Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PEMBAHASAN

5.1.1. Pola Distribusi Penderita menurut Jenis Kelamin

Sebagian besar penderita karsinoma laring di RSUP HAM Medan tahun 2014
hingga 2015 adalah laki-laki yaitu sebanyak 53 orang (81,5%) sedangkan
perempuan sebanyak 12 orang (18,5%).

Hal ini sesuai dengan American Cancer Societyyang menemukan bahwa


angka kejadian karsinoma laring masih tinggi pada laki-laki dibanding perempua
karena tingginya kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol pada laki-laki.1

Lee pada tahun 2003 juga menyebutkan bahwa insidensi tertinggi kanker
laring lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan wanita yaitu 5:1.13
Peneliti juga mendapatkan insidensi yang sama bahwa perbandingan antara
penderita karsinoma laring laki-laki dan perempuan adalah 53:12.

Menurut Ernawati pada tahun 2010 yang membuat penelitian di RS Haji


Adam Malik Medan, terdapat 36 orang laki-laki yang menderita karsinoma laring
sedangkan hanya 2 orang perempuan yang menderita karsinoma laring.21

Selain itu, berdasarkan penelitian oleh Gresha di RS Haji Adam Malik Medan
pada tahun 2011 hingga 2013 yang menemukan bahwa terdapat 76 orang laki-laki
dan hanya 11 orang perempuan yang menderita karsinoma laring.22

5.1.2. Pola Distribusi Penderita menurut Usia.

Penderita karsinoma laring yang terbanyak adalah dalam kelompok yang


berusia 30 hingga 60 tahun yaitu sebanyak 38 orang (58,5%), diikuti dengan
kelompok usia lebih dari 60 tahun yaitu sebanyak 20 orang (30,8%) dan
kelompok usia kurang dari 30 tahun yaitu sebanyak 7 orang (10,8%).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh R. Rekha di GOVT. ENT
Hospital, Hydrebad dari tahun 2010 hingga 2011 yang menemukan bahwa angka
kejadian karsinoma tertinggi pada kelompok usia antara 40 hingga 60 tahun.19
Ratiola H. juga menyebutkan bahwa kanker laring sering terjadi pada usia
pertengahan dan usia tua dengan puncak insidensi terjadi pada dekade keenam.11

Selain itu, berdasarkan penelitian oleh Xavier Leon di Hospital Dela Santa,
Barcelona pada tahun 2008 terdapat 83 orang pasien yang didiagnosa dengan
karsinoma laring. Dari 83 pasien tersebut, 57 orang pasien berusia lebih dari 50
tahun dan 26 orang pasien adalah kurang dari 50 tahun.20

Menurut Ernawati pada tahun 2010 yang membuat penelitian di RS Haji


Adam Malik Medan, penderita karsinoma laring terbanyak pada usia 51-60 tahun
dan tidak dijumpai pada pasien yang berumur lebih dari 80 tahun.21

Berdasarkan penelitian oleh Gresha di RS Haji Adam Malik Medan pada


tahun 2011 hingga 2013, penderita karsinoma laring yang terbanyak adalah yang
berusia 61 hingga 70 tahun.22

5.1.3. Pola Distribusi Penderita menurut Pekerjaan.

Pada penggolongan sampel menurut pekerjaan, dapat dilihat bahwa pederita


karsinoma laring yang terbanyak adalah yang bekerja sebagai petani yaitu
sebanyak 20 orang (30,8%), diikuti wiraswasta sebanyak 15 orang (23,1%),
pegawai swasta dan pension masing-masing sebanyak 7 orang (10,8%), tidak
bekerja sebanyak 6 orang (9,2%) dan buruh serta pegawai negeri masing-masing
sebanyak 5 orang (7,7%).

Hal ini sesuai dengan Cancer Research UK pada tahun 2012 yang
menemukan bahwa angka kejadian yang tertinggi adalah pada lingkungan kerja
yang terpapar terhadap substansi berbahaya.4

Menurut Adams, pekerjaan pasien dapat mempengaruhi terjadinya tumor


ganas laring. Hal ini berhungan dengan paparan terhadap substansi berbahaya di
lingkungan kerja.10
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati pada tahun 2010 di RS
Haji Adam Malik Medan, penderita karsinoma laring terbanyak adalah yang
bekerja sebagai wiraswasta dan yang paling sedikit adalah buruh.21

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Gresha di RS Haji Adam Malik
periode 2011 hingga 2013 menemukan bahwa penderita karsinoma laring yang
terbanyak adalah yang bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 28 orang dan yang
paling sedikit adalah yang bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak 3
orang.22

Menurut National Cancer Institute, orang yang terpapar pestisida tertentu


memiliki peningkatan resiko menderita kanker. Sebuah studi dari AHS pada tahun
2009 menemukan bahwa orang yang menggunakan pembunuh rumput
imazethapyr mempunyai resiko tinggi menderita kanker dibandingkan dengan
orang yang tidak meggunakan imazethapyr.Imazethapyr berada dalam kelas
bahan kimia yang dikenal sebagai amina aromatik.12

5.1.4. Pola Distribusi Penderita menurut konsumsi Alkohol dan


Merokok.
Pada penggologan pasien menurut konsumsi alkohol dan merokok, dapat
diketahui bahwa proporsi penderita karsinoma laring yang terbanyak adalah yang
merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol yaitu sebanyak 33 orang (50,3%),
diikuti dengan yang merokok dan konsumsi alkohol yaitu sebanyak 14 orang
(22%). Seterusnya, penderita yang tidak merokok dan tidak konsumsi alkohol
adalah sebanyak 13 orang (20%) sedangkan yang tidak merokok dan konsumsi
alkohol adalah sebanyak 5 orang (7,7%).
Pada penelitian ini secara keseluruhan pasien karsinoma laring yang
mengkonsumsi alkohol adalah lebih sedikit dibandingkan dengan pasien yang
tidak mengkonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol bukan merupakan
faktor resiko tunggal yang menyebabkan terjadinya karsinoma laring, tetapi
kombinasi antara penggunaan rokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
resiko terjadinya karsinoma laring.1
Menurut Ridge, faktor resiko menderita karsinoma laring lebih tinggi pada
perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Bagi perokok, angka kematian
akibat kanker laring adalah 20 kali lebih banyak dibandingkan orang yang tidak
merokok.16

Lee juga menyebutkan bahwa kebiasaan merokok merupakan hal penting yang
dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker laring. Peningkatan faktor resiko ini
juga tergantung pada lama dan intensitas seseorang itu merokok.13

Menurut Ernawati pada tahun 2010 yang membuat penelitian di RS Haji Adam
Malik Medan, frekuensi penderita karsinoma laring terbanyak memiliki riwayat
hanya merokok yaitu sebanyak 17 orang (47,2%) dan yang paling sedikit pada
penderita yang hanya mengkonsumsi alkohol dengan jumlah 2 orang (5,6%).21

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gresha di RS Haji Adam Malik


Medan periode 2011 hingga 2013, proporsi penderita karsinoma laring yang
terbanyak adalah perokok yaitu sebanyak 59 orang (67,8%), diikuti bekas perokok
yaitu sebanyak 19 orang (21,8%) dan bukan perokok sebanyak 9 orang (10,3%).
Penderita yang tidak mengkonsumsi alkohol mempunyai frekuensi yang lebih
besar daripada penderita yang tidak mengkonsumsi alkohol.22

5.2.6. Pola Distribusi Penderita menurut Gejala Klinis.

Pada penggolongan sampel menurut gejala klinis diketahui bahwa proporsi


penderita karsinoma laring yang terbanyak adalah dengan gejala klinis serak yaitu
sebanyak 35 orang (53,8%), diikuti benjolan di leher sebanyak 11 orang (16,9%),
dispneu sebanyak 10 orang (15,4%), dan batuk sebanyak 9 orang (13,8%).

Hal ini sesuai menurut Hermani bahwa serak adalah gejala utama karsinoma
laring.Keluhan serak ini terjadi karena terdapat gangguan pada fungsi fonasi
laring.Dispneu adalah gejala yang disebabkan oleh sumbatan. Gejala batuk jarang
ditemukan pada tumor ganas glotik.15

Lee menyatakan bahwa sebagian besar penderita kanker laring yang datang ke
rumah sakit atau dokter spesialis THT mengeluhkan suara serak atau perubahan
suara. Menurut Hermani, suara serak ini terjadi jika terdapat keterlibatan pita
suara baik karena tumor yang berada pada glotis, supraglotis atau subglotis yang
telah meluas.13,15

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati pada tahun 2010 di RS Haji
Adam Malik Medan, penderita karsinoma laring paling banyak memiliki keluhan
serak yaitu sebanyak 33 orang (91,7%) dan keluhan yang paling sedikit adalah
massa di leher yaitu sebanyak 12 orang (33,3%).21

Menurut Gresha yang melakukan penelitian di RSUP Haji Adam Malik


Medan pada tahun 2011 hinnga 2013, proporsi penderita karsinoma laring yang
terbanyak adalah yang mempunyai keluhan serak yaitu sebanyak 48 orang
(55,2%) dan keluhan yang paling sedikit adalah batuk yang berjumlah 12 orang
(13,8%).22

5.2.7. Pola Distribusi Penderita menurut Lokasi Tumor

Pada penggolongan sampel menurut lokasi tumor, dapat diketahui bahwa


penderita karsinoma yang terbanyak adalah dengan lokasi di glotis yaitu sebanyak
40 orang (61,5%) diikuti dengan supraglotis yaitu sebanyak 16 orang (24,6%) dan
subglotis sebanyak 9 orang (13,8%).

Menurut Kumar pada tahun 2007, angka kejadian terbanyak adalah tumor
glotis, yaitu 60% hingga 70% kasus, supraglotis 25%-40 dan subglotis kurang dari
15% kasus.17

Hal ini juga sesuai dengan American Cancer Society yang menyatakan kurang
lebih 60% keganasan laring ditemukan pada daerah glotis, sedangkan 35% dari
daerah supraglotis dan hanya 5% dari daerah subglotis.1

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati pada tahun 2010 di


RSUP Haji Adam Malik Medan, lokasi tumor terbanyak adalah di glotis yaitu
sebanyak 20 orang (55,6%), diikuti dengan supraglotis yaitu sebanyak 10 orang
(27,8%) dan subglotis sebanyak 4 orang (11,1%).21
Menurut Gresha yang melakukan penelitian di RSUP Haji Adam Malik
Medan pada tahun 2011 hinnga 2013, lokasi tumor terbanyak adakah di glotis
yaitu sebanyak 58 orang (66,7%) dan lokasi tumor yang paling sedikit adalah di
subglotis yaitu sebanyak 7 orang (8%).22

5.2.8. Pola Distribusi Penderita menurut Klasifikasi.

Pada penggolongan sampel menurut klasifikasi, diketahui bahwa penderita


karsinoma laring yang terbanyak adalah pada stadium I yaitu sebanyak 30 orang
(46,2%), diikuti dengan stadium II sebanyak 14 orang (21,5%), stadium III
sebanyak 13 orang (20%) dan stadium IV sebanyak 8 orang (12,3%).

Hal ini berbeda menurut Abdoerrachman bahwa pemeriksaan histopatologi


yang dilakukan pada tahun 2006 hingga 2007 terhadap 188 pasien dengan
karsinoma laring di Departemen THT FKUI / RSCM berdasarkan stadium,
stadium kanker laring yang paling banyak merupakan stadium IV, yaitu sebanyak
57 kasus (30,32%) diikuti stadium III sebanyak 53 kasus (28,19%), stadium II
sebanyak 45 kasus (23,94%) dan stadium I sebanyak 23 kasus (12,23%).5

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati pada tahun 2010 di


RSUP Haji Adam Malik Medan, penderita karsinoma laring terbanyak adalah
pada stadium I, diikuti stadium II, stadium III dan stadium IV.21

Menurut Gresha yang melakukan penelitian di RSUP Haji Adam Malik


Medan pada tahun 2011 hinnga 2013, penderita karsinoma laring yang terbanyak
adala pada stadium I yaitu sebanyak 37 orang (42,5%), diikuti dengan stadium II
sebanyak 23 orang (26,4%), stadium III sebanyak 15 orang (17,4%) dan stadium
IV sebanyak 12 orang (13,8%).22

Peneliti berpendapat perbedaan ini terjadi mungkin berhubungan dengan lamanya


paparan atau jumlah paparan yang mempengaruhi terjadinya kanker laring.Selain
itu, kemungkinan karena peningkatan kesadaran pasien untuk segera
memeriksakan diri segera saat mereka mengalami keluhan sehingga banyak
pasien yang terdiagnosis pada stadium awal.
5.2.9. Pola Distribusi Penderita menurut Jenis Pengobatan.

Pada penggolongan sampel menurut jenis pengobatan, dapat diketahui bahwa


penderita karsinoma laring yang terbanyak adalah dengan jenis pengobatan bedah
yaitu sebanyak 33 orang (50,8%), diikuti dengan kemoterapi sebanyak 18 orang
(27,7%) dan radioterapi sebanyak 14 orang (21,5%).

Hal ini sesuai menurut Abdoerrachman bahwa pemeriksaan histopatologi yang


dilakukan pada tahun 2006 hingga 2007 terhadap 188 pasien dengan karsinoma
laring di Departemen THT FKUI / RSCM , bahwa 78 orang (41,50%) sudah
dilakukan operasi, 77 orang (40,96%) tanpa operasi dan 33 orang (40,49%) tanpa
keterangan jelas.5

Menurut Cancer Research UK, pilihan terapi pilihan utama adalah pembedahan.
Walaubagaimanapun, pasien dengan stadium lanjut tidak dianjurkan untuk
melakukan pembedahan.4

Menurut Ernawati pada tahun 2010 yang membuat penelitian di RS Haji Adam
Malik Medan, proporsi penderita karsinoma laring yang terbanyak adalah dengan
jenis pengobatan bedah dan yang paling sedikit adalah dengan jenis pengobatan
kemoterapi.21

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gresha di RS Haji Adam Malik


Medan periode 2011 hingga 2013, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan dari
36 orang penderita karsinoma laring sebagian besar melalukan operasi yaitu
sebanyak 30 orang (83,3%) dan hanya 12 orang (33,3%) yang melakukan terapi
radiasi.22
BAB IV
KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan mengenai gambaran penderita


karsinoma laring di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan periode Januari 2014
hingga Desember 2015 sebagai berikut :

1. Jumlah penderita karsinoma laring adalah 65 orang.

2. Penderita karsinoma laring tersering pada jenis kelamin laki-laki.

3. Usia tersering penderita karsinoma laring adalah pada usia 30 hingga 60 tahun.

4. Pekerjaan tersering penderita karsinoma laring adalah petani.

5. Faktor resiko tertinggi penderita karsinoma laring adalah merokok.

6. Keluhan tersering yang dialami penderita karsinoma laring adalah suara serak.

7. Lokasi terjadinya tumor ganas laring terbanyak adalah di glotis.

8. Stadium yang dialami penderita karsinoma laring terbanyak adalah stadium I.

9. Penderita karsinoma laring lebih banyak mendapat jenis pengobatan secara


pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai