Anda di halaman 1dari 3

Tema : Mimpiku Tentang Indonesia Masa Depan

Tugas ke : 16 dan 17
Tutor : Andri Tri Kuncoro, MA
Latsar PPSDM Regional Yogyakarta

HARAPANKU UNTUK GENERASI BANGSAKU


Oleh : Woro Dewandari, S.Pd

Mimpi adalah harapan yang di gantungkan untuk menjadi kenyataan, dalam


sebuah mimpi ada sebuah doa yang harus terus di panjatkan agar kelak menjadi sebuah
kenyataan. Sebuah harapan, mimpi kecil dan cita-cita tidak ada batasnya. Setiap
manusia berhak bermimpi dan berhak memiliki mimpi setinggi apapun tanpa ada
batasan dan tanpa memandang ras, agama, gender, usia, status sosial, maupun fisiknya.
Bagi saya cita - cita mempunyai arti suatu harapan yang dari dulu saya impikan,
suatu impian yang selalu saya genggam dan saya doakan bahwa suatu saat nanti saya
akan dapat meraihnya. Cita-cita sendiri mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang,
banyak yang beranggapan cita-cita adalah sebuah mimpi yang sangat sulit untuk diraih,
sebetulnya hal tersebut tidak keseluruhan benar, karena sebuah cita-cita pasti bisa
diraih apabila kita berusaha dengan bersungguh-sungguh agar cita-cita tersebut
tercapai, tetapi tidak melupakan peran Tuhan dengan kita berdoa dan menyerahkan
sepenuhnya pada takdir Tuhan. Tapi, kita pasti setuju bahwa menggapai cita-cita di
masa depan yang didamba-dambakan, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak rintangan yang harus dilewati, banyak pengorbanan yang harus kita berikan,
baik waktu, materi, fisik, dan pikiran kita. Karena pada dasarnya jika kita ingin meraih
impian kita, maka kita harus berkenan untuk bersusah payah terlebih dahulu. Seperti
peribahasa “Berakir-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian.”
Saya merupakan bagian dari pemuda, agen-agen perubahan dan penerus
bangsa Indonesia. Saya sadar bahwa saya adalah bagian dari bangsa Indonesia yang
harus memberikan andil dan partisipasi bagi perkembangan bangsa Indonesia untuk
lebih baik lagi. Perubahan untuk Indonesia yang lebih baik sejatinya adalah dambaan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena kita pasti sudah jengah dengan keadaan yang
seperti ini. Bangsa Indonesia katanya sudah merdeka tetapi belum merdeka dari
keadilan karena jabatan dan kepentingan yang telah menghancurkan tiang dan fondasi
keadilan di negeri ini. Bangsa Indonesia yang katanya Negara yang kaya tetapi untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya saja justru harus impor dari negara lain. Bangsa
Indonesia katanya bangsa yang makmur tetapi masih banyak rakyatnya yang hidup
dalam kekurangan serta terhimpit dalam tekanan ekonomi. Dan katanya bangsa
Indonesia sekali lagi sudah merdeka, tetapi bangsa ini masih belum merdeka dari
kebodohan. Kebodohan yang bukan saja karena tidak mendapat pendidikan tetapi juga
kebodohan moral. Kebodohan moral inilah yang membuat pribadi – pribadi bermental
malas dan korup merajarela di bumi pertiwi.
Ada kutipan yang menarik dan positif dari seorang tokoh yang bernama Buya
Hamka yang mengatakan bahwa “Iman tanpa Ilmu bagaikan lentera di tangan bayi.
Namun Ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri.” Melalui kutipan ini kita
harusnya sadar bahwa antara ilmu dan iman itu tidak bisa dipisahkan.
Saya adalah seorang pendidik di SD Negeri Kradenan 04, melalui profesi ini
saya berkeinginan mengadakan perubahan pada bangsa ini untuk mewujudkan
bangsa Indonesia yang jauh lebih baik terutama dalam mencetak generasi penerus
bangsa yang berilmu dan berkarakter dengan sumber semangat, mimpi, harapan, dan
senjata yang paling ampuh untuk mengubah Indonesia, negara yang memiliki banyak
kekayaan. Untuk menjadi bagian dari generasi perubahan maka saya harus memulai
dari hal yang kecil. Karena untuk melakukan hal yang besar harus dimulai dari segala
sesuatu dari hal yang kecil. Begitulah filosofi yang masih saya yakini sampai hari ini.
Hal kecil yang bisa saya lakukan salah satunya adalah dengan mengabdikan ilmu yang
saya miliki untuk membimbing, mendidik, mengajar, dan membekali siswa kami, untuk
dapat menjadikan siswa dan penerus bangsa yang berkarakter, berilmu dan beriman.
Saya berusaha untuk memberikan bekal moral bagi siswa mulai sejak dini dan mulai
dari hal – hal kecil untuk menjadi suatu perubahan besar di masa yang akan datang.
Dalam profesi saya sebagai guru kelas, selain saya menyampaikan materi kepada
siswa sesuai dengan apa yang menjadi tugas pokok saya, saya juga berusaha untuk
merancang pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 melalui kegiatan pembiasaan
berupa kegiatan sholat berjamaah, tadarus bersama keluarga, mencatat apa kegiatan
baik yang sudah dilakukan, dan mengemas pembelajaran akhlaqul karimah melalui
cerita – cerita pendek.
Dalam meraih cita-cita ini tentunya kita harus yakin dan optimis bahwa usaha
tidak akan mengkhianati hasil dan niat yang baik akan membawa hasil yang baik pula.
Meraih semua impian itu diperlukan usaha dari diri kita, seberapa kuat kerja keras kita
dan doa kita. Yakinlah semuanya itu akan membuahkan hasil jika kita terus senantiasa
bersyukur dan berusaha. Jika kita jatuh bangun lagi, jika kita lelah ayo semangat lagi,
jika kita malas ayo rajin lagi, tetapi jika kita sudah menyerah semuanya selesai.

Anda mungkin juga menyukai