Tumbuh Kembang Anak Lengkap
Tumbuh Kembang Anak Lengkap
MOTORIK
Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol pergerakan
badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot. kontrol
pergerakan ini muncul dari perkembangan refleks-refleks yang dimulai sejak
lahir. Anak menjadi tidak berdaya sampai perkembangan ini muncul
Merayap 6,7
Merangkak 7,8 12
Sendi-sendi berada
dalam posisi fleksi
Duduk: punggung
melengkung, tidak bisa
duduk tanpa ditopang
Gerakan menendang
secara bertahap
bertambah kuat
Prone:
1 stimulasi bisa diberikan dengan cara
menggantungkan mainan yang
kepala menoleh ke salah
Bulan satu sisi
mengeluarkan bunyi dan memiliki warna-
warna mencolok di tempat tidurnya, hal ini
mengangkat kepala dapat merangsang bayi untuk menarik
sesaat tangannya ke atas dan berusaha
menggapainya
lengan dan tungkai fleksi
memegang mainan berbunyi yang menarik
bokong meninggi di sisi kanan atau kiri (bukan tepat di depan)
bayi, buat bayi agar mau sedikit berusaha
Supine: menggapai benda yang diinginkannya.
Kepala menoleh ke salah Stimulasi ini dapat melatih koordinasi mata
satu sisi – tangan, atau koordinasi mata – kaki.
Automatic walking
2 Prone: dapat
mengangkat kepala 45
o
Baringkan bayi dalam keadaan tengkurap
dan goyangkan mainan yang berbunyi di
5 Kekuatan menyebar ke
bokong
Beri rangsangan dengan membunyikan
mainan favoritnya untuk melatih berguling.
Berikan sedikit bantuan jika bayi mulai
Bulan Prone: mengangkat mencoba berguling.
kepala dan badan Bayi mulai senang bila diberdirikan di atas
pangkuan pada usia ini. Kegiatan baru ini
dengan lengan lurus
membuat bayi merasakan posisi yang lain
Pull to sitting: head lag selain berbaring atau duduk. Biarkan bayi
menaik-turunkan tubuhnya dan berseru
tidak ada, punggung
kegirangan. Rangsangan ini menambah
lurus kemampuan gerak serta kelenturan otot
tubuh bayi.
Duduk: punggung lurus
dengan di topang
memasukkan kaki ke
mulut
9 Mulai merambat
pada meja dan
Di usia ini bayi mulai terampil mengangkat
tubuhnya sendiri dan berdiri dengan kedua
tangannya bertumpu pada kursi, meja atau
Bulan berjalan dengan
berpegangan satu
perabot rumah tangga lainnya yg dapat
menahan berat badannya. Sebagian bayi
tangan bahkan sudah dapat berjalan merambat ke
samping di boks tempat tidurnya atau perabot
rumah tangga.
Bayi sudah sangat ingin berjalan, tapi masih
belum dapat mempertahankan keseimbangan
tubuh mereka. Dari berdiri bayi pun kini dapat
duduk sendiri tanpa bantuan. Ajak bayi untuk
bertatih (latihan melangkah) dengan cara
berpegangan pada jari telunjuk Anda. Sering-
seringlah melakukan rangsangan ini, biarkan
bayi melangkahkan kakinya selangkah demi
selangkah dan bimbing ke suatu tempat
(misalnya mengambil mainan favoritnya). Beri
pelukan dan cium di pipinya jika bayi berhasil
sampai di “tempat tujuan” agar lebih
bersemangat lagi berlatih jalan.
10 berdiri mandiri tanpa
bantuan semakin
Berikan stimulasi dengan mengacungkan
kedua tangan Anda di depan bayi Anda. Hal ini
berguna untuk menariknya supaya bayi
Bulan baik
berpegangan pada kedua tangan Anda, berdiri
Berjalan 1-2 langkah dan melangkahkan kakinya. Anda juga bisa
merentangkan kedua tangan lebar-lebar seolah
ingin memeluknya sambil berjalan mundur.
Letakkan mainan kesukaannya di tempat yang
bisa dijangkaunya, usahakan bayi melihat
mainan tersebut dipindahkan dan berikan
semangat untuk menggapainya sambil
menepuk-nepuk tempat tersebut. Bayi akan
berusaha meraih mainannya dengan merambat
untuk berdiri, dampingi dari belakang sambil
beri dorongan di bokongnya. Saat melangkah
bayi terlihat limbung kemudian jatuh terduduk
karena keseimbangannya belum sempurna.
Berikan dukungan kepadanya untuk terus
berlatih sampai akhirnya mampu berjalan
sendiri. Jangan lupa untuk memberikan pujian
dan pelukan kepadanya jika bayi berhasil
mengambil mainan favoritnya atau berjalan ke
sisi Anda tanpa terjatuh.
Sesekali ajaklah bayi untuk latihan berjalan di
rumput atau taman. Saat ini bayi membutuhan
ruang yang luas untuk mencoba kaki-kakinya
bergerak lincah. Biarkan kaki bayi tanpa alas
kaki seperti kaus kaki atau sepatu. Tujuannya
agar bayi lebih mantap dalam melangkah untuk
menjaga keseimbangannya, sekaligus dapat
meningkatkan kepekaan indera peraba di
kakinya.
Perkembangan setiap bayi berbeda, jadi jangan
cemas bila si kecil pada usia ini belum mampu
berdiri dan berjalan. Banyak dokter anak yang
menyarankan orang tua untuk tidak melatih
bayi berjalan menggunakan baby walker. Alat
ini dapat menyebabkan kecelakaan seperti
jatuh dari tangga, luka pada kepala dan tangan
yang terjepit. Selain itu baby walker juga dapat
menganggu perkembangan otot-otot kakinya,
misalnya karena telapak kaki bayi tidak
menapak dengan baik atau cenderung berjinjit.
Bayi yang sudah terbiasa menggunakan baby
walker biasanya juga akan menjadi semakin
malas untuk belajar berjalan karena sudah
nyaman dan enak bergerak kesana-kemari
tanpa harus bersusah payah, hanya dengan
menggunakan baby walker.
18 Duduk mandiri di
kursi kecil
rumput sehingga anak tidak terjatuh dan
terbentur dengan keras. Sebaiknya hindari
- Melempar bola
Jumlah langkah dan Kegiatan ini memerlukan koordinasi antara
kecepatan lompatan gerakan lengan dan mata anak Anda. Anda bisa
meningkat sesuai memberikan stimulasi dengan meminta anak
umur melempar bola ke arah Anda atau gunakan
keranjang cucian sebagai tempat sasaran anak
Anak mampu
melemparkan bolanya. Minta anak untuk
memutar tubuhnya
melempar bola dengan kedua tangan, dan juga
dengan menggerak-
satu tangan bergantian tangan kanan dan kiri.
gerakkan anggota
gerak - Berdiri pada satu kaki
Latih keseimbangan anak berdiri dengan
meminta anak berdiri pada satu kaki selama
beberapa detik saja sambil berpegangan pada
48 Berjalan mengikuti
garis melingkar kursi atau meja. Selanjutnya bantu anak dengan
menggandeng tangannya untuk melakukan
Bulan Bisa menjaga lompatan-lompatan kecil dengan satu kaki
keseimbangan secara bergantian kiri dan kanan.
dengan satu kaki
berada di depan kaki Bila anak sudah terlihat mahir, biarkan anak
yang lain untuk untuk melompat satu kaki sendiri tanpa
waktu 8-10 detik bantuan Anda. Untuk lebih menyenangkan Anda
bisa menggambar pola-pola lingkaran berjarak
Berdiri satu kaki ≤ 5 yang dekat-dekat di lantai dengan kapur dan
detik minta anak untuk melompat di lingkaran-
lingkaran yang Anda gambar tersebut.
Melempar bola 10
feet/3 meter - Menari
Sering-seringlah membuat anak bergerak aktif
Menangkap bola
dengan kedua siku ketika menonton video-video musik anak di
sedikit menekuk televisi atau mendengar musik yang diputar.
Anda bisa melakukan gerakan menari seperti
Naik dan turun melompat, berputar, menggerakkan lengan ke
tangga, 1 kaki per atas, kesamping atau mengayunkan kaki ke
step samping, berjalan maju dan mundur bersama
anak.
Memanjat climbing
bar - Bermain bowling
Permainan sederhana ini dapat melatih dan
meningkatkan koordinasi tangan dan mata
anak. Dengan beberapa barang sederhana
seperti botol-botol plastik air minum kosong
yang kecil dan sebuah bola anak Anda sudah
siap bermain.
- Bermain drum
Bermain musik seperti drum bisa dilakukan
untuk melatih kekuatan otot-otot tangan anak.
Belikan mainan drum kepada anak atau buat
drum mainan di rumah menggunakan kaleng
bekas susu atau biskuit dan pensil sebagai
stick drum.
- Melukis
Berikan berbagai warna cat lukis dan beberapa
kuas kecil ke anak. Ajarkan ke anak nama-nama
warna dan ajak anak untuk mencampurkan
warna-warna, biarkan anak bebas berekspresi.
48-59 Berdiri pada satu
kaki ≤ 6 detik Gunakan kertas putih atau kaos putih yang
tidak terpakai sebagai media melukisnya.
Bulan Lebih mahir Biarkan anak apabila anak lebih senang
melompat lompat menggunakan jari-jarinya langsung dalam
dengan satu kaki melukis daripada menggunakan kuas, misalnya
saja mencetak bentuk telapak tangan atau
Bergantung di bar
Menangkap bola kakinya di atas media lukis. Anda bisa
gymnastic 2 tangan menyimpan kaos atau kertas tersebut sebagai
kenangan-kenangan yang bisa ditunjukkan
Menari nanti ketika anak sudah dewasa.
Memainkan jari-jemari ke 3
arah garis pertengahan
tubuhnya
Memasukan 10 kubus ke 16
dalam gelas
Mencorat-coret 17,5
Usia Stimulasi:
Usia Stimulasi:
Usia Stimulasi:
Usia Stimulasi:
Usia
12-18
bulan:
Menumpuk dua
buah kubus
Memasukkan
kubus kedalam
kotak
Usia
18-24
bulan:
Bertepuk tangan,
melambai-lambai
Menumpuk empat
buah kubus
Memungut benda
kecil dengan ibu
jari dan jari
telunjuk
Menggelindingkan
bola ke arah
sasaran
Usia Stimulasi:
Usia Stimulasi:
36-48 dilihat
Menggambar
orang dengan 3
bagian tubuh
(kepala, badan,
lengan)
Usia
60-72
bulan:
Menangkap bola
kecil dengan
kedua tangan
Menggambar segi
empat
Kesimpulan
Keterampilan motorik halus adalah koordinasi halus pada otot-otot kecil,
karena otot-otot kecil ini memainkan suatu peran utama untuk koordinasi halus.
Keterampilan spesifik atau milestone perkembangan digunakan untuk menandai
kemajuan perkembangan anak. Umur saat milestone perkembangan itu terjadi bisa
juga membantu mendiagnosis perkembangan anak.
PERKEMBANGAN
BAHASA
Bayi baru lahir belum mampu menyatakan kebutuhan dan keininannya dalam
bentuk yang mudah dipahami orang lain, juga belum mampu memahami kata atau
isyarat yang digunakan oleh orang lain. Ketidakberdayaan ini berkurang dengan
cepat pada awal tahun kehidupan, pada waktu anak sudah dapat mengendalikan
organ-organ tubuh yang diperlukan bagi berbagai mekansime komunikasi.
Seperti halnya perkembangan lainnya, tahun-tahun pertama kehidupan sangat
penting dalam perkembangan bicara anak. Landasan untuk perkembangan bahasa
terletak pada masa kehidupan ini. Bicara merupakan keterampilan mental-motorik.
Berbicara tidak hanya merupakan koordinasi kumpulan otot-otot yang membentuk
suara, melainkan juga mempunyai aspek mental intelektual, yaitu kehidupan
mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
Babling
Secara hampir pasti bayi usia 2 bulan banyak mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip
dengan orang berkumur. Mirip dengan bunyi /a/ atau bunyi vokal lainnya dengan
nada dan kenyaringan yang berlainan. Bunyi tersebut biasanya disuarakan dengan
bunyi pendek atau panjang. Pada minggu-minggu selanjutnya terdengar bunyi
konsonan seperti /p/. /b/. /j/. /g/. /n/. Yang dilakukan berulang-ulang dan
dikombinasikan dengan bunyi mirip vokal /a/ tadi à contoh :
papapa……..gagagaga…….jajajajaà bunyi yang diproduksi ini masih berupa refleks dan
terus berjalan sampai usia 5-6 bulan. Tanpa disadari bayi melatih otot artikulasi.
Lalling
Masa ini bayi berusia ± 6 bulan, dan sudah banyak perkembangan pada otaknya,
pada masa ini menunjukan pengulangan bunyi yang terjadi bukan berdasarkan
refleks, bunyi tersebut seperti ba….ba…..ma…..ma, hal ini karena bayi benar-benar
mendengar dan seterusnya senang melakukan pengulangan-pengulangan.
Echolalia
Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara
yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah
atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau
biasa disebut batita. Anak pada usia ini pola bicaranya sudah dapat dimengerti
maksudnya, walaupun kemampuan pengucapannya belum memadai. Anak dapat
merangkai dua sampai tiga kata. Anak dapat mengerti pembicaraan orang lain
sebatas pengalaman yang didapat dari lingkungan.
Milestone dan red flag perkembangan bahasa
b. Mengajak berbicara
1) Jangan membiarkan bayi ketika menangi
2) Selalu mengajak berbicara sesering mungkin setiap ada kesempatan
mengenai aktivitas yang sedang dilakukan, benda-benda sekitar dan
sebagainya, walaupun bayi belum bisa mengucapkan, tetapi pemahaman
bayi akan bertambah.
3) Tanggapi segala bentuk suara yang dikeluarkan bayi saat diajak berbicara
4) ketika anak mulai mengucapkan kata-kata yang belum jelas, ikuti kata-
katanya dengan mengucapkan yang benar
d. Membacakan buku
1) Perlihatkan buku bergambar hanya berisi gambar-gambar berwarna untuk
menarik perhatian bayi saat ia berusia 6 bulan
2) Tunjuk sebuah gambar dan sebutkan namanya ketika bayi melihatnya, makin
sering mendengar nama suatu objek, makin besar akan dapat
mengucapkannya
2. Fase Holofrase (12-18 bulan)
a. Melatih organ bicara
1) Awal tahun pertama, latih pengucapan seperti /ua/, /ui/, /oe/, atau /wa/,
/au/, /ai/, /ae/, /ao/, /ha/, /hi/, /ho/, /hai/, /bai/, /mau/, /bau/ dan
sebagainya
2) Sekitar 15 bulan, latih pengucapan /n/, /d/ dan /t/, seperti /nana/, /nene/,
/tata/, /dudu/, /dada/, /dede/ dan sebagainya
3) Tunjukkan posisi lidah jika pengucapan tidak juga sempurna
b. Mengajak berbicara
1) Doronglah untuk menunjuk sesuatu dan menyebut namanya
2) Ajari kata benda, kata sifat dan kata kerja dengan menyebut nama benda
yang sedang diperhatikannya karena lebih mudah memahami kata kerja
lebih awal dibandingkan mengucapkannya
3) Ajak bermain sambil berbicara dengan menggunakan boneka dan telepon-
teleponan
d. Membacakan buku
1) Rangsang anak untuk mengulang kembali nama gambar yang
disebutkan/ditunjukkan
2) Membacakan buku cerita bergambar pada anak sesering mungkin dan
mengulang cerita yang sama dalam beberapa kali
3) Perpanjang rentang perhatian anak dengan memberikan makanan ringan
dan berikan anak benda-benda, seperti boneka, mainan binatang, yang
berhubungan cerita untuk dipegang
3. Fase Kalimat dengan 2 Kata
(18-24 bulan)
a. Melatih organ bicara
1) Latih pengucapan /k/, seperti /aku/, /kake/, /kuku/, /buku/, /paku/, /bisu/,
/kakak/ dan sebagainya
2) Jika pengucapan /k/ sudah fasih, latih pengucapan /g/, seperti /tiga/,
/tigabelas/, /tigapuluh/, /tigapuluh tiga/ dan latihan bisa digabung dengan
bunyi nasal /ng/, misalnya /nangis/, /anjing/, /kucing/, /gong/, /gang/,
/agung/, /es agogo/ dan sebagainya
b. Mengajak berbicara
1) Kenalkan anak pada perbendaharaan kata yang menerangkan sifat atau
kualitas (anak baik, nakal, pintar, dll), keadaan/peristiwa yang terjadi
(sekarang, besok, kemarin, dll) serta kata-kata yang menunjukkan tempat
(di sini, di atas, di bawahm dll)
2) Ajari anak konsep berhitung hingga angka dua dengan memperlihatkan
pada anak bagaimana cara menghitung mainanya
3) Rangsang anak agar bercerita tentang apa yang dilihatnya/dialaminya
4) Hindari untuk meminta anak menyebutkan kata-kata tertentu atau suatu
kalimat untuk pamer kepada keluarga atau teman
d. Membacakan buku
1) Ketika melihat buku bersama, mungkin akan kembali ke halaman
sebelumnya dan menyebutkan nama binatang kesayangannya, maka ikuti
topik pembicaraannya
2) Membacakan buku cerita setiap hari dan rangsang anak untuk
menceritakan gambar yang ada di buku cerita
3) Kenalkan mengenai konsep warna yang terdapat dalam buku
4. Usia 2-3 Tahun
a. Melatih organ bicara
1) Latih pengucapan /l/, seperti /lama/, /lalu/, /bulu/, /palu/, /malu/, /telah/,
/lain/, /lupa/, /lelah/, /bolu/ dan sebagainya
2) Waktu yang tepat untuk melatih bunyi lateral adalah ketika anak berkata
“Pelmen”, yang dimaksudnya adalah “Permen”
b. Mengajak berbicara
1) Ajari anak agar dapat menyebutkan nama lengkapnya
2) mengenalkan nama-nama benda-benda disekitarnya dan minta anak untuk
menyebutkan kembali di lain waktu
3) Bicarakan tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu
untuk meningkatkan kemampuan mengingat anak
d. Membacakan buku
1) Ceritakan yang lebih kompleks secara berulang agar anak dapat
mengingatnya
2) Rangsang anak untuk menceritakan kembali buku yang pernah dibacakan
3) Rangsang anak untuk mencocokkan warna dan menyebutkan beberapa
warna pokok
b. Mengajak berbicara
1) Rangsang anak untuk menceritakan tentang dirinya dan rangsang ia agar
menggunakan kalimat lebih dari 2 kata
2) Mengajaknya mendiskusikan tentang sesuatu hal yang sangat sederhana
3) Untuk meningkatkan kemampuannya dalam memahami kalimat, berbicara
pada anak dengan kalimat yang panjang dan kompleks
d. Membacakan buku
1) Berikan hadiah sikap baik anak dengan buku daripada permen atau mainan
2) Membacakan buku setiap hari
3) Rangsang anak untuk menceritakan kembali buku yang pernah dibacakan
e. Permainan sosial
1) Libatkan dalam permainan imajinasi, seperti memanfaatkan peralatan
rumah tangga biasa, lalu dorong ia untuk membayangkan segala macam
benda yang dapat dibuat dengan barang-barang tersebut
2) Ajarkan anak untuk bermain peran, dengan cara memberikan beberapa
pakaian tua kepada anak dan biarkan ia bermain dengan mencoba
mengenakannya dan bergaya
6. Usia 4-5 Tahun
a. Melatih organ bicara
Latih pengucapan /r/, seperti /beri/, /kue mari/, /roda/, /permen/ dan
sebagainya. Latihan diberikan pada awal tahun keempat bahkan hingga usia
5 tahun
b. Mengajak berbicara
1) Libatkan anak dalam berbagai aktivitas dan ajak berdiskusi mengenai
kegiatan tersebut serta rangsang agar anak menggunakan kalimat yang
lebih kompleks
2) Mengenalkan angka hingga 10
3) Rangsang agar anak menceritakan tentang masa kecilnya atau kejadian
yang pernah dialaminya di masa lalu
4) Rangsang anak untuk bercerita tentang pemikiran imajinasinya
c. Membacakan buku
1) Membacakannya setiap hari dan rangsang anak untuk melanjutkan isi
cerita dengan imajinasinya
2) Rangsang anak untuk menceritakan kembali buku yang pernah dibacakan
d. Permainan sosial
1) Biarkan anak melakukan permainan kelompok bersama teman sebayanya
2) Di usia ini, anak sudah siap menghadapi pengalaman baru ketika mereka
mulai bersekolah
Jean Piaget menyatakan bahwa anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda
dibanding orang dewasa dan menetapkan satu teori pentahapan. Empat tahap
perkembangan kognitif digambarkan dalam teori Piaget sebagai berikut :
1. Tahap sensorimotor (0-24 bulan) yaitu anak memahami dunianya melalu gerak
dan inderanya serta mempelajari pemanensi objek.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) yaitu anak mulai memiliki kecakapan motorik,
proses berpikir anak berkembang meskipun masih dianggap ‘jauh’ dari logis.
Proses berpikir menjadi internalisasi, tidak sistematis dan mengandalkan intuisi.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun) yaitu anak mulai berpikir secara logis
tentang kejadian-kejadian konkret, proses berpikir menjadi lebih rasional,
matang dan “seperti dewasa” atau lebih “operasional”.
4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas) yaitu kemampuan penalaran
abstrak dan imajinasi pada anak telah berkembang. Pengertian terhadap ilmu
pengetahuan dan teori lebih mendalam.
Milestone perkembangan kognitif sesuai kelompok
umur
6-9 Tertarik pada bagian dari tubuhnya, seperti mencari kaki yang
menarik perhatiannya
Memahami objek dan tahu apa yang diharapkan dari mereka
bulan Memahami ‘naik’ dan ‘turun’ dan membuat gerakan yang
sesuai, seperti mengangkat lengannya
Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
Bermain tepuk tangan/cilukba
Bergembira dengan melempar benda
Makan kue sendiri
24-36 Dapat menunjuk satu atau lebih bagian dari tubuhnya ketika
diminta
Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua
bulan
benda atau lebih
Dapat bercerita menggunakan paragraf sederhana
Menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat
Menggunakan nama sendiri untuk menyebutkan dirinya
36-48
Mengenal 2-4 warna
Menyebut nama, umur, tempat tinggal
Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
bulan
Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
Mengenakan sepatu sendiri
Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
Menghubungkan aktivitas saat ini dan pengalaman masa lalu
Dapat menggambar orang dengan kepala ditambahi bahan
tubuh lainnya
Dapat memilah-milah objek ke dalam kategori sederhana
48-60
Menggambar garis lurus
Bertanya arti kata
Menggambar rumah yang dapat dikenal
bulan
60-72
Menggambar 6 bagian tubuh, menggambar orang lengkap
Menggambar segi empat
Mengerti arti lawan kata
bulan Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan
kegunaannya
Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
Mengenal warna-warni
Mengungkapkan simpati
Mengikuti aturan permainan
Berpakaian sendiri tanpa dibantu
Mampu menulis nama
Memahami angka-angka
Mengembangkan keterampilan membaca dengan baik
sumber : Sekarini Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, 2006
Contoh stimulasi untuk anak umur 0-3 bulan dalam hal bahasa adalah setiap
kali melakukan tindakan seperti menyusui dan mengganti popok, ibu harus sambil
mengajak bayinya bercakap-cakap /menyanyi, saling menatap mata,
memperdengarkan musik atau bunyi-bunyian. Sedangkan dalam hal personal sosial,
keluarga harus menciptakan rasa nyaman, aman, menyenangkan, dengan pelukan
atau ciuman untuk menunjukkan kasih sayang. Bayi dapat menatap wajah dan
tersenyum spontan atau membalas senyuman.
PERKEMBANGAN
PERSONAL SOSIAL
Milestone perkembangan personal sosial lebih bervariasi daripada
perkembangan motorik dan kognitif, karena perkembangan personal sosial lebih
banyak dipengaruhi faktor lingkungan (pengasuhan). Seorang bayi mewarisi
karakterisktik emosional sosial dan gaya berinteraksi, tetapi sifat bawaan tersebut
dimodifikasi oleh gaya orangtua dan lingkungan sosial. Milestone dan redflags
perkembangan personal sosial dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Keterlambatan
membalas senyuman mungkin menunjukkan masalah kasih sayang dan mungkin
berkaitan dengan keadaan depresi ibu pada saat hamil. Keterlambatan tersenyum
juga berhubungan dengan gangguan visual dan kognitif. Kalau tidak ada hubungan
sosial, mungkin anak mengalami autis kalau disertai keterlambatan perkembangan
bahasa dan tingkah laku stereotipe.
Menyukai cermin
Berceloteh
Senang bermain
10- Berespon
dipanggil
bila namanya
Melambaikan tangan
Memahami perintah
sederhana
Memperlihatkan rasa
cemburu / bersaing
18- Minum dari cangkir dengan Transisi
kedua tangan yang
buruk
menetap
Memberikan
kesempatan kepada
24 Belajar makan sendiri
kemungkinan anak untuk aktif
mengalami suatu memilih berbagai
bulan Mampu melepas sepatu dan kelainan macam kegiatannya
kaos kaki dan bisa melepas perkembangan sendiri, bervariasi
pakaian tanpa kancing pervasif sesuai dengan minat
dan kemampuannya,
Belajar bernyanyi karena setiap anak
adalah unik; mereka
Meniru aktivitas dirumah
tahu kelemahan dan
Mencari pertolongan bila ada kekuatan yang ada
kesukaran/ masalah pada dirinya. Dengan
demikian anak tidak
Dapat mengeluh bisa basah menjadi pasif hanya
atau kotor menunggu perintah.
Frekuensi buang air besar dan Sebaiknya, stimulasi
buang air kecil sesuai diintegrasikan dalam
aktivitas mereka
Munculnya kontrol buang air sehari-hari.
kecil, biasanya tidak kencing
pada siang hari
Mencium orangtua
Sering menceritakan
pengalaman baru
Ingin mandiri
Kesimpulan
Personal sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan personal meliputi
berbagai kemampuan yang dikelompokkan sebagai kebiasaan, kepribadian, watak,
dan emosi. Semuanya mengalami perubahan dalam perkembangannya.
Perkembangan sosial adalah perkembangan kemampuan anak berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungannya. Terdapat dua teori primer yang menjelaskan
perkembangan sosial, yaitu model epigenenetik dan model jejaring sosial. Kedekatan
atau ikatan bayi pada orang dewasa adlah subjek menuju tahap-tahap
perkembangan sosial. Milestone dan redflags perkembangan personal sosial perlu
dipahami agar kita mengetahui tahap-tahap perkembangan personal sosial dan
mengetahui secara dini adanya gangguan perkembangan personal sosial.