Jawaban UAS MK Keperawatan HIV AIDS
Jawaban UAS MK Keperawatan HIV AIDS
LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
MAHASISWA BRIEGING NERS JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
2. Berdasarkan penatalaksanaan pemberian nutrisi pada bayi dengan ibu positif HIV
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemberian susu formula atau ASI saja tidak
boleh dilakukan mixed atau campuran. Pemberian susu formula harus sesuai dengan
standar AFASS (Acceptable, Feasible, Affordable, Sustainable, dan Safe). Akan tetapi
pada kasus tersebut salah satu syarat AFAS tidak terpenuhi sehingga ada beberapa
penatalaksanaan yang dapat diberikan kepada bayi tersebut antara lain:
a. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
b. Mengurangi viral load dengan cara ARV atau pasteurisasi ASI
c. Mencegah dan mengobati perlukaan pada payudara
d. Memperbaiki keadaan umum bayi untuk mencegah infeksi
e. Memberikan edukasi kepada ibu bahwa ASI diberikan dengan cara diperah,
dihangatkan, dan diberikan menggunakan botol atau cawan (tidak langsung
menghisap dari mammae ibu)
Penatalaksanaan ini diberikan dengan terus mengusahakan AFASS
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien mengatasi
craving/nagih (keinginan untuk menggunakan kembali NAPZA) adalah sebagai
berikut:
a. identifikasi rasa nagih muncul,
b. ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti,
c. ingatlahrasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi
makansemakin sering muncul,
d. cari seseorang yang dapat mengalihkan darirasa nagih, 5) coba menyibukkan diri
saat rasa nagih datang,
e. tundalah penggunaan sampai beberapa saat,
f. bicaralah pada seseorang yangdapat mendukung,
g. lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
h. kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba,
i. tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuatrileks,
j. dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhirdengan
menggunakan lagi,
k. bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti, dan 10) bicaralah pada teman-
teman tentang bagaimana merekamenikmati hidup atau rilekslah untuk dapat
banyak ide.
4. 1). Peran perawat dalam pencegan primer,sekunder dan tertier pada klien hiv /klien
yang resiko terkena HIV
a. Pencegahan primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah seseorang/ kelompok yang dalam
keadaan sehat secara fisik dan mental dan tidak terinfeksi HIV. Pencegahan ini
bersifat promotif dan preventif. Contoh peran perawat dalam tindakan pencegahan
ini antara lain promosi / pendidikan kesehatan mengenai HIV, cara penularan,
dampak negatif seks bebas, standarisasi nutrisi, imunisasi, dll.
b. Pencegahan Sekunder
Sasaran dari pencegahan Sekunder adalah orang yang telah terinfeksi HIV.
Hal ini dilakukan agar Orang Dengan HIV tidak mengalami komplikasi atau
kondisi yang lebih buruk. Pencegahan ini bersifat kuratif, Contoh dari pencegahan
sekunder antara lain melakukan skrining dan pengobatan penyakit pada tahap dini.
Hal ini dilakukan untuk menunda keparahan akibat yang ditimbulkan dari
perkembangan penyakit dan meminimalkan potensi penularan penyakit.
c. Pencegahan Tersier
Sasaran dari pencegahan tersier adalah seseorang yang teridentifikasi
terinfeksi HIV/AIDS dan mengalami ketidakmampuan permanen yang tidak dapat
disembuhkan. Pencegahan ini bersifat rehabilitatif. Hal ini dilakukan untuk
mencegah komplikasi dan penurunan kesehatan. ODHA juga perlu diberikan
dukungan berupa dukungan psikososial agar penderita dapat melakukan aktivitas
seperti semula/seoptimal mungkin. Contoh dari pencegahan tersier adalah
memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya,
membantu untuk meningkatkan harga diri pasien dengan melihat keberhasilan
dimasa lalu, mengajarkan kepada klien dan keluarga untuk mengambil hikmah
dari kejadian yang telah terjadi.
2). Menurut Shelton (1987, dalam Fretes 2012), terdapat beberapa elemen Family
Centered Care, yaitu:
a. Perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang konstan dalam kehidupan
anak, sementara system layanan dan anggota dalam system tersebut berfluktuasi.
b. Memfasilitassi kerjasama antara keluarga den perawat di semua tingkat pelayanan
kesehatan, merawat anak secara individual, pengembangan program, pelaksanaan
dan evaluasi serta pembentukan kebijakan
c. Menghormati keanekaragaman ras, etnis budaya dan sosial ekonomi dalam
keluarga.
d. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperhatikan perbedaan
mekanisme koping dalam keluarga elemen ini mewujudkan
e. Memberikan imformasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua dan secara
berkelanjutan dengan dukungan penuh
f. Mendorong dan mempasilitasi keluarga untuk saling mendukung
g. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan bayi,
anak-anak, remaja dan keluarga mereka ke dalam system perawatan kesehatan.
Pemahaman dan penerapan setiap kebutuhan dalam perkembangan anak
mendukung perawat untuk menerapkan pendekatan yang komprehensif terhadap
anak dan keluarga agar mereka mampu dalam melewati setiap tahap perkembangan
dengan baik (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012)
h. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program program yang
memberikan dukungan emosional dan keuangan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
i. Merancang system perawatan kesehatan yang fleksibel, dapat dijangkau dengan
mudah dan responsip terhadap kebutuhan keluarga teridentifikasi
2). VCT (Voluntary Counseling and Testing) merupakan test HIV yang di dahului
oleh konseling dan dilakukan secara sukarela. Sukarela, artinya keinginan untuk
melakukan test HIV atas kesadaran diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Hal
ini juga berarti seseorang tidak boleh melakukan pemeriksaan HIV tanpa terhadap
orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Konseling HIV, artinya
pemberian informasi tentang HIV dan AIDS berupa pembicaran dua arah antara klien
dan konselor HIV, sehingga dapat terpecahkannya sebuah masalah yang dihadapi oleh
klien (disebut juga konseli) dan bersifat rahasia. Konseling HIV dilakukan dua kali
yaitu sebelum (pre test) dan sesudah (post test) test HIV. Konseling Pre Tes
dilakukan untuk memberikan informasi lengkap tentang HIV dan AIDS, penularan,
pencegahan, menggali faktor resiko klien dan cara menguranginya, sehingga klien
dapat lebih siap untuk melakukan pemeriksaan atau test HIV. Konseling Post Tes
dilakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan klien menerima hasil test. Disini
jelaskan apa saja hasil yang berkaitan dengan hasil tes dan apa yang harus dilakukan
oleh klien jika hasilnya adalah positive atau negative.
Tujuan VCT:
Umum:
Mempromosikan perubahan perilaku dan dapat mengurangi angka penularan
HIV.
Khusus:
Menurunkan jumlah infeksi baru
Menurunkan infeksi penyakit kelamin lainya
Mempercepat deteksi HIV
Mencegah terjadinya infeksi kesehatan lain
Meningkatkan perilaku hidup sehat