Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

“UJIAN TENGAH SEMESTER”

Disusun Oleh :
NAMA :Ferdy Yudha Irwiansyah

NIM : 21072032

MATA KULIAH : FABRIKASI

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


DAFTAR ISI

LAPORAN UTS FABRIKASI.........................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3

Soal Ujian Tengah Semester Fabrikasi:.......................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4

1. Alat Keselamatan Kerja..........................................................................................4

2. Unsur-unsur yang dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan saat


bekerja...........5

3. Macam-macam alat kerja tangan pada Teknik Fabrikasi


adalah.............................8

4. Perbedaan Peralatan Ragum dan Palu (Hammer) secara


umum.............................9

5. jenis palu keras yang umum dipakai.......................................................................9

6. Pengertian Material
Paduan..................................................................................11

7. Perbedaan Bahan Logam dan Non Logam............................................................12

8. Kelompok utama pada bahan


kuningan................................................................12

9. Penggolongan Baja
Paduan...................................................................................13

10.Cara Menghasilkan Baja berkekuatan tinggi........................................................13


BAB I PENDAHULUAN
Soal Ujian Tengah Semester Fabrikasi:

1. Peralatan-peralatan keselamatan kerja untuk Teknik Fabrikasi meliputi...............

2. Unsur-unsur yang dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan pada saat bekerja


adalah...............
3. Macam-macam alat kerja tangan pada Teknik Fabrikasi adalah.........

4. Perbedaan Peralatan Ragum dan Palu (Hammer) secara umum yaitu.........

5. Jenis-jenis palu keras yang umum dipakai pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin
adalah.........
6. Pengertian dari material paduan pada Teknik Fabrikasi adalah........

7. Perbedaan dari bahan logam dan bahan non logam yaitu........

8. Kelompok utama pada bahan kuningan adalah.........

9. Di lihat dari unsur-unsur campuran dan sifat-sifat dari baja, maka baja paduan dapat
digolongkan menjadi.........
10. Cara yang biasa dilakukan untuk menghasilkan baja berkekuatan tinggi adalah........

BAB II PEMBAHASAN

1. Alat Keselamatan Kerja

Helm/topeng Las

Helm/ topeng las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa sinar ultra violet dan infra
merah yang menyala terang dan kuat. Sinar las ini tidak boleh dilihat secara langsung dengan
mata telanjang sampai jarak 15 meter. Selain itu bentuk helm/topeng las yang menutup muka
berguna melindungi kulit muka dari percikkan api busur listrik dan asap gas dari proses
peleburan elektroda pada las listrik.

Alat keselamatan kerja ini memiliki 3 lapisan kaca, yang terdiri dari satu kaca las khusus yang
diapit oleh 2 kaca bening. kaca bening berfungsi melindungi kaca khusus tersebut agar tidak
mudah rusak dan pecah. Kaca las memiliki klasifikasi berbeda berdasarkan besar arus listrik yang
dapat diatur pada mesin lasnya, sbb

Kaca las no.6 dipakai untuk las titik (tack weld)

Kaca las no.6 dan no. 7 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere

Kaca las no.8 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere – 75 Ampere

Kaca las no.10 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 75 ampere – 200
Ampere

Kaca las no.12 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 200 Ampere – 400
Ampere

Kaca las no.14 dipakai untuk pengelasan menggunakan arus sebesar diatas 400
Ampere.

Pakaian kerja (Apron)

Pakaian kerja berguna melindungi badan dari percikan bunga api. Apron terbuat dari bahan yang
tidak mudah terbakar . Apron terdiri dari apron lengan dan apron dada.

Sarung Tangan (Welding Gloves)

Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak menghalangi pergerakkan
jarijari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan lainnya. Sepasang sarung
tangan harus selalu dipakai agar tangan tidak tidak terkena percikkan bunga api atau benda
panas yang dilas.

Sepatu Las

Karakteristik sepatu las sangat berbeda dengan sepatu biasa pada umumnya. Sepatu las yang
baik adalah yang terbuat dari bahan kulit dan diujungnya terdapat besi plat pelindung. Ini
berguna untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda kerja yang biasanya besi keras, berat, dan
mungkin tajam.
Masker

Berguna untuk menutup mulut dan hidung dari asap yang ditimbilkan oleh mencairnya fluks
pada elektroda.

Alat keselamatan kerja las listrik hanyalah salah satu bagian dari sistem keamanan dan
keselamatan kerja. Pemahaman terhadap resiko pekerjaan las listrik dan kesadaran dalam
mematuhi prosedur kerjanya akan sangat membantu kelancaran dan keberhasilan pekerjaan.

2. Unsur-unsur yang dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan saat bekerja

3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja (Three Main Factor Theory)

Menurut teori ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja. Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan menjadi :

1. Faktor Manusia

 Umur

Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan
kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh Undang-Undang
Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1 Pasal 1. Karyawan muda
umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang
bertanggung jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah. Umum mengetahui bahwa
beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun
sesudah usia 30 tahun atau lebih. Sebaliknya mereka lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya
dan lebih menyadari akan bahaya dari pada tenaga kerja usia muda. Efek menjadi tua terhadap
terjadinya kecelakaan masih terus ditelaah. Namun begitu terdapat kecenderungan bahwa
beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh lebih sering terjadi pada tenaga kerja usia 30
tahun atau lebih dari pada tenaga kerja berusia sedang atau muda. 22 Juga angka beratnya
kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti pertambahan usia .

 Jenis Kelamin

Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara sosial antara
pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang diterima orang, sehingga
penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria. Secara anatomis,
fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan
penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil dan haid.
Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus.
 Masa kerja

Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu tempat.
Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif
pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam
melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin
lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan
pekerjaan yang bersifat monoton atau berulang-ulang. Masa kerja dikategorikan menjadi tiga
yaitu: 1. Masa Kerja baru : < 6 tahun 2. Masa Kerja sedang : 6 – 10 tahun 3. Masa Kerja lama : <
10 tahun.

 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan
kerja. APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi
tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat pelindung diri dapat mencegah
kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam
penggunaan alat pelindung diri.

 Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk


tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang yang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari
sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimal.

 Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat


ditingkatkan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi timbulnya kecelakaan
kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.

 Peraturan K3

Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan kejadian kecelakaan kerja. Untuk itu,
sebaiknya peraturan dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah dan
mengurangi terjadinya kecelakaan
2. Faktor Lingkungan

 Kebisingan

Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga kerja dapat
mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu komunikasi/percakapan antar pekerja,
mengurangi konsentrasi, menurunkan daya dengar dan tuli akibat kebisingan.

 Suhu Udara

Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai
tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi
dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot.

 Penerangan

Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda di
tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu
dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.

 Lantai licin

Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia yang
merusak. Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar
terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.

3. Faktor Peralatan

 Kondisi mesin

Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu,
beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti. Apabila keadaan mesin
rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

 Letak mesin

Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi manusia dalam
hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah sebagai pengendali jalannya mesin
tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan
dan mudah. Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh
letak mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan akan lebih
kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi.

3. Macam-macam alat kerja tangan pada Teknik Fabrikasi adalah

1. Ragum 6. Pahat Tangan


2. Palu (Hammer)  Palu Keras• Pahat Alur
- Konde • Pahat Radius
- Pen Searah • Pahat Intan
- Pen Melintang • Pahat Dam
- Pemegang Palu/tangkai
7. Skrap Tangan
Palu 8. Tap
• Palu Lunak • Tap Konis
3. Tang (Plier) • Tap Antara
• Tang Kombinasi • Tap Rata
• Tang Potong 9. Snei
• Tang Pembulat • Snei Pejal
• Tang Pipa • Snei Bercelah (Split die)
4. Kikir
5. Gergaji Tangan

4. Perbedaan Peralatan Ragum dan Palu (Hammer) secara umum

Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh
ragum tidak boleh merusak benda kerja. Sedangkan Palu adalah perkakas tangan yang
digunakan untuk memberikan tumbukan kepada suatu benda agar terjadi tekanan. Biasanya
palu digunakan untuk memukul paku. Mungkin jika kalian berada di bengkel mesin, kita dapat
menjumpai banyak sekali bentuk dan model palu. Palu pada umumnya digunakan untuk
memperbaiki benda yang rusak. Palu juga bisa kita sebut sebagai martil atau dalam ukuran yang
sangat besar kita bisa menyebutnya godam.Palu ini berguna sebagai alat untuk membentuk
benda kerja tempa.

Dari kedua fungsi yang sudah dijelaskan terdapat perbedaan yang cukup jelas antara ragum dan
palu. Jika Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, sedangkan palu digunakan untuk
memberikan tumbukan kepada suatu benda agar terjadi tekanan.

5. jenis palu keras yang umum dipakai pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin
1. Palu Bulat atau Palu Konde
Palu ini adalah jenis palu yang paling sering kita lihat dan gunakan. Palu ini memiliki dua ujung
bentuk yang berbeda dan tentunya juga fungsi yang berbeda. Untuk bagian yang datar biasanya
berfungsi untuk memukul benda kerja atau memaku dan bisa juga untuk menghancurkan
sesuatu. Untuk bagian yang berbentuk bulat berfungsi untuk membuat cekungan pada benda
kerja, palu ini juga ada yang berukuran besar.

2. Palu Paku (Nail Hammer)


Palu ini memiliki satu bagian yang rata dan satu bagian yang berbentuk seperti cakar elang
menghadap ke bawah, dimana pada bagian tengah itu dapat difungsikan untuk mencabut paku
sama seperti tang.

3. Palu Karet
Palu Karet biasanya dipakai untuk pekerjaan plat, palu ini biasanya kita gunakan untuk
meratakan permukaan benda kerja datar diatas meja mesin frais. Palu ini memiliki kelebihan
yaitu tekanan yang ditimbulkan oleh palu ini tidak terlalu besar jika dibandigkan dengan palu
yang terbuat dari besi.

4.Palu Plastik
Palu Plastik ini merupakan palu yang paling ringan. Palu ini digunakan untuk memukul atau juga
bisa meratakan benda yang lunak, tujuanya untuk menghindari benda kerja yang lunak dari
kerusakan, patah atau goresan.
5. Palu Batu
Palu Batu adalah palu yang bagian kepalanya terbuat dari batu "bukan sembarang batu" ,tapi
hanya batu-batu tertentu yang bisa digunakan untuk membuat kepala palu itu biasanya
digunakan untuk memalu paku, kayu dan belah.

6. Palu Aluminum
Palu Aluminium biasanya digunakan untuk memperbaiki benda-benda yang berbau listrik.
Karena seiring penggunaanya palu tembaga bisa menjadi keras untuk melunakannya kepala palu
harus dipijarkan lagi atau bisa juga beli lagi.

7. Palu Besi Biasa


Palu Besi adalah palu yang kepalnya terbuat dari besi. digunakan untuk memaku dan
memperbaiki benda kerja.

8.Palu Terak (Chipping Hamer )


Palu ini digunakan untuk membersihkan terk-terak dari hasil pengelasn. palu ini memiliki bentuk
kepala yang lancip.
9. Palu Kayu (Gaden)
Palu ini mempunyai karakteristik ringan dan cocok untuk segala kebutuhan. Palu ini kebanyakan
digunakan untuk mengukir. Untuk membuat palu ini kita membutuhkan kayu yang ulet, kuat dan
tidak mudah pecah.

10. Palu Modifikasi


Palu ini terdapat banyak sekali contohnya, dari yang berukuran kecil sampai ukuran yang besar
biasanya palu ini digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.

6. Pengertian Material Paduan

Paduan adalah pencampuran dua logam atau lebih, untuk memperoleh sifat-sifat yang lebih baik
dari bahan hasil paduan. Dengan memadukan dua bahan atau lebih maka dimungkinkan didapat
logam paduan yang kuat.

7. Perbedaan Bahan Logam dan Non Logam

Bahan yang digunakan dalam dunia teknik (rekayasa) dapat dibagi atas bahan logam dan bahan
non logam. Logam didefinisikan sebagai unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat : liat, kuat,
keras, penghantar listrik dan panghantar panas, mengkilap dan pada umumnya mempunyai titik
cair yang tinggi. Bahan logam dapat pula dibagi atas logam ferro (besi) yaitu merupakan logam
yang mengandung unsur besi (Fe) dan Logam non-ferro diantaranya adalah Alumunium (Al),
Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Nickel (Ni), dan Logam Mulia.

Sedangkan bahan non-logam dapat terdiri dari bahan organik dan bahan an-organik. Bahan
organik seperti kayu, kertas, plastik, karet, kulit, kapas dan sebagainya. Sedangkan bahan
anorganik seperti: batu, pasir, semen, keramik, gelas, grafit dan sebagainya. Dalam
pemanfaatannya kedua kelompok besar bahan ini banyak digunakan di dunia teknik (rekayasa),
karena pemilihan sifatnya yang sesuai dengan kebutuhan tertentu.

Bahan bukan logam ternyata selalu dibutuhkan, baik dalam teknik bangunan dan mesin,
bangunan umum, teknik proses, maupun keperluan lainya. Bukan logam selain digunakan
sebagai bahan pengganti logam untuk beberapa keperluan juga sangat dibutuhkan sebagai
bahan utama sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan sifat- sifatnya yang khas untuk
berbagai keperluan.

8. Kelompok utama pada bahan kuningan

Ada dua kelompok utama kuningan yaitu: a.


Kuningan Peluru
Kuningan ini mempunyai keuletan dan kekuatan yang sangat tinggi dan digunakan apabila
operasi penarikan dalam perlu dilaksanakan. Ini harus diikuti dengan pengurangan tegangan
yang membutuhkan pemanasan sampai sekitar 250 0C untuk mencegah keretakan berikutnya di
dalam perbaikan, seringkali disebut peretakan musiman (season cracking). Kuningan peluru
tersebut mempunyai titik lebur sebesar 920 0C dan tahanan korosi yang baik terhadap air laut
dan korosi udara. Mudah dilunakkan dan disolder dengan perak, dipatri dan dilas dengan
menggunakan nyala api oksidasi untuk pengelasan guna mencegah kehilangan seng. Pengelasan
busur api adalah seperti untuk tembaga tapi pengelasan TIG dilakukan dengan menggunakan
perisai argon dan batang tipe brons.
Penggunaan utama komponen tarik dalam (deep drawn) seperti tempat-tempat peluru,
komponen tenunan / anyaman untuk pekerjaan dekorasi dan beberapa instrumen, tangkitangki
radiator dan alat-alat masak.

b. Logam Muntz
Bahan ini bekerja dengan baik dalam daerah 650 0C sampai sampai 7500C dan tidak diinginkan
supaya dikerjakan dingin untuk suatu jumlah yang berarti. Pengelasan dan pematrian sama
seperti kuningan 70/30. Penggunaan utama penampang-penampang yang diekstrusi seperti
batang atau tabung. Hasil-hasil tuang seperti bagian- bagian pengatur (regulator) termasuk
komponen-komponen yang distempel panas, lembaran-lembaran yang dirol panas.

9. Penggolongan Baja Paduan


Jenis Baja Paduan

Berdasarkan unsur-unsur campuran dan sifat-sifat dari baja, maka baja paduan dapat
digolongkan menjadi baja dengan kekuatan tarik yang tinggi, tahan pakai, tahan karat, dan baja
tahan panas.

a. Baja dengan Kekuatan Tarik Yang Tinggi

Berdasarkan unsur-unsur campuran dan sifat-sifat dari baja, maka baja paduan dapat
digolongkan menjadi baja dengan kekuatan tarik yang tinggi, tahan pakai, tahan karat dan baja
tahan panas.

b. Baja Tahan Pakai

Berdasarkan unsur-unsur campuran yang larut di dalamnya, baja terdiri dari dua macam yaitu
baja mangan berlapis austenit dan baja kromium.

c. Baja Tahan Karat

Baja tahan karat (stainless steel) mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-beda. Akan tetapi,
seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena kandungan kromium yang membuatnya tahan
terhadap karat. Baja tahan karat dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yakni baja tahan
karat berlapis ferit, berlapis austenit dan berlapis martensit.

d. Baja Tahan Panas

Problem utama yang berhubungan dengan penggunaan temperatur tinggi adalah kehilangan
kekuatan, beban rangkak, serangan oksidasi dan unsur kimia. Kekuatannya pada temperatur
tinggi dapat diperbaiki dengan menaikkan temperatur transformasi dan penambahan unsur
kromium atau dengan merendahkan temperatur transformasi dan penambahan unsur kromium
atau dengan merendahkan temperatur transformasi atau penambahan unsur nikel. Kedua
pengerjaan ini akan menghasilkan struktur austenit.

10. Cara Menghasilkan Baja Berkekuatan Tinggi

Cara yang biasa dilakukan untuk menghasilkan baja berkekuatan tinggi adalah dengan cara
perlakuan panas yang menjadikan struktur martensit yang diikuti dengan perlakuan panas
lanjutan untuk memodifikasi atau mengubah martensit. Cara tersebut dapat menghasilkan
kekuatan yang tinggi, tetapi disertai dengan kerapuhan yang tinggi, disebabkan kandungan
unsur karbon. Cara perlakuan panas biasanya diterima karena sulit menghasilkan paduan yang
bebas dari unsur karbon dan oleh karena itu mahal.

Anda mungkin juga menyukai