
Namun, pemerintah tetap tidak melakukan apa-apa.
Sampai akhirnya pada akhir Februari 1957, Andi Burhanuddin dan Henk Rondonuwu sebagai
delegasi dari Sulawesi dikirim ke Jakarta untuk kembali mendesak pemerintah pusat. 
Namun upaya mereka tetap juga gagal sehingga pada 2 Maret 1957, Panglima TT-VII Letkol
Ventje Sumual memproklamasikan keadaan perang untuk seluruh wilayah Indonesia Timur. 
Sebelumnya Sumual juga turut datang ke Jakarta guna mendesak hal yang sama kepada
pemerintah pusat. 
Kemudian Piagam Perjuangan Semesta atau Piagam Permesta pun dibacakan. 

 Identifikasikanlah ancaman disintegrasi bangsa Indonesia melalui peristiwa Permesta!


Jawab :
Pemberontakan Premesta termasuk dalam pemberontakan yang berkaitan dengan sistem
pemerintahan dan dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia melalui gerakan separatis.
Hal ini menjadi batu sandungan bagi pemerintah pusat yang kala itu ingin menyatukan
wilayah Indonesia menjadi sebuah kesatuan setelah diproklamirkannya proklamasi.bukan
hanya itu pemberontakan tersebut juga mengancam perekonomian indonesia yang
menyebakan munculnya inflasi serta deflasi.

 Telaalah akibat yang ditimbulkan dari upaya disintegrasi bangsa Indonesia melalui peristiwa
Permesta!
Jawab :
Akibat atau Dampak pergerakan tersebut terhadap pelaku adalah sebagai berikut:

 Jatuhnya Korban Jiwa sebanyak 22.174 jiwa, 4.360 mengalami luka-luka dan 8.072
orang menjadi tawanan.
 Keadaan Perekonomian Terganggu, muncul inflasi serta deflasi.
 Timbulnya kesadaran di kalangan pimpinan negara bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) terdiri atas wilayah kepualauan yang luas dengan aneka
ragam masalah yang sering berbeda satu dengan yang lain.
 Timbulnya perpecahan hubungan persaudaraan.
 Kekurangan bahan makanan.
Selain itu ada juga akibat atau dampak positif dan negatif dari peristiwa tersebut.

Dampak negatifnya yaitu menyebabkan berbagai kerugian bagi negara terbukti bahwa banyak
korban pada pemberontakan Permesta dan menimbulkan perselisihan antar etnis.

Dampak positifnya yaitu meningkatnya kesadaran pemerintah bahwa semboyan Bhineka


Tunggal Ika bukan hanya konsep belaka namun harus diterapkan dengan memberikan
pembangunan yang merata bagi seluruh daerah Indonesia.

 Analisis upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi peristiwa Permesta yang mengancam
disintegrasi bangsa Indonesia!
Jawab :
upaya pemerintah yaitu,
Upaya Damai
Untuk mendamaikan antara kubu Permesta dengan pemerintah pusat, maka pada 5 Januari
1960 diselenggarakan sebuah perundingan. Perundingan ini pun memakan waktu yang tidak
sebentar, karena dibutuhkan persetujuan di antara kedua belah pihak.

Sampai akhirnya pada 17 Desember 1960, Permesta menyetujui untuk mengakhiri


pemberontakan mereka.
Berakhirnya pemberontakan ini, karena keputusan pemerintah pusat yang bersedia membagi
Provinsi Sulawesi menjadi dua provinsi yaitu Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, ibukota
di Manado.
Permesta resmi berakhir setelah Somba bersedia untuk menyerahkan diri dan menandatangani
sebuah pernyataan dan naskah penyelesaian Permesta.

Upaya Operasi Militer


Adapun upaya penumpasan yang dilakukan dengan operasi gabungan dengan nama Operasi
Merdeka di bawah pimpinan Letkol Hendraningrat

Nama :
* Felisitas Noi
* Fhendy Nomleni
* Fridavrino Mada
* Indry Tooy
* Sisilia Putri
* Tri Gultom

Nilai Catatan:

Tandatangan Guru Mapel

Anda mungkin juga menyukai