Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal.

77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079

BERBAGAI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL SERTA STRATEGI


UNTUK PENGEMBANGAN PORANG (Amorphophalus muelleri Blume) DI PROVINSI

VARIOUS INTERNAL AND EXTERNAL FACTORS AND DEVELOPMENT STRATEGY


OF PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) IN BANTEN PROVINCE

(disubmit 12 November 2020, direvisi 17 November 2020, diterima 19 November 2020)

Yunia Rahayuningsih 1)
1
Bappeda Provinsi Banten
KP3B, Jl. Syech Nawawi Al Bantani, Serang, Banten
Corresponding Author: yuniarahayuningsih@gmail.com

ABSTRAK
Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah jenis tumbuhan umbi-umbian penghasil pati
yang memiliki banyak kegunaan yang termasuk dalam jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
Porang di Provinsi Banten banyak ditemukan di lahan hutan rakyat maupun hutan negara,
namun sejauh ini belum dikembangkan dengan seksama. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai faktor internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi perkembangan porang dan memperoleh strategi pengembangan porang di
Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan wilayah Provinsi Banten pada bulan Agustus-
September 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Beberapa teknik
pengumpulan data lapangan dilakukan dengan wawancara terhadap informan yang dipilih
purposive, dan studi pustaka. Selanjutnya data dianlisis dengan SWOT. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dalam pengembangan porang di
Provinsi Banten adalah dapat tumbuh di bawah naungan (0,70) dan pertumbuhan awal lama
(0,70). Sedangkan faktor eksternalnya (peluang dan ancaman) yaitu kebutuhan ekspor masih
sangat tinggi (0,79) dan jumlah bandar masih terbatas (0,72). Strategi yang sesuai untuk
pengembangan porang di Provinsi Banten adalah strategi SO (strengths opportunities), yaitu
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dengan cara membangun kemitraan antara petani
dengan bandar/perusahaan yang membutuhkan bahan baku porang dan kegiatan penyuluhan.

Kata Kunci: Faktor internal, faktor eksternal, strategi pengembangan, porang (Amorphophallus
muelleri Blume), Provinsi Banten

ABSTRACT
This study aims to analyze the socio-economic and physical building vulnerability of urban
community against flooding in Margagiri Village, Bojonegara District, Serang Regency, Banten
Province. The method used in this study was a mixture of qualitative and quantitative method.
The data used were primary data and secondary data. Primary data were collected by direct
observation in the field and structured interviews with respondents randomly selected by simple
random sampling technique. Interviews were conducted with 90 heads of households from a total
population of 483 heads of households. Meanwhile, secondary data were obtained from various
documents of related institutions that is considered to be competent. The results of study showed
that based on the results of interpolation the depth of floods affected by flooding was in most of
the eastern part of the study with a maximum depth of 1.5 meters. Various factors can cause
77
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
flooding, such as lower topographic conditions, river narrowing, drainage clogging and
blockage of river channels which causes obstruction of river flow flowing to the main outlet. The
results of this study also showed that higher socioeconomic vulnerability was found at the low
predominant level of education, namely elementary school level (40.42%) and elements of the
vulnerable population due to old age and children as much as 30.09%. Meanwhile, other
research findings related to physical vulnerability, showed that the high level of physical aspect
vulnerability was 32 buildings, the moderate level of physical vulnerability was 43 buildings,
and the low level vulnerability was 25 buildings.

Keywords: Internal factors, external factors, development strategy, porang (Amorphophalus


muelleri Blume), Banten Province

PENDAHULUAN makanan dan bahan industri hanyalah A.


Pada saat ini berbagai komoditi campanulatus (Desnnt.) Nicols yang
yang mempunyai prospek sebagai bahan dikenal juga dengan sebutan suweg, A.
pangan alternatif mulai dikembangkan muelleri B.I yang dikenal pula dengan nama
berkaitan dengan semakin meningkatnya lainnya sebagai porang, dan A. variabilis B.I
kebutuhan akan pangan. Hal ini bertujuan dikenal dengan nama lokal senagai bosot
agar masyarakat tidak hanya (Sufiani, 1993 dalam Fauziyah, 2010).
menggantungkan kebutuhan pangan pokok Pengembangan tanaman porang
terhadap padi (serealia), tetapi juga sumber sangat penting dilakukan diantaranya karena
pangan lainnya seperti jenis tanaman umbi- tanaman tersebut potensi ekonominya cukup
umbian. Salah satu jenis tanaman umbi- tinggi. Hal tersebut akan sangat membantu
umbian yang mulai banyak dikembangkan dalam meningkatkan taraf hidup
adalah tanaman porang (Amorphophallus masyarakat. Di Provinsi Jawa Timur tanaman
muelleri Blume). porang bahkan sudah menjadi salah satu
Tanaman porang merupakan tanaman jenis hasil hutan bukan kayu (HBBK)
umbi-umbian dari spesies Amophophallus unggulan provinsi. Porang yang
muelleri Blume yang termasuk dalam Famili dikembangkan di hutan negara di Madiun
Araceae (talas-talasan) yang masih satu juga menunjukkan hasil ekonomi tinggi.
famili dengan suweg, walur, dan iles-iles Harga jual porang di Jawa Timur pada tahun
(Purwanto, 2014). Jenis-jenis porang yang 2002 adalah Rp 800 per kg dalam bentuk
banyak dijumpai di Indonesia diantaranya irisan kering dan dari tiap ha petani
A. campanulatus (Dennst.) Nicols, A. mendapat Rp 6,4 juta setiap bulan. Harga
variailis B.I, A. spectabilis (Miq). Engl, A. p o r a n g ini terus mengalami kenaikan,
decus-silvae Backer, Alderw, A. muelleri pada tingkat petani, di Jawa Timur harga
B.I, serta A. titanium Becc. Dari sekian umbi porang pada tahun 2008 sudah
banyak jenis tanaman porang tersebut yang mencapai Rp 2000 per kg, sedangkan harga
ditanam dan dipergunakan sebagai bahan umbi yang sudah dirajang dan dikeringkan
78
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
dengan ukuran 0,5- 1 cm berupa chips ditemukan di lahan hutan rakyat maupun di
mencapai Rp 13.500 per kg (Arifin, 2008; lahan hutan negara, namun sejauh ini belum
Romli, 2002 dalam Fauziyah, 2010). Hasil dikembangkan dengan seksama. Meskipun
produksi tanaman porang bukan saja dijual sudah banyak petani pembudidaya dan
di dalam negeri juga telah diekspor. pengumpul porang, namun harga porang
Misalnya, ekspor produksi porang pada masih kategori rendah, sehingga tidak
periode Januari hingga 28 Juli 2020 tercatat memberikan hasil yang maksimal bagi para
sebesar 14.568 ton dengan nilai Rp 801,24 petaninya. Pertanyaan yang menarik untuk
miliar. Mengingat potensi produksi porang dikaji adalah faktor-faktor apa yang
yang tinggi, maka dalam rangka mempengaruhi perkembangan porang dan
pengembangan tanaman porang, pemerintah strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk
mengalokasikan lahan untuk budidaya pengembangan porang. Penelitian ini
tanaman porang pada tahun 2020 seluas bertujuan untuk mengetahui faktor internal
17.886 ha di 6 provinsi, yaitu di Provinsi dan eksternal yang mempengaruhi
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, pengembangan porang dan memperoleh
Banten, NTT dan Sulawesi Selatan strategi untuk pengembangan porang di
(www.cnbcindonesia.com) Provinsi Banten.
Walaupun tanaman porang memiliki
nilai ekonomi tinggi, seperti yang METODE PENELITIAN
digambarkan kasus di Jawa Timur, namun Penelitian tentang tanaman porang
untuk pengembangan tanaman tersebut di untuk dikembangkan di kawasan Provinsi
tempat lainnya di Indonesia tidaklah mudah Banten dilaksanakan pada bulan Agustus-
untuk dilakukan. Pada kasus di pedesaan September 2020 di wilayah Provinsi
Jawa Barat, misalnya, jenis lain dari porang, Banten. Metoda yang digunakan dalam
seperti suweg (Amorphophallus penelitian ini adalah metoda kualitatif
paeoniifolius (Dennst) Nicolson) yang biasa (Creswell 2010). Data primer dikumpulkan
ditemukan di pekarangan, kebun, kebun melalui wawancara dengan para informan
campuran dan hutan, serta memiliki banyak yang dipilih secara sengaja (purposive
fungsi di masyarakat pedesaan Majalengka, sampling) dan dianggap kompeten, yaitu
Jawa Barat, seperti tambahan pangan pokok, para pakar (key person) yang mengetahui
pakan ikan, dan bahan obat tradisional, tapi seluk beluk mengenai perkembangan
tanaman suweg belum dikembangkan di porang di Provinsi Banten, seperti Staf
kawasan desa tersebut (Mutaqin et al. 2018; Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup-
2020). Demikian pula, kasus di Provinsi Kehutanan, Petani, Penyuluh, dan
Banten, meskipun tanaman porang banyak Bandar/Pedagang. Sedangkan data
79
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
sekunder diperoleh dari instansi terkait dan Strategi ST adalah strategi dalam
jurnal-jurnal penelitian. menggunakan kekuatan untuk
Data yang terkumpul dianalisis mengatasi ancaman. Strategi WO adalah
menggunakan analisis SWOT (Strenghts, strategi yang diterapkan berdasarkan
Weaknesses, Opportunities, Threats). pemanfaatan peluang yang ada dengan
Dengan menggunakan analisis ini cara meminimalkan kelemahan yang ada
diperoleh informasi mengenai kekuatan, dan strategi WT adalah strategi yang
kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis didasarkan pada kegiatan yang bersifat
SWOT banyak digunakan untuk defensif dan berusaha meminimalkan
menghasilkan solusi berdasarkan kelemahan yang ada serta menghindari
kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman. ancaman (Rangkuti, 2000).
Pandelaki (2012) mengidentifikasi faktor HASIL DAN PEMBAHASAN
kekuatan, kelemahan, peluang, dan Identifiksi Faktor Internal
ancaman untuk menentukan berbagai Pengembangan Porang
Berdasarkan hasil SWOT dapat
alternatif strategi. Selanjutnya David
diketahui bahwa ada 6 faktor internal yang
(2007) menyatakan bahwa analisis SWOT
berupa faktor kekuatan dan kelemahan yang
merupakan sebuah alat pencocokan penting
dapat berpengaruh untuk pengembangan
yang membantu para manajer
tamaman porang di kawasan Banten (Tabel
mengembangkan empat jenis strategi yaitu
1).
SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-
Tabel 1. Faktor internal yang merupakan
peluang), ST (kekuatan-ancaman), dan WT kekuatan dan kelemahan serta nilai
(kelemahan-ancaman). pengaruhnya
Nilai
Perangkat analisis data yang No. Faktor Bobot Rating Pengaruh
(a) (b) c = (a)x(b)
digunakan dalam analisis SWOT adalah Kekuatan
Internal Factor Evaluation Matrix (Matrik (Strength)
Dapat tumbuh di
IFE) dan External Factor Evaluation 1. bawah naungan 0,19 3,66 0,70
Kondisi alam
Matrix (Matrik EFE), Diagram SWOT dan 2. yang sesuai 0,17 3,86 0,66
3. Mudah
Matrik SWOT yang kemudian dibudidayakan
dan tidak perlu 0,16 3,86 0,62
menghasilkan empat kemungkinan pemeliharaan
alternative strategi yaitu SO, ST, WO, dan intensif
Ketersediaan
WT. Strategi SO adalah strategi yang 4. bibit 0,17 3,59 0,61
Memiliki
dibuat dengan memanfaatkan seluruh kandungan gizi
terutama
kekuatan untuk merebut dan 5. karbohidrat 0,17 3,20 0,54
Dapat diolah
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. menjadi beraneka
6. produk 0,14 3,41 0,46
80
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Jumlah (Total) 3,59 Pengolahan
Kelemahan porang masih
(Weakness) 5. cukup sulit 0,17 3,25 0,54
Pertumbuhan Nilai ekonomi
1. awal lama 0,19 3,65 0,70 porang masih
Biaya 6. rendah 0,14 3,34 0,47
pemanenan dan Jumlah (Total) 3,42
2. pemasaran tinggi 0,19 3,23 0,62 Selisih
3. Belum banyak (Difference) 0,19
dikenal dan
0,16 3,64 0,60 Sumber: Diolah dari data primer, 2020
dimanfaatkan
oleh masyarakat
4. Pengetahuan
masyarakan
0,15 3,38 0,49
tentang porang
masih terbatas
Berdasarkan Tabel 1 ditunjukkan Ada 6 faktor yang menjadi kekuatan
bahwa faktor kekuatan utama yang dapat untuk pengembangan taman porang di
mempengaruhi perkembangan porang di kawasan Provinsi Banten yaitu dapat
Provinsi Banten adalah sifat dari porang yang tumbuhan di bawaha naungan, kondisi alam
dapat tumbuh dibawah naungan dengan skor yang sesuai, mudah dibudidayakan dan tidak
0,70. Sementara faktor yang pengaruhnya perlu pemeliharaan intensif, ketersediaan
paling kecil adalah sifat dari porang yang bibit, memiliki kandungan gizi terutama
dapat dijadikan beraneka ragam produk karbohidrat, dan dapat diolah menjadi
dengan skor 0,46. beraneka produk.
Disisi lain, untuk mengembangkan
Dapat tumbuh di bawah naungan
porang di Provinsi Banten juga masih
Porang merupakan jenis tumbuhan
memiliki berbagai kelemahan, sehingga
yang membutuhkan naungan dalam
kekuatan yang adapun belum dapat
pertumbuhannya. Hal ini merupakan
dimaksimalkan. Kelemahan utama untuk
kekuatan bagi pengembangan porang karena
mengembangkan porang adalah
pada umumnya petani memiliki lahan
pertumbuhan porang yang lama (lebih
garapan yang luas di kawasan hutan produksi
kurang satu tahun baru panen) dengan skor
Perum Perhutani yang tanaman utamanya
0,70 dan yang terkecil pengaruhnya adalah
adalah jati (Tectona grandis L). Pada saat
nilai ekonomi porang yang masih sangat
umur tanaman jati masih muda, petani dapat
rendah dengan skor 0,47.
mengkombinasikan tiumbuhan porang
Uraian di bawah ini menarasikan
dengan tanaman pertanian lainnya, seperti
tentang berbagai kekuatan dan kelemahan
jagung (Zea mays L) atau talas beneng
tanaman porang untuk di kembangkan di
(Xanthosoma undipes). Tetapi ketika
kawasan Provinsi Banten.
tanaman jati sudah berumur lebih dari tiga
Kekuatan tahun (sudah rimbun), petani sudah tidak bisa
81
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
o
lagi menanam tanaman pertanian, sehingga pada curah hujan 2000-5000 mm/tahun tetapi
tidak bisa memperoleh lagi hasil lahan juga tahan terhadap kekeringan (Rosman
tersebut. Sementara itu, tumbuhan porang dan Rusli, 1991 dalam Fauziah, 2010).
untuk pertumbuhannya justru memerlukan Jansen et al. (1996) menambahkan bahwa
naungan, sehingga petani dapat menanam porang tumbuh di daerah yang ternaungi
porang di lahannya tersebut. Menurut Jansen seperti pada daerah hutan dan semak belukar.
et al. (1996) dalam Fauziyah (2010) porang Suhu optimum untuk A. variabilis B.I adalah
tumbuh di daerah yang ternaungi seperti pada 25-35 C. Porang dapat tumbuh optimum pada
daerah hutan dan semak belukar. Naungan tanah yang drainasenya baik dan memiliki
yang ideal untuk tanaman porang adalah kandungan humus yang cukup tinggi dengan
jenis jati (Tectona grandis L), mahoni Ph tanah antara 6-7,5 (Fauziyah, 2010).
(Switenia macrophylla King), sonokeling Berdasarkan berbagai persyaratan
(Dalbergia latifolia), dan lain-lain Yang untuk tumbuhnya jenis tumbuhan porang
paling pokok adanya naungan serta terhindar (Amorphophalus muelleri Blume) dan
dari kebakaran. Tingkat kerapatan naungan berdasarkan kondisi fisik kawasan Banten
minimal 40% sehingga semakin rapat seperti memiliki ketinggian 0-257,93 m dpl,
semakin baik curah hujan 895-2.854 mm/tahun, dan suhu
22,8-37,20°C (BPS Provinsi Banten, 2020),
Kondisi alam yang sesuai
maka secara umum kawasan Banten memiliki
Pada umumnya tumbuhan porang dapat
kondisi alam yang sesuai untuk budidaya
tumbuh pada semua jenis tanah, namun
tumbuhan porang.
demikian agar usaha budidaya tanaman
porang dapat berhasil dengan baik perlu Mudah dibudidayakan dan tidak perlu
diketahui persyaratan tumbuh tanaman pemeliharaan intensif
Selain dapat tumbuh pada hampir
porang, terutama yang menyangkut iklim dan
semua jenis tanah, cara membudidayakan
keadaan tanahnya. Provinsi Banten secara
tumbuhan porang juga relatif mudah. Teknik
umum memiliki persyaratan yang sesuai
yang biasa digunakan untuk
untuk pertumbuhan porang. Rosman dan
membudidayakan porang dapat melalui stek
Rusli (1991) dalam Fauziyah (2010)
daun, biji, bulbil maupun umbi. Bulbil adalah
menyatakan bahwa tumbuhan porang
umbi kecil berbentuk bulat seperti bawang
tumbuh pada ketinggian 100-1000 m dpl
yang terletak pada percabangan tangkai
dengan tanah tekstur liat berpasir, struktur
daun porang dan berwarna coklat.
tanah gembur dan kaya akan unsur hara.
Kebanyakan petani menggunakan bulbil
Tumbuhan porang dapat tumbuh pada kondisi
untuk memperbanyak porang. Umbi atau
curah hujan yang luas karena bisa tumbuh

82
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
bulbil yang berukuran besar dapat langsung Umbi tumbuhan porang dapat
ditanam di lapangan, sedangkan stek daun, dimanfaatkan sebagai bahan makanan
biji dan bulbil kecil perlu disemai terlebih pengganti beras pada saat terjadi kekurangan
dahulu (Ermiati dan Laksmanahardja, 1996). bahan makanan pokok asalkan diolah dengan
Pemeliharaan tanaman porang juga baik dan benar. Pengolahan hasil produksi
tidak perlu intensif, bahkan menurut petani porang untuk konsumsi biasanya dengan
setempat, porang dapat menghasilkan umbi menghilangkan kristal oxalic yang terdapat
meskipun tanpa pemupukan. Tetapi jika pada umbi dengan menghaluskan atau
dipupuk dan dipelihara intensif tentu akan merajang umbi yang masih segar dengan air
menghasilkan umbi yang lebih besar. dan menambahkan abu dan garam,
Sumarwoto (2004) menyebutkan bahwa dikeringkan, lalu direbus, tetapi hasil
pemberian kapur dan pupuk kandang pada perlakuan ini tidak optimal (Ermiati dan
tanah yang masam (Ph 4,2) dan mengandung Laksmanahardja, 1996). Oleh karena itu,
Al tinggi (19,99 me/100 gram) dapat porang jarang dikonsumsi secara langsung
menghasilkan umbi yang lebih besar. tetapi lebih banyak dijadikan gaplek/keripik
lalu kemudian dijual.
Ketersediaan bibit
Komponen dari jenis-jenis
Pengembangan tumbuhan porang di
Amorphophallus berbeda, pada A.
Provinsi Banten sangat memungkinkan
campanulatus dan A. variabilis komponen
karena meskipun belum banyak petani yang
utamanya adalah pati, sedangkan pada A.
membudidayakan porang tetapi sudah
oncophyllus adalah mannan. Mannan adalah
banyak porang yang tumbuh liar di kebun-
senyawa primer berbentuk polisakarida yang
kebun milik masyarakat ataupun di lahan
tersusun dari mannosa dan glukosa. Senyawa
hutan produksi. Bulbil yang akan
ini mempunyai karakteristik dapat
digunakan sebagai bibit dapat dikumpulkan
mengkristal dan membentuk serat halus,
dari tanaman porang yang sudah ada. Jika
sehingga untuk dapat dimanfaatkan perlu
porang akan dikembangkan dalam skala
diolah dengan teknologi khusus.
besar, bibit dapat diperoleh dari beberapa
Amorphophallus variabilis akan cocok
lokasi yang sudah lebih dulu
sekali digunakan sebagai bahan makanan
mengembangkan porang, seperti di Madiun
pengganti makanan pokok di Indonesia
Jawa Timur dan Batang Jawa Tengah.
(Rosman dan Rusli, 1991 dalam Fauziyah,
Memiliki kandungan gizi terutama 2010).
karbohidrat
Dapat diolah menjadi beraneka produk

83
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Hasil produksi tumbuhan porang
Pertumbuhan awal lama
memang dapat dijadikan berbagai produk
Tumbuhan porang memang mudah
olahan. Di Jawa Tengah, Madura, dan India
tumbuh dan tidak memerlukan pemeliharaan
biasa digunakan penduduk sebagai bahan
khusus, namun pertumbuhannya yang cukup
makanan dan kolak. Di Filipina selain
lama merupakan salah satu kelemahan yang
digunakan sebagai bahan baku pembuat roti
perlu mendapat perhatian. Waktu yang
dan alkohol, porang juga digunakan sebagai
diperlukan untuk perumbuhan porang dari
pakan ternak babi dan ayam potong.
mulai tanam hingga panen adalah 1-3 tahun.
Sementara itu, di Jepang selain digunakan
Tanda bahwa porang sudah mulai dapat
sebagai bahan baku industri juga sebagai
dipanen adalah dengan terkulainya tangkai
bahan makanan tradisional ”konyaku” dan
daun (batang semu) dan helaian daun
”shirataki” (Soemono, 1984; Kriswidarti,
berwarna semu (Fauziyah, 2004). Dengan
1980; Soemono dalam Aulinurman, 1998).
karakteristik ini petani tidak dapat
Selain untuk bahan pangan, produksi porang
menjadikan porang sebagai sumber
juga dapat digunakan untuk bahan baku
pendapatan yang utama dari lahannya.
kertas, industri obat-obatan, tekstil, bahan
Pengembangan porang harus
pembuat selluloid, bahan peledak,
dikombinasikan atau ditumpangsarikan
kosmetik, pembersih, dan film (Trubus,
dengan jenis tanaman lain yang mempunyai
1982 dalam Ermiati dan Laksamanahardja,
nilai ekonomi tinggi. Tanaman tersebut bisa
1996). Pada tingkat petani pemanfaatan ini
berupa tanaman semusim maupun tanaman
belum menjadi kekuatan karena petani tidak
kayu cepat tumbuh seperti sengon
tahu dan menilai sangat sulit untuk
(Paraserianthes falcataria). Dengan
mengolahnya, karena membutuhkan
demikian, meskipun faktor tersebut
teknologi yang tinggi.
merupakan salah satu kelemahan utama,
Kelemahan tidak akan menjadi kendala utama bagi petani
Jenis tumbuhan porang selain memiliki dalam mengembangkan porang.
berbagai kekuatan, tetapi juga memiliki
Biaya pemanenan dan pemasaran tinggi
beberapa kelemahan, seperti pertumbuhan
Umbi porang yang sudah siap dipanen
lama, biaya pemanenan dan pemasaran tinggi,
dapat menghasilkan bobot yang besar sekitar
belum banyak dikenal dan dimanfaatkan oleh
800 gram bahkan lebih dari 1 kg jika dipanen
masyarakat, pengetahuan masyarakat akan
pada umur setahun (Ali, 2013). Bobot umbi
porang masih terbatas, pengolahan porang
porang yang besar ini menyebabkan biaya
masih cukup sulit, dan nilai ekonomi porang
pemanenan porang juga menjadi tinggi
masih sangat rendah.
karena membutuhkan tenaga yang banyak
84
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
untuk menggali dan juga mengangkutnya dari khusus. Beberapa responden/petani di
kebun. Demikian pula dengan biaya lapangan mengakui meskipun mengetahui
pemasaran. Petani yang akan menjual tentang porang, mereka tidak pernah
langsung ke bandar memerlukan tempat yang memanfaatkannya secara langsung atau
besar (truk) untuk mengangkutnya. Hal ini mengkonsumsinya. Hal itu dikarenakan agar
menyebabkan biaya pemasaran manjadi dapat dikonsumsi pengolahannya tidak
tinggi. Kelemahan ini seringkali menjadi mudah seperti jenis umbi-umbian lain yang
penyebab rendahnya hasil yang diperoleh ada di kebun petani.
oleh petani.
Nilai ekonomi porang masih sangat rendah
Belum banyak dikenal dan dimanfaatkan oleh Kelemahan porang saat ini yang
masyarakat
dirasakan dengan nilai skor paling kecil yakni
Kelemahan pengembangan porang di
nilai ekonomi yang rendah. Meskipun nilai
Provinsi Banten juga adalah porang ternyata
ekonomi sangat penting, namun karena saat
belum begitu dikenal dan dimanfaatkan oleh
ini porang masih dapat diperoleh secara liar
masyarakat. Masih banyak orang yang
tanpa menanam terlebih dahulu,
menganggap porang hanyalah sebagai
pengumpulan porang masih menarik bagi
tanaman liar yang tidak memiliki banyak
petani. Lain halnya jika diusahakan secara
kegunaannya. Tidak jarang porang yang
intensif, maka jika nilai ekonominya tetap
tumbuh dibiarkan begitu saja.
rendah pengembangan porang tidak akan
Pengetahuan masyarakat akan porang masih menarik lagi.
terbatas
Ketidaktahuan masyarakat akan porang Identifikasi Faktor Eksternal
masih terbatas terutama terkait pengolahan Pengembangan Porang

dan pemanfaatannya. Hal ini merupakan


Peluang dan ancaman merupakan faktor
kelemahan bagi masyarakat di Banten dalam
eksternal yang dapat mempengaruhi
mengembangkan porang. Upaya-upaya dari
pengembangan porang di Provinsi Banten.
pihak terkait untuk mengenalkan porang
Selain kekuatan, peluang yang ada di
masih sangat perlu dilakukan.
sekitarnya harus mampu dimanfaatkan untuk
Pengolahan porang masih cukup sulit mendukung pengembangan porang oleh
Manfaat porang yang dapat diolah setiap stakeholder yang terkait.
berbagai produk belum menjadi kekuatan Pada Tabel 2 dapat disimak bahwa
utama karena pengolahan porang untuk untuk faktor peluang yang paling utama
menjadi produk yang diinginkan dan dapat mendukung pengembangan porang adalah
dimanfaatkan perlu teknik dan teknologi kebutuhan ekspor yang masih sangat tinggi

85
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
(pasar terbuka lebar) dengan skor nilai Selisih (Difference) 0,30
Sumber: Diolah dari data primer, 2020
pengaruh sebesar 0,79. Nilai pengaruh ini
cukup besar karena mendekati 1. Sementara Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
faktor peluang yang paling kecil nilai berbagai peluang dan ancama terhadap
pengaruhnya adalah perhatian dari pengembangan tumbuhan porang, seperti
pemerintah, dengan skor nilai pengaruh 0,65. yang dinarasikan berikut ini.
Jumlah Bandar yang masih terbatas
merupakan factor ancaman terbesar dengan
Peluang
skor 0,72. Sementara factor kurangnya
Kebutuhan ekspor masih sangat tinggi
sosialisasi, penyuluhan, dan pendampingan
merupakan unsur ancaman yang paling kecil Sejak tahun 2006 permintaan umbi

dengan nilai skor 0,61. porang/porang mulai berdatangan dari


berbagai tempat. Catatan Badan Karantina
Tabel 2. Faktor peluang, ancaman dan nilai
pengaruhnya Pertanian menyebutkan, ekspor porang
Nilai pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton
No. Faktor Bobot Rating Pengaruh
(a) (b) c=(a)x(b) dengan nilai ekspor yang mencapai
Peluang Rp11,31 miliar. Beberapa negara yang
(Opportunities)
Kebutuhan ekspor 0,26 3,00 0,79 menjadi tujuan ekspor, yakni Jepang, Cina,
masih sangat tinggi
1.
(pasar terbuka Vietnam, dan Australia
lebar)
Bandar lokal sudah 0,26 2,83 0,74 (www.wartaekonomi.co.id)
mulai kekurangan
2.
bahan baku porang Di Provinsi Banten selain ada pembeli
dari alam lokal, saat ini juga sudah ada bandar dari luar
Ketersediaan lahan 0,25 3,00 0,75
(hutan rakyat dan kabupaten yang datang ke desa untuk
3. hutan negara) untuk
mengembangkan mencari dan membeli porang dari petani.
porang
Mulai ada perhatian 0,23 0,65 Petani tidak mengalami kesulitan untuk
4.
dari pemerintah 2,83
menjual umbi porang, hanya saja harga
Jumlah (Total) 2,93
Ancaman (Threat)
belum sesuai dengan keinginan petani. Harga
Jumlah bandar ditentukan oleh bandar yaitu sekitar Rp 4.000
1. masih terbatas 0,27 2,67 0,72
Informasi pasar per kg untuk umbi basah dan yang sudah
masih sulit
(senderung diolah dan siap ekspor sekitar Rp. 8000 - Rp.
2. tertutup) 0,24 2,67 0,64
10.000 per kg.
3. Harga rendah 0,26 2,50 0,65
4. Kurangnya 0,23 2,67 0,61
sosialisasi, Bandar lokal mulai kekurangan bahan baku
penyuluhan, dan porang dari alam
pendampingan
Bandar lokal yang ada selama ini
Jumlah (Total) 2,62
memperoleh pasokan porang dari petani
86
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
pengumpul dari Provinsi Banten. Seiring Penggiat Porang Nusantara Provinsi Banten
dengan waktu serta ada persaingan dengan (DWP PPPN) untuk pengembangan
bandar yang datang dari luar Provinsi Banten porang yang di fokuskan di Kabupaten
yaitu dari daerah Jawa Tengah, kebutuhan Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan
akan porang semakin sulit untuk dipenuhi. Kabupaten Serang.
Kondisi ini merupakan peluang yang sangat
Ancaman
baik bagi pengembangan porang. Pemenuhan
Jumlah bandar masih terbatas
kebutuhan akan porang tentu tidak akan
Jumlah bandar yang sangat terbatas
selalu dapat dipenuhi jika hanya
menyebabkan harga yang diterima petani
mengandalkan perburuan dari lahan hutan
rendah, karena harga ditentukan sepihak oleh
rakyat maupun hutan negara. Oleh karena itu
bandar. Harga yang rendah ini pada akhirnya
porang perlu dibudidayakan oleh petani agar
akan dapat mengancam perkembangan
hasilnya kontinyu.
porang di Provinsi Banten.
Ketersediaan lahan (hutan rakyat dan hutan
negara) untuk mengembangkan porang Informasi harga masih sulit (cenderung
Peluang pengembangan porang juga tertutup)
sangat memungkinkan. Meskipun lahan milik
Selain jumlah bandar yang masih
terbatas luasnya namun porang dapat tumbuh
terbatas, petani juga kesulitan untuk
dibawah tanaman kayu sehingga porang tetap
mengakses informasi harga. Meskipun sudah
dapat dibudidayakan di lahan yang sudah ada
ada bandar dari luar penentuan harga masih
tanaman kayunya. Selain itu sebagian besar
secara sepihak dari pihak pembeli.
petani memiliki lahan garapan yang cukup
luas di lahan hutan negara (Perum Perhutani). Harga rendah
Harga yang rendah merupakan ancaman
Lahan ini dapat dimanfaatkan dengan
yang cukup berpengaruh dalam
menanam porang meskipun tanaman
perkembangan porang. Menurut petani
pokoknya sudah besar.
dengan harga porang yang masih dibawah
Mulai ada perhatian dari pemerintah
Rp 4.000 per kg, tidak sebanding dengan
Pengembangan porang di Provinsi
biaya yang dikeluarkan dan tidak
Banten sudah mulai mendapatkan
memberikan pendapatan yang memadai. Hal
perhatian dari pemerintah. Bentuk perhatian
itu karena biaya dan tenaga yang dikeluarkan
dari pemerintah ini terlihat dari adanya
untuk mengumpulkan porang cukup besar.
program kerjasama antara Pemprov Banten,
BAZNAS Provinsi Banten, dan Dewan Kurangnya sosialisasi, penyuluhan, dan
pendampingan
pengurus Wilayah-Perkumpulan Petani

87
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Porang masih belum dikenal secara harus memanfaatkan kekuatan dan peluang
luas oleh masyarakat Banten, masih banyak yang ada.
masyarakat yang menganggap porang
sebagai komoditi rendahan, pengolahannya
sulit dan nilai ekonominya rendah (Fauziyah,
2010). Oleh karena itu jika ingin
mengembangkan porang untuk menjadi salah
satu komoditi HHBK yang penting di
Provinsi Banten maka sangat perlu
mensosialisasikan porang dengan
memberikan penyuluhan dan juga
pendampingan. Perkembangan porang yang
belum mengalami peningkatan di Provinsi
Banten salah satunya karena kurangnya
sosialisasi, penyuluhan maupun Gambar 1. Diagram SWOT Pengembangan
Porang di Provinsi Banten
pendampingan dari instansi terkait, khususnya
Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Alternatif Strategi
Hidup-Kehutanan. Hasil skoring dan diagram SWOT
menunjukkan strategi SO merupakan
Strategi Pengembangan Porang di Provinsi
Banten strategi yang sebaiknya dipilih untuk

Diagram SWOT dibuat dengan dilakukan. Dengan demikian dari identifikasi

menjadikan faktor kekuatan dan kelemahan faktor internal dan eksternal, maka dapat

sebagai sumbu x (absis) dan faktor peluang disusun beberapa strategi alternatif lainnya

dan ancaman sebagai sumbu y (ordinat). menggunakan matriks SWOT. Pada Tabel 3

Sumbu x diperoleh dari selisih faktor memperlihatkan secara rinci bagaimana

kekuatan (3,59) dan faktor kelemahan (3,42) peluang dan ancaman terhadap

sebesar 0,19, sedangkan sumbu y diperoleh pengembangan porang di Provinsi Banten

dari selisih faktor peluang (2,93) dan faktor dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

ancaman (2,62) sebesar 0,30 seperti kelemahan yang dimilikinya. Matriks

disajikan pada Gambar 1. SWOT ini menghasilkan empat sel

Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa kemungkinan alternatif strategi SO, ST, WO

usahatani porang di Provinsi Banten berada dan WT.

pada Sel 1. Ini berarti untuk


mengembangkan porang di Provinsi Banten Tabel 3. Matriks SWOT pengembangan
porang di Provinsi Banten
88
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Kemitraan penting dilakukan untuk
UNSUR Kekuatan Kelemahan
INTERN (S) (W) mengamankan bahan baku porang,
AL
(Internal (Strength) (Weakness) sehingga kebutuhan untuk ekspor juga dapat
Factor)
S1. Dapat W1. dipenuhi. Kemitraan antara petani ini tidak
tumbuh di Pertumbuh
bawah an awal
hanya dalam hal budidaya tetapi juga sampai
naungan. lama pengolahan dan pemasaran. Hasil
S2. Kondisi W2. Biaya
UNSUR alam yang pemanenan penelitian Pandelaki (2012) juga
EKSTERNA sesuai dan
L (External pemasaran menunjukkan bahwa kerjasama kemitraan
Factor) tinggi
terutama kaitannya dengan pasar sangat
PELUANG (O) STRATE STRATEG penting dan menjadi prioritas strategi dalam
GI SO I WO
(Opportuniti pengembangan budidaya rumput laut.
es)
O1. Kebutuhan ekspor masih 1. 1. Kemitraan diharapkan dapat memberikan
sangat tinggi (pasar Membang Membangu
terbuka lebar) un n keuntungan bagi petani dan juga pelaku
Kemitraan Kemitraan
O2. Bandar lokal sudah mulai 2. Penyuluhan
2. pemasaran lainnya.
kekurangan bahan baku Pembentuk
porang dari alam an Penyuluhan
Koperasi
3. Bantuan Penyuluhan merupakan kegiatan yang
Permodala
n seharusnya rutin dilakukan, namun karena
keterbatasan tenaga penyuluh, kegiatan ini
ANCAMAN (T) STRATE STRATEG
GI ST I WT tidak selalu berjalan dengan lancar.
(Threats)
T1. Jumlah bandar masih 1. 1. Penyuluhan masih sangat jarang dilakukan
terbatas Membang Membangu
un n baik terkait dengan pengembangan HHBK
Kemitraan Kemitraan
T2. Informasi pasar masih sulit 2.
porang maupun lainnya. Penyuluhan
(cenderung tertutup) Penyuluha merupakan strategi yang penting dalam
n
Sumber: Diolah dari data primer, 2020 pengembangan porang di Provinsi Banten.
Hal ini karena petani di Provinsi Banten
belum banyak membudidayakan porang.
Hasil analisis menggunakan matrik
Bahkan adapula petani yang memiliki
SWOT diperoleh empat strategi yang dapat
pengetahuan masih sedikit mengenai porang
dilakukan. Strategi tersebut adalah
walaupun sudah menjadi pengumpul.
membangun kemitraan antara petani dan
Fauziyah (2010) menyebutkan sebagian
pengusaha/bandar porang, penyuluhan,
besar petani hanya mengetahui bentuk
pembentukan koperasi, dan bantuan modal.
tanaman porang namun jenis porang yang
Membangun kemitraan antara petani dan dapat dijual/ dimanfaatkan dan bagaimana
pengusaha/bandar porang
membudidayakannya belum mengetahui.

89
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Penyuluhan masih perlu dilakukan satu strategi yang dihasilkan dari penelitian
pemerintah maupun LSM. Penyuluhan Ikhsan dan Aid (2012) dalam
diharapkan mampu meningkatkan mengembangkan komoditas karet di Pulang
kemampuan petani dalam aspek budidaya, Pisau Kalimantan Tengah. Selama ini petani
pengolahan dan juga pemasarannya. tidak memerlukan modal besar karena
Dengan menggunakan analisis SWOT, kegiatan yang dilakukan hanya
Supriadi (2008) menghasilkan strategi pengumpulan. Sementara jika porang
perbaikan sistem penyuluhan dalam sistem dibudidayakan maka akan memerlukan
pertanian. Strategi perbaikan penyuluhan ini modal cukup besar.
dinilai menjadi strategi penting dalam Hasil penelitian Yuhono dan Rosmeilisa
kebijakan pembangunan pertanian di Papua (1996) menyebutkan usaha tani porang di
Barat. Desa Klangon Kecamatan Saradan
Kabupaten Madiun, layak diusahakan pada
Pembentukan koperasi
suku bunga 18% karena memiliki nilai B/C
Setelah dibentuk kemitraan antara
ratio 2,11 dengan IRR lebih dari 50%.
pengusaha dan petani dan tentunya dengan
Dengan demikian usaha tani porang ini dapat
penyuluhan dan pendampingan dari
memberikan keuntungan jika mendapat
pemerintah/instansi terkait secara instensif,
bantuan permodalan dari lembaga keuangan.
kedepan akan lebih baik lagi jika ada
Namun demikian mekanisme permodalan
pembentukan koperasi bagi para petani
bagi petani porang memerlukan kajian yang
porang. Pembentukan koperasi ini bertujuan
lebih lanjut lagi.
untuk mewadahi para petani porang dalam
mengusahakan porangnya. Adanya KESIMPULAN
koperasi ini dapat mengontrol ketersediaan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
bahan baku dan memudahkan pemasaran
disimpulkan bahwa faktor internal yang
porang yang dihasilkan oleh petani.
menjadi kekuatan dalam pengembangan
Bantuan permodalan porang di Provinsi Banten adalah dapat
Bantuan permodalan menjadi strategi
tumbuh di bawah naungan, kondisi alam yang
yang penting untuk mengembangkan usaha
sesuai, mudah dibudidayakan, ketersediaan
apapun termasuk porang. Pandelaki (2012)
bibit, memiliki kandungan gizi terutama
juga menetapkan peningkatan sumber
karbohidrat, dan dapat diolah menjadi
permodalan sebagai salah satu strategi
beraneka produk. Kelemahan yang
prioritas untuk mengembangkan usaha
teridentifikasi dalam faktor internal yaitu
rumput laut. Peningkatan akses petani
pertumbuhan awal lama, biaya pemanenan
terhadap permodalan juga merupakan salah
90
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
dan pemasaran tinggi, belum banyak dikenal Creswell J, W. (2010). Research Design:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
dan dimanfaatkan oleh masyarakat, Mixed. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
pengolahan masih cukup sulit, serta nilai Ermiati dan M.P Laksmanahardja. (1996).
Manfaat Porang (Amorphophalus spp.)
ekonominya masih rendah. Sedangkan pada
sebagai Bahan Baku Makanan dan
faktor eksternal, yang teridentifikasi sebagai Industri. Jurnal Litbang Pertanian
XV(3): 74-80.
peluang pengembangan porang di Banten
Fauziyah, E. (2004). Prospek Pengembangan
yaitu kebutuhan ekspor masih sangat tinggi,
Porang (Amorphopallus muelleri
bandar lokal kekurangan bahan baku porang Blume) sebagai Komoditi Penyusun
Hutan Kemasyarakatan. Buletin Al-Basia
dari alam, ketersediaan lahan untuk
1( 2): 59-64.
mengembangkan porang, dan mulai adanya Fauziyah, E. (2010). Prospek Pengembangan
perhatian dari pemerintah. Adapun yang Porang (Amorphopallus spp.) di Hutan
Rakyat. Jurnal Inovasi 7(3): 239-245.
teridentifikasi sebagai ancaman pada faktor
eksternal yaitu jumlah bandar masih terbatas, Cnbc Indonesia. 28 juli 2020. Gairahkan
Ekspor, Mentan SYL Tanam dan Panen
informasi pasar masih sulit, harga rendah, dan
Porang di Sidrap.
kurangnya sosialisasi, penyuluhan, serta https://www.cnbcindonesia.com/news/
20200728215809-4-176113/gairahkan-
pendampingan. Strategi yang sesuai untuk
ekspor-mentan-syl-tanam-panen-
pengembangan porang di Provinsi Banten porang-di-sidrap. Diakses 20 Agustus
2020.
adalah strategi SO (strengths opportunities), Warta Ekonomi. 10 September 2019.
yaitu memanfaatkan kekuatan dan peluang Tanaman Porang, Umbi-umbian dengan
Potensi Ekspor yang Cemerlang.
yang ada dengan cara membangun kemitraan https://www.wartaekonomi.co.id/read24
antara petani dengan bandar/perusahaan yang 5977/tanaman-porang-umbi-umbian-
dengan-potensi-ekspor-yang-cemerlang.
membutuhkan bahan baku porang dan
Diakses 20 Agustus 2020
kegiatan penyuluhan. Ikhsan, S. dan A. Aid. ( 2012). Analisis SWOT
untuk Merumuskan Pengembangan
Komoditas Karet di Kabupaten Pulang
DAFTAR PUSTAKA Pisau Kalimantan Tengah. Diakses
Ali, I. (2013). Iles-iles Tak Kenal Tak Sayang. tanggal 16 Agutus 2020.
Diakses tanggal 20 Agustus 2020. (http://faperta.unlam.ac.id/web/wp-
(hhtp://www.bebeja.com/iles-iles-tak conten/uploads/downloads/2012/03/013
kenal-tak-sayang). _1Sadik-SWOT.pdf)
Mutaqin A, Z., Kurniadie, D., Iskandar, J.,
Aulinurman, E. (1998). Keunggulan Nurzaman, M., Partasasmita, R. (2018).
Komparatif dan Kompetitif Porang Etnobotani Suweg (Amorphophallus
(Amorphophallus sp.) di Lahan Hutan. paeoniifolius): Klasifikasi, Habitat, dan
Skripsi S1. Institut Pertanian Bogor. Konservasi Tradisional di DAS
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. (2020). Cimanuk, Desa Cisoka, Kabupaten
Banten Dalam Angka. BPS Banten. Majalengka, Indonesia. Jurnal
Serang. Biodiversitas Vol. 21 (4): 1.635-1.644.

91
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 2 , Desember 2020, Hal. 77 - 92
p-ISSN: 2597-4971, e-ISSN: 2685-0079
Mutaqin A, Z., Kurniadie, D., Iskandar, J.,
Nurzaman, M., Partasasmita, R. (2020).
Etnobotani Suweg, Amorphophallus
paeoniifolius: Pemanfaatan dan
Budidaya di Jawa Barat, Indonesia.
Jurnal Biodiversitas Vol. 21 (2): 546-
555.
Pandelaki, L. (2012). Strategi Pengembangan
Budidaya Rumput Laut di Pulau Nain
Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal
Perikanan dan Kelautan Tropis
VIII(2): 52-57.
Rangkuti, F. (2000). Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Gramedia.
Jakarta.
Sumarwoto. (2004). Review: Kandungan
Mannan pada Tanaman Porang
(Amorphophallus muelleri Blume.).
Diakses tanggal 20 Agustus 2020.
(http://biosains.mipa.uns.ac.id).
Supriadi, H. (2008). Strategi Kebijakan
Pembangunan Pertanian di Papua Barat.
Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian
Vol. 6 (4): 352-377.

Yuhono, JT dan P. Rosmeilisa. (1996).


Analisis Kelayakan Usahatani Iles-iles
pada Lahan Hutan Produksi di
Kabupaten Madiun. Jurnal Penelitian
Tanaman Industri II (1): 21-26.

92

Anda mungkin juga menyukai