Anda di halaman 1dari 17

Nama kelompok :

1. Ade erma suriani


2. Edwin surya atmaja
3. Abdul azim
4. Alfian hadiyansyah

1.1. PELAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan penting karena bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan, kinerja, dan
perubahan posisi keuangan. memberikan manfaat bagi sebagian besar penggunanya,
mempertanggungjawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepada entitas, serta membuat
keputusan ekonomi seperti menahan atau menjual investasi, mengganti atau mempertahankan
manajemen. Isu dan tantangan yang sedang dihadapi akuntansi keuangan antara lain adalah secara
geografis wilayah pelaporan keuangan menjadi semakin luas, sehingga heterogenitas pemangku
kepentingan yang akan menerima dan menggunakan laporan keuangan juga menjadi semakin
kompleks. Dari segi dimensi waktu, perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan
transportasi menyebabkan jarak waktu semakin pendek dan pergerakan transaksi serta kejadian
keuangan menjadi semakin dinamis.

1.2. STANDAR AKUNTANSI


1.2.1. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas

Globalisasi menuntut satu set standar akuntansi internasional berkualitas tinggi yang dicirikan
dengan beberapa elemen sebagai berikut:

1. Satu set standar akuntansi berkualitas tinggi disusun oleh satu badan standar-pengaturan.

2. Konsistensi dalam aplikasi dan interpretasi.

3. Adanya pengungkapan umum.

4. Berkualitas tinggi umum standar dan praktek audit.

5. Adanya pendekatan umum untuk review dan penegakan hukum.

6. Pendidikan dan pelatihan pelaku pasar. .

7. Memiliki sistem pengiriman umum (misalnya, eXtensible Business Reporting Language-XBRL).

8. Menggunakan pendekatan umum untuk tata kelola perusahaan dan kerangka hukum di

seluruh dunia
1.2.2. Organisasi badan penyusun standar akuntansi di Indonesia dan Internasional

Seperti yang juga lazim di banyak negara, penyusun Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) di Indonesia adalah organisasi profesi. Sejak 1973 sampai sekarang

Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi yang dipercayakan dan diberikan

wewenang untuk menyusun Standar Akuntansi Keuangan. Sejak 1973 sampai dengan

1994 pelaksanaan amanah tersebut dilakukan oleh Komite Prinsip Akuntansi Indonesia,

dan sejak tahun 1994 sampai sekarang tugas tersebut dilakukan oleh Dewan Standar

Akuntansi Keuangan (DSAK). Keanggotaan DSAK terdiri atas anggota Ikatan Akuntansi

Indonesia dengan berbagai latar belakang bidang kegiatan: akuntan publik, akademisi,

akuntan manajemen, perwakilan dari Bank Indonesia, perwakilan dari Otoritas Jasa

Keuangan Bapepam-LK, perwakilan Direktorat Jenderal Pajak, perwakilan auditor intern

pemerintah (BPKP). Keberagaman anggota DSAK memberikan jaminan standar

akuntansi yang dihasilkan akan lebih independen dan tidak memihak pada kepentingan

suatu golongan tertentu, mudah dipahami, mampu terlaksana, transparan, dan mudah

dimengerti. Selain IAI, DSAK, Otoritas Jasa Keuangan Bapepam-LK juga berwenang

mengeluarkan peraturan tentang akuntansi dan pelaporan keuangan bagi perusahaan


publik dan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.2.3. Proses penyusunan standar akuntansi keuangan

IASB mempunyai proses penyusunan IFRS secara formal yang sangat ketat.

1. Agenda IASB disusun ditetapkan dalam berbagai cara. Usul dapat diberikan oleh

the Trustees, the SAC, Liaison Standards Setters, kantor akuntan public

internasional dan lain lain.

2. Usul agenda tersebut kemudian diperdebatkan dan dibahas di IASB, dan

keputusan sementara dibahas bersama berbagai badan konsulatif. IASB juga

mempunyai komite agenda bersama dengan FASB. Untuk proyek yang sulit dan

jangka panjang biasanya dimulai dengan penelitian.

3. Pembahasan paper yang mengikhtisarkan isu utama.

4. Penyusunan exposure draft oleh Board setelah melalui beberapa kali

perdebatan.

5. Menganalisis komentar atas exposure draft.

6. Pembahasan dan debat kembali atas exposure draft.


7. Penerbitan standarfinal, dilengkapi dengan pedoman aplikasi dan do.

Pada saat HUT ke 51 tanggal 23 Desember 2008, IAI telah mendeklarasikan

rencana Indonesia untuk konvergensi terhadap International Financial Reporting

Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Konvergensi IFRS

adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota forum G20.

Sasaran program konvergensi tersebut adalah merevisi PSAK agar secara material

sesuai dengan IFRS versi l Januari 2009, dengan target pencapaian tahun 2012.

Konvergensi tersebut membawa perubahan yang signifikan terhadap sistem

akuntansi

dan pelaporan, yaitu:

1. Penggunaan estimasi dan judgement

Akibat karakteristik IFRS yang lebih principle-based dibandingkan PSAK/ISA

terdahulu yang lebih rule-based, akan lebih banyak dibutuhkan judgement untuk

menentukan bagaimana suatu transaksi keuangan dicatat.

2. Peningkatan penggunaan nilai wajar (fair value)


Standar IFRS lebih condong kepada penggunaan nilai wajar, seperti untuk

property investasi, beberapa aset tak berwujud, dan aset keuangan. Dengan

demikian maka diperlukan sumber daya yang kompeten untuk menghitung nilai

wajar atau bahkan perlu menyewa jasa konsultan penilai, terutama untuk aset-

asetyang tidak memiliki nilai pasar aktif.

3. Persyaratan pengungkapan yang lebih banyak dan lebih rinci

IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang risiko baik

kualitatif maupun kuantitatif. Pengungkapan dalam laporan keuangan harus

sejalan dengan data/informasi yang dipakai untuk pengambilan keputusan yang

digunakan oleh manajemen.

1.3.KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual (conceptual framework) merupakan suatu sistem terpadu

yang berisi tujuan, dasar, serta sifat fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan

pelaporan keuangan. Kerangka konseptual berisi konsep-konsep yang menjadi dasar

pembuatan dan penyajian laporan keuangan untuk pihak eksternal.. Kerangka


konseptual menjadi referensi bagi praktisi akuntansi dalam memecahkan masalah-

masalah dalam pelaporan

1.3.1. Kegunaan dan Pengembangan Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu set konsep yang mendasari penyusunan

dan penyajian laporan keuangan bagi para pengguna laporan keuangan eksternal.

Rerangka konseptual menjadi acuan bagi:

- Penyusun standar akuntansi keuangan dalam tugasnya.

- Penyusuan laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang

belum diatur dalam standar akuntansi keuangan.

- Auditor dalam memberikan opini atas penyajian laporan keuangan

- Pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan

Pada saat ini, IASB sedang mengembangkan standar akuntansi khusus untuk

kerangka konseptual yang terdiri dari komponen-komponen berikut:

a. Bab I: Tujuan pelaporan keuangan


b. Bab II: Entitas pelaporan

c. Bab III: Karakteristik kualitatif informasi keuangan

d. Bab IV: Kerangka, yang terdiri dari

- Asumsi dasar

- Elemen laporan keuangan

- Konsep pengakuan unsur laporan keuangan

- Pengukuran unsur laporan keuangan

- Konsep modal dan pemeliharaan modal

Secara garis besar, kerangka konseptual terdiri dari tiga tingkatan level yaitu:

- Level satu terdiri dari tujuan pelaporan keuangan

- Level dua terdiri dari karakteristik kualitatif dan unsur laporan keuangan

- Level tiga terdiri dari pengakuan, pengukuran dan konsep pengungkapan.

1.3.2. Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan pelaporan keuangan berada pada tingkatan pertama kerangka

konseptual pelaporan keuangan. Laporan keuangan untuk tujuan umum disajikan


sekurang-kurangnya setahun sekali dan disusun berdasarkan kebutuhan pengguna.

Laporan keuangan untuk tujuan khusus misalnya untuk perpajakan dan untuk

prospektus yang digunakan pada saat proses penawaran saham. Laporan keuangan

bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai entitas pelapor yang berguna bagi

investor dan calon investor potensial, kreditor, dan pihak lainnya dalam proses

pembuatan keputusan pemberian modal kepada entitas.

1.3.3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Tingkatan berikutnya pada kerangka konseptual pelaporan keuangan adalah

karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Laporan keuangan haruslah memenuhi

karakteristik kualitatif tertentu agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi para

pemakai. IASB mendefinisikan karakteristik kualitatif informasi akuntansi sebagai

karakteristik pelaporan keuangan yang dapat membuat informasi tersebut menjadi lebih

bermakna dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Agar informasi

keuangan dapat berguna bagi proses pengambilan keputusan, informasi tersebut harus
memiliki kualitas mendasar (utama) yaitu relevan (relevance) dan disajikan dengan

jujur (faithful representation).

Agar dapat memberikan perbedaan dalam mengambil

keputusan, informasi tersebut harus memiliki nilai prediktif, nilai konfirmasi, dan

materialitas. Informasi keuangan dikatakan memiliki nilai prediktif bila informasi

keuangan tersebut memiliki nilai sebagai input dalam proses memprediksi yang

digunakan investor untuk menentukan ekspektasi maupun rencana mereka di masa

depan. Informasi yang relevan juga hendaknya dapat membantu pengguna

menegaskan/mengkonfirmasi peristiwa, ekspektasi atau keadaan masa lalu.

Kualitas mendasar (utama) yang kedua adalah informasi tersebut disajikan

dengan jujur (faithful representation). Penyajian jujur maksudnya adalah jumlah dan

penjelasan informasi sesuai dengan yang benar-benar terjadi. Penyajian jujur

maknanya adalah informasi yang disajikan haruslah lengkap (completeness), netral,

dan bebas dari kesalahan (free from error). Informasi keuangan dikatakan lengkap jika

semua informasi yang diperlukan untuk penyajian jujur tersedia. Netral maksudnya
adalah suatu perusahaan atau entitas tidak menyajikan informasi untuk kepentingan

pihak tertentu.

Selain memiliki kualitas mendasar, suatu informasi keuangan juga harus

memenuhi kualitas tambahan (enhancing qualities) agar dapat berguna bagi proses

pengambilan keputusan. Terdapat empat kualitas tambahan yang harus dipenuhi yaitu

dapat diperbandingkan (comparability), dapat diverifikasi (verifiability), tepat waktu

(timeliness), dan dapat dipahami (understandability).

1.3.4. Definisi Unsur-unsur Laporan Keuangan

unsur laporan keuangan yang harus dipahami

dengan benar adalah lima unsur pokok, yaitu tiga unsur neraca dan dua unsur laporan

laba rugi. Unsur yang berkaitan langsung untuk menggambarkan posisi keuangan

adalah ketiga unsur neraca yaitu: aset (assets), liabilitas (liabilities), dan ekuitas (equity). Sedangkan
unsur yang berkaitan dengan kinerja adalah penghasilan (income)

dan beban (expense).

-Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh entitas.

-Liabilitas adalah kewajiban entitas di masa kini yang timbul dari peristiwa di

masa lalu, dan penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

-Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitas

-Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan

liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanam modal.

-Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya

liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan

pembagian kepada penanam modal.

1.3.5. Konsep Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan

Entitas ekonomi - Perusahaan memisahkan aktivitas usahanya dari pemiliknya

dan unit bisnis lainnya.

Keberlangsungan usaha- perusahaan diasumsikan bertahan cukup lama untuk


memenuhi tujuan dan komitmen.

Unit Moneter – menggunakan satuan uang sebagai alat denominasi unsur-

unsur yang dilaporkan pada laporan keuangan.

Periodisitas - perusahaan dapat membagi aktivitas ekonominya ke dalam

periode waktu.

Dasar Akrual Akuntansi - transaksi dicatat dalam periode di mana peristiwa

terjadi.

1.3.5.1. Konsep Pengakuan

Pengakuan (measurement) unsur laporan keuangan yaitu aset, liabilitas, dan

ekuitas dalam neraca serta penghasilan dan beban dalam laporan laba rugi hendaknya

memenuhi persyaratan:

1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut

akan mengalir dari atau ke dalam entitas.

2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Dalam pengakuan suatu pos, biaya atau nilai dari pos tersebut harus dapat
diukur secara andal.

1.3.5.2. Konsep Pengukuran

Pengukuran (measurement) unsur neraca dan laporan laba rugi menggunakan

beberapa dasar pengukuran tertentu, yaitu biaya historis, biaya kini, nilai

realisasi/penyelesaian, nilai sekarang, dan nilai wajar.

Nilai historis (Historical cost)

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar atau sebesar nilai

wajar dari imbalan yang diberikan, untuk memperoleh aset tersebut pada saat

perolehan. Liabilitas dicatat sebesar jumlah yang timbul sebagai penukar dari kewajiban

(obligation), atau, dalam keadaan tertentu (misalnya pajak penghasilan) sejumlah kas

atau setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam

pelaksanaan usaha yang normal.

Biaya kini (Current cost)

Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayar, bila aset yang
sama atau setara aset tersebut diperoleh sekarang. Liabilitas dinyatakan dalam jumlah

kas atau setara kas yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan

diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.

Nilai realisasi/ penyelesaian (Realizable/settlement value)

Aset dinyatakan dalam jurnlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang

dengan menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Liabilitas dinyatakan sebenar nilai
penyelesaian; yaitu, jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan

yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan

usaha normal.

Nilai sekarang (Present value)

Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih dimasa depan, yang didiskontokan

(discounted) ke nilai sekarang (present value) dari pos yang diharapkan dapat

memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dinyatakan sebesar arus

kas keluar bersih di masa depan, yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan

akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.


Nilai Wajar (Fair Value)

Nilai wajar didefinisikan sebagai harga yang akan diterima untuk menjual

aset atau dibayar untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi antara pelaku pasar

pada tanggal pengukuran. IASB memberikan perusahaan pilihan untuk menggunakan

nilai wajar sebagai dasar untuk mengukur aset keuangan dan liabilitas keuangan.

1.3.5.3. Konsep Pengungkapan

Laporan keuangan pada umumnya disusun dan dilaporkan berupa unsur-unsur

sebagai berikut:

a. Laporan posisi keuangan (Neraca) berisikan informasi tentang posisi keuangan,

yaitu keadaan aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas pada suatu tanggal

tertentu

b. Laporan laba rugi komprehensif melaporkan kinerja atau hasil usaha suatu

entitas selama suatu periode tertentu.

c. Laporan perubahan ekuitas melaporkan perubahan ekuitas yang terjadi selama

suatu periode tertentu


d. Laporan arus kas menjelaskan perubahan saldo kas dan setara kas pada awal

dan akhir periode serta rincian arus kas masuk dan keluar suatu entitas selama

suatu periode tertentu.

e. Catatan atas laporan keuangan berfungsi untuk memberikan penjelasan

tambahan atas rincian unsur-unsur laporan posisi keuangan, laporan laba rugi

komprehensif, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas atau

penjelasan yang bersifat kualitatif agar laporan keuangan lebih transparan dan

tidak menyesatkan.

f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau

membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Anda mungkin juga menyukai