Anda di halaman 1dari 10

Nama : Mawar Sharon Angelita Napitupulu

NIM : 22010320120008
Judul : Hasil Diskusi Formulasi Sediaan Tablet

Kasus :
Elsa bekerja sebagai formulator di sebuah Industri Farmasi yang sedang dirintis di daerah
Semarang. Bagian business development sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan
produk berupa tablet paracetamol 500 mg. Elsa diminta untuk merancang formula tablet
parasetamol tersebut. Adapun bahan bahan yang tersedia di gudang adalah sbb :
1. Paracetamol
2. Lactose
3. Amylum
4. Sodium starch glycolate
5. Croscarmellose
6. Polyvinyl Pyrrolidone
7. Mg Stearate
8. Talc
9. Colloidal silicon dioxide (Aerosil)

Pertanyaan:
1. Rinika: metode apa yang cocok digunakan untuk pembuatan tablet paracetamol?
Jawab:
- Fatma: paracetamol bersifat kompaktibilitasnya kurang baik dan sifat alir buruk, maka
metode yang tepat adalah metode granulasi basah
- Putri: untuk metode yang cocok yaitu granulasi basah karena zat aktif dari paracetamol
tahan terhadap panas dan kelembaban
- Kak Boby: granulasi basah kurang tepat karena zat eksipiennya belum dilihat sifat
kimia-fisikanya. Yang harus dipertimbangkan dalam menentukan metode pembuatan
tablet bukan hanya sifat zat aktif, tetapi eksipien juga.
2. Fatma: berdasarkan sifat paracetamol, macam-macam eksipien apa yang dibutuhkan untuk
formulasi tablet paracetamol?
Jawab:
- Zakiyyah: karena granulasi basah maka dibutuhkan eksipien bahan pengikat
3. Alya: dari beberapa bahan bisa berfungsi sebagai 2 fungsi bahan, darimana kita tahu bahan
tersebut dapat berfungsi sebagai yang mana?
Jawab:
- Zakiyyah: bisa dilakukan dengan studi preformulasi yang telah dilakukan sebelumnya
4. Adib: apa syarat atau ketentuan khusus pemilihan bahan pengisi untuk tablet hisap?
Jawab:
- Marsha: bahan pengisi tidak ada pemilihan khusus tetapi harus inert, stabil secara fisik
dan kimia, bebas dari mikroba, perusak, dan pathogen, mendukung bioavailabilitas,
dan tersedia dalam perdagangan serta harganya relative murah
- Rinika: bahan pengisi harus memiliki waktu hancur yang cepat/larut air
- Rista: bahan pengisi pada tablet hisap biasanya juga merupakan bahan perasa karena
tablet hisap dikonsumsi dengan dihisap di mulut
5. Rista: Ada eksipien yang memiliki dua fungsi sekaligus, misalkan sebagai bahan
penghancur dan pengikat. Lalu bagaimana cara kita memformulasi bahan tersebut agar
bisa berfungsi hanya sesuai yang kita inginkan? (semisal hanya diinginkan fungsinya
sebagai penghancur)
Jawab:
- Adib: fleksibel tergantung kebutuhan yang dibutuhkan dan rata-rata berperan sebagai
keduanya atau tidak dapat diambil salah satu fungsinya saja
- Zakiyyah: dilakukan dengan saat penambahan dari eksipien tersebut, semisal
dimaksudkan bahan pengikat di granulasi basah, maka dikeringkan sebelum
pengayakan basah. Sedangkan bahan penghancur dimasukkan setelah penimbangan
dan pengayakan kering
6. Dhatu: ada beberapa macam eksipien salah satunya bahan pengisi, apa saja syarat bahan
pengisi yang baik untuk membuat sediaan tablet?
Jawab:
- Marsha: yaitu inert, stabil secara fisik dan kimia, bebas dari mikroba, perusak, dan
pathogen, mendukung bioavailabilitas, dan tersedia dalam perdagangan serta harganya
relative murah
7. Marsha: ketika membuat tablet berlapis, apakah perlu adanya zat tambahan lain?
Jawab:
- Rinika: dalam tablet berlapis perlu adanya penambahan zat tambahan lain seperti zat
penyalut
8. Putri: bagaimana kriteria bahan aktif yang cocok untuk masing-masing metode pembuatan
tablet?
Jawab:
- Rista:
a. Metode granulasi basah: zat aktif tahan lembab dan panas, tetapi kompresibilitas
dan sifat alir buruk
b. Metode granulasi kering: zat aktif termolabil, kompresibilitas dan sifat alir juga
buruk
c. Kempa langsung: zat aktif memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik
- Adib:
a. metode kempa langsung jumlah zat berkhasiat cukup untuk diecetak, memiliki alir
yang baik, dan khasiat berbentuk kristal
b. Granulasi basah digunakan zat aktif yang dosisnya sangat kecil dan tidak
memungkinkan untuk ditambahkan dalam bentuk kering
c. Granulasi kering digunakan zat aktif yang jika tidak tahan panas dan lembab
- Zakiyyah: metode granulasi kering digunakan bila bahan tahan terhadap tekanan yang
tinggi, yang lain sama seperti teman-teman
9. Alya: bagaimana cara menentukan konsentrasi yang tepat untuk formulasi tablet ini?
Jawab:
- Zakiyyah: disesuaikan dengan zat aktif yang digunakan, semisal bahan pengisi
menurut persyaratan 5-80% dari bobot tablet
10. Zakiyyah: Apa tujuan dilakukan formulasi?
Jawab:
- Marsha: tujuannya untuk menentukan variable apa saja yang diperlukan dalam
mengembangkan dan memproduksi sediaan farmasi secara optimal
- Putri: membuat berbagai bentuk sediaan yang sesuai atau melanjutkan dari studi
preformulasi yang telah dilakukan karena studi preformulasi menganalisa karakteristik
sifat fisika dan kimia zat aktif/eksipien
Tambahan dari asisten
Bagaimana jika menjadi formulator ingin meng.. formulasi tablet amoxycillin, cara
menentukan eksipien2 lain?

Cara formulasi tablet:


1. Tentukan kadar zat aktif yang diinginkan
Contoh:
Dexametason… mg
Amlodipine…..mg
Vitamin C 500 mg
Acetosal 500 mg
2. Tentukan bobot total 1 tablet
Tablet tidak mungkin isinya zat aktif 1 doang, pasti ada tambahan. Dan tidak mungkin
zat aktif memiliki kesempuraan sifat. Pasti butuh eksipien lain.
Contoh : vitamin C 500 mg, tetapi bobot yang diinginkan tidak terlalu jauh dari kadar
sehingga kita menentukan bobot totalnya 750 mg.
750 mg ada zat aktif + eksipien lain
3. Tentukan bobot masing-masing eksipien
Contoh: bobot eksipien selain zat pengisi, jarang yang lebih dari 10%
Zat penghancur: avicel (cari tahu di HPE, berapa % avicel yang digunakan dalam
formulasi), misal 3%  3x750= ..
Zat pelicin: Mg Stearat 1% - 1x750= …
Zat pengikat: Tragakan 5%
Zat pewarna: karoten 1%
Zat lubricant (pelincir): talc 2%
Antiadherent: amilum 3%
Total zat eksipien ….
Dari 500 mg + bobot semua zat eksipien = …..
4. Tentukan sisa bahan pengisi yang diperlukan
Zat pengisi: bobot total yang diinginkan – (API + eksipien lainnya)
% pengisi= 77/750 x 100%
Lalu nanti dicari % tersebbut masuk syarat atau tidak
Misal dextrose, dextrose 10,26% memenuhi syarat sebagai pengisi/tidak? Jika ga
ganti lain
5. Tentukan metode pembuatan yang tepat
Tentukan dahulu sifat aktif dan eksipien:
- Sifat alir
- Kompaktibilitas
- Tidak bereaksi dengan zat aktif
- Termobilitas

MINGGU DEPAN PRESENTASI FORMULASI !


- Fungsi masing-masing eksipien sesuai literatur
- Komposisi eksipien
- Sifat eksipien dan zat aktif (semua bahan dibandingkan)
- Tentukan metode apa yang akan dilakukan
- Cara kerja

 Tablet ada yang punya 2 zat aktif

LO (gunakan literatur ya guys )


1. Apakah pada formulasi tablet terdapat maksimum ukuran dalam segi diameter dan
ketebalan?
Jawab : Menurut Farmakope Indonesia edisi III, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali
dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebalnya tablet.
2. Apa saja dan bagaimana metode pembuatan tablet?
Jawab : Menurut Chaerunisa (2009), metode pembuatan tablet yaitu :
a. Metode Granulasi Basah
Metode granulasi basah sering digunakan apabila zat aktif yang digunakan dalam
formulasi bersifat tahan lembap dan panas, serta memiliki sifat alir dan
kompresibilitas yang relatif buruk. Tujuan dari pembuatan tablet dengan
menggunakan metode granulasi basah yaitu agar dapat meningkatkan sifat alir dan
atau kemampuan kempa yang dilakukan dengan cara mencampur zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan penambahan cairan pengikat
dalam jumlah yang tepat sehingga didapatkan massa cetak yang lembap yang
dapat digranulasi dan menghasilkan tablet yang tidak rapuh
b. Metode Granulasi Kering
Metode granulasi kering sering digunakan apabila zat aktif yang digunakan dalam
formulasi bersifat termolabil atau sensitif terhadap lembap dan panas, serta
memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang relatif buruk. Pembuatan tablet
dengan metode granulasi kering bertujuan untuk dapat meningkatkan sifat alir dan
atau kemampuan kempa massa cetak tablet. Metode granulasi kering dilakukan
dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet
besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan granulasi
kering adalah tidak diperlukan panas dan kelembapan dalam proses granulasi
sehingga cocok untuk zat aktif dan eksipien yang sensitif terhadap panas dan
lembap.
c. Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung yaitu pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi.
Pembuatan tablet dengan metode ini memerlukan eksipien yang memungkinkan
untuk pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu. Eksipien ini
terdiri dari zat berbentuk fisik khusus seperti laktosa, sukrosa, dekstrosa, atau
selulosa yang mempunyai sifat aliran dan kemampuan kempa yang diinginkan.
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah
selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yang dapat
dikempa dan beberapa bentuk pati termodifikasi. Metode kempa langsung
menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah dan granulasi
kering. Walaupun demikian sifat fisik masingmasing bahan pengisi merupakan hal
kritis, perubahan sedikit dapat mengubah sifat alir dan kempa sehingga menjadi
tidak sesuai untuk dikempa langsung12. Kempa langsung merupakan metode
paling mudah dan murah karena pembuatannya dapat menggunakan peralatan
cetak tablet konvensional, bahan tambahan yang digunakan umumnya mudah
didapat, dan prosedur kerja yang singkat. Namun metode kempa langsung terbatas
pada obat dengan dosis kecil dan massa cetak harus memiliki sifat alir yang baik.

3. Bagaimana kriteria lengkap dari masing-masing metode pembuatan tablet?


Jawab :
Metode granulasi basah
Metode ini dilakukan jika zat aktif tahan terhadap lmbab dan panas Namun sifat alir
dan kompresibilitasnya buruk
Metode granulasi kering
Teknik ini dilakukan untuk zat aktif termolabil dan memiliki sifat alir serta
kompresibilitas yang buruk

Metode Kempa Langsung


Metode ini digunakan untuk zat aktif yang sifat Alir dan Kompresibilitas nya baik,
bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa
tablet
4. Apa jenis eksipien berdasarkan peranannya?
Jawab : Menurut anwar (2012) adalah sebagai berikut:
a. Bahan Pengisi (Filler)
Bahan pengisi diperlukan pada sediaan padat khususnya tablet, yang berfungsi
untuk meningkatkan atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa
campuran sehingga dapat dikompresi/dicetak. Selain itu, bahan pengisi pada
kapsul berfungsi untuk mengisi kapsul yang digunakan. Bahan pengisi juga
berfungsi untuk menetapkan berat sediaan yang akan diproduksi, dan
memperbaiki laju alir massa sehingga mudah dikempa.Pemilihan bahan pengisi
harus mempertimbangkan syarat-syarat eksipien yang meliputi inert, stabil secara
fisik dan kimia, bebas dari mikroba perusak dan pathogen, mendukng
bioavailabilitas, tersedia dalam perdagangan dan harga relatif murah.
b. Bahan Pengikat (Binder)
Bahan pengikat merupakan eksipien yang digunakan dalam formulasi sediaan
tablet yang memberikan gaya kohesif yang cukup pada serbuk antar partikel
eksipien sehingga membentuk struktur tablet yang kompak dan kuat setelah
pencetakan. Bahan pengikat tidak boleh menghalangi disintegrasi tablet maupun
pelepasan zat aktif untuk diabsorbsi. Bahan ini dapat ditambahkan dalam bentuk
kering, pasta (mucilago), cairan atau larutan. Penggunaan binder dalam jumlah
yang tidak sesuai akan mengakibatkan berbagai permasalahan, jika jumlahnya
kurang dalam tablet akan menyebabkan capping, lamination, sticking,
picking dan filming. Namun bila penggunaannya berlebihan dapat meningkatkan
kekerasan tablet yang mengakibatkan tablet sukar hancur.
c. Bahan Penghancur (Disintegrant)
Disintegran merupakan eksipien yang berfungsi untuk memfasilitasi hancurnya
tablet ketika terjadi kontak dalam saluran cerna. Disintegran bekerja dengan
menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi
bagian-bagian kecil.
Ada beberapa mekanisme aksi disintegran, yaitu:
1. Swelling: Masuknya air ke dalam tablet menyebabkan disintegrant
mengembang dan tekanan diseluruh bagian tablet mengakibatkan ikatan
partikel dalam tablet akan pecah. Sejumlah disintegrant akan
mengembang hingga derajat tertentu, tetapi swelling atau mengembang
bukanlah menkanisme tunggal dari sebuah disintegrant.
2. Heat of Wetting: disintegran bila terbasahi air atau kelembaban
menimbulkan panas akibat reaksi. Panas menyebabkan udara yang
terperangkap dalam tablet bergerak memperbesar volume yang
menimbulkan desakan berupa tekanan pada granul sehingga tablet
menjadi pecah/hancur.
3. Deformation Recovery: Partikel disintegrant akan berubah bentuk saat
dikempa menjadi tablet. Pada saat ada kelembapan, partikel disintegrant
akan kembali ke bentuk semula, sehingga akan merubah bentuk
(deformasi) dari tablet, sehingga tablet pecah.
4. Repulsion Theory: masuknya air secara kapiler ke dalam tablet
menyebabkan rusaknya ikatan hydrogen sehingga ikatan adhesif
berkurang diikuti dengan bertambahnya sifat kohesif intrapartikel.
Keadaan ini menyebabkan partikel-partikel tang berlainan saling tolak
menolak dan tablet menjadi hancur.
5. Water Wicking: masuknya air ke dalam tablet diikuti dengan pembentukan
lorong-lorong seperti rajutan atau anyaman di dalam tablet. Air yang terus
bergerak membentuk lorong yang lebih besar sehingga dinding lorong
tersebut terkikis. Keadaan ini menyebabkan tablet menjadi rapuh dan
hancur.
d. Bahan Pelincir (Lubrikan)
Suatu pelincir diharapkan dapat mengurnagi gesekan antara dinding tablet dengan
dinding die pada saat tablet akan ditekan ke luar. Mekanisme pelincir ada 2 jenis,
yaitu:
1. Pelincir dengan cairan, karena adanya dua permukaan tampak terpisah
menjadi lapisan yang dibatasi oleh cairan yang merupakan fase kontinu
(cairan lubrikan).
2. Pelincir dengan pelapisan, dihasilkan oleh sifat menempel pada gugus polar
molekul dengan karbon rantai panjang pada permukaan logam dinding dies.
Pemberian lubrikan harus sesuai jumlahnya. Kekurangan lubrikan yang relatif
banyak dapat menyebabkan tablet mengalami goresan pada tepinya, sehingga
kurang halus dan dapat menyebabkan fraktur/pecah pada bagian atas. Kelebihan
lubrikan dapat menyebabkan tablet pecah berkeping-keping saat dikeluarkan.
e. Antilekat (Anti-adherent)
Antilekat bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi bubuk dan granul
pada permukaan punch atau dinding die. Antilekat yang efisien untuk permukaan
punch namun tidak larut air adalah DL-leusin
f. Bahan Pelicin (Glidant)
Pelicin bertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan
mengurangi gesekan di antara partikel-partikel.glidan cenderung mengurangi
adhesivitas, sehingga mengurangi gesekan antar partikulat dari sistem secara
menyeluruh. Seperti lubrikan, glidan diperlukan pada permukaan partikel
sehingga harus dalam keadaan halus dan secara tepat dimasukkan ke dalam
cmapuran massa tablet. Penggunaan glidan yang terlalu sedikit akan
mengakibatkan sticking, yang ditunjukkan oleh permukaan tablet menjadi lembab.
Tahap awal dari sticking biasanya adalah filming pada permukaan punch. Kondisi
yang lebih parah dari sticking yaitu picking, terjadi ketika bagian permukaan tablet
terangkat atau keluar dan menempel pada permukaan punch.

g. Langkah-langkah dalam menentukan formulasi?


Jawab : Menurut Chaerunissa (2009) langkahnya adalah
1. Ketika mendapat zat aktif, cari tahu terlebih dahulu karakteristik zat aktif
tersebut.
2. Menentukan zat aktif cocoknya dibuat dalam bentuk sediaan yang seperti apa.
3. Menentukan komposisi sediaan
4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan bahan
5. Menghitung bahan dari semua komponen baik dari zat aktif maupun zat
tambahan yang lainnya
6. Mencari bagaimana kerja obat dalam tubuh
7. Mencari keamanan dari sediaan yang dibuat
8. Pembuatan etiket dan brosur
9. Pembuatan daftar pustaka
10. Penambahan esensi keindahan

Daftar Pustaka
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 6-7, 93-94, 265, 338-339, 691.
Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: Dian Rakyat.
Chaerunisaa, A. Y., Surahman, E., dan Soeryati, S. 2009. Farmasetika Dasar, Konsep
Teoritis dan Aplikasi Pembuatan Obat. Bandung: Widya Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai