Anda di halaman 1dari 10

Tantangan Pemenuhan

Legal Standing
Pada Perkara Abstrak
(Pengujian UU di Mahkamah
Konstitusi)

LAILANI SUNGKAR, S.H., M.H.


LEGAL STANDING

Syarat bagi pihak yang telah dilukai point d’interet point d’action →
atau cedera akibat tindakan hanya yang berkepentingan
pemerintah dan mengalami kerugian, hukum yang boleh
serta fokus untuk memperkarakan mengajukan gugatan
atau melakukan gugatan. (legal standing dalam konsep
(Black Law Dictionary) hukum acara perdata)

Tujuan:
• Restrain institusi→ Hanya untuk kewenangan Pengadilan
(MK)
• Membatasi perkara → Hanya yang berkepentingan
Perkara Konkret - concrete adversary litigation – case
Pengujian UU and controversy

di Amerika Kewenangan dan Jenis pengujian (formil/materil) tidak


diatur eksplisit dalam konstitusi/UU. Muncul sebagai
• Konsep dasarnya adalah konsekuensi logis dari paham supremasi konstitusi
Perlindungan Hak
Syarat Legal Standing :

• Memegang teguh
separation of power - • Injury in Fact : adanya pelanggaran hak yang
Pengadilan diposisikan mengakibatkan kerugian konstitusional “concrete and
dalam fungsi particularized” dan “actual or imminent, not conjectural or
MENGADILI bukan hypothetical”
penasihat/pemberi
komentar terhadap • Causation : kerugian yang diderita merupakan dampak
cabang kekuasaan lain dari berlakunya UU yang diuji
• Redresability : putusan yang dikeluarkan dapat
• Metode : Incidenter memulihkan kerugian yang dialami pemohon dengan
mempertimbangkan segala kemungkinan yang dapat
muncul setelah pengujian dilakukan
Pengujian UU Pengadilan khusus (MK) – Punya peran advisory –
di Jerman Penengah cita-cita republic vs. degradasi praktik
politik (Habermas)
• Konsep dasarnya
penjagaan hierarki - Jenis Perkara :
Legal Order
(stuffenbau theory - Kelsen) • Abstrak : Pemohon hanya Lembaga Negara
• Konkret :
• Metode : Principaliter - • Costitutional question
Principal Issue – alasan
pengujiannya bukan
o Pemohon : Hakim Pengadilan
semata-mata o Objek : perkara yang sedang ditangani
pelanggaran hak - tidak • Constitutional complaint
menunggu ada perkara o Pemohon : Perorangan
(‘by way of action’)
o Objek : Peraturan / Tindakan pemerintah /
Putusan Hakim
PERKARA PENGJUIAN UU :
Pertentangan antara UU (seluruh UU/ Pasal/ Ayat/ Frase/ Kata) dengan UUD

Perkara sudah berawal di luar MK

PERKARA Batu ujinya pasal tentang hak


KONKRET :
Kerugian sudah terjadi – injury In fact

Tepat jika dilekatkan syarat causation dan redresabiliy

Batu ujinya BUKAN pasal tentang hak

PERKARA
ABSTRAK : Mempersoalkan hal yang bersifat prinsip

Kerugian belum terjadi, namun potensial BAGI MASYARAKAT UMUM


Pengujian UU di Indonesia
Konsepnya lebih mirip Jerman (Penjagaan Legal Order dan Peran MK-nya)

Diatur eksplisit tentang kewenangan pengujian materil dan formil

Syarat LS : Dalam Pasal 51 UU MK dan Putusan MK

• adanya hak konstitusional pemohon yang diberikan oleh UUD 1945;


• hak konstitusional tersebut dianggap oleh pemohon telah dirugikan oleh suatu
undang-undang yang diuji;
• kerugian yang dimaksud bersifat spesifik (khusus) dan actual atau setidaknya
bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan
terjadi;
• Causal Verband;
• Legal Remedy
Problematika Legal Standing di Indonesia

Tidak membedakan antara perkara konkret dan abstrak

Tidak membedakan pengaturan / syarat LS nya

Pengertian dari hak konstitusional – pasal mana saja yang


merupakan hak konstitusional

Tidak ada pengaturan LS pada perkara pengujian Formil


Urgensi Pengujian Formil

Issue Batu Uji Pengujian Formil


Pengujian Hukum acara Pengujian Formil
Formil di :
Indonesia • Objek perkara
• Petitum
• Subjek perkara
• Putusan (Sebagian / seluruhnya)
MERABA SOLUSI
• Pemahaman terhadap perkara abstrak dan konkret
• Pemahaman terhadap peran MK
• Hakim sendiri yang memilah :
- Membuat kriteria LS untuk perkara abstrak → Modifikasi konsep action popularis :
gugatan bersama atas dasar kepentingan umum
- Tidak memaksakan pontensialitas kerugian pada 1 pihak namun pada kerugian
publik
- Membuat indokator dalam pengujian formil → Modifikasi konsep ‘meaningful
participation test’ dan ‘basic principles test’

• Strategi Pemohon :
• Menyampaikan pemaham diatas melalui permohonan
• Menyajikan pilihan siapa yang memohon (peseorangan/kelompok/badan hukum)
• Menunjukkan hubungan Pemohon dengan kepentingan publik
Terima Kasih…..

Anda mungkin juga menyukai